< Previous Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 59SM. Bangsa Arya ini telah memerangi kerajaan-kerajaan yang didirikan oleh bangsa berkulit kuning di India dan berhasil mengalahkan sebagaian besar dari mereka serta menjadikan kawasan-kawasan yang dikalahkannya itu sebagai wilayah yang tunduk di bawah pengaruh mereka. Bangsa Arya tidak bercampur dengan penduduk India dengan jalan perkawinan. Mereka menjaga dengan sungguh-sungguh keturunan mereka yang berkulit putih itu. Bangsa Arya menggiring penduduk asli Negara India ke hutan-hutan atau ke gunung-gunung dan menjadikan mereka sebagai orang-orang tawanan yang dalam sastra lama Bangsa Arya dinamakan sebagai Bangsa Hamba Sahaya. Bangsa Arya ini telah meminta pertolongan dari Tuhan mereka ”Indra” untuk mengalahkan penduduk India. Di antara bacaan do’a mereka adalah ”wahai Indra Tuhan kami! Suku-suku kaum Dasa (budak) telah mengepung kami dari segenap penjuru dan mereka tidak memberikan korban apa-apa, mereka bukan manusia dan tidak berkepercayaan. Wahai Penghancur musuh! Binasakanlah mereka dari keturunannya.”Tentang sejauh mana pengaruh bangsa-bangsa berkulit kuning (Bangsa Turan) dan berkulit putih (Bangsa Arya) di India telah diterangkan oleh Gustav Le Bon: ”Bangsa Turan adalah bangsa penyerang yang kuat. Bangsa Arya meninggalkan kesan yang mendalam terhadap bangsa India dari segi budaya. Dari bangsa Turan, penduduk India mengambil ciri ukuran tubuh dan raut muka. Dari bangsa Arya mereka mengambil ciri bahasa, agama, undang-undang, dan adat-istiadat.” Pertemuan bangsa Arya dan bangsa Turan dengan penduduk asli telah menimbulkan kelas-kelas masyarakat di India, dan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam sejarah negara ini. Dari bangsa Arya terbentuk golongan ahli-ahli agama (Brahmana) dan golongan prajurit (Ksatria).Dari bangsa Turan terbentuk pula golongan saudagar dan ahli-ahli tukang (Waisya). Pada mulanya orang-orang Hindu yang bergaul dengan bangsa Turan tidak termasuk dalam pembagian ini. Tetapi dalam beberapa zaman kemudian peradaban Arya meresap ke dalam sebagian diri mereka. Selanjutnya bangsa Arya pun terbentuk dari kalangan orang-orang Hindu golongan keempat, yaitu golongan pesuruh dan hamba sahaya (Sudra). Penduduk-penduduk asli yang tidak tersentuh dengan peradaban Arya adalah disebabkan karena mereka memisahkan diri dari bangsa-bangsa pendatang itu. Maka, tinggallah mereka jauh dari pembagian ini dan terus menjadi orang-orang yang tersingkir atau terhalau dari masyarakat (out-casts). Bangsa Arya ketika masuk ke India kemungkinan kurang beradab dari pada bangsa Dravida yang ditaklukkannya. Tetapi mereka lebih unggul dalam ilmu peperangan daripada bangsa Dravida. Pada waktu bangsa Arya masuk ke India, mereka itu masih merupakan bangsa 60 Kelas XII SMA/SMK setengah nomaden (pengembara), yang baginya peternakan lebih besar artinya daripada pertanian. Bagi bangsa Arya, kuda dan lembu adalah binatang-binatang yang sangat dihargai, sehingga binatang-binatang itu dianggap suci. Dibandingkan dengan bangsa Dravida yang tinggal di kota-kota dan mengusahakan pertanian serta menyelenggarakan perniagaan di sepanjang pantai, maka bangsa Arya itu bolehlah dikatakan primitive. Dahulu orang belum tahu dengan tepat dan selalu memandang kebudayaan yang ada di India dibawa oleh bangsa Arya. Sesudah adanya penggalian-penggalian di India, pandangan orang berubah dan makin banyak diketahui bahwa bermacam-macam unsur di dalam kebudayaan India berasal dari kebudayaan Dravida yang tua itu. Bangsa Arya belum mempunyai patung-patung Dewa, bangsa Dravida sudah. Sebuah gejala yang khas di dalam agama Hindu ialah pengakuan adanya Dewa-Dewi induk, itupun suatu gejala pra-Arya. Banyak gejala-gejala Agama Hindu yang rupa-rupanya tidak berasal dari agama bangsa Arya, melainkan berasal dari bangsa Dravida. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan fikiran keagamaan dua bangsa yang berlainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur menjadi satu. Di dalam tulisan-tulisan Hindu tua, unsur-unsur Arya-lah yang sangat besar pengaruhnya. Hal itu tidak mengherankan karena tulisan-tulisan itu berasal dari zaman bangsa Arya memasuki India dengan kemenangan-kemenanganya. Pengaruh bangsa Dravida tentunya belum begitu besar. Agama bangsa Arya dapat kita ketahui dari kitab-kitab Weda (Weda artinya tahu). Oleh karena itu masa yang tertua dari agama Hindu disebut masa Weda. Maulana Mohamed Abdul Salam al-Ramburi juga berkata: ”Umat India mudah menerima apa saja pemikiran dan kepercayaan yang ditemuinya.Agama Hindu adalah yang tertua di antara agama-agama yang ada. Penyebarannya meliputi kebanyakan atau semua orang India. Buku Hinduism telah menerangkan sebab-sebab terjadinya hal demikian dengan menuliskan; amat sulit untuk dikatakan, bahwa Hinduisme itu adalah suatu agama dalam pengertiannya yang sangat luas. Ini merupakan kehidupan India dengan caranya tersendiri yang dianggap sebagai satu dari semua masalah suci dan masalah hina karena di dalam pemikiran Hindu tidak ada batas yang memisahkan keduanya. Agama Hindu adalah suatu agama yang berevolusi dan merupakan kumpulan adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang pada daerah yang dilaluinya. Kedudukan bangsa Arya sebagai penakluk negeri, yang lebih tinggi daripada penduduk asli telah melahirkan adat-istiadat Hindu. Kiranya dapat dikatakan bahwa asas agama Hindu adalah kepercayaan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 61bangsa Arya yang telah mengalami perubahan sebagai hasil dari percampuran mereka dengan bangsa-bangsa lain, terutama sekali adalah bangsa Parsi, yaitu sewaktu dalam masa perjalanan mereka menuju India. Agama Hindu lebih merupakan suatu tatanan hidup dari pada merupakan kumpulan kepercayaan. Sejarah menerangkan mengenai isi kandungannya yang meliputi berbagai kepercayaan, hal-hal yang harus dilakukan, dan yang boleh dilakukan. Agama Hindu tidak mempunyai kepercayaan yang membawanya turun hingga kepada penyembahan batu dan pohon-pohon, dan membawanya naik pula kepada masalah-masalah falsafah yang abstrak dan halus. Seandainya Agama Hindu tidak mempunyai pendiri yang pasti maka begitu pula halnya dengan Weda. Kitab suci ini yang mengandung kepercayaan-kepercayaan, adat-istiadat, dan hukum-hukum juga tidak mempunyai pencipta yang pasti. Para penganut agama Hindu mempercayai bahwa Weda adalah suatu kitab yang ada sejak dahulu yang tidak mempunyai tanggal permulaan. Kitab Weda diwahyukan sejak awal kehidupan, setara dengan awal yang diwahyukannnya.Penduduk asli Lembah sungai Indus adalah bangsa Dravida yang berkulit hitam. Di sekitar sungai itu terdapat dua pusat kebudayaan yaitu Mohenjodaro dan Harappa. Mereka sudah menetap disana dengan mata pencaharian bercocok tanam dengan memanfaatkan aliran sungai dan kesuburan tanah di sekitarnya. Menurut teori kehidupan bangsa Dravida mulai berubah sejak tahun 2000-an SM karena adanya pendatang baru, bangsa Arya. Mereka termasuk rumpun berbahasa Indo-Eropa dan berkulit putih. Bangsa Arya ini mendesak bangsa Dravida ke bagian selatan India dan membentuk Kebudayaan Dravida, sebagian lagi ada yang bercampur antara bangsa Arya dan Dravida yang kemudian disebut bangsa Hindu. Oleh karena itu, kebudayaannya disebut kebudayaan Hindu.Letak Geografis Sungai Indus, di sebelah utara berbatasan dengan China yang dibatasi Gunung Himalaya, selatan berbatasan dengan Srilanka yang dibatasi oleh Samudra Hindia, barat berbatasan dengan Pakistan, timur berbatasan dengan Myanmar dan Bangladesh. Peradaban sungai Indus berkembang disekitar (2500 SM). Kebudayaan kuno India