< Previous 339kurang lebih 80 μm, namun ada lapisan Barrier setebal 1 μm untuk lebih menguatkan lapisan tembaga atas. Metode ini digunakan kurang lebih 45 %. c. Metode lapisan tebal Metode ini mempunyai ketebalan 320 μm pada bagian yang digravure. Dengan ketebalan lapisan yang besar pada bagian yang digravure tersebut memungkinkan adanya pengulangan penggravuran pada lapisan tembaga bagian atas sampai empat kali (4 jenis pekerjaan). Setelah satu pekerjaan selesai, lapisan setebal 80 μm dihilangkan dengan menggunakan proses mekanik misalnya digerinda atau diselep. Image terlebih dulu dihilangkan. Jika lapisan tembaga yang baru digerinda akan digunakan untuk pekerjaan selanjutnya maka dilakukan penggravuran lagi. begitu seterusnya sampai 4 kali pekerjaan. Setelah silinder gravure di proses dengan sistem etsa maupun gravure, kemudian dilapisi krom untuk mengurangi kerusakan pada waktu pemakaian. Oleh karena pemberian lapisan chrom menggunakan cairan asam hydrochloric, prioritas pekerjaan untuk menghilangkan lapisan pembawa image. Metode ini dipakai kurang lebih 20 %. Ketiga jenis lapisan tembaga pada silinder gravure dapat diperlihatkan pada gambar berikut ini: 340 Gambar 7.64. Jenis-jenis variasi dari pelat tembaga pada silinder gravure Secara garis besar, rangkaian proses untuk menyiapkan silinder engraving adalah sebagai berikut: a. Melepaskan silinder gravure yang telah digunakan dari silinder cetak rotogravure; b. Membersihkan silinder rotogravure untuk menghilangkan kotoran tinta; c. Menghilangkan lapisan krom; d. Menghilangkan lapisan tembaga pada image area, bahan kimia yang lain, yang disebabkan oleh adanya perputaran silinder atau karena proses mekanik yang lain; e. Proses menyiapkan pelat tembaga; f. Pelapisan pelat; g. Menyelesaikan permukaan silinder dengan menggunakan pengukir dari intan dengan kecepatan tinggi, dan atau dengan batu penggosok, atau dwengan pita penggosok; 341h. Melakukan pengetsaan atau pengukiran/graving (membuat image pada silinder gravure); i. Cetak coba atau proof; j. Mengoreksi silinder dari kekurangan maupun kelebihannya (menurunkan atau menaikkan jumlah sel); k. Menyiapkan krom untuk proses pengeplatan; l. Pelapisan krom pada pelat cetak; m. Penyelesaian akhir pada permukaan dengan batu pengkilap tembaga atau dengan pertas abrasi; n. Menyimpan silinder yang telah selesai atau memasang secara langsung pada silinder mesin cetak rotogravure. Setelah lapisan tembaga pada silinder gravure diukir atau dietsa , permukaan silinder dapat diperlihatkan seperti gambar berikut ini: Gambar 7.65. Penampang sel-sel pengukiran dengan electromechanicall ( kedalaman pengukiran maksimal) Seperti telah diketahui bahwa cetak rotogravure dapat menghasilkan cetakan yang unik (terkadang kasar bila diraba seperti pada uang kertas), dengan kualitas yang tinggi, dan dapat dilakukan pada berbagai jenis bahan cetak mulai bahan yang tipis, plastik, karton, 342kertas dan lain-lain. Apabila hasil dari cetakan ini diperbesar, maka akan terlihat seperti berikut ini : Gambar 7.66. Hasil Cetak Rotogravure yang diperbesar dan tampak bagian tepinya yang bergerigi Untuk mendapatkan bahan yang cocok dalam upaya mengatasi terjadinya set-off pada hasil cetak intaglio, diperoleh bahan additive yang dibuat dari campuran bahan wax, yaitu wax Poliethilen (wax