< Previous Bab 15: Kesehatan & Penyakit 393 “Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu: 1. Menghilangkan reservoir Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain. (2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta. 2. Memutus mata rantai penularan. Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan biologis. 1. Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup (sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan mengubur). 2. Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb. 3. Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri, cacing, dan jenis nyamuk lainnya. 4. Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik Bab 15: Kesehatan & Penyakit 394 lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium, alkohol dan lain-lain. 3. Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Typhus, Cholera dan Dysenterie), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit typhus, cholera dan dysenterie. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodi di dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itu penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atau vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja. Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit adalah: 1) Vaksin TCD 2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit chloera, typhus, paratyphus A dan paratyphus B yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin tetra juga disebut sebagai vaksin Cho-ty-pa (Chloera, Typhus, dan Paratyphus). 3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin BCG tediri dari basil-basil TBC hidup yang sudah tidak virulen lagi. Dengan penyuntikan vaksin ini pada bayi atau anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit TBC. Awas! Vaksin BCG tidak sekali-kali dipakai untuk mengobati penyakit TBC juga tidak untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC atau tidak. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk Bab 15: Kesehatan & Penyakit 395 mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit TBC. 4) Vaksin cacar 5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit lumpuh anak-anak). 6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes. 7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya. 16.11. Usaha-usaha menjauhkan diri dari penyakit-penyakit Penyakit-penyakit yang masuknya melalui rongga hidung, rongga mulut dan tekak adalah sangat banyak. Bukan hanya yang melalui bagian-bagian itu saja, yang menyerang bagian-bagian itupun banyak pula. Misal dari penyakit-penyakit itu ialah: pilek-pilek, influenza, pneumonia, tonsillitis, diphterie, poilio dan masih banyak lagi. 16.12. Pengobatan Penyakit Pengobatan penyakit bertujuan untuk mematikan kuman penyebab penyakit yang terdapat dalam tubuh. Pengobatan biasanya ditujukan untuk penyakit akibat infeksi bakteri, jamur (fungi), dan protozoa. Pengobatan untuk penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus sampai saat ini belum ada obatnya. Pengobatan harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan agar memperoleh hasil yang memuaskan. Jika tidak, maka kuman-kuman akan menjadi tahan (resisten) terhadap obat-obatan. 16.6. Penyakit-penyakit Menular 1. Penyakit-penyakit zoonosa Penyakit-penyakit hewan yang dapat menular dari hewan ke manusia disebut zoonosa. Di antara zoonosa ada beberapa yang perlu dikemukakan karena dapat juga menghinggapi manusia. Penyakit-penyakit itu ialah: pes, tetanus, penyakit anjing gila (rabies), penyakit Weil (Brucellosis), typhus exanthematicus, penyakit gigitan tikus dan flu burung. 2. Demam Berdarah Dengue (DBD) Agen penyebab: Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus. Gejala-gejala: Setelah masa tunas 5-8 hari, penderita sekonyong-konyong mendapat serangan demam, rasa nyeri di tulang belakang dan anggota-anggota gerak, lebih-lebih di tungkai. Kulit agak kemerah-merahan dan timbul bercak-bercak merah. Otot-otot terasa nyeri bila ditekan. Penyakit ini Bab 15: Kesehatan & Penyakit 396 berlangsung 5 hari lamanya (kadang-kadang 7 hari). Karena ini maka penyakit Dengue sering-sering disebut juga demam lima hari. Penularan: Disebarkan dari satu orang ke orang lain dengan perantaraan sejenis nyamuk yang disebut Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penjagaan: Tindakan-tindakan seperti pada penyakit malaria. Pengobatan: Obat yang khusus terhadap Dengue hingga kini belum diketemukan. Obat-obatan yang diberikan pada penderita ialah obat-obat yang bersifat simtomatis. Penyakit menular bersumber binatang seperti: malaria, demam berdarah dengue (DBD), rabies, anthrax, filariasis, schistosomiasis (demam keong). Penyakit ini biasanya berlangsung lunak. Jarang sekali ada orang yang meninggal karena penyakit ini. Masih banyak penyakit menular di Indonesia dan telah menjadi perhatian pemerintah antara lain: tuberkulosis (TBC), diphteri, batuk