< Previous 1506 Macam Sistem Besaran Sudut Daftra IV : Dari cara radian ke cara sentisimal S rad = 100 g ; 1 rad = 63,661 977 237 g Tabel 12. Cara radian ke cara sentisimal 1516 Macam Sistem Besaran Sudut Daftar V : Dari cara seksagesimal ke cara radian Tabel 13. Cara seksagesimal ke cara radian 1526 Macam Sistem Besaran Sudut Contoh-contoh : Tabel 9 : 1. D = 137g36c78cc 137g = 123o18’ 36c = 00 19’26”,4 78cc = 00 00 25”,3 137g36c78cc = 123o37’51”,7 2. D = 216g41c56cc Cara 1 : 200g = 180o00’00” 16g = 14o24’00” 41c = 00o22’08”,4 56cc = 00o00’18”,1 216g41c56cc = 194o46’26”,5 Cara 2 : 100g = 90o00’00” 116g = 104o24’00” 41c = 00o22’08”,4 56cc = 00o00’18”,1 216g41c56cc = 194o46’26”,5 3. D = 317g08c39cc Cara 1 : 200g = 180o00’00” 117g = 105o18’00” 08c = 00o04’19”,2 39cc = 00o00’12”,6 317g08c39cc = 285o22’31”,8 Cara 2 100g = 90o00’00” 200g = 180o00’00” 17g = 15o18’00” 08c = 00o04’19”,2 39cc = 00o00’12”,6 317g08c39cc = 285o22’31”,8 Tabel 9 : 1. D = 148o48’16” Cara 1 : 148o = 164g,44.444 48’ = 0 ,88.889 16” = 0 ,00.494 148o48’16” = 165g,33.827 Cara 2 : 100o = 111g,11.111 48o = 53,33.333 48’ = 0,88.889 16” = 0,00.494 148o48’16” = 165g,33.827 2. D = 208o17’15” Cara 1 : 180o = 200g,00.000 28o = 31 ,11.111 17’ = 0 ,31.481 15” = 0 ,00.463 208o17’15” = 231g,43.055 Cara 2 : 100o = 111g,11.111 108o = 120 ,00.000 17’ = 0 ,31.481 15o = 0 ,00.463 208o17’15” = 231g,43.055 3. D = 332o28’09” Cara 1 : 180o = 200g,00.000 152o = 168 ,88.889 28’ = 0 ,51.852 09” = 0 ,00.278 332o28’09” = 369g,41.019 1536 Macam Sistem Besaran Sudut Cara 2 100o = 111g,11.111 180o = 200 ,00.000 52o = 57 ,77.778 28’ = 0 ,51.852 09” = 0 ,00.278 332o28’09” = 369g,41.019 Tabel 10: 1. D = 78g,4921 78g = 1,225.211 rad 49c = 0,007.697 rad 21cc = 0,000.035 rad 78g49c21cc = 1,232.943 rad 2. D = 116g,1682 100g = 1,570.796 rad 16g = 0,251.327 rad 16c = 0 002.513 rad 82cc = 0,000.129 rad 116g16c82cc = 1,824.765 rad 3. D = 262g,0856 100g = 1,570.796 rad 100g = 1,570.796 rad 62g = 0,973.894 rad 08c = 0,001.257 rad 56cc = 0,000.008 rad 262g08c56cc = 4,116.831 rad Tabel 12 : D = 1,26.486 rad 1,26 rad = 80g,214.091 0,00.48 rad = 0 ,035.577 0,00.006 rad = 0 ,003.820 1,26.489 rad = 80g,253.488 Tabel 13 : 1. D = 67o19’48” 67o = 1,169.370.6 rad 19’ = 0,005.526.9 rad 48” = 0,000.232.7 rad 67o19’48” = 1,175.130.2 rad 2. D = 179o21’15” 170o = 2,967.058.7 rad 9o = 0,157.079.6 rad 21o = 0,006.108.7 rad 15o = 0,000.072.7 rad 179o21’15” = 3,130.320.7 rad 3. D = 212o42’26” 200o = 3,490.658.5 rad 12o = 0,209.439.5 rad 42’ = 0,212.317.3 rad 26” = 0,000.126.1 rad 212o42’26” = 3,712.441.4 rad Petunjuk singkat pemakaian alat ukur Theodolite Boussole Sebelum menggunakan alat ukur Theodolite perlu diperhatikan agar menjauhkan barang-barang metal yang dapat mempengaruhi jarum magnet. Sudut jurusan yang didapat adalah sudut jurusan magnetis. I. Urutan pengaturan serta pemakaian. (contoh untuk pesawat T.O. wild) a. Pasanglah statif dengan dasar atas tetap di atas piket dan sedatar mungkin. b. Keraskan skrup-skrup kaki statif. 1546 Macam Sistem Besaran Sudut c. Letakkan alat T.O. di atasnya lalu keraskan skrup pengencang alat. d. Tancapkan statif dalam-dalam pada tanah, sehingga tidak mudah bergerak. e. Pasanglah unting-unting pada skrup pengencang alat. f. Bila ujung unting-unting belum tepat di atas paku, maka geserkan alat dengan membuka skrup pengencang alat, sehingga ujung unting-unting tepat di atas paku pada piket. g. Gelembung pada nivo kotak kita ketengahkan dengan menyetel ketiga skrup penyetel, buka pengunci magnit, gerakan kebelakang dan kedepan, setelah magnit diam, magnit di kunci lagi. h. Setelah a, b, c, d, e, f, dan g, dikerjakan dengan baik, maka alat T.O. siap untuk melakukan pengamatan. i. Dengan membuka skrup pengencang lingkaran horizontal dan vertikal arahkan teropong ke titik yang dibidik dengan pertolongan visir secara kasaran, kemudian skrup-skrup tersebut kita kencangkan kembali. j. Jelaskan benang diafragma dengan skrup pengatur benang diafragma kemudian jelaskan bayangan dari titik yang dibidik dengan menggeser-geserkan lensa oculair. k. Dengan menggunakan skrup penggerak halus horizontal dan vertikal, kita tepatkan target yang dibidik (skrup-skrup pengencang horizontal dan vertikal harus kencang terlebih dahulu). l. Setelah i, j, k, dilakukan, maka pengukuran dapat dimulai. II. Pembacaan sudut mendatar 1. Terlebih dahulu kunci boussole atau pengencang magnet kita lepaskan, kemudian akan terlihat skala pembacaan bergerak; sementara bergerak kita tunggu sampai skala pembacaan diam, kemudian kita kunci lagi. 2. Pembacaan bersifat koinsidensi dengan mempergunakan tromol mikrometer. (Berarti pembacaan dilakukan pada angka-angka yang berselisih 1800 atau 200gr). Pembacaan puluhan menit/centi grade dan satuannya dilakukan pada tromol mikrometer. 1556 Macam Sistem Besaran Sudut Untuk pembacaan biasa, tromol mikrometer berada sebelah kanan. Untuk pembacaan luar biasa; tromol berada di sebelah kiri. Untuk dapat melihat angka-angka pembacaan pada keadaan biasa maupun luar biasa, kita putar penyetel angka pembacaan (angka pembacaan dapat diputar baik menurut biasa/ luar biasa dengan berselisih 1800 atau 200gr). Gambar 114. Pembacan derajat Gambar 115. Pembacaan grade Gambar 116. Pembacaan menit Gambar 117. Pembacaan centigrade III. Pembacaan sudut miring / jurusan 1. Terlebih dahulu ketengahkan gelembung skala vertikal dengan menggunakan skrup collimator. 2. Sistem pembacaan dengan menggunakan angka yang sama/ sebelah kiri bawah dengan sebelah kanan atas. Bagian skala antara angka yang sama mempunyai satuan puluhan menit. Puluhan/ ratusan derajat (lihat angka bawah yang berselisih 180o dengan angka di atasnya = 40o ) Satuan derajat (Berapa kolom yang ada antara angka di atas = 80o48”) Puluhan/ ratusan grade (lihat angka bawah yang berselisih 200gr dengan angka di atasnya = 400gr ) Satuan derajat (Berapa kolom yang ada antara angka di atas = 8gr48g) Tiap kolom mempunyai satuan 1 menit Pembacaan seluruhnya 48o17.3” 1566 Macam Sistem Besaran Sudut 1011121211101312111011121410139 Gambar 118. Sudut jurusan 12o46” Untuk sudut miring negatif pembacaan dilakukan dari kiri ke kanan. Kalau sudut miring positif pembacaan dilakukan dari kanan ke kiri. 12o43” Gambar 119. Sudut miring IV. Pembacaan rambu 1. Untuk pembacaan jarak, benang atas kita tepatkan di 1 m atau 2 m pada satuan meter dari rambu. Kemudian baca benang bawah dan tengah. 