PE), wax Politetrafluorethilen (wax PTFE) dan wax Carnauba. Wax PE dan wax PTFE yang digunakan sudah berupa campuran yang disebut dengan wax Polifluo. Dalam pembuatannya wax Polifluo dicampur wax Carnauba dengan perbandingan 97 % dan 3 %. Selanjutnya campuran wax ini ditambah dengan solvent dengan perbandingan 70 % wax dan 30 % solvent lalu dipanaskan sambil diaduk sampai temperatur 120 C, kemudian didinginkan perlahan-lahan sampai temperatur kamar. Bahan additive yang dibuat ini disebut anti set-off. Dalam proses cetak intaglio tinta yang akan digunakan ditambah dengan bahan additive ini sebanyak 4 %, agar hasil cetak intaglio yang didapat tidak mengalami set-off. 343 2.3.4. Perkembangan Mesin Cetak Rotogravure Sejak ditemukan sekitar abad 15, perkembangan cetak rotogravure sangat pesat. Berbagai bentuk dan jenis mesin rotogravure selalu dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik-teknik grafika yang lain, misalnya dikombinasikan dengan mesin cetak offset lembaran, dikombinasikan dengan mesin fnishing. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang semakin menuntut suatu produk yang cepat jadi dan dengan hasil yang berkualitas. Bagian-bagian pokok unit pencetakan mesin cetak rotogravure tersebut dapat ditunjukkan dengan gambar di bawah ini. Gambar 7.67. Illustrasi Unit Pencetakan Mesin Rotogravure Keterangan: a. Unit penintaan b. Silinder gravure c. Silinder tekan e b c a d f j gfhfif 344d. Doctor blade/rakel e. Peralatan untuk mengganti silinder gravure f. Pipa-pipa pengalir udara panas untuk pengering g. Pengontrol ketepatan cetak h. Gulungan bahan sebelum dicetak (unit pemasukan) i. Rol-rol pemandu jalannya bahan cetak j. Gulungan bahan hasil cetakan (unit pengeluaran) Secara singkat fungsi dari masing-masing unit tersebut adalah sebagai berikut: a. Unit penintaan Unit penintaan terdiri dari bak tinta dan tinta. Unit ini berfungsi menampung tinta yang akan digunakan untuk mencetak. Berbeda dengan unti penintaan mesin cetak offset, unit penintaan pada mesin rotogravure tidak memiliki rol bak tinta, tetapi silinder gravure langsung berada di dalam bak tinta. Tinta langsung diambil oleh acuan cetak pada silinder gravure. Banyak sedikitnya tinta yang diambil tergantung dari image yang ada pada acuan cetak. Semakin dalam goresan pada silinder maka semakin banyak tinta yang diambil. Karena silinder gravure langsung berada pada bak tinta, secara otomatis bagian yang mencetak maupun yang tidak mencetak terkena tinta. Untuk menghilangkan tinta pada bagian yang tidak mencetak, maka dilengkapi dengan doctor blade/rakel. b. Silinder gravure Silinder gravure telah dijelaskan pada bagian sebelumnya c. Silinder tekan Seperti halnya mesin cetak offset, silinder tekan pada mesin cetak rotogravure juga berfungsi untuk memberi tekanan pada bahan cetak agar tinta pada acuan cetak dapat dialihkan ke bahan cetak. Untuk menghasilkan cetakan yang baik, tekanan silinder cetak juga sangat menentukan. Tekanan dari silinder tekan ini dapat 345disetel sesuai dengan bahan yang dicetak, dengan melakukan perhitungan tekanan cetak lebih dulu. d. Doctor blade/rakel Doctor blade/rakel berfungsi untuk mengambil tinta pada bagian yang tidak mencetak kemudian mengembalikannya ke bak tinta, dan mengurangi kelebihan tinta pada bagian yang mencetak agar tidak terjadi