< PreviousBab 13: Kesehatan Masyarakat 291 13.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pengendalian penyakit menular ini dimungkinkan karena orang mengetahui antara lain berbagai cara penularannya. Cara penularan dapat terjadi secara langsung, yaitu, kontaklangsung antara penderitadengan lorang yang peka, ataupun secara tidak langsung, yaitu lewat suatu media, seperti air, udara, makanan, tanah, pakaian, serangga, tangan, dan seterusnya. Untuk kepentingan pemberantasan yang menggunakan strategi menghilangkan cara transmisi penyakit, maka penyakit seringkali dikelompokkan atas dasar cara penyebarannya. Hal ini sangat penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain. Di sinilah pentingnya peran kesehatan lingkungan, yakni mencegah menyebarnya penyakit lewat lingkungan. Adapun pengelompokkan tersebut adalah sebagai berikut; • penyakitbawaan air dan makanan (water and food-borne diseases) • penyakit bawaan udara (air borne diseases) • penyakit bawaan tanah, dan • penyakit bawaan vektor (vector borne diseases) Program pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi yang benar dan teratur. Pencegahan penyakit menular melalui 3 cara: eliminasi, memutus siklus, dan imunisasi (vaksinasi). “Mencegah lebih baik dan murah daripada mengobati” Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit menular khususnya dapat dapat dilakukan dengan 3 cara pendekatan yaitu: 1. Menghilangkan reservoar Menhilangkan reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain. 2) Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk penderita kusta. 2. Memutus mata rantai penularan Bab 13: Kesehatan Masyarakat 292 Pemberantasan penyakit pengendalian vektor dan hospes penyakit. Vektor adalah hewan yang berperan membawa atau menularkan suatu penyakit, tetapi agen penyebab penyakit tersebut tidak mengalami perkembang-biakan pada tubuh hewan tersebut. Sebagai contoh: lalat menularkan penyakit disentri. Nyamuk Aedes aegypti menularkan demam berdarah Dengue (DBD). Pengendalian vektor dan hospes penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara: secara mekanik, khemis, dan biologis. 1) Secara mekanik dengan memberantas tempat hidup (sarang) yang disukai vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: program M-3 (menguras, menutup, dan mengubur). 2) Secara khemis dengan menggunakan obat-obatan pembasmi vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk dengan menggunakan insektisida (DDT), larvisida (abate) dsb. 3) Secara biologis dengan menggunakan predator (hewan pemangsa) vektor dan hospes penyakit tersebut. Sebagai contoh: pemberantasan nyamuk menggunakan ikan, bakteri, cacing, dan jenis nyamuk lainnya. 4) Secara terpadu yaitu menggunakan ketiga cara tersebut bersamaan. Cara terpadu merupakan cara pengendalian vektor dan hospes penyakit yang terbaik dan efektif.Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular. Desinfektansia ialah zat-zat kimia yang dapat membunuh hama-hama penyakit dan jasad-jasad renik lainnya. Misalnya: karbol, formalin, sublimat, kaporit, yodium, alkohol dan lain-lain. 1. Melindungi dengan Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal. Anak diimunisasi, berarti diberikan vaksin untuk merangsang timbulnya kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu sesuai dengan jenis vaksin yang diberikan. Oleh karena itu, seseorang yang divaksinasi kebal terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Bayi dan anak balita merupakan kelompok usia yang rentan Bab 13: Kesehatan Masyarakat 293 terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat profilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri basilus. Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak. Vaksin ialah suatu perbenihan kuman-kuman yang sudah dibunuh atau dilemahkan. Imunisasi bertujuan untuk merangsang timbulnya kekebalan dari dalam tubuh dengan memasukkan vaksin. Bila seseorang mendapat suntikan vaksin TCD (Tifus, kolera dan Disenteri), maka tubuh orang itu akan mengadakan reaksi terhadap vaksin tersebut, yakni dengan membuat antibodi. Setelah antibodi tersebut terdapat dalam tubuh dalam kadar yang cukup, maka untuk waktu yang tertentu orang itu akan kebal terhadap penyakit tifus, cholera dan disenteri. Jadi tujuan vaksinasi dengan vaksin ialah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit yang bersangkutan. Kadar antibodi di dalam darah lambat laun akan menurun. Karena itu penyuntikan dengan vaksin-vaksin perlu diulangi dan suntikan ulangan ini tergantung pada macamnya vaksin. Imunisasi atau vaksinasi hanya diberikan kepada orang-orang yang sehat saja. Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi 2, yakni: 1. Kekebalan tidak spesifik adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya batuk, bersin dan sebagainya. 2. Kekebalan spesifik dapat diperoleh dari 2 sumber, yakni: (1) Genetik, kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA. (2) Kekebalan yang Diperoleh (Acquired Immunity) yaitu Bab 13: Kesehatan Masyarakat 294 kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme patogen (bibit) penyakit. Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja). Beberapa contoh vaksin yang sering digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit adalah: 1) Vaksin TCD Gambar 13.2. Vaksinasi merupakan upaya pencegahan agar tubuh memiliki zat kebal terhadap penyakit tertentu Bab 13: Kesehatan Masyarakat 295 2) Vaksin tetra mengandung bibit-bibit penyakit kolera, tifus, paratifus A dan paratifus B yang sudah dimatikan atau dilemahkan. Tetra berarti empat, sesuai dengan jumlah kuman yang terkandung di dalam vaksin tersebut. Vaksin tetra juga disebut sebagai vaksin kotipa (kolera, tifus, dan paratifus). 3) Vaksin BCG (singkatan dari Bacille Calmette Guerin). Vaksin BCG tediri dari basil-basil TBC hidup tetapi telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya lagi. Penyuntikan vaksin ini pada bayi atau anak-anak, diharapkan memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit TBC. Vaksin BCG bukan dipakai untuk mengobati penyakit TBC dan juga bukan untuk mengetahui apakah seseorang menderita penyakit TBC. Suntikan vaksin BCG diberikan khusus untuk mendapatkan kekebalan yang khas, yakni kekebalan terhadap penyakit TBC. 4) Vaksin cacar 5) Vaksin Salk ialah vaksin yang diberikan kepada anak-anak untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit polio penyakit lumpuh anak-anak). 6) Vaksin Otten ialah vaksin yang disuntikan kepada orang-orang untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit pes. 7) Vaksin TCD, vaksin tetra, dan vaksin cacar disebut vaksin mati. Lawannya ialah vaksin hidup, misalnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan trauma. 1. Umur, untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah. 2. Seks, untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria. 3. Kehamilan, pada wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta Bab 13: Kesehatan Masyarakat 296 amubiasis. Sebaliknya untuk penyakit tifoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita hamil. 4. Gizi, asupan gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi. 5. Trauma, akibat salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. Jenis-jenis Imunisasi Pada dasarnya ada 2 jenis imunisasi, yaitu: 1. Imunisasi pasif (Pasive Immunization). Imunisasi pasif ini adalah immuno-globulin. Jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak). 2. Imunisasi aktif (Active Immunization). Imunisasi yang diberikan pada anak adalah: BCG untuk mencegah penyakit TBC. DPT untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Polio untuk mencegah penyakit poliomielitis. Campak untuk mencegah penyakit campak (measles). Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toksoid. Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang dilahirkan. Tujuan Program Imunisasi Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa. Kata-kata Penting Promosi kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan Pengembangan rekayasa sosial Kesehatan masyarakat Imunisasi Rehabilitasi Epidemiologi Pengawasan perilaku kesehatan masyarakat Bab 13: Kesehatan Masyarakat 297 Rangkuman Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang usia, dan meningkatkan kesehatan. Usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk: (1) perbaikan sanitasi lingkungan, (2) pemberantasan penyakit menular, (3) pendidikan kebersihan pribadi, pengorganisasian pelayanan medis dan peralatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, dan pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yag layak dalam memelihara kesehatan. Program-program yang berkaitan dengan usaha untuk mewujudkan kesehatan masyarakat antara lain: Pembinaan kesehatan lingkungan, peningkatan ketahanan fisik, program makanan bergizi, pencegahan dan pengobatan penyakit. Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. A. Lengkapilah dengan jawaban yang tepat! 1. Usaha-usaha untuk mewujudkan kesehatan masyarakat adalah ... 2. Pengorganisasian masya-rakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat, pada hakikatnya adalah ... 3. Setelah mempelajari ilmu kesehatan dan faktor-faktor penyebab penyakit, manfaat bagi kita adalah ... 4. Perilaku seseorang yang tidak menghargai kesehatan dirinya adalah.... 5. Pendidikan kesehatan masyarakat meliputi aspek … 6. Indikator keberhasilan program peningkatan derajat kesehatan masyarakat adalah … 7. Seorang ibu membawa anaknya ke pekan imunisasi nasional (PIN) untuk mendapatkan vaksinansi polio termasuk langkah 8. Epidemiologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang …. 9. Kekebalan pasif diperoleh melalui … 10. Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi ... B. Berilah penjelasan dengan singkat dan benar! 1. Jelaskan masalah kesehatan masyarakat yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari! Bab 13: Kesehatan Masyarakat 298 2. Jelaskan perbedaan ilmu kesehatan masyarakat (public health) dan kesehatan pribadi (personal health) berdasarkan sifat obyek kajiannya! 3. Jelaskan batasan kesehatan masyarakat menurut Winslow! 4. Jelaskan tujuan pemberian imunisasi! 5. Jelaskan cara pemberian vaksin secara benar! 6. Jelaskan metode-metode pendidikan kesehatan masyarakat! 7. Jelaskan konsep pendidikan di bidang kesehatan masyarakat! 8. Jelaskan peran penting pendidikan kesehatan masyarakat bagi terbenuknya perilaku sehat masyarakat! 9. Jelaskan cara pengorganisasian masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan kesehatan masyarakat! 10. Jelaskan pelayanan kesehatan sebagai suatu sistem! Bagaimanakah kondisi rumah tempat tinggal dan lingkungan di sekitarmu? Apakah ada saluran pembuangan air limbah dan tempat penampungan air limbah? Bagaimana kondisi tempat mandi cuci dan kakus (MCK)? Bersih dan sehat atau jorok? Pada umumnya masyarakat masih kurang memperhatikan kesehatan lingkungan. Begitu pula kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan tidak dapat berjalan dengan baik. Bab 14: Kesehatan Lingkungan 300 Pada bab ini akan dipelajari tentang: Pengertian kesehatan lingkungan Program-program kesehatan lingkungan Penyediaan air bersih dan sehat Mengatasi masalah limbah, sampah, dan kotoran Makanan dan minuman Bangunan fisik rumah tempat tinggal Pengaruh lingkungan terhadap kesehatan 15.1. Pengertian Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan memiliki pengertian yang sangat luas dan beragam tergantung konteksnya. Kesehatan lingkungan pada dasarnya merupakan usaha untuk mengelola semua faktor yang ada pada lingkungan yang berkaitan dengan perkembangan fisik dan kesehatan sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan dapat ditingkatkan. Secara umum, persepsi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan adalah kebersihan lingkungan. Lingkungan sehat merupakan suatu perwujudan lingkungan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan lingkungan dan kesehatan secara keseluruhan. Lingkungan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: lingkungan fisik dan sosial-budaya. Lingkungan fisik meliputi: abiotik (benda mati) dan biotik (makhluk hidup). Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa kesehatan lingkunganpun erat sekali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya. Usaha ini merupakan usaha yang perlu didukung oleh ahli rekayasa secara umum dan secara khusus oleh ahli rekayasa lingkungan. Di antara banyak kegiatan kesehatan lingkungan dapat disebutkan program/kegiatan penyediaan air minum, pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat, mencegah kebisingan, mencegah kecelakaan, mencegah penyebaran penyakit bawaan air, udara, makanan, dan vector, pengelolaan kualitas lingkungan air, udara, makanan, pemukiman, dan bahan berbahaya. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti hotel, motel, tempat makan umum, dan pelabuhan, turut mencegah dan memberi pertolongan pada bencana alam, dan pengelolaan lingkungan kerja. Next >