rejan, campak, cacar, polio, dan hepatitis. Penyakit menular langsung (contagious): disentri, kusta, framboesia, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), sipilis, infeksi gonokokal, TBC (tuberkulosis), radang paru (pneumonia), difteri, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut). Tetanus Basil-basil tetanus biasanya ada dalam kotoran kuda. Bila seseorang jatuh di jalan dan mendapat luka-luka, maka kemungkinan bahwa orang itu akan menderita penyakit tetanus ada. Bila pada luka itu masuk kotoran-kotoran jalan (yang mungkin sudah mengandung basil-basil tetanus), maka mungkin terjadi kejadian sebagai berikut: basil-basil itu tetap tinggal pada luka itu, tidak pergi ke mana-mana, berkembang biak di tempat itu dan membuat toksin-toksin yang membahayakan. Toksin-toksin ini melalui saraf-saraf menuju ke pusat susunan saraf. Di sini toksin-toksin itu mengadakan perubahan-perubahan dalam jaringan saraf. Maka terjadilah gejala-gejala penyakit tetanus. Ini adalah contoh tentang masuknya penyakit melalui kulit tanpa perantara apa-apa. Malaria Pada penyakit malaria masuknya juga melalui kulit, tetapi dengan perantaraan nyamuk anopeles. Trachoom Penyakit trachoom adalah penyakit mata yang cara penularannya terjadi dengan perantaraan benda-benda mati seperti sapu tangan, selendang, anduk, air, dan lain-lain. Dalam air mata penderita penyakit tersebut terdapat benih-benih penyakit itu. Bila penderita itu meminjamkan sapu tangannya Bab 15: Kesehatan & Penyakit 397 yang sudah mengandung benih-benih penyakit tersebut, maka orang yang memakai sapu tangan itu mungkin akan kejangkitan trachoom, (bila benih-benih trachoom sampai ke mata). Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. Virus hepatitis A Virus hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui air dan makanan. Virus hepatitis B Penularannya tidak semudah virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah. Penularan biasanya terjadi diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual). Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B. Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis C Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita "penyakit hati alkoholik" seringkali menderita hepatitis C. Virus hepatitis D Hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat. Yang memiliki resiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat. Virus hepatitis E Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang. Bab 15: Kesehatan & Penyakit 398 Virus hepatitis G Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis : Virus Mumps Virus Rubella Virus Cytomegalovirus Virus Epstein-Barr Virus Herpes HIV/AIDS di Indonesia. AIDS di Indonesia ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas. Daerah tersebut menjangkau delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatra Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Program-program penanggulangan AIDS menekankan pada pencegahan melalui perubahan perilaku dan melengkapi upaya pencegahan tersebut dengan layanan pengobatan dan perawatan. Program PEPFAR di Indonesia bekerja sama secara erat dengan saat ini. Sekitar 170.000 sampai 210.000 dari 220 juta penduduk Indonesia mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah 0,1% di seluruh negeri, dengan pengecualian Provinsi Papua, di mana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4%, dan cara penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung. Jumlah kasus kematian akibat AIDS di Indonesia diperkirakan mencapai 5.500 jiwa. Epidemi tersebut terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang yang berkecimpung dalam kegiatan prostitusi dan pelanggan mereka, dan pria yang melakukan hubungan seksual dengan sesama pria. Sejak 30 Juni 2007, 42% dari kasus AIDS yang dilaporkan ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53% melalui penggunaan obat terlarang Kata-kata Penting • Hospes • Infeksi • Radang • Inkubasi • Rangkuman Sakit adalah adanya gangguan jasmani, rohani, dan/atau sosial sehingga tidak dapat berfungsi secara normal, selaras, serasi, dan seimbang. Bab 15: Kesehatan & Penyakit 399 Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan dari orang satu ke orang lain baik secara langsung maupun melalui perantara. Sumber penularan ialah manusia atau hewan yang mengeluarkan benih-benih penyakit dan dapat menularkan penyakit-penyakit tersebut kepada orang lain. Cara penyakit masuk ke dalam tubuh tubuh yang sehat dapat diserang oleh bermacam-macam penyakit dari berbagai jurusan. Penyakit-penyakit itu dapat masuk melalui kulit, saluran pernafasan, saluran pencernaan makanan, Infeksi ialah masuknya benih-benih penyakit ke dalam tubuh, hidup dalam tubuh serta berkembang biak. Mekanisme terjadinya penyakit melibatkan berbagai faktor antara lain: agen, induk semang (hospes), dan lingkungan yang dikenal dengan penyebab majemuk suatu penyakit (multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation of disease). Cara penularan dapat melalui saluran pernafasan, saluran makanan, saluran kelamin, dan kulit. Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). Latihan Uji Kemampuan A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Vektor penyakit malaria termasuk dalam kategori 2. Penyakit malaria termasuk dalam kategori penyakit menular yang ditularkan oleh … 3. Penyakit menular yang paling sering menyerang anak-anak dan sampai saat ini menjadi program vaksinasi nasional adalah … 4. Penyakit kaki gajah merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … 5. Penyakit influensa merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … 6. Kolera merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh agen penyakit dari kelompok … Bab 15: Kesehatan & Penyakit 400 7. AIDS merupakan salah satu jenis penyakit menular yang cara penularannya melalui … 8. Cacing merupakan salah satu agen penyebab penyakit yang dikelompokkan dalam golongan … 9. Berikan 5 jenis penyakit noninfeksi dan cara pengehan-nya! 10. Apakah yang dimaksud penyakit mendadak dan menahun. B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Berikan contoh penyakit yang berasal dari dalam tubuh karena organ tubuh tidak dapat berfungsi secara nomal! 2. Berikan contoh penyakit menular yang cara penularannya melalui kontak dengan kulit penderita! 3. Faktor-faktor apa saja yang yang dapat menjadi penyebab penyakit menular! 4. Jelaskan perbedaan penyakit tidak menular dan penyakit menular! 5. Jelaskan berbagai cara penyakit masuk ke dalam tubuh! 6. Jelaskan tentang cara penularan penyakit-penyakit zoonosa! 7. Jelaskan cara penularan penyakit Dengue! 8. Jelaskan cara penularan penyakit tetanus! 9. Jelaskan cara penularan penyakit malaria! 10. Jelaskan cara penularan penyakit trachoom! Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat 401 KATAKAN TIDAK UNTUK NARKOBA SAY NO TO DRUG Pernahkah anda mendengar berita tentang kematian seseorang yang kelebihan obat atau narkotika. Sangat mengerikan. Oleh karena itu, lebih baik katakan tidak kepada siapapun yang menawarkan atau memberikan Narkoba (Narkotika dan obat terlarang), walaupun itu sahabat karibmu! Mengapa demikian? Karena hidupmu sepenuhnya berada di tanganmu dan ketegasan sikapmu. Persahabatan yang benar adalah hubungan yang saling menghargai dan tidak mengajak atau menjerumuskan ke dalam jurang kehancuran. Jangan pernah berpikir untuk mencoba, tindakan mencoba merupakan langkah awal untuk terjerumus ke dalam kesengsaraan. Pada bab ini akan dipelajari tentang: • Obat • Penyalahgunaan obat psikotropika dan bahayanya • Penyalahgunaan narkotika dan bahayanya • Penggunan tembakau (nikotin) dan bahayanya •Minumankeras(alkohol)dan Bab 17: Obat, Narkotika, dan Penyahgunan Obat 402 17. Obat Obat merupakan senyawa kimia dari luar tubuh yang dibuat dengan tujuan untuk menghilangkan penyebab penyakit atau mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit. Obat yang dimaksudkan untuk menghilangkan penyebab penyakit disebut obat kausatif, sedangkan obat yang dimaksudkan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh suatu penyakit disebut obat simtomatis. Obat dapat diperoleh dari seorang tenaga medis profesional (Dokter) atau dari farmasi (yang membeli obat dari perusahaan farmasi). Obat juga dapat diperoleh melalui apotik, puskesmas, dan toko obat. Obat dapat dibeli secara langsung oleh pemakai bila obat tersebut dapat dengan aman digunakan sendiri, atau diberi kuasa dengan preskripsi (resep) yang ditulis oleh dokter. Obat yang tidak membutuhkan preskripsi dari tenaga medis profesional dikenal dengan nama obat OTC (Over the Counter) yang berarti dapat dibeli di toko biasa. Resep dokter adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari tenaga profesional kesehatan kepada apoteker (farmasi) atau terapis lain untuk memberikan terapi pada pasiennya. Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa harus dengan menggunakan resep. Obat bebas kurang berbahaya tetapi jika digunakan secara berlebihan atau melebihi takaran juga dapat menimbulkan bahaya. Obat keras adalah obat yang diperoleh harus dengan menggunakan resep dokter. Oleh karena itu, menjual obat resep (keras) tanpa resep termasuk melanggar hukum (ilegal). Berdasarkan cara pemberiannya, obat dapat diberikan secara: 1. Ditelan 2. Dikunyah 3. Dihirup 4. Dihisap 5. Dioleskan pada permukaan kulit 6. Disuntikan 7. Diinfus 8. Diteteskan 9. Pemberian obat melalui mulut merupakan cara pemberian yang paling utama untuk memperoleh efek sistematik. 10. Pemberian obat secara parenteral digunakan untuk pengobatan dalam keadaan darurat dimana penderita pingsan atau tidak dapat menelan serta untuk memperoleh terapi pemeliharaan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit. Next >