< Previous149Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ dokter, pembelian obat, dan fasilitas medis lainnya serta perawatan inap tidak lagi mahal karena biayanya dibantu oleh pemerintah Republik Indonesia (www.republika.co.id, 2012 dengan beberapa perubahan). Kemiskinan di Indonesia Berikut disajikan tabel “ Indeks Pembangunan Manusia” untuk Indonesia pada tahun 2012 yang disusun oleh UNDP (United Nations Development Program-Program Pembangunan PBB). Berdasarkan tabel 12.1 indeks tentang perbandingan pembangunan Indonesia dengan negara lain, kita dapat melihat posisi Indonesia dalam nilai pembangunan manusianya dibandingkan dengan sejumlah negara lain. Dengan tabel tersebut, kita juga dapat memperoleh gambaran bagaimana posisi kesejahteraan bangsa kita di antara bangsa-bangsa lain di seluruh dunia. Indeks Pembangunan Manusia Setiap tahun sejak 1990, Kantor Laporan Pembangunan Manusia PBB menerbitkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM atau Human Development Index/HDI). Kantor ini yang meneliti lebih dari sekadar tingkat pendapatan (PDB) untuk mendapatkan defi nisi yang lebih luas tentang kesejahteraan. IPM memberikan ukuran terpadu dari tiga dimensi pembangunan manusia yaitu, kehidupan yang panjang dan sehat (diukur dari tingkat harapan hidup), pendidikan (diukur dari tingkat melek huruf dan banyaknya anak-anak yang bersekolah di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Perguruan Tinggi), dan memiliki tingkat kehidupan yang layak (diukur melalui tingkat daya beli dan pendapatan). Indeks berikut ini bukanlah ukuran yang menyeluruh untuk pembangunan manusia. Misalnya, di sini tidak dimasukkan indikator-indikator penting seperti gender atau kesenjangan pendapatan dan indikator-indikator lain yang lebih sulit diukur seperti penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan politik. Yang diberikan di sini adalah prisma yang diperluas untuk meninjau perkembangan manusia dan hubungan yang kompleks antara pendapatan dan kesejahteraan. IPM Indonesia untuk tahun 2013 adalah 0,684, yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke-108 dari 187 negara yang dimuat datanya di sini, dan jauh di bawah Singapura maupun Malaysia yang merupakan tetangga terdekat Indonesia (World Bank, 2014). (lihat Tabel 12.1). 150Kelas XII SMA/SMKTabel 12.1: Indeks Perbandingan Pembangunan Indonesia dengan negara lainTahun 2013Nilai IPM 2013Tingkat harapan hidup waktu lahir (tahun) 2013Tingkat melek huruf (% usia 15 dan lebih)2013Populasi den-gan pendidikan minimal Sekolah Menengah (%)2013PPP (pendapa-tan per kapita (dlm dolar AS)20131. Norwegia (0.944)1. Jepang (83.6)1. Georgia (100.0)1. Austria (100)1. Qatar (119.029)9. Singapura (0.901)6. Singapura (82.3)85. Singapur (95.9)37. Norwegia (97.1)4. Singapura (72.371) 62. Malaysia (0.773)13. Norwegia (81.5)104. Malaysia (93.1)76. Singapura (77.4)6. Norwegia (63.909) 49. Malaysia (21.824)108. Indone-sia (0.684)66. Malaysia (75)89. Malaysia (69.4)109. Botswa-na (0.683)111. Indonesia (70.8)106. Indonesia (92.8)133. Indonesia (44.5)107. Indone-sia (8.97) 186. Congo (0.338) 186.Swaziland (49)186. Niger (28.7)186. Mozam-bique (3.6)186. Republik Afrika Tengah (588)187. Niger (0.337)187. Sierra Leone (45.6)187. Guinea (25.3)187. Burkina Faso (2)187. Congo (444)Kemiskinan Manusia di Indonesia Berikut adalah tabel tentang prosentase orang miskin di Indonesia dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013. 151Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ Tabel 12.2: Persentase Orang Miskin di Indonesia 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Relative Poverty(% di populasi) 16.0 17.8 16.6 15.4 14.2 13.3 12.5 11.7 11.5Absolute Poverty(dalam juta) 35 39 37 35 33 31 30 29 29Sumber: World Bank and StaƟ sƟ cs Indonesia Relative poverty adalah ukuran kemiskinan berdasarkan standar hidup yang ada di negara tersebut. Tentunya ini berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara yang miskin menetapkan standar hidup yang lebih rendah daripada negara kaya. Dengan bertambah kaya atau miskinnya negara tersebut, tentu standar hidup pun mengalami perubahan. Sebaliknya, absolute poverty merujuk pada ukuran kemiskinan yang sama pada semua negara dan tidak berubah dari waktu ke waktu. Ukuran yang ditetapkan oleh Bank Dunia adalah seseorang dianggap miskin bila hidup di bawah 1,25 dolar Amerika per hari, namun sejak beberapa tahun terakhir pemerintah Indonesia menerapkan standar yang lebih rendah lagi, yaitu seseorang dianggap miskin bila penghasilannya tidak melebihi 292,951 rupiah sebulan. Perbedaan penetapan ukuran kemiskinan ini membuat jumlah orang miskin di Indonesia nampaknya cenderung menurun dari tahun ke tahun. Inilah yang banyak dikritik oleh para ahli ekonomi dan media massa karena menimbulkan kesan bahwa pemerintah Indonesia berhasil mengentaskan kemiskinan, padahal dalam kenyataannya tidak demikian. Bila standar dari Bank Dunia diterapkan untuk menghitung banyaknya orang miskin di Indonesia, jumlahnya meningkat mendekati 40% (Indonesia-Investment, 2013). Sungguh kondisi yang sangat memilukan. Untuk mengentaskan kemiskinan, pembukaan lapangan pekerjaan dan pemberian kesempatan pendidikan menjadi kunci yang menentukan. Di mana kehadiran gereja dalam hal ini? Berita baik tidak sekedar bicara tentang keselamatan surgawi, tetapi tentang kehidupan duniawi. Contoh gereja yang mengambil peran aktif dan strategis dalam memberdayakan masyarakat di sekitarnya adalah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) yang mendirikan Credit Union Modifikasi (CUM) yang terinspirasi dari aktivitas Grameen Bank yang dipimpin oleh Muhammad Junus di Bangladesh (reformata.com, 2014). CUM adalah bentuk simpan pinjam seperti koperasi. Ayat-ayat Alkitab seperti Yeremia 29: 7 dan Galatia 6: 2 menjadi ayat yang dipakai untuk menjalankan pelayanan ini. HKBP menganggap bahwa gereja harus inklusif, artinya, kehadirannya harus berdampak positif terhadap 152Kelas XII SMA/SMKmasyarakat kurang mampu yang jumlahnya memang banyak di Indonesia. Artinya, gereja tidak hanya mengurus masalah peribadahan (hal spiritual) namun juga kesejahteraan masyarakat di sekitarnya (hal material). Pemberdayaan masyarakat secara ekonomi (misalnya memberikan pendampingan terhadap petani, buruh, dan nelayan) dapat dijadikan bagian dari pelayanan kepada masyarakat di sekitar gereja. Mereka yang membutuhkan pinjaman untuk memperbesar modalnya tidak perlu menjadi anggota gereja terlebih dulu, karena memang kesempatan ini terbuka bagi siapa pun yang membutuhkan. Keuntungannya adalah sistem bunga yang murah dibandingkan bila meminjam ke bank. Selain itu, para anggota CUM juga dapat memperoleh sisa hasil usaha pada saat Rapat Anggota Tahunan. Membangun Kemampuan Perempuan IndonesiaHal penting yang juga perlu diperhatikan adalah seberapa jauh perempuan Indonesia diberdayakan. Dalam tinjauan World Economic Forum (WEF), ternyata Indonesia menempati urutan ke-95 dari 136 negara yang dipantau dalam urusan Kesenjangan Gender (Gender Inequility) (tribunnews, 2014). Ini adalah kenaikan sebanyak dua peringkat dibandingkan dengan tahun 2012, walaupun masih di bawah Singapura (di peringkat 15) dan Malaysia (di peringkat 39). Indonesia dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan partisipasi kaum perempuan dalam bidang ekonomi, di samping tentunya dalam bidang politik (terpilih dan diangkatnya perempuan sebagai anggota DPR dan DPRD). Dari sudut ekonomi, terjadi peningkatan keterlibatan kaum perempuan sebagai orang yang bekerja dan mendapat upah, yaitu sebanyak 35.10 % pada tahun 2013 (dibandingkan dengan 29.24 % pada tahun 1990). Sayangnya, upah yang diterima pekerja perempuan lebih sedikit daripada pekerja laki-laki. Contohnya, bila rata-rata upah buruh perempuan per bulan di sektor formal adalah Rp1.427.717, maka buruh laki-laki menerima sebesar Rp1.812.606, jadi buruh perempuan hanya menerima sebanyak 77,7 % dari jumlah yang diterima buruh laki-laki. Ini hanya gambaran upah di kota dan provinsi tertentu, karena memang besarnya upah bervariasi antara kota dan desa tertentu dengan kota dan desa lainnya. Dalam bidang pendidikan, pada tahun 2013 diperoleh rasio Angka Partisipasi Murni (APM) kaum perempuan yang sangat tinggi, yaitu 99.81 % untuk jenjang SD. APM yang tinggi juga ditunjukkan di jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Artinya, diperoleh persentase yang cukup tinggi dari partisipasi perempuan Indonesia untuk mengikuti pendidikan di jenjang SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Di balik angka-angka yang menggembirakan ini, ada isu-isu yang perlu diselesaikan. Komisi Nasional Perempuan mencatat sedikitnya ada 11 isu penting yang perlu diselesaikan untuk periode tahun 2010 – 2014 (wikipedia, 2013) yang 153Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ semuanya bermuara pada terjadinya kekerasan kepada kaum perempuan akibat pemiskinan secara ekonomi dan mental. Beberapa di antaranya adalah kekerasan yang ditemukan dalam konteks migrasi, eksploitasi tenaga kerja di pabrik dan rumah tangga, eksploitasi sumber daya alam, dan pengungsian. Selain itu, ditemukan pula kekerasan terhadap perempuan akibat politisasi identitas dan kebijakan berbasis moralitas dan agama, pelanggaran HAM dan situasi konfl ik, perkawinan, dan keluarga serta budaya. Untuk menyelesaikan isu ini, sangat diperlukan sinergi dari pihak-pihak yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan kemampuan perempuan. Beberapa hal yang secara strategis dapat dilakukan adalah meningkatkan pemahaman mengenai kekerasan berbasis gender sebagai isu Hak Asasi Manusia di tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. Di samping itu, hal strategis yang dapat dilakukan adalah mengembangkan metode-metode yang efektif dalam upaya peningkatan pemahaman publik. Hal-hal strategis tersebut dapat digunakan sebagai strategi perlawanan dalam gerakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Memberikan tekanan terhadap pemerintah agar melaksanakan dan mengupayakan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan juga merupakan salah satu cara yang cukup strategis.Contoh di mana pemerintah harusnya berupaya sungguh-sungguh dalam membela kaum perempuan yang tidak berdaya adalah dalam kasus-kasus yang dialami oleh Tenaga Kerja Wanita yang bekerja di luar negeri. Karena terbatasnya kesempatan bekerja di daerah, cukup banyak kaum perempuan yang memilih bekerja di luar negeri. Hal ini tidak terlepas dari bujukan para agen PJTKI. Pada kenyataannya, ada yang umurnya dipalsukan agar dianggap memenuhi syarat minimum usia untuk dipekerjakan. Tambahan pula, mereka pergi ke luar negeri tanpa pembekalan yang memadai serta keterbatasan bahasa bila mereka bekerja di negara-negara yang menggunakan bahasa