< Previous vii BAGIAN 14 : JARINGAN DIGITAL LAYANAN TERPADU 14.1. Pendahuluan 291 14.2. ISDN 293 14.3. Arsitektur Broadband ISDN (B-ISDN) 296 14.4. Struktur Transmisi 296 14.5. Antarmuka Akses Yang Tersedia 298 14.6. Model Referensi ISDN 300 14.7. Perangkat Keras (Hardware) 302 14.8. Pesawat Telepon Digital 304 14.9. Hal yang berkaitan dengan ISDN 306 14.9.1 Number Identification Supplementary Service 306 14.9.2 Call offering Supplementary Service 307 14.9.3 Call completion Supplementary Service 307 13.9.4. Charging Supplementary Service 308 13.10. Penerapan ISDN dalam jaringan LAN 308 13.10. Rangkuman 310 13.11. Soal Latihan 311 BAGIAN 15 : JARINGAN DATA DAN INTERNET 15.1. Pendahuluan 313 15.2. Mengapa Jaringan Komputer Dibutuhkan 315 15.3. Tujuan Jaringan Komputer 315 15.3.1. Resource Sharing 316 15.3.2. Reliabilitas Tinggi 316 15.3.3. Menghemat Biaya (cost reduce) 316 15.3.4. Keamanan Data 316 15.3.5. Integritas Data 317 15.3.6. Komunikasi 317 15.3.7. Skalabilitas 317 15.4. Kegunaan Jaringan Komputer 317 15.4.1. Jaringan untuk Perusahaan atau Organisasi 317 15.4.2. Jaringan untuk Umum 318 15.4.3. Masalah Sosial Jaringan 319 15.5. Jenis-jenis Jaringan Komputer 319 15.5.1. Local Area Network (LAN) 319 15.5.2. Metropolitan Area Network (MAN) 321 15.5.3. Wide Area Network (WAN) 322 15.5.4. Internet 323 15.5.5. Jaringan Tanpa Kabel 325 15.6. Klasifikasi Jaringan Komputer 328 15.7. Standarisasi Jaringan Komputer 329 15.8. Sistem Operasi Jaringan 330 15.8.1. Jaringan Client-Server 331 15.8.2. Jaringan Peer To Peer 332 15.9. Komponen pada Jaringan Komputer (Underlying) 333 15.10. Media yang Terpandu (Guided) 333 15.10.1. Hub 333 15.10.2. Bridge & Switch 334 15.11. Media yang tidak Terpandu (Unguided) 337 15.12. Rangkuman 339 15.13. Soal Latihan 339 BAGIAN 16 : JARINGAN LAN DAN WAN 16.1. Local Area Network (LAN) 341 16.2. Network Interace Card 341 16.3. Ethernet 342 16.4. Frame Format (format bingkai) 344 16.5. Implementasi Pada LAN 345 16.6. Fast Ethernet 347 16.7. Token Ring 347 16.8. Fiber Distributed Data Interface (FDDI) 349 16.9. Wide Area Network (WAN) 351 16.10. Connective Device 351 16.11. Topologi Jaringan Komputer 352 viii 16.12. Topologi BUS 353 16.13. Topologi Star 354 16.14. Topologi Ring 355 16.15. Topologi Mesh 356 16.16. Topologi Pohon 357 16.17. Topologi Peer-to-peer Network 358 16.18. Protokol Pada Jaringan 358 16.19. Rangkuman 359 16.20. Soal Latihan 359 BAGIAN 17 : PROTOKOL DAN STANDAR JARINGAN 17.1. Protokol dan Susunan Protokol 361 17.2. Standar Jaringan 365 17.2.1. Organisasi Standar 365 17.2.2. Standart Internet 365 17.2.3. Admisnistrasi Internet 365 17.3. Lapisan Protokol Pada Jaringan Komputer 366 17.4. Protokol OSI (Open System Interconnection) 367 17.4.1. Karakteristik Lapisan OSI 369 17.4.2. Proses Peer-To-Peer 370 17.4.3. Antarmuka Antar Lapisan Terdekat 371 17.4.4. Pengorganisasian Lapisan 371 17.5. Lapisan Menurut OSI 372 17.5.1. Physical Layer (Lapisan Fisik) 372 17.5.2. Data Link Layer (Lapisan Data Link) 373 17.5.3. Network Layer (Lapisan Network) 374 17.5.4. Transport Layer (Lapisan Transpor) 375 17.5.5. Session Layer (Lapisan Session) 376 17.5.6. Presentation Layer (Lapisan presentasi) 377 17.5.7. Application Layer (Lapisan Aplikasi) 378 17.6. Rangkuman 378 17.7. Soal Latihan 379 BAGIAN 18 : TRANSFER CONTROL PROTOKOL / INTERNET PROTOKOL 18.1. Sejarah TCP/IP 381 18.2. Istilah-Istilah dalam Protokol TCP/IP 382 18.3. Gambaran Protokol TCP/IP 382 18.3.1 Jaringan Koneksi Terendah 383 18.3.2 Pengalamatan 384 18.3.3 Subnets 384 18.3.4 Jalur-Jalur Tak Berarah 384 18.3.5 Masalah Tak Diperiksa 385 18.3.6 Mengenai Nomor IP 385 18.3.7 Susunan Protokol TCP/IP 386 18.4 Protokol TCP/IP 387 18.5 Pengalamatan 389 18.6 User Datagram Protocol (UDP) 390 18.7 Komunikasi process-to procces 390 18.8 Nomor port 392 18.9 Port-port yang dipakai untuk UDP 392 18.10 Socket Address (Alamat Soket) 392 18.11 User Diagram 393 18.12 Manfaat protokol UDP 394 18.13 Internet protokol (IP) 395 18.14 Datagram 395 18.15 Fragmentasi 399 18.16 IP Address 403 18.16.1 Notasi Digital 403 18.16.2 Kelas-Kelas pada Jaringan Komputer (address IP) 404 18.16.3 Alamat Khusus 406 18.16.4 Alamat Jaringan 407 18.16.5 Studi Kasus 409 18.17 Subnetting dan Supernetting 410 18.17.1 Subnetting 410 18.17.2 Masking 412 18.17.3 Supernetting 413 ix 18.17.4 Supernet Mask 413 18.18 Rangkuman 414 18.19 Soal Latihan 415 LAMPIRAN …………………………… A BAGIAN 7 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK 7.1. Pendahuluan Dalam setiap komunikasi salah satunya selalu diperlukan sumber informasi yang penting. Ada dua macam sumber infor-masi, yaitu ide-ide yang bersum-ber dari otak manusia dan perubahan-perubahan yang ter-jadi dalam lingkungan fisik sekitar kita. Informasi mengalir hanya mungkin bila sumbernya mengha-silkan keadaan perubahan kon-tinyu atau terus menerus. Infor-masi harus dikodekan atau dipro-ses sebelum ditransmisikan dan juga diperlukan piranti pengubah (transducer) yang sesuai dengan sistemnya. Secara umum setiap sistem komunikasi akan membu-tuhkan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan pengolahan informasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah: Tujuan Setelah mempelajari bagian ini diharapkan dapat: 1. Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik 2. Mengetahui Distorsi 3. Mengetahui tentang tranmisi informasi 4. Mengetahui tentang kapasitas kanal Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik 1504. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain 5. Umpan balik (feedback) ada-lah tanggapan dari peneri-maan pesan atas isi pesan yang disampaikannya. Komunikasi terjadi bilamana infor-masi ditransmisikan atau dikirim-kan antara sumber informasi dan pengguna informasi. Tiga kompo-nen pokok sistem informasi yaitu sumber (source), kanal (channel) sebagai media komunikasi dan penerima (sink, receiver, user, distination) menunjukkan satu ke-seluruhan sistem informasi. Bila informasi diubah menjadi ”bahasa” yang dapat dipahami oleh ”mesin”, maka ia akan menjadi data. Transmisi data terjadi bila data dipindahkan secara elektronika antara dua titik. Hasil dari sistem informasi elektronika dapat berupa sistem Secara listrik komunikasi itu dapat berlangsung dengan baik apabila ada piranti yang dapat mengubah informasi dalam bentuk listrik, menyalurkan, dan mengubah kembali dalam bentuk sinyal semula. Setidaknya sistem komunikasi secara listrik meliputi komponen seperti: Gambar 7.1. Pengiriman pesan dari sumber ke penerima 1. Sumber informasi (source), 2. Coder (pembuat kode), atau transduser, untuk mengubah in-formasi menjadi bentuk-bentuk sinyal yang sesuai untuk ditransmisikan, 3. Sistem transmisi (channel), 4. Decoder (kebalikan dari coder), atau transducer untuk menghasilkan kembali sinyal dalam bentuk yang sesuai agar dapat diterima, 5. Penerima informasi (receiver, sink, listener). Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik 151Dalam sistem radio, peng-kode dipengaruhi oleh modulasi pada bagian pemancar, semen-tara dekoding akan mengubah kembali sinyal pada bagian de-modulator sistem penerima. Baik koding maupun dekoding harus dibedakan untuk sumber-sumber sinyal yang berbeda. Proses komunikasi semacam ini tentu dengan anggapan bahwa sinyal tidak terjadi kecacatan (distorsi) pada kanal. Di samping itu juga tidak muncul gangguan yang berasal dari luar sistem seperti derau (noise) statik, interferensi dari sistem kabel daya listrik, ge-rakan acak elektron pada resis-tor, tabung hampa, transistor dan sebagainya. Untuk memahami masalah ini, maka pengetahuan tentang sinyal sangat diperlukan. Sebagai contoh untuk komunikasi telepon tentu yang menjadi sumber infor-masi adalah suara, untuk sistem televisi harus memahami bagai-mana suara dan gambar sebagai informasi itu diolah, dalam sistem radar diperlukan pemahaman tentang pulsa, dan sebagainya. 7.2. Proses komunikasi Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa dijabarkan dalam komponen-kom-ponen yang terpisah seperti berikut. 1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomu-nikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan ke-pada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa di-mengerti kedua pihak. 2. Pesan (message) itu disam-paikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbi-cara langsung melalui telepon, surat, email, atau media lainnya. 3. Komunikan (receiver) meneri-ma pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak. 4. Komunikan (receiver) membe-rikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau me-mahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim. Gambar 7.2. Memahami pesan yang disampaikan Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik 152 Gambar 7.3. Mengubah informasi menjadi pesan 7.3. Sinyal bicara dan musik Sinyal bicara dan musik bunyi atau suara adalah kompresi me-kanikal atau gelombang longi-tudinal yang merambat melalui medium. Medium atau zat per-antara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di da-lam air, batu bara, atau udara. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik. 7.4. Respon telinga manusia Suatu percobaan yang dilakukan oleh Fletcher dan Munson, menetapkan bahwa telinga manusia tidak responsif secara sama pada semua fre-kuensi. Disebutkan pula bahwa dalam pengamatannya telinga manusia tidak ada sensasi untuk amplitudo rendah yang disebut sebagai ambang pendengaran (threshold audibility). Mengingat hal tersebut, para perancang memerlukan pengetahuan yang Gambar 7.4. Respon telinga manusia frekuensi 20 Hz-20KHz. Gambar 7.5. Kondisi telinga manusia menangkap suara berkaitan tidak hanya level tetapi juga tentang frekuensi. Suatu metoda yang digunakan dalam memahami res-pon telinga manusia digunakan A-weihted. Cara ini diketahui bahwa telinga manusia sensitif terhadap frekuensi 20 Hz-20 KHz. Semen-tara itu dengan noise-noise yang terjadi telinga manusia dapat merespon bergantung kepada frekuensi di mana telinga masih dapat menangkapnya. Gambar 7.5 di atas menunjukkan ukuran kuat sinyal yang dapat maempengaruhi respon telinga manusia. Sebagai contoh pesawat terbang jet yang terbang di atas ketinggian 300 meter mempunyai kuat sinyal 90 dB. Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik 154 Gambar 7.6. Kuat sinyal untuk beberapa obyek yang dapat direspon telinga 7.5. Distorsi Dengan mempertimbang-kan kelayakan secara teknis dan ekonomis, dalam sistem komu-nikasi harus dijaga bentuk-bentuk sinyal dan menghindari adanya distorsi. Distorsi dapat dibedakan menjadi : 1. Distorsi frekuensi, ini merupa-kan timbulnya perubahan am-plitudo relatif dari komponen-komponen frekuensi yang berbeda. 2. Distorsi tunda, ini berkaitan dengan perubahan waku transmisi dari komponen-kom-ponen frekuensi yang ber-beda. 3. Distorsi non-linear, merupakan distorsi pada piranti yang tidak linear. Besar sinyal pada out-put tidak berbanding secara langsung tehadap inputnya. Frekuensi-frekuensi yang tidak dikehendaki seperti adanya distorsi di atas dapat dibetulkan dengan menggunakan rangkaian ekualisaasi. Sementara itu bila distorsi terjadi pada karena piranti non linear, maka koreksinya menggunan tapis (filter). 7.6. Sistem multipleks Ada dua jenis cara kerja multi kanal, yaitu sebagai berikut : 1. Sistem pembagian frekuensi (Frequency devision system), sistem ini menggunakan ba-nyak kelompok sub-pembawa. Masing-masing pembawa dipi-sahkan dengan cara pemodu-lasian. Pengelompokan ini berjenjang, semakin banyak kelompok semakin tinggi fre-keunsi pembawa yang digu-nakan. Bagian 7 : Prinsip komunikasi listrik 1552. Sistem pembagian waktu atau time devision system, masing-masing kanal menerapkan bandwidth yang tersedia tetapi untuk waktu sempit. Pada akhirnya keseluruhan spek-trum dialokasikan untuk ma-sing-masing kanal. 7.7. Persyaratan lebar bidang Persyaratan lebar bidang dimak-sudkan untuk memberikan alokasi bidang frekuensi bagi suatu sistem dalam komunikasi. Lebar bidang yang dipersyaratkan itu di antaranya adalah : 1. Sinyal telegraf. Kecepatan telegraf sering dinyatakan dalam istilah da-lam waktu bolak-balik da-lam satuan detik. Dalam kaitan signaling kecepatan ini dinya-takan dengan istilah Baud. Elemen paling pendek adalah 20 milidetik, di mana pada jarak itu ada dua pulsa positif dan negatif. Untuk itu besar frekuensi dapat dinyatakan dengan: Hzxf25104013 ¸¹·¨©§ Dengan demikian lebar bi-dangnya menjadi 50 Hz, ini sesuai dengan kecepatan transmisi 50 baud. 2. Sinyal telegraf gambar Sinyal telegraf gambar mem-punyai prinsip bahwa gambar di-scan secara seri mengikuti garis-garis. Karena itu diper-lukan adanya sinkron-isasi dari titik lampu scan pada penerima. Resolusi sepan-jang garis sering dipersyarat-kan sama untuk garis demi garis. 3. Sinyal televisi Pada sinyal televisi prinsipnya adalah sistem scaning juga. Untuk menghasilkan gambar yang baik, maka antara garis-garis yang menyusun gambar harus di scan secara ber-urutan. Ada dua jenis televisi yaitu televisi analog dan televisi digital. Pada prin-sipnya lebar bidang untuk televisi dialokasikan sbesar 6,5 Mhz, bergantung kepada sistem scanning mana yang digunakan. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Tele-vision, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan vi-deo, audio, dan signal data ke pesawat televisi. Latar belakang pengembangan televisi digital : x Perubahan lingkungan eks-ternal pasar TV analog yang sudah jenuh, komplain adanya noise, ghost dan lain-lain. x Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. x Perkembangan teknologi pem-rosesan sinyal digital (digital signal processor), teknologi Next >