< PreviousBahasa Indonesia 153155terumbu karang serta ikan warna-warni juga menjadi daya tarik objek wisata Pantai Pangandaran. Selain itu, terdapat bukit yang menjadi hutan di area Pantai Pangandaran. Berkeliling lebih lanjut, maka Anda bisa melihat air terjun yang sangat cantik berada tepat di puncak bukit. Para wisatawan yang mau menyempatkan diri pergi ke air terjun ini harus pergi berjalan kaki. Di sepanjang perjalanan, menuju air terjun maka Anda akan disajikan pemandangan alam yang menakjubkan. Pulang dari objek wisata ini jangan lupa mencicipi berbagai macam olahan laut di warung-warung sekitar pantai, seperti udang, kepiting, cumi-cumi, ikan, dan sebagainya. Untuk oleh-oleh keluarga, cobalah membeli ikan asin yaitu jambal roti yang terkenal di Pantai Pangandaran. (Sumber: wisatanesia.co) Artikel 2 Penemu ListrikSaat ini listrik sudah menjadi kebutuhan paling penting bagi umat manusia. Dengan listrik, segala aktivitas manusia dapat dengan mudah dilakukan. Listrik merupakan salah satu energi yang bisa dikatakan menguasai hajat hidup orang banyak karena manfaatnya yang sangat penting. Penemu listrik adalah Michael Faraday dan berkat penemuannya tersebut, ia kemudian dijuluki sebagai ’Bapak Listrik’. Michael Faraday dikenal sebagai ilmuwan yang banyak mempelajari berbagai hal. Namun, pria yang lahir pada tanggal 22 September 1971 di Inggris ini lebih banyak memberi perhatian pada bidang elektromagnetisme dan elektrokimia.Sejarah Penemuan Listrik oleh Michael FaradaySebenarnya kelistrikan sudah menjadi sebuah fenomena sejak zaman Yunani kuno. Hal ini diketahui ketika seorang cendekiawan Yunani bernama Th ales menemukan sebuah fenomena unik ketika batu ambar yang digosok-gosok ternyata mampu menarik sehelai bulu. Hal ini kemudian ia tuliskan dalam catatannya. Hal inilah yang kemudian memunculkan banyak teori-teori tentang kelistrikan dan dikemukakan oleh para ilmuwan seperti Sumber foto: penemu.coMichael Faraday154 Kelas XII Bahasa Indonesia45Ampere, Faraday, Coulomb, dan Joseph Priestley. Di antara nam-nama tersebut, Michael Faraday mempunyai kontribusi paling besar mengenai kelistrikan dan elektromagnetik.Terkenalnya nama Michael Faraday sebagai ’Bapak Listrik’ bermula ketika ia membuat sebuah ekperimennya yang pertama kali dengan menggunakan 7 uang logam yang kemudian ia tumpuk dengan 7 lembaran seng serta 6 lembar kertas yang dibasahi air garam. Hal ini ia lakukan mengikuti konstruksi tumpukan Volta ketika menemukan beterai pertama kali. Dari ekperimen ini Faraday kemudian menguraikan magnesium sulfat.Selanjutnya, di tahun 1821, Christian Orsted memublikasikan sebuah jurnal mengenai fenomena elektromagnetisme. Hal itu kemudian membuat Faraday mencoba melakukan riset lanjutan dari publikasi Orsted. Faraday kemudian membuat sebuah alat yang kemudian dapat menghasilakan sebuah ’Rotasi Elektromagnetik’ yang merupakan cikal bakal ditemukannya listrik oleh Faraday.Alat yang Faraday ciptakan bernama Homopolar Motor. Dalam alat yang diciptakan Faraday ini terjadi sebuah gerakan berputar terus-menerus. Gerakan ini ditimbulkan dari gaya lingkaran magnet yang mengelilingi kawat yang panjang hingga ke dalam larutan merkuri dan di dalam larutan tersebut sudah terdapat magnet. Gerakan itu membuat kawat akan terus berputar jika dialiri listrik yang berasal dari sebuah baterai. Penemuan Faraday inilah yang kemudian menjadi sebuah dasar dari Teknologi Elektromagnetik