< Previous 414 pada saat sekarang ini, pada mesin kanji ada beberapa macam sistem pengeringan yaitu : - Pengering Silinder Pada alat pengering sistem ini terdiri dari 2, 3, 5 atau lebih silinde-silinder yang memperoleh pemanasan dari uap yang dimasukkan kedalamnya. Pengaturan temperatur dilakukan pada setiap silinder, sehingga perbedaan temperatur antara silinder satu dengan silinder lainnya dapat diatur. Pengaturan ini penting untuk menghindari hasil penganjian yang getas (brittle) karena terlalu kering. Pada gambar 7.108 menunjukkan pengeringan dengan pengering silinder. Jika pengeringan menggunakan 2 silinder pengering, maka pada silinder pertama temperaturnya diatur agar tidak berbeda jauh dari temperatur larutan kanji, baru pada silinder ke 2 temperaturnya diatur lebih tinggi, sehingga secara visual benang telah cukup kering dan masih mengandung air secukupnya. Pada mesin kanji dengan silinder pengering lebih dari tiga buah, pengaturan temperatur dibagi dalam tiga grup dimana pertama dengan temperatur 80 - 90 ºC, grup kedua dengan temperatur 100ºC lebih besar dan grup ketiga dengan temperatur 70ºC - 80ºC. hal ini sangat penting artinya untuk menghindari pengeringan dan pendinginan yang mendadak yang dapat menyebabkan kanji pada menjadi rapuh. Untuk menghindari kerusakan benang karena benang menempel langsung dengan silinder sehingga kadang-kadang benang menjadi lengket dan gepeng juga timbul bulu lagi, maka pada permukaan silinder dilapisi Teeflon Sheet semacam karet sintetis yang tahan panas. Gambar 7.89 Pengering dengan 5 Silinder 415 - Pengering dengan ruang pengering (Dry Chamber) Dengan sistem ini pengeringan benang dapat berjalan lebih merata ke semua permukaan benang tanpa benang yang diproses harus bersinggungan langsung dengan alat-alat yang temperaturnya tinggi. Pada gambar 7.90 terlihat bahwa pengeringan terjadi karena aliran udara panas dari pipa-pipa udara ke seluruh ruang pengering akibat hisapan kipas. Dari sistem ini dapat diketahui bahwa mula-mula benang yang tebal kanjinya dilalukan pada daerah yang terpanas kemudian baru pada daerah yang lebih dingin. Keadaan ini menyebabkan temperatur ruang tidak terlalu tinggi, sehingga proses penganjian sistem ini tidak dapat diperoleh produksi yang tinggi. Gambar 7.90 Pengering Ruang Pengering dan Silinder Keterangan : 1. Drum pemanas 2. Rol penegang 3. Kipas penghisap 4. Pipa-pipa udara panas Perbaikan dari sistem ini diperoleh sistem ruang pengeringan kecepatan tinggi (High Speed Dry Chamber). Sistem pengeringan ini menggunakan udara panas dari cerobong (a) yang disedot oleh hisapan kipas (b1 dan b2). Udara dialirkan keseluruh ruangan sehingga didalam ruangan tersbut terjadi sirkulasi udara secara merata. Suhu ruangan ini dapat mencapai 170ºC sedangkan suhu benang yang dipanaskan tidak lebih dari 100ºC karena benang tersbut masih mengandung air. Akan tetapi pengeringan dapat 416 diperoleh dengan baik karena adanya aliran udara panas pada permukaan benang tersebut. Kerusakan benang terbakar dapat dihindari karena sama sekali tidak menyentuh peralatan yang panas. Tekanan udara dalam ruangan pengering 6 – 8 atmosfir, apabila tekanan dalam ruangan melebiha standar maka secara otomatis pintu pemasukan udara akan menutup dan pintu pengeluaran udara akan terbuka membuang udara panas yang kelebihan tadi. Demikian pula pada saat berhenti akibat kerusakan atau penggantian bum tenun setelah penuh, kedua pintu tersebut akan bekerja secara otomatis. Gambar 7.91 Pengeringan dengan Udara Panas c) Bagian penggulungan (Beaming Section) - Proses pemisahan benang lusi yang telah dikanji dilakukan oleh peralatan-peralatan rol pemisah benang kering dan sisir kanji. Alat pemisah ini penting artinya untuk dapat memisahkan benang lusi yang satu dengan lainnya untuk menghindari kesukaran dipertenunan akibat lusi lengket satu sama lain. Jumlah rol pemisah ini sