< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 99yang bersangkutan dipandang memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota masyarakat/kelompok lainnya. Setelah pengaruh Hindu masuk maka berdirilah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari Dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja, sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.Agama Hindu dinyatakan masuk ke Indonesia pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis dari benda-benda purbakala pada zaman abad ke 4 Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yajña oleh Raja Mulawarman”. Sang Mulawarman adalah raja yang berperadaban tinggi, kuat, dan berkuasa merupakan putra dari Sang Aúwawarman, dan sebagai cucu dari Sang Maharaja Kundungga. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa Raja Mulawarman melakukan yajña (Kenduri) pada suatu tempat suci untuk memuja Dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan ”Vaprakeswara”.Kehadiran agama Hindu di Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, seperti berakhirnya zaman prasejarah Indonesia. Perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama dengan memuja Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kitab Suci Weda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Mengenai masuknya agama Hindu ke Indonesia, ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut. Teori-teori yang dimaksud antara lain: Sumber: http://unikahidha.ub.ac.id 15-07-2013.Gambar 2.11 Yupa (Kutai)100 Kelas XII SMA/SMK 1. Teori Brahmana; Dikemukakan oleh J.C. Van Leur, berisi bahwa kebudayaan Hindu dibawa oleh para brahmana yang diundang oleh para kepala suku agar mereka dapat mensahkan/melegitimasi (investitur) kekuasaan mereka sebagai kepala suku di Indonesia sehingga setaraf dengan raja-raja di India. Teori ini pun dapat disanggah karena raja di Indonesia akan sangat sulit mempelajari kitab Weda dan ada pula aturan bahwa kaum Brahmana tidak diperbolehkan menyebrangi lautan, apalagi meninggalkan tanah kelahirannya2. Teori Ksatriya; Dikemukakan oleh F.D.K Bosch dan C.C. Berg, berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh kaum kasta Ksatria (raja, pangeran) yang melarikan diri ke Indonesia karena kalah perang/ kekacauan politik di India. Di Indonesia sendiri, mereka mendirikan kerajaan sendiri dengan bantuan masyarakat sekitar dan karena kedudukannya sebagai raja, maka penduduk pun akan pula menganut agama Hindu.Teori ini pun juga memiliki kelemahan yaitu; a. Kalangan ksatria tidak mengerti agama dan hanya mengurusi pemerintahan.b. Adanya ketidak-mungkinan seorang pelarian mendapat kepercayaan dan kedudukan mulia sebagai raja.c. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa raja di Indonesia adalah raja asli Indonesia, bukan orang India.Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.12 BrahmanaSumber: http://3. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.13 Ksatriya Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 1013. Teori Wesya; Dikemukakan oleh N. J. Kroom, berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh para pedagang India yang singgah dan menetap di Indonesia ataupun bahkan menikah dengan wanita Indonesia. Merekalah yang mengajarkan kepada masyarakat dimana mereka singgah. Teori ini pun dapat dibantah dimana hanyalah Varna Brahmana yang mampu dan bebas mengetahui isi dari kitab suci agama Hindu, Weda. Ini disebabkan bahasa yang dipakai adalah bahasa kitab, Sanskerta, bukan bahasa sehari-hari, Pali4. Teori Sudra;Dikemukakan oleh Van Faber berisi bahwa agama Hindu dibawa oleh para orang buangan berkasta Sudra (tawanan perang) yang dibuang dari India ke Nusantara. Teori ini lemah karena pada dasarnya kebudayaan Hindu bukanlah milik dan cakupan varna mereka sebab kebudayaan Hindu dianggap terlalu tinggi untuk mereka5. Teori Arus BalikTeori ini berisi dua cara bagaimana Agama Hindu masuk ke Indonesia, antara lain;a. Para Brahmana diundang kepala suku di Indonesia untuk memberikan ajaran Hindu dan juga melakukan upacara Vratyastoma, yaitu upacara khusus untuk meng-Hindu-kan seseorang. b. Para raja di Indonesia pergi ke India untuk mempelajari agama Hindu. Setelah menguasai agama Hindu, mereka kembali ke Indonesia, memiliki kasta Brahmana, lalu mengajarkan agama Hindu kepada masyarakatnya.Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.14 WesyaSumber: http://1. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.15 Arus-balik 102 Kelas XII SMA/SMK c. Dari seluruh teori yang telah disebutkan di atas, teori Brahmana adalah teori yang paling dapat diterima karena yaitu.d. Agama Hindu dalam kehidupan di masyarakat segala upacara keagamaan cenderung dimonopoli oleh kaum Brahmana sehingga hanyalah Brahmana yang mungkin menyebarkan agama Hindu.e. Prasasti yang ditemukan di Indonesia berbahasa Sanskerta yang merupakan bahasa kitab suci dan upacara keagamaan, bukan bahasa sehari-hari sehingga hanya dimengerti oleh Kaum Brahmana.Diantara pendapat dan teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut di atas yang paling mendukung terkait dengan masuk dan diterimanya pengaruh Hindu oleh bangsa Indonesia adalah teori Brahmana. Hal ini dilandasi dengan asumsi dan pemikiran bahwa, yang paling banyak tahu tentang urusan agama adalah golongan ”warna” brahmana. Warna brahmana dalam tata kehidupan masyarakat Hindu disebut-sebut sebagai kelompok masyarakat yang ahli agama.Sedangkan teori-teori yang lainnya masing-masing memiliki kelemahan tertentu dan kurang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah yang dituju serta sifat-sifat Hindu itu sendiri. Demikianlah beberapa teori yang dikemukan oleh para ahli tentang bagaimana pengaruh Hindu masuk ke Indonesia pada zamannya.Uji Kompetensi:1. Setelah anda membaca tentang teks teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia, apakah yang sudah anda ketahui terkait dengan keberadaan agama Hindu di tanah air? Jelaskan dan tuliskanlah!2. Buatlah ringkasan materi yang berhubungan dengan penerapan teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia, guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, dari berbagai sumber media pendidikan dan sosial yang anda ketahui! Tuliskan dan laksanakanlah sesuai dengan petunjuk dari bapak/ibu guru yang mengajar di kelasmu! Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 103C. Bukti-Bukti Monumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu di DuniaPerenungan.”Etadàkhyànamàyuûyaýpaþhan ràmàyaóaý naraá,saputrapautraá sagaóaápretya svage mahiyate.Terjemahan:‘Seseorang yang membaca cerita Ràmàyaóa ini akan memperoleh umur panjang dan setelah meninggal akan memperoleh kebahagiaan di sorga bersama putra-putranya, cucu-cucunya, dan pengikutnya (Úrimadvàlmikiya Ràmàyaóa I.1).Zaman Prasejarah tidak meninggalkan bukti-bukti berupa tulisan. Zaman prasejarah hanya meninggalkan benda-benda atau alat-alat hasil kebudayaan manusia. Peninggalan seperti itu disebut dengan artefak. Artefak dari zaman prasejarah terbuat dari batu (zaman batu atau teknologi zaman batu) tanah liat dan perunggu. Berikut ini peninggalan zaman prasejarah di Indonesia;3. Apakah yang anda ketahui tentang teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia? Jelaskanlah!4. Bagaimana cara-mu untuk mengetahui teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamannya!5. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari mengetahui teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia? Tuliskanlah pengalaman anda!6. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan teori-teori masuknya agama Hindu ke sekitar wilayah lingkungan-mu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuanya! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman – 12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4!104 Kelas XII SMA/SMK 1. Kapak genggamKapak gemgam juga disebut dengan nama kapak perimbas. Alat ini berupa batu yang dibentuk menjadi semacam kapak. Teknik pembuatannya masih kasar, bagian tajam hanya pada satu sisi. Alat tersebut belum bertangkai, dan digunakan dengan cara digenggam. Daerah atau tempat ditemukannya benda prasejarah ini adalah di wilayah Indonesia, antara lain di; Lahat Sumsel, Kalianda Lampung, Awangbangkal Kalsel, Cabbenge Sulsel dan Trunyan Bali. Gambar: 2.16 ini adalah hasil temuannya.2. Alat serpih.Alat serpih adalah merupakan batu pecahan sisa dari pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat tersebut berfungsi sebagai serut, gurdi, penusuk dan pisau. Daerah atau tempat ditemukannya benda-benda pra-sejarah ini adalah; di daerah Punung, Sangiran, dan Ngandong (lembah Sungai Bengawan Solo); Gombong Jateng; lahat; Cabbenge; dan Mengeruda Flores NTT. Gambar: 2.17 ini adalah hasil temuannya.3. Sumatralith.Sumatralith nama lainnya adalah Kapak genggam Sumatera. Teknik atau cara pembuatannya adalah lebih halus dari kapak perimbas. Bagian tajam sudah ada pada di kedua sisi. Cara menggunakannya masih digenggam. Daerah tempat ditemukannya benda prasejarah ini adalah bertempat di daerah Lhokseumawe Aceh dan Binjai Sumut. Gambar: 2.18 ini adalah hasil temuannya;4. Beliung persegiBeliung persegi adalah merupakan alat alat-alat penemuan zaman prasejarah dengan permukaan memanjang dan berbentuk persegi Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.16 Kapak genggamSumber: http://2. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.17 Alat serpihSumber: http://1. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.18 Kapak genggam Sumatra Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 105empat. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus. Sisi pangkal diikat pada tangkai, sisi depan diasah sampai tajam. Beliung persegi berukuran besar berfungsi sebagai cangkul. Sedangkan yang berukuran kecil berfungsi sebagai alat pengukir rumah atau pahat. Daerah tempat ditemukan benda prasejarah ini adalah di beberapa daerah Indonesia, seperti; Sumatera, Jawa, Bali, Lombok dan Sulawesi. Gambar: 2.19 ini adalah hasil temuannya; 5. Kapak LonjongKapak Lonjong adalah merupakan alat penemuan zaman prasejarah yang berbentuk lonjong. Seluruh permukaan alat tersebut telah digosok halus. Sisi pangkal agak runcing dan diikat pada tangkai. Sisi depan lebih melebar dan diasah sampai tajam. Alat ini dapat digunakan untuk memotong kayu dan berburu. Daerah ditemukan benda ini adalah di wilayah Negara Kesatuan Republi Indonesia (NKRI) seperti di; Sulawesi, Flores, Tanimbar, Maluku dan Papua. Gambar: 2.20 ini adalah hasil temuannya; 6. Mata panahMata panah adalah merupakan bendan prasejarah berupa alat berburu yang sangat urgent. Sealin untuk berburu, mata panah digunakan untuk menangkap ikan, mata panah dibuat bergerigi. Selain terbuat dari batu, mata panah juga terbuat dari tulang. Daerah ditemukan benda prasejarah adalah di; Gua Lawa, Gua Gede, Gua Petpuruh (Jatim), Gua Cakondo, Gua Tomatoa Kacicang, Gua Saripa (Sulsel). Gambar: 2.21 ini adalah hasil temuannya;Sumber: http://1. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.20 Kapak LonjongSumber: http://2. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.21 Mata PanahSumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.19 Beliung Persegi106 Kelas XII SMA/SMK 7. Alat dari tanah liatAlat dari tanah liat adalah peralatan zaman prasejarah yang dibuat dari tanah liat. Benda-benda tersebut antara lain; Gerabah, alat ini dibuat secara sederhana, tapi pada masa perundagian alat tersebut dibuat dengan teknik yang lebih maju. Gambar: 2.22 ini adalah hasil temuannya;8. Bangunan megalitikBangunan megalitik adalah bangunan-bangunan yang terbuat dari batu besar didirikan untuk keperluan kepercayaan. Bentuk bangunan ini biasanya tidak terlalu halus, hanya diratakan secara sederhana untuk dapat dipergunakan seperlunya. Adapun hasil-hasil terpenting dari kebudayaan megalitik antara lain: Menhir, Dolmen, Sarkopagus (kranda), Batu kubur, dan Funden berundak-undak. Gambar: 2.23 ini adalah hasil temuannya berupa kubur batu ;9. Nekara dari perungguNekara adalah semacam berumbung dari perunggu yang berpinggang di bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Diantara nekara-nekara yang ditemukan di negeri kita, sangat sedikit yang masih utuh, kebanyakan diantaranya sudah rusak dan yang tertinggal hanya berupa pecahan-pecahan sangat kecil. Adapun tempat ditemukannya Nekara perunggu di negara kita antara lain seperti di; Sumatra, Jawa, Bali, Pulau Sangean dekat Sumbawa, Rote, Leti, Selayar dan Kepulauan Kei. Di Alor juga terdapat Nekara, namun bentuknya lebih kecil dan ramping, dibandingkan dengan nekara yang terdapat di daerah lainnya. Gambar: 2.24 ini adalah hasil temuannya.Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia. Sejarah menyatakan bahwa ”Maha Rsi Agastya” yang menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan sebagai bukti yang terdapat pada beberapa prasasti di pulau Jawa dan lontar-lontar di pulau Bali. Menurut data peninggalan Sumber: http://4. bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.22 Alat Tanah LiatSumber: Sejarah Kebudayaan Indonesia, R. Soekmono.Gambar 2.23 Bangunan MegalitikSumber: Sejarah Kebudayaan Indonesia, R. Soekmono.Gambar 2.24 Nekara dari P. Selayar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 107Sumber: Sejarah BaliGambar 2.25 Arca Maha Rsi Agastyasejarah tersebut dinyatakan bahwa Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia melalui Sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Karena begitu besar jasa-jasa Rsi Agastya dalam penyebaran ajaran Agama Hindu, maka namanya disucikan di dalam prasasti, antara lain; Prasasti Dinoyo yang berada di Jawa Timur dan bertahun Saka 682, dimana seorang patih raja yang bernama Gaja Yana membuatkan pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud untuk memohon kekuatan suci dari beliau (Rsi Agastya). Dan Prasasti Porong di Jawa Tengah bertahun Saka 785, juga menyebutkan keagungan serta kemuliaan jasa-jasa Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka terdapat istilah atau julukan yang diberikan untuk beliau, diantaranya Agastya Yatra yang artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Dan julukan Pita Segara, yang artinya ”Bapak dari Lautan” karena beliau yang mengarungi lautan luas demi untuk Dharma. Sebelum pengaruh Hindu masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia, berdasarkan hasil penelitian yang diadakan oleh J. Brandes menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah mengenal sepuluh (10) macam unsur kebudayaan asli. Kesepuluh jenis kebudayaan asli itu meliputi; sistem berlayar, sistem perbintangan, sistem mata uang, sistem gerabah, seni membatik, seni wayang, sistem berburu, pola menetap, sistem bertani, dan sistem relegi. Dari sistem yang dikenal itu mereka meninggalkan berbagai macam peninggalan kebudayaan seperti; yang berasal dari zaman megalith dan prunggu terdapat peninggalan berupa; menhir, dolmen, sarkopagus, kuburan batu ”pandhusa”, funden berundak-undak, arca perwujudan nenek moyang, dan berbagai jenis nekara. Bangsa Indonesia telah mengenal dan menganut sistem kepercayaan terhadap roh nenek moyang-nya. Pemujaan kepada roh nenek moyang mempergunakan arca perwujudan. Arca perwujudan itu diletakkan pada tempat ”tanah” yang lebih tinggi dalam bentuk punden berundak-undak. Dengan teknis seperti itulah pemujaan kepada arwah leluhurnya. Bersamaan dengan berkembangnya pengaruh Hindu keseluruh dunia termasuk Indonesia, maka terjadilah akulturasi antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan India yang dijiwai oleh agama Hindu. Selanjutnya secara berangsur-angsur peradaban Hindu mempengaruhi dan menjiwai peradaban asli Indonesia sesuai dengan sifat-sifatnya. Untuk semuanya itu terkait tentang bukti-bukti peninggalan sejarah Hindu, dapat diuraikan sebagai berikut;108 Kelas XII SMA/SMK 1. Kutai.Kutai terletak di Pulau Kalimantan bagian Timur. Pada abad ke empat (4) Masehi berkembanglah disana sebuah kerajaan yang bernama Kutai, dipimpin oleh Aswawarman yang disebut-sebut sebagai putra dari Kundungga. Di Kutai diketemukan 7 buah Prasasti yang berbentuk Yupa. Yupa adalah tiang batu/tugu peringatan untuk melaksanakan upacara kurban. Yupa sebagai prasasti bertuliskan huruf Pallawa, berbahasa sanskerta dan tersusun dalam bentuk syair. Salah satu diantara batu bertulis tersebut ada yang menuliskan ”Sang Maha Raja Kundungga yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur, Sang Açwawarman namanya, seperti Ançuman (Dewa Matahari), menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Açwawarman mempunyai tiga putra, seperti api yang suci ketiganya. Yang terkemuka dari ketiganya itu ialah Sang Mulawarman raja yang bijaksana, kuat, dan berkuasa. Sang Mulawarman telah mengadakan yajna dengan mempersembahkan emas yang banyak”. Pada bagian lain disebutkan pula bahwa ”Sang Mulawarman raja mulia dan terkemuka, telah mempersembahkan yajna berupa dua puluh ribu (20.000) ekor sapi kepada para brahmana bertempat di lapangan suci waprakeswara. Waprakeswara adalah lapangan suci sebagai tempat untuk memuja Çiwa. R. Soekmono menyatakan bahwa, Kundungga adalah bukan kata sanskerta. Kundungga adalah seorang kepala suku penduduk asli Indonesia yang belum banyak kena pengaruh kebudayaan India. Purbatjaraka mengatakan, bahwa Kundungga bukan sosok yang terkenal di India. Mungkin beliau adalah orang Indonesia asli yang sudah menerima pengaruh kebudayaan India. Sehingga nama-nama keturunannya disesuaikan dengan budaya India selatan. Sebagaimana kita ketahui melalui penuturan sejarah bahwa budaya orang-orang India selatan sering mempergunakan akhiran ”warman” (pelindung) dalam memberikan nama-nama keturunannya. Sedangkan, Krom menyatakan bahwa, Kundungga adalah tipe India Selatan, karena disana diketemukan istilah tempat yang disebut Kundukura. Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut di atas tentang asal sebutan Kundungga, yang utama patut kita ketahui dan diingat adalah apa saja peninggalan agama Hindu yang terdapat di Kutai pada masa lalu sampai sekarang. Berdasarkan penemuan peninggalan sejarah berupa batu bertulis Sumber: Sejarah Kebudayaan Indonesia, R. Soekmono.Gambar 2.26 Yupa (Kutai)Next >