saat ini. Dari percobaan itu, ia menemukan sebuah motor listrik pertama di dunia yang menggunakan listrik sebagai nama penggeraknya. Puncak penemuan medan listrik oleh Faraday adalah ketika ia melakukan percobaan dengan melilitkan dua kumparan kawat yang terpisah. Kemudian, ia menemukan apa yang dikenal dengan nama induksi timbal balik, magnet dilewati potongan kawat, maka aliran listrik masuk ke kawat, yang kemudian magnetnya berjalan. Dari sini, ia kemudian membuat sebuah kesimpulan bahwa ’Perubahan pada medan magnet dapat menghasilkan medan listrik’. Kemudian, James Clerk Maxmel membuat rumus matematikanya dan dikenal dengan nama Hukum Faraday.Sumber foto: penemu.coHomopolar MotorBahasa Indonesia 155155Kecemerlangan Faraday dalam membuat penemuan-penemuan besar tidak lepas dari sosok bernama Humphry Davy yang merupakan mentornya yang membimbing Michael Faraday di laboratoriumnya. Ia juga mengajak Faraday keliling Eropa untuk menambah pengetahuan mereka baik itu secara teknis maupun teoretis. Di bawah bimbingan Davy, Michael Faraday banyak membuat sebuah penemuan-penemuan baru yang berguna bagi manusia di bidang kelistrikan. Michael Faraday sendiri wafat pada tanggal 25 Agustus 1867. Untuk mengenang jasa-jasanya di bidang kelistrikan, namanya kemudian diabadikan dalam sebuah satuan dalam ilmu fi sika yaitu satuan kapasistansi dengan simbol (F) atau Faraday.Setelah kamu selesai menbaca artikel di atas, temukanlah fakta yang terdapat pada kedua artikel tersebut. Isilah pada format tabel di bawah ini. Kamu bisa mengerjakannnya di buku kerjamu!NoFaktaArtikel 1Artikel 2C. Menganalisis Kebahasaan Artikel dan/atau Buku Ilmiah!Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:(1) menemukan unsur kebahasaan artikel opini dan buku ilmiah;(2) membedakan unsur kebahasaan dalam artikel opini dan buku ilmiah.156 Kelas XII Bahasa Indonesia65Menemukan Unsur Kebahasaan Artikel Opini dan Buku IlmiahPada pembahasan sebelumnya, kamu telah mampu menyusun dan membedakan mana yang termasuk kalimat opini dan fakta yang terdapat dalam sebuah artikel. Pada pembahasan ini, kamu harus mampu menganalisis kebahasaan yang terdapat dalam sebuah artikel dan buku ilmiah. Unsur kebahasaan yang terdapat dalam artikel dan buku ilmiah memiliki persamaan karena penyajian isinya berdasarkan fakta yang didukung melalui opini, bukan imajinasi. Berikut adalah unsur kebahasaan yang harus dicermati.1. Adverbia Adverbia adalah bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti selalu, biasanya, sebagian besar, sering, kadang-kadang, dan jarang.2. Konjungsi Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Konjungsi yang banyak dijumpai pada artikel adalah konjungsi yang digunakan untuk menata argumentasi, seperti pertama, kedua, berikutnya; atau konjungsi yang digunakan untuk memperkuat argumentasi, seperti, selain itu, sebagai contoh, misalnya, padahal, justru; konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat, seperti, sejak, sebelumnya, dan sebagainya; konjungsi yang menyatakan harapan, seperti, supaya, dan sebagainya. 