ditemukan di Kota tertua India yaitu daerah Mohenjodaro dan Harappa. Penduduk Mohenjodaro & Harappa adalah bangsa Dravida. Terdapat hubungan dagang antara Mohenjodaro Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.5 Peninggalan Mohenjodaro62 Kelas XII SMA/SMK dan Harappa dengan Sumeria. Mohenjodaro dan Harappa ditata dengan perencanaan yang sudah maju, rumah-rumah terbuat dari batu-bata, saluran air bagus, jalan raya lurus dan lebar. Mohenjodaro dan Harappa sebagai Kota tua yang dibangun berdasarkan penataan dan peradaban yang maju. Peradaban Lembah Sungai Indus diketahui melalui penemuan-penemuan arkeologi. Kota Mohenjodaro diperkirakan sebagai ibu Kota daerah Lembah Sungai Indus bagian selatan dan Kota Harappa sebagai ibu Kota Lembah Sungai Indus bagian utara. Mohenjodaro dan Harappa merupakan pusat peradaban bangsa India pada masa lampau. Di Kota Mohenjodaro dan terdapat gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan yang dibangun secara teratur dan berdiri kukuh. Gedung-gedung dan rumah tinggal serta pertokoan itu sudah terbuat dari batu bata lumpur. Wilayah Kota dibagi atas beberapa bagian atau lokasi yang dilengkapi dengan jalan yang ada aliran airnya.Daerah Lembah Sungai Indus merupakan daerah yang subur. Pertanian menjadi mata pencaharian utama masyarakat India. Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir dari Lembah Sungai Indus sampai jauh ke daerah pedalaman. Pembuatan saluran irigasi dan pembangunan daerah-daerah pertanian menunjukkan bahwa masyarakat Lembah Sungai Indus telah memiliki peradaban yang tinggi. Hasil-hasil pertanian yang utama adalah padi, gandum, gula/tebu, kapas, teh, dan lain-lain. Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi denga jendela. Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah. Demikian sekilas tentang kebudayaan prasejarah di India sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya agama Hindu yang sampai saat ini kita yakini kebenarannya sebagai pedoman dan penuntun dalam hidup dan kehidupan ini.Seiring dengan perkembangan zaman, sebagaimana negeri lainnya yang diperintah oleh masing-masing rajanya dalam sebuah kerajaan, negeri India juga demikian adanya. Raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Maurya antara lain: Candragupta Maurya. Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 63dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu Kota di Pattaliputra. Candragupta Maurya Menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat luas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.Ashoka memerintah Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah yang bersangkutan menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan. Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak Dewa. Dewa-Dewa tersebut misalnya Dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu). Masyarakat Lembah Sungai Indus juga menghormati binatang-binatang seperti buaya dan gajah, pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian. Interaksi bangsa Dravida dan bangsa Arya menghasilkan Agama Hindu. Bagaimana dengan perkembangan agama Hindu di Dunia?Sejarah perkembangan agama Hindu di Dunia dapat diketahui dari berbagai jenis kitab suci Hindu seperti; weda sruti, weda smrti, brahmana, upanisad dan yang lainnya. Pertumbuhan filsafat keagamaan dan perkembangan pelaksanaan kehidupan beragama tidak dapat terlepaskan dari sumber-sumber tersebut. Dengan demikian perkembangan agama Hindu senantiasa bersifat religius. Agama Hindu merupakan sumber kekuatan bathin, yang mampu menjiwai seluruh aktivitas kehidupan umat manusia di muka bumi ini. Kehadiran agama-agama yang ada di dunia ini pada umumnya di dasarkan atas wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa yang diterima 64 Kelas XII SMA/SMK oleh para Maharsi ”orang suci” agama yang bersangkutan. Agama-agama itu diwahyukan dengan tujuan untuk mempermulia kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Pada umumnya sebutan atau penamaan dari suatu agama biasanya memiliki keterkaitan dengan para pendirinya. Sebagai contoh agama Buddha memiliki hubungan dengan penamaan Sidharta Gauthama yang disebut-sebut menjadi pendirinya, agama Kristen memiliki keterkaitan dengan Yesus Kristus sebagai nabi dan pendirinya. Berbeda dengan nama agama-agama tersebut di atas, agama Hindu tidak dikaitkan dengan nama salah seorang Maha Rsi penerima wahyu sebagai pendirinya, karena agama Hindu diyakini sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa dan diterima oleh banyak Maha Rsi. Para tokoh menyatakan sebutan Hindu itu berasal dari kata Shindu, yaitu sebutan sebuah sungai yang terdapat di wilayah India bagian Barat Daya yang sekarang dikenal dengan nama punjab. Punjab artinya daerah aliran 5 (Lima) anak sungai. Peninggalan di Mohenjadaro, diperkirakan ± tahun 6000 SM datanglah bangsa Arya dari daratan Eropa bagian timur ”kemungkinan dari wilayah Hungaria dan Bosnia atau Cekoslovakia” memasuki daerah India secara bertahap. Bangsa Arya memasuki India melalui celah Kaiber ”Khyber Pass” yang terletak diantara pegunungan Himalaya dan Hindu Kush. Bangsa Arya tergolong ras bangsa indojerman yang memiliki kegemaran mengembara. Setelah memasuki wilayah India, mereka kemudian menetap di lembah sungai Sindhu yang kondisi alamnya sangat menarik dan subur. Sebelum bangsa Arya memasuki India, daerah ini telah diuni oleh bangsa Dravida. Bangsa Dravida disebut-sebut sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban sangat tinggi. Para ahli berhasil menemukan bekas-bekas peninggalan bangsa Dravida di Harappa dan Mohenjodaro. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah Mohenjodaro dan Harappa, ditemukan beberapa peninggalan yang menunjukkan mengandung nilai-nilai ajaran agama Hindu. Diantara penemuan yang dimaksud adalah; Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.6 Khyber-pass Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 651. Arca manusia berkepala tiga, bertangan empat, berdiri dengan kaki kanan dan kaki kirinya terangkat ke depan. Arca ini terbuat dari dari batu kapur yang dibakar. Postur arca ini memberikan inspirasi kepada kita tentang adanya arca Siwanatharaja. Arca Siwanatharaja adalah merupakan perwujudan dari adanya pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa sebagai raja dari alam semesta. Sangat memungkinkan perkembangan selanjutnya sampai di Indonesia khususnya ”Bali” yang mana hal ini mengingatkan kita pada fungsi arca Shang Hyang Acintya.2. Materai yang berisi hiasan burung elang yang sedang mengembangkan sayapnya, kepalanya menghadap ke kiri-atas, di atas kepalanya terdapat hiasan ular. Diperkirakan konsep inilah yang memberi inspirasi pada hiasan burung Garuda bersama para naga yang terdapat dalam kitab Itihasa. 3. Materai yang bergambarkan orang yang duduk bersila, bermuka tiga bertanduk dua, hiasan kepalanya meruncing ke atas, dan dikelilingi oleh para binatang seperti; gajah, lembu, harimau, dan Badak. Konsep inilah kemudian diperkirakan memberikan inspirasi kepada kita tentang pemujaan kepada Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Pasupati. Selain itu juga ditemukan materai yang berisi lukisan pohon yang berdekatan dengan seorang Dewa. Konsep ini kemudian dapat dihubungkan dengan keberadaan pohon Kalpataru atau pohon Surgawi. Pohon Kalpataru diyakini oleh umat dapat mengabulkan semua keinginaan manusia seperti yang terdapat dalam kitab Ithihasa. 