lainnya selain bahasa Melayu. Hal-hal penting inilah yang membuat kinerja mereka tidak memuaskan sehingga menyebabkan pemilik rumah marah besar. Tidak sedikit pula yang mengalami penganiayaan bahkan ada yang meninggal tanpa sempat membela dirinya. Sebaliknya, ada juga yang mendapatkan tuduhan membunuh sang majikan. Sungguh sangat banyak yang perlu dilakukan agar bangsa dan negara Indonesia menjadi negara yang menjamin kesejahteraan rakyatnya. Hal lain yang perlu diatasi oleh pemerintah Indonesia adalah masalah korupsi yang dianggap sudah terstruktur dan masif (Kompas, 5 September 2014). Bila dilihat dari sistem kenegaraan, sudah cukup banyak perangkat negara yang ditetapkan untuk membentengi agar korupsi dapat dikikis. Di antara perangkat negara ini adalah Komisi Pemberantasan Korupsi, Mahkamah Agung, Badan 154Kelas XII SMA/SMKPemeriksa Keuangan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Komisi Yudisial, Ombudsman RI, dan Inspektorat Jenderal dan Inspektorat provinsi/kabupaten/kota. Tugas dari perangkat negara ini secara umum adalah memeriksa aliran dana untuk anggaran yang digunakan oleh setiap unit pemerintah. Akan tetapi, lemahnya pengawasan internal di setiap kementerian dan lembaga menyebabkan bisa saja aliran dana diselewengkan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Sejauh ini, mereka yang sudah diadili karena korupsi adalah anggota DPR dan DPRD, pejabat eselon I, II, III, Wali Kota/Bupati dan Wakilnya, Kepala Lembaga/Kementerian, Hakim, Gubernur, dan lain-lain. Untuk mencegah bertambah suburnya perilaku korupsi, karakter mengendalikan diri harus diajarkan sejak dini dan tidak menunggu sampai orang menjadi dewasa. Wahyudi (2014) mengaitkan pentingnya pendidikan karakter pengendalian diri ini dengan pentingnya menghargai setiap anak didik sebagai pribadi yang unik. Sayangnya, para guru tidak mampu melakukan hal ini karena pendekatan pendidikan adalah masal atau dilakukan sekaligus dalam jumlah yang lumayan banyak. Di tengah-tengah kondisi seperti ini, kita masih memiliki harapan. Sama seperti bangsa Israrel yang menaruh harapan ketika mereka melihat pemberita-pemberita kabar baik datang untuk menyampaikan berita pembebasan mereka dari negeri pembuangan di Babel, “Betapa indahnya kelihatan dari puncak bukit-bukit kedatangan pembawa berita, yang mengabarkan berita damai dan memberitakan kabar baik, yang mengabarkan berita selamat dan berkata kepada Sion: “Allahmu itu Raja!” (Yesaya 52:7). Tapi kita harus ingat bahwa berita keselamatan itu harus disertai dengan pengakuan bahwa “Allah kita itulah Raja!” sehingga kita boleh terus-menerus berdoa, berharap, dan berjuang “Datanglah Kerajaan-Mu.” Artinya, kita harus terus-menerus berusaha dan mengusahakan agar kerajaan Allah, kehendak Allah, diberlakukan di dalam hidup kita sehari-hari. Semua itu harus dilakukan bukan hanya dengan berdoa saja, melainkan dengan terjun langsung secara aktif dan nyata. Hal nyata yang dapat kita lakukan diantaranya adalah berusaha mengatasi masalah kemiskinan, penderitaan masyarakat, di lingkungan yang terdekat di sekitar kita. D. Pemantapan dan Aplikasi Krisis kehidupan yang dialami bangsa kita perlu dihadapi oleh orang Kristen dan gereja-gereja melalui tindakan-tindakan konkret. Pdt. Dr. A.A. Yewangoe, Ketua Umum PGI periode 1995-1999 dan 1999-2004 menyatakan:155Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ 80% gereja-gereja yang tergabung dalam PGI adalah gereja-gereja di pedesaan. Dibandingkan sisanya yang 20%, mayoritas jemaat itu hidupnya kurang. Jadi tantangannya adalah menjembatani kesenjangan antara gereja kaya dan gereja miskin. Diharapkan supaya gereja-gereja kaya di kota bisa membantu gereja-gereja miskin, terutama yang berada di daerah-daerah terpencil. Sebetulnya, yang perlu dilakukan agar bantuan-bantuan itu tidak bersifat konsumtif adalah memotivasi dan membangkitkan kemampuan jemaat lokal. Karena itulah, ia menganjurkan agar gereja-gereja dapat meniru praktik-praktik baik yang dilakukan oleh sejumlah gereja, seperti misalnya Gereja Batak Karo Protestan (GBKP):Gereja ini memiliki semacam bank perkreditan yang maju sekali. Mereka memberi pinjaman pada orang Kristen maupun non Kristen.Ini adalah salah satu yang kami anjurkan dalam sidang kami di Makassar, yaitu untuk melakukan kerja sama lintas agama. Bentuknya adalah dengan komunitas- komunitas lintas agama saling bekerja untuk merencanakan suatu proyek tertentu, misalnya dengan membuat proyek pertanian, yang bukan hanya untuk warga gereja saja, tapi untuk semua. Itu akan menolong kemajemukan kita, sehingga jemaat gereja Kristen tidak jadi sasaran kecemburuan dan kecurigaan. Dengan cara ini kita mewujudkan teologi bertetangga baik. Kita masih dapat menemukan banyak contoh lain tentang tindakan-tindakan konkrit yang dilakukan oleh gereja untuk mengatasi krisis kehidupan bangsa saat ini. Ada juga Gereja Kristen Jawa Manahan di kota Solo (Surakarta, Jawa Tengah) yang melayani masyarakat miskin di sekitarnya melalui pemberian menu murah untuk berbuka puasa. Program ini dilakukan mulai pada bulan puasa tahun 2009. Kini, gereja tidak melakukan aktivitas ini karena mesjid setempat telah melakukannya. Kepedulian kepada masyarakat miskin di sekitar lingkungan tetap harus menjadi kegiatan yang dilakukan, bukan hanya ala kadarnya karena masa Natal atau Paskah, melainkan secara berkesinambungan sepanjang tahun. GKJ Manahan di Solo telah berusaha melayani sesama mereka, meskipun yang dilayani beragama lain. Pelayanan ini menjadi lebih khusus ketika dilakukan pada bulan puasa untuk mereka yang ingin berbuka, namun tidak memiliki cukup uang untuk mendapatkan makanan yang layak. Langkah konkret GKJ Manahan di Solo dalam berbagi kehidupan adalah sebuah contoh kecil namun sangat berarti tentang upaya membangun kehidupan bersama yang harmonis. 156Kelas XII SMA/SMKDalam beberapa tahun terakhir ini hubungan antarumat beragama di Indonesia, khususnya antara umat Kristen dan umat Islam, banyak mengalami benturan. Kerusuhan- kerusuhan yang berbau agama seperti yang terjadi di Situbondo, Poso, Ambon, dan di beberapa daerah telah membuat banyak pihak cemas. Apakah masih mungkin kita hidup berdampingan sebagai sebuah bangsa yang berbeda-beda keyakinannya? Untuk mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa yang harmonis sudah tentu dibutuhkan langkah-langkah yang berani untuk saling mendekati, saling mengenal, dan saling menolong. Singkatnya, langkah-langkah yang dapat menciptakan hubungan yang lebih sejuk dan akrab, yang benar-benar mencerminkan kehidupan damai sejahtera yang Allah kehendaki. Bayangkan bila semua gereja di Indonesia yang puluhan ribu jumlahnya, melakukan hal-hal yang dapat membantu mengurangi kemiskinan, membangun tali persaudaraan dengan orang-orang yang berkeyakinan lain, dan bersama-sama menciptakan damai sejahtera Allah di lingkungannya. Dengan demikian, kita benar-benar dapat menghadirkan kabar baik di tengah krisis kehidupan bangsa dan negara kita ini. E. Kegiatan Pembelajaran1. Marilah menyanyikan lagu KJ 333: “Sayur Kubis Jatuh Harga”. Sayur Kubis Jatuh Harga Sayur kubis jatuh harga, pohon tomat kena hama, cengkeh pun tidak berbunga dan jualanku tidak