3. Kosakata Kosakata adalah perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik. Biasanya konten teks yang menarik tersebut mencakup hal-hal berikut. a. Aktual, sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau baru saja terjadi.b. Fenomenal, yakni luar biasa, hebat, dan dapat dirasakan pancaindra.Kegiatan1Bahasa Indonesia 157155c. Editorial, artikel dalam surat kabar yang mengungkapkan pendirian editor atau pemimpin surat kabar.d. Imajinasi, daya pikir untuk membayangkan (dalam angan-angan).e. Modalitas, cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu imajinasi dalam komunikasi antarpribadi (barangkali, harus, dan sebagainya).f. Nukilan, kutipan atau tulisan yang dicantumkan pada suatu benda.g. Tajuk rencana, karangan pokok dalam surat kabar.h. Teks opini, teks yang merupakan wadah untuk mengemukakan pendapat atau pikiran.i. Keterangan aposisi, keterangan yang memberi penjelasan kata benda. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma atau tanda pisah atau tanda kurung. Tugas 1Bacalah artikel dan cuplikan buku ilmiah bawah ini dengan saksama. Kemudian, kerjakan instruksi yang menyertainya!ArtikelSastrawan SerbabisaHarian Kompas dan Sinar Harapan kerap memuat cerita pendeknya. Novelnya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Memenangi lomba penulisan fi ksi baginya sudah biasa. Sebagai penulis skenario, ia dua kali meraih piala Citra di Festival fi lm Indonesia (FFI), untuk ”Perawan Desa” (1980), dan ”Kembang Kertas” (1985). Sebagai penulis fi ksi sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, dan Nyali.Namanya I Gusti Ngurah Putu Wijaya yang biasa disebut Putu Wijaya. Tidak sulit untuk mengenalinya karena topi pet putih selalu bertengger di kepalanya. Kisahnya, pada ngaben ayahnya di Bali, kepalanya digunduli. Kembali ke Jakarta, selang beberapa lama, rambutnya tumbuh tapi tidak sempurna, malah mendekati botak. Karena itu, ia selalu memakai topi. ”Dengan ini saya terlihat lebih gagah,” tutur Putu sambil bercanda.Putu yang dilahirkan di Puri Anom, Tabanan, Bali pada tanggal 11 April 1944, bukan dari keluarga seniman. Ia bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, 158 Kelas XII Bahasa Indonesia85yang dihuni sekitar 200 orang, yang semua anggota keluarganya dekat dan jauh, dan punya kebiasaan membaca. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.”Semasa di SD, Saya doyan sekali membaca,’’ tuturnya, ’’Mulai dari karangan Karl May, buku sastra Komedi Manusia-nya karya William Saroyan. Sejak kecil, saya juga senang sekali seni pertunjukan. Mungkin sudah merupakan bakat, senang pada seni laku,” ujarnya mengenang.Meskipun demikian, ia tak pernah diikutkan main drama semasih kanak-kanak, juga ketika SMP. Baru setelah menang lomba deklamasi, ia diikutkan main drama perpisahan SMA, yang diarahkan oleh Kirdjomuljo, penyair dan sutradara ternama di Yogyakarta. Ia pertama kali berperan dalam ”Badak”, karya Anton Chekov. ”Sejak itu saya senang sekali pada drama,” kenang Putu.Setelah selesai sekolah menengah atas, ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta, kota seni dan budaya. Di Yogyakarta, selain kuliah di Fakultas Hukum, UGM, ia juga mempelajari seni lukis di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), drama di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi ). Dari Fakultas Hukum, UGM, ia meraih gelar sarjana hukum (1969), dari Asdrafi ia gagal dalam penulisan skripsi, dan dari kegiatan berkesenian ia mendapatkan identitasnya sebagai seniman.Selama bermukim di Yogyakarta, kegiatan sastranya lebih terfokus pada teater. Ia pernah tampil bersama Bengkel Teater pimpinan W.S. Rendra dalam beberapa pementasan, antara lain dalam pementasan ”Bip-Bop” (1968) dan ”Menunggu Godot” (1969). Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani) tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul ”Lautan Bernyanyi” (1969). Ia adalah penulis naskah sekaligus sutradara pementasan itu. Naskah dramanya itu menjadi pemenang ketiga Sayembara Penulisan Lakon yang diselenggarakan oleh Badan Pembina Teater Nasional Indonesia.Setelah kira-kira tujuh tahun tinggal di Yogyakarta, Putu pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia bergabung dengan Teater Kecil asuhan sutradara ternama Arifi n C. Noer dan Teater Populer. Di samping itu, ia juga bekerja sebagai redaktur majalah Ekspres (1969). Setelah majalah itu mati, ia menjadi redaktur majalah Sumber: tokohindonesia.comBahasa Indonesia 159155Tempo (1971–1979). Bersama rekan-rekannya di majalah Tempo, Putu mendirikan Teater Mandiri (1974). ”Saya perlu bekerja jadi wartawan untuk menghidupi keluarga saya. Juga karena saya tidak mau kepengarangan saya terganggu oleh kebutuhan mencari makan,” tutur Putu.Pada saat masih bekerja di majalah Tempo, ia mendapat beasiswa belajar drama (Kabuki) di Jepang (1973) selama satu tahun. Namun, karena tidak nyaman dengan lingkungannya, ia belajar hanya sepuluh bulan. Setelah itu, ia kembali aktif di majalah Tempo. Pada tahun 1974, ia mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Sebelum pulang ke Indonesia, mampir di Prancis, ikut main di Festival Nancy.Putu mengaku belajar banyak dari majalah Tempo dan penyair Goenawan Mohamad. ”Yang melekat di kepala saya adalah bagaimana menulis sesuatu yang sulit menjadi mudah. Menulis dengan gaya orang bodoh sehingga yang mengerti bukan hanya Menteri, tapi juga tukang becak. Itulah gaya Tempo,” ungkap Putu. Dari Tempo, Putu pindah ke majalah Zaman (1979–1985), dan ia tetap produktif menulis cerita pendek, novel, lakon, dan mementaskannya lewat Teater Mandiri, yang dipimpinnya. Di samping itu, ia mengajar pula di Akademi Teater, Institut Kesenian Jakarta (IKJ).Ia mempunyai pengalaman bermain drama di luar negeri, antara lain dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, Prancis (1974) dan dalam Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985). Ia juga membawa Teater Mandiri berkeliling Amerika dalam pementasan drama ”Yel” dan berpentas di Jepang (2001). Karena kegiatan sastranya lebih menonjol pada bidang teater, Putu Wijaya pun lebih dikenal sebagai dramawan. Sebenarnya, selain berteater ia juga menulis cerpen dan novel dalam jumlah yang cukup banyak, di samping menulis esai tentang sastra. Sejumlah karyanya, baik drama, cerpen, maupun novel telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Th ailand.Gaya Putu menulis novel tidak berbeda jauh dengan gayanya menulis drama. Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam pengungkapannya. Ia lebih mementingkan perenungan ketimbang riwayat.Adapun konsep teaternya adalah teror mental. Baginya, teror adalah pembelotan, pengkhianatan, kriminalitas, tindakan subversif terhadap logika tapi nyata. Teror tidak harus keras, kuat, dahsyat, menyeramkan bahkan bisa berbisik, mungkin juga sama sekali tidak berwarna.160 Kelas XII Bahasa Indonesia606Ia menegaskan, ’’Teater bukan sekadar bagian dari kesusastraan, melainkan suatu tontonan.’’ Naskah sandiwaranya tidak dilengkapi petunjuk bagaimana harus dipentaskan. Agaknya, memberi kebebasan bagi sutradara lain menafsirkan. Bila menyinggung problem sosial, karyanya tanpa protes, tidak mengejek, juga tanpa memihak. Tiap adegan berjalan tangkas, kadang meletup, diseling humor. Mungkin ini cerminan pribadinya. Individualitasnya kuat, dan berdisiplin tinggi.Saat ditanya pemikiran pengarang yang sehari bisa mengarang cerita 30 halaman, menulis empat artikel dalam satu hari ini tentang tulis menulis. Putu menjawab, ’’Menulis adalah menggorok leher tanpa menyakiti,’’ katanya, ’’bahkan kalau bisa tanpa diketahui.’’ Kesenian diibaratkannya seperti baskom, penampung darah siapa saja atau apa pun yang digorok: situasi, problematik, lingkungan, misteri, dan berbagai makna yang berserak. ’’Kesenian,’’ katanya, ’’merupakan salah satu alat untuk mencurahkan makna, agar bisa ditumpahkan kepada manusia lain secara tuntas.’’”Saya sangat percaya pada insting,” kata Putu tentang caranya menulis. ”Ketika menulis, saya tidak mempunyai bahan apa-apa. Semua datang begitu saja ketika di depan komputer,” katanya lagi. Ia percaya bahwa ada satu galaksi dalam otak yang tidak kita mengerti cara kerjanya. Tapi, menurut Putu, itu bukan peristiwa mistik, apalagi tindak kesurupan.Selain menekuni dunia teater dan menulis, Putu juga menjadi sutradara fi lm dan sinetron serta menulis skenario sinetron. Film yang disutradarainya ialah fi lm ”Cas Cis Cus”, ”Zig Zag”, dan ”Plong”. Sinetron yang disutradarainya ialah ”Dukun Palsu”, ”PAS”, ”None”, ”Warteg”, dan ”Jari-Jari”. Skenario yang ditulisnya ialah ”Perawan Desa”, ”Kembang Kertas”, serta ”Ramadhan” dan ”Ramona”. Ketiga skenario itu memenangkan Piala Citra.Pada 1977, ia menikah dengan Renny Retno Yooscarini alias Renny Djajusman yang dikaruniai seorang anak, Yuka Mandiri. Namun, pada tahun 1984 ia menyendiri kembali. Pertengahan 1985, ia menikahi gadis Sunda, Dewi Pramunawati, karyawati majalah Medika. Bersama Dewi, Putu Wijaya selanjutnya hidup di Amerika Serikat selama setahun.Atas undangan Fulbright, 1985–1988, ia menjadi dosen tamu teater dan sastra Indonesia modern di Universitas Wisconsin dan Universitas Illinois, AS. Atas undangan Japan Foundation, Putu menulis novel di Kyoto, Jepang, 1992. Setelah lama berikhtiar, walau dokter di Amerika mendiagnosis Putu tak bakal punya anak lagi. Pada 1996 pasangan ini dikaruniai seorang anak, Taksu.Rumah tangga baginya sebuah ”perusahaan”. Apa pun diputuskan berdasarkan pertimbangan istri dan anak, termasuk soal pekerjaan. Soal Bahasa Indonesia 161166pendidikan anak, ”Saya tidak punya cara,” ujar Putu. Anak dianggap sebagai teman, kadang diajak berunding, kadang dimarahi. Dan, kata Putu, ”Saya tidak mengharapkan ia menjadi apa, saya hanya memberikan kesempatan saja.”Kini, penggemar musik dangdut, rock, klasik karya Bach atau Vivaldi dan jazz ini total hanya menulis, menyutradarai fi lm dan sinetron, serta berteater. Dalam bekerja ia selalu diiringi musik. Olahraganya senam tenaga prana Satria Nusantara. ”Sekarang saya sudah sampai pada tahap bahwa kesenian merupakan upaya dan tempat berekspresi sekaligus pekerjaan,” ujar Putu.(Sumber: tokohindonesia.com dengan pengubahan)Cuplikan Buku IlmiahMenguak Tabir Kekuasaan Sang PenciptaJudul Buku : Mengenal Allah: Alam, Sains, dan TeknologiPenulis : Tauhid Nur AzharPenerbit : Tinta MedinaKota : Solo Tahun : 2012Jumlah halaman : 280 halamanDalam Al-Qur’an surah Fushilat ayat 53, Allah Swt. berfi rman ”Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”Berdasarkan ayat di atas secara eksplisit dapat kita pahami bahwa Allah Swt. menciptakan alam semesta beserta isinya dan juga manusia sebenarnya untuk menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Allah ingin manusia mengenalnya. Akan tetapi, banyak manusia yang masih ingkar dan tak pernah tunduk akan kekuasaan-Nya itu. Ini semua terjadi karena mereka belum mengenal Allah Swt dengan iman, hati dan pikiran. Ada dua jalan utama yang dapat kita tempuh untuk mengenal Allah Swt. Pertama, dengan memperhatikan ayat-ayat Qauliyyah yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Kedua, dengan memperhatikan ayat-ayat Kauniyyah yang terbentang luas di alam semesta ini, bahkan dalam diri kita sendiri. Sumber: dakwatuna.com162 Kelas XII Bahasa Indonesia626Buku Mengenal Allah: Alam, Sains, dan Teknologi karya Tauhid Nur Azhar ini bisa menjadi referensi bacaan yang bagus untuk kita dalam memahami dan mengurai tanda-tanda kebesaran Allah Swt. Dalam segenap ciptaan-Nya. Dalam Al-Qur’an, kita mendapati banyak sekali ayat yang membicarakan tentang keesaan Allah Swt. Keagungan-Nya, kehebatan-Nya dalam penciptaan dan kelembutan-Nya. Semua itu menunjukkan bahwa Dia itu ada dan wajib diimani keberadaan-Nya. Hal ini jelas, nyata, dan terpampang di hadapan kita. Namun, ketika kita berbicara tentang ayat-ayat Kauniyyah maka sebagian besar dari kita lalai memikirkannya. Alam yang terbentang luas, lautan, dan samudra yang luas, binatang-binatang yang tak terhitung jumlahnya, bahkan perangkat-perangkat yang ada dalam tubuh kita sendiri, seperti darah, DNA, dan otak merupakan bukti kemahabesaran-Nya. (hlm. viii). Ibnu Arabi mengungkapkan bahwa penciptaan alam semesta ini melalui tajalli (penampakan diri) Tuhan pada alam. Penampakkan diri Tuhan mengambil dua bentuk, yaitu: pertama, tajalli dzati yang terjadi secara intrinsik pada esensi Tuhan itu sendiri dalam bentuk penciptaan potensi, kedua, tajalli syuhudi, yaitu penampakan diri secara nyata yang mengambil bentuk penampakkan diri dalam alam semesta. (hlm. 3).Dari dua esensi penampakan Tuhan ini, manusia tidak akan mampu mengindra penampakan tajalli dzati dengan mata lahiriah. Allah ’Azza wa Jalla terlalu sempurna untuk itu. Mata lahiriah terlalu lemah untuk memandang dzat Allah Swt. Kita dapat mengenal Allah Swt. Melalui tajalli syuhudi yang terwujud dalam citra alam semesta. Kehadiran Allah dapat kita lihat dalam segenap ciptaan-Nya, termasuk dalam diri kita sendiri, sebagaimana kita mengenal seorang seniman dari karya seninya. Ada satu modal dasar terpenting yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia, yaitu DNA (Deoxyribonukleid Acid) atau untaian asam nukleat yang membuktikan betapa besar kekuasaan Allah Swt. Hingga sanggup membuat DNA yang begitu kecil dan canggih dalam tubuh manusia. Sepanjang penelitian para ilmuwan, DNA memiliki kemampuan menyandi sekitar 30.000 sifat. Tidak hanya sifat fi sik, tetapi juga sifat psikologis atau perilaku. Penyandian yang bersifat psikologis dilakukan secara tidak langsung, yaitu melalui sintesis atau pembentukan protein menjadi hormon, kemudian hormon itulah yang sedikit banyak memengaruhi perilaku manusia. Kitapun mengenal ada hormon-hormon ketakutan, kecemasan, agresif, dan ada pula hormon-hormon yang melahirkan rasa cinta dan kasih sayang, kebahagiaan, ketenangan, kegembiraan, dan kesedihan. Produksi hormon-hormon ini sangat dipengaruhi oleh kerja DNA. (hlm. 109–110).Pada buku ini, terdapat sedikit kelemahan, yaitu dari bahasa yang digunakan masih terdapat istilah-istilah yang sulit dipahami oleh masyarakat Next >