2. Untuk pembacaan sudut miring, arahkan benang tengah dari teropong ke tinggi alatnya, sebelum pembacaan dilakukan, gelembung nivo vertikal harus diketengahkan dahulu. (tinggi alat harus diukur dan dicatat). Gambar 120. Cara pembacaan sudut mendatar dan sudut miring -+ 1576 Macam Sistem Besaran Sudut V. Keterangan 1. Pada pembacaan sudut miring perlu diperhatikan tanda positif atau negatif, sebab tidak setiap angka mempunyai tanda positif atau negatif. 2. Pada pembacaan sudut miring di dekat 00 perlu diperhatikan tanda positif atau negatif, sebab tandanya tidak terlihat, sehingga meragukan sipembaca. Sebaiknya teropong di stel pada posisi mendatar 00 dengan menggunakan skrup halus. Kemudian teropong kita arahkan lagi ke titik yang ditinjau, dan setelah diputar kita melihat tanda + pada skala bawah : apabila angka nol di atas berada di sebelah kanan, menunjukkan bahwa harga sudut miring tersebut positif. 3. Perlu diperhatikan sistem pembacaan dari pada pos alat ukur tersebut : x Sistem centesimal (grid). x Sistem seksagesimal (derajat). 4. Perlu diperhatikan, bahwa pembacaan skala tromol untuk pembacaan satuan menit atau satuan centigrid ada yang mempunyai harga 1 menit atau 1 centigrid per kolom, atau ada yang mempunyai harga 2 menit (2c) per kolom. 5. Sistem pembacaan lingkaran vertikal ada 2 macam yaitu: x Sistem sudut zenith. x Sistem sudut miring. 6. Sudut miring yang harganya negatif, pembacaan dilakukan dari kanan ke kiri, sedangkan untuk harga positif pembacaan dari kiri ke kanan. 7. Perlu diyakinkan harga sudut miring positif atau negatif. Gambar 121. Arah sudut zenith (sudut miring). 110°10°= sudut zenithsudut miring = 90qzenithi = 90q110q= 10q 10°10°sudut miring 1586 Macam Sistem Besaran Sudut Gambar 122. Theodolite T0 Wild Keterangan 1. Sekrup-sekrup setel. 2. Permukaan nivo pesawat. 3. Jepitan untuk lingkaran mendatar. 4. Sekrup mikrometer untuk lingkaran mendatar. 5. Jepitan untuk lingkaran tegak. 6. Sekrup mikrometer untuk lingkaran tegak. 7. Tombol untuk memainkan permukaan 8. 8. Permukaan untuk pinggiran tegak. 9. Okuler dari teropong arah. 10. Cincin untuk pengatur diafragma. 11. Mikroskop untuk pinggiran tegak. 12. Okuler untuk pinggiran busole. 1596 Macam Sistem Besaran Sudut 13. Tombol untuk mengubah arah sinar-sinar cahaya. 14. Jendela penerangan. 15. Tombol mikrometer. 16. Tuas untuk mengeratkan busole pada bagian bawah. Gambar 123. Theodolite Keterangan 1. Nivo teropong. 2. Lensa oculair. 3. Sekrup pengunci teropong. 4. Skrup pengatur diafragma. 5. Sekrup gerak halus naik-turun garis bidik. 6. Nivo pesawat. 7. Nonius sudut datar. 8. Sekrup gerak halus lingkaran dalam. 9. Sekrup pengunci lingkaran dalam. 10. Sekrup pengunci piringan dasar. 11. Sekrup penyetel peasawat. 12. Nivo pesawat. 13. Sekrup pengunci magnit. 14. Sekrup gerak halus lingkaran luar. 15. Sekrup pengunci lingkaran luar. Next >