laku, butir padi tak berisi, sampar ayam pun berjangkit, hewan ternak sudah habis, kar’na terpaksa aku jual. Namun aku puji Tuhan dan bersorak sukaria kar’na Dia Pohon s’lamatku! Kepada-Nya ‘ku percaya, aku tidak akan jatuh: Tuhan Allah kekuatanku.Syair dan lagu: Suan Kol, berdasarkan Habakuk 3:17-19S. Tarigan 1983157Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ Lagu di atas yang diambil dari ungkapan nabi Habakuk melukiskan pergumulan umat Allah yang mengalami bala kelaparan. Bagaimana seharusnya sikap mereka dalam keadaan yang berat ini? Habakuk mengungkapkan imannya bahwa ia akan tetap berharap kepada Allah. Allah yang menyelamatkan (memberikan syalom) tetap dapat diharapkan. Ia tidak akan mengecewakan umat-Nya, karena Allah itu setia (Habakuk 3:17-19).2. Mengerjakan tugas di dalam kelompok. Beberapa tugas ini harus dikerjakan di luar kelas untuk kemudian dipresentasikan secara bergantian dengan kelompok lain. a. Ada banyak penderitaan yang dialami oleh manusia. Sebutkanlah penderitaan yang dialami oleh manusia yang disebabkan oleh bencana alam, oleh orang lain, dan oleh dirinya sendiri. b. Menurut pembahasan di atas, apakah hubungan antara kepemimpinan dengan penderitaan masyarakat? Seberapa jauh para pemimpin ikut bertanggung jawab atas terjadinya penderitaan di masyarakat? c. Nehemia adalah contoh seorang pemimpin yang idealis, yang rela berkorban demi bangsanya sendiri. Dapatkah kamu menemukan contoh-contoh serupa dalam kehidupan bangsa Indonesia di masa kini? Kalau dapat, siapa? Kalau tidak dapat, mengapa demikian? d. Carilah berbagai kliping berita di surat kabar yang menggambarkan tindakan-tindakan pemerintah yang memecahkan masalah kemiskinan dan yang tidak memecahkan masalahnya. Buatlah sebuah bundel kliping berita atau artikel tersebut. Bandingkanlah perbedaan dalam kedua jenis pendekatan di atas. e. Lakukanlah wawancara dengan dua orang perempuan yang sudah berusia di atas 40 tahun. Kamu bebas untuk menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan, asalkan dapat menggali pendapat mereka tentang perbedaan antara kehidupan yang mereka jalani saat mereka masih remaja seusiamu dibandingkan dengan kehidupan rata-rata remaja perempuan saat ini. Perbedaan itu bisa ditinjau dari kesempatan yang ada untuk mengembangkan diri (termasuk menempuh pendidikan) dan sebagainya. f. Buatlah sebuah rencana kegiatan bersama Komisi Remaja atau Taruna di gerejamu untuk menghadirkan kabar baik bagi semua orang. Kegiatan itu bisa berupa pasar murah, pelayanan kesehatan, program pendidikan luar sekolah bagi anak-anak yang kurang mampu dari semua kalangan agama. Coba gambarkan bagaimana berita Injil yang 158Kelas XII SMA/SMKpenuh suka cita itu benar-benar menjadi konkret lewat tindakan-tindakan kasih yang diwujudkan kepada sesama, tanpa perlu banyak berbicara. Diskusikanlah program ini dengan teman-teman di kelasmu. Tantangan-tantangan apa yang mungkin akan muncul, dari dalam maupun dari luar? Bagaimana kamu dan teman-temanmu akan mengatasinya? F. Penutup Guru mengajak murid-murid menyanyikan lagu KJ 336: 1-4, “Indonesia, Negaraku.” Sebelumnya, hendaknya guru memberikan penjelasan singkat tentang lagu ini. Indonesia, NegarakuIndonesia, negaraku, Tuhan yang memb’rikannya;kuserahkan di doaku pada Yang Maha Esa.Bangsa, rakyat Indonesia, Tuhanlah pelindungnya;dalam duka serta suka Tuhan yang dipandangnya.Kemakmuran, kesuburan, Tuhan saja sumbernya;keadilan, keamanan, Tuhan menetapkannya.Dirgahayu Indonesia, bangsa serta alamnya;kini dansepanjang masa, s’lalu Tuhan sertanya.Syair: A. Simajuntak Lagu Abdi WidhyadiNext >