pengeblokan tinta. e. Peralatan untuk mengganti silinder gravure Untuk memudahkan dan mempercepat penggantian lapisan silinder gravure mesin cetak rotogravure dilengkapi dengan peralatan bantu khusus. Peralatan khusus tersebut dipasang pada bagian depan unit pencetakan/silinder gravure. Gambar 7.68. Mesin rotogravure yang dilengkapi peralatan bantu untuk penggantian lapisan silinder gravure dan unit penintaan untuk mempercepat proses penganggantiannya (W&H) f. Pipa-pipa pengalir udara panas untuk pengering Pipa-pipa tersebut berfungsi untuk mengalirkan udara panas yang berfungsi mempercepat proses pengeringan tinta pada permukaan bahan cetak sesaat setelah terjadi proses 346pencetakan. Seperti diketahui bahan-bahan cetak sebagian besar adalah bahan-bahan yang berdaya serap rendah, sehingga dengan adanya udara panas tersebut untuk pencetakan warna berikutnya tidak mengalami kendala, karena wwarna sebelumnya telah kering g. Pengontrol ketepatan cetak Seperti halnya pada mesin cetak offset gulungan (web offset), untuk mengontrol ketepatan cetak dengan mengatur rol-rol pengontrol ketepatan cetak. Rol-rol ini disetel untuk menaikkan atau menurunkan posisi bahan cetak. Karena penyetelan ketepatan cetak dilaksanakan pada saat mesin dalam keadaan mencetak, sehingga penyetelan tidak pada silinder cetak, seperti kalau pada mesin cetak lembaran (sheet) yang penyetelannya dalam keadaan mesin berhenti. h. Gulungan bahan sebelum dicetak (unit pemasukan) Mesin cetak rotogravure sebagian besar dirancang untuk mencetak bahan cetak yang berbentuk gulungan (web). Unit pemasukan ini berfungsi untuk menempatkan bahan cetak yang akan dicetak. Unit ini dilengkapi alat bantu penggantian/penyambungan gulungan bahan cetak yang akan habis, sehingga proses cetak tetap berjalan tanpa mengurangi kecepatan mesin, karena secara otomatis bahan cetak cadangan akan langsung menyambung pada gulungan sebelumnya. i. Rol-rol pemandu jalannya bahan cetak Rol-rol ini berkedudukan tetap, tidak disetel seperti rol pengontrol ketepatan cetak. Rol ini dilewati bahan cetak agar ketegangannya selalu stabil, sehingga jalannya ke unit pencetakan tidak berubah-ubah. Dengan demikian kestabilan cetakan dapat diperoleh dengan maksimal. j. Gulungan bahan hasil cetakan (unit pengeluaran) 347Setelah bahan dicetak pada unit pencetakan, maka hasil cetak akan menuju ke unit pengeluaran. Apabila mesin tidak dilengkapi unit tambahan atau tidak, misalnya unit cutting, folding. Jika tidak, maka hasil cetak tetap berupa gulungan. Jika mesin dilengkapi unit lainnya, misalnya unit cutting maka hasil cetak berupa lembaran. Dan jika unit tambahan berupa folding, maka hasil cetak berupa lipatan. Selain mesin rotogravure gulungan (web), mesin cetak rotogravure ada yang di buat mesin rotogravure lembaran. Struktur mesinnya sama dengan mesin cetak offset lembaran, seperti yang digambarkan seperti di bawah ini. Gambar 7.69. Diagram mesin cetak rotogravure lembaran multiwarna untuk bahan kemasan (Rembrant 142, KBA Gambar 7.70. Mesin cetak rotogravure lembaran multiwarna untuk bahan kemasan (Rembrant 142, KBA 348 Pada gambar di bawah ini diperlihatkan kontruksi mesin rotogravure web yang ada. Gambar 7.71. Diagram Unit Pencetakan Mesin Cetak Rotogravure, 8 Warna Gambar 7.72. Diagram Struktur Unit Mesin Proof Rotogravure (KBA) Next >