4. Bangunan rumah yang sudah memiliki tata ruang dan tata letak yang sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan dari letak bangunan dan adanya kamar-kamar yang memiliki fungsi berbeda-beda. Di samping itu juga diketemukan ada jalan-jalan yang lebar dan lurus serta di samping kiri-kanan dari jalan tersebut sudah dilengkapi dengan parit yang berukuran sangat dalam sebagai pembuangan air limbah dan air hujan. 5. Arca orang tua yang berjanggut dan mempergunakan jubah, serta arca seorang wanita yang bentuk badannya Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.7 Bangunan rumah di Mohenjodaro66 Kelas XII SMA/SMK agak gemuk. Kedua arca tersebut dikenal dengan sebutan arca Terracota, yang bahannya terbuat dari tanah liat yang dibakar. Diperkirakan arca orang tua yang berjanggut itu adalah sebagai arca tokoh spiritual, sedangkan arca seorang perempuan itu di duga sebagai arca dewi kesuburan. 6. Permainan anak-anak yang terbuat dari tanah liat yang dibakar. Dan disamping itu juga diketemukan kolam ”Latra” lengkap dengan pancurannya yang dimungkinkan sebagai tempat permandian umum atau sebagai tempat yang disucikan untuk memandikan arca-arca dewa.7. Sandal yang terbuat dari bahan kaca. Penemuan ini memberikan bukti kepada kita bahwa peradaban lembah sungai Sindhu memiliki nilai kemajuan yang sangat tinggi.Kehadiran bangsa Arya ke India ”Punjab” dinyatakan menimbulkan peperangan dengan penduduk asli India. Bangsa Dravida sebagai penduduk asli India berhasil dikalahkannya dan terdesak ke Selatan. Semula bangsa Arya bermaksud mempertahankan kemurnian darah ”ras” mereka, tetapi kemudian secara perlahan mulai terjadi percampuran darah dan kebudayaan dengan bangsa Dravida. Pencampuran darah dan Kebudayaan ini menghasilkan kebudayaan baru di lembah sungai Sindhu. Pada masa itu diantara mereka telah menjalin hubungan dagang dengan bangsa Yunani dan Persia. Bangsa Persia yang datang ke lembah sungai Sindhu menyebutkan kata Sindhu dengan kata Hindu, rupanya bangsa Persia itu tidak memiliki lafal ”S” dalam bahasa mereka, sedangkan bangsa Yunani menyebut Sindhu dengan sebutan Indo.Pada beberapa abad kemudian, bangsa-bangsa barat lainnya mengenal daerah ini dan menyebutnya dengan nama India. Dari data-data tersebut dapat dikemukakan bahwa nama Hindu berasal dari kata Sindhu, yaitu sebuah nama sungai yang berada di wilayah India bagian Barat Daya. Lembah sungai Sindhu yang amat subur itu memiliki lima aliran sungai pada hulunya dan kelima aliran tersebut dinamakan Pancanadi. Perkembangan selanjutnya ”India” disebut dengan nama Arya Wartha yang berarti daerah yang didiami oleh bangsa Arya, Bhatara Warsa yang artinya daerah yang penuh Hujan, Jambudwipa yang artinya pulau yang berbentuk Sumber: http://4.bp.blogspot.com 15-07-2013.Gambar 2.8 Wilayah Kedudukan Hindu Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 67buah jambu. Hal ini sangat memungkinkan karena anak benua India ini ada kemiripan atau menyerupai buah jambu bila kita perhatikan sebagai mana dilihat dalam peta dunia.Adanya pembauran budaya dan kepercayaan diantara bangsa arya dengan bangsa Dravida dalam perkembangan berikutnya rupanya mengalami kemajuan yang sangat pesat sampai pada munculnya agama Hindu di lembah sungai Sindhu. Semua bentuk budaya dan kepercayaan yang ada pada masa itu, dirangkul dan mengalami penyempurnaan senafas dengan keberadaan agama Hindu. Hal ini dimungkinkan karena agama Hindu bersifat universal dan fleksibel. Perkembangan Agama Hindu di India.Terhitung sejak ribuan tahun yang lalu, India telah dikenal oleh berbagai macam bangsa-bangsa di dunia. Disekitar tahun 4000 SM negeri India sudah banyak didiami oleh berbagai macam suku bangsa, yang kemudian membentuk system pemerintahan Kota yang berpisah-pisah. Mohenjodara dan Harappa adalah Kota yang paling maju, dan didiami oleh bangsa Dravida. Disekitar (3000 – 1500) SM. Kebudayaan Mohenjodaro dan Harappa sedang suburnya, datanglah bangsa Arya (bangsa kulit putih) menyerang India dan menghancurkan hasil-hasil kebudayaannya. Dalam kondisi seperti itu terjadilah percampuran kebudayaan (kebudayaan asli bangsa Dravida – India dengan bangsa Arya – Kaspia) dan akhirnya munculah kebudayaan Weda.Menurut catatan yang ada menyatakan bahwa sejarah perkembangan agama Hindu di India, berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang yakni berabad-abad lamanya hingga sampai sekarang. Rentang waktu yang sangat panjang itu memungkinkan bila sejarah perkembangannya, kita kelompokkan menjadi beberapa fase sebagaimana pola pemikiran yang disampaikan oleh ”Govinda Das Hiduism Madras”. Pengelompokan yang dimaksud adalah sebagai berikut; Zaman Weda, Zaman Brahmana, dan Zaman Upanisad. 1. Zaman Weda.Zaman Weda diperkirakan berlangsung lebih kurang dari tahun 1500 SM sampai dengan tahun 600 SM. Pada zaman ini muncullah kitab suci weda yang isinya merupakan kumpulan dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yang diterima oleh para Maha Rsi. Penjelasan ini dapat dijumpai dalam kitab Nirukta, yaitu kitab yang memuat penafsiran autentik mengenai kata-kata yang ada dalam kitab suci weda yang disebut ”Bhumikabhasya” yang ditulis oleh Maha Rsi Sayana. Kitab Nirukta juga menjelaskan bahwa sabda suci itu diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan diterima oleh para Maha Rsi. 68 Kelas XII SMA/SMK Maha Rsi penerima wahyu disebut Mantra Drstah iti Rsih. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa Maha Rsi penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa itu adalah orang-orang suci, yang dapat berhubungan langsung dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam sastra agama Hindu disebutkan bahwa ada banyak nama para Maha Rsi penerima wahyu, beberapa diantaranya dikenal dengan sebutan sapta Rsi penerima Wahyu, yaitu Maha Rsi Grtsamada, Wiswamitra, Wamadewa, Arti, Baradwaja, Wasitwa dan Kanwa. Selain Sapta Rsi penerima wahyu Tuhan, juga ada disebutkan dua puluh tiga Maha Rsi lainnya yang dikenal dengan nama ”Nawawimsatikrtyasca Vedavyastha Maharsibhih” diantaranya adalah Maharsi; Daksa, Usana, Swayambhu, Wrhaspati, Aditya, Mrtyu, Indra, Wasistha, Saraswata, Tridhatu, Tridrta, Sandhyaya, Akasa, Dharma, Tryguna, Dananjaya, Krtyaya, Ranajaya, Bharadwaja, Gotama, Uttama, Parasara, dan Wyasa. Menurut tradisi Hindu, Maha Rsi yang terpopuler dan sangat besar jasanya dalam menghimpun serta mengkodefikasikan weda adalah Maha Rsi Wyasa. Beliau juga dikenal dengan sebutan Kresna Dwaipayana Wyasa. Maha Rsi Wyasa mengkodefikasi kitab-kitab weda menjadi catur weda samhita, dibantu oleh empat Maha Rsi lainnya yang disebut-sebut sebagai siswanya, yaitu:a. Maha Rsi Paila, yang juga disebut Maharsi Puhala, beliau sebagai penyusun kitab suci Rg. Weda Samhita.b. Maha Rsi Waisampayana, sebagai penyusun kitab suci Yayur Weda Samhita.c. Maha Rsi Jaimini, sebagai penyusun kitab suci Sama Weda Samhita.d. Maha Rsi Sumantu, sebagai penyusun kitab Atharwa Weda Samhita.Selain sebagai penghimpun kitab catur Weda samhita, Maha Rsi Wyasa juga berjasa menyusun kitab Purana, Mahabharata, Bhagawadgita, dan kitab Brahmasutra. Dalam kesusatraan Hindu, Maha Rsi wyasa juga memiliki sebutan lain seperti Bagawan Byasa, Kresnadwaipayana, dan Wyasa Dewa. Diantara jenis-jenis weda itu, untuk yang pertama kali ditulis adalah Rg. Weda. Setelah itu dilanjutkan dengan kitab-kitab weda yang lainnya. Tatanan hidup beragama pada zaman itu sepenuhnya didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum pada weda samhita. Pembelajaran agama kepada umat lebih menekankan pada pembacaan dan merafalkan ayat-ayat suci weda, dengan menyanyikan serta mendengarkan secara berkelompok.Pada zaman weda pemujaan terhadap para dewa yang dipandang sebagai suatu kekuatan yang nyata dan berpribadi sangat mendominasi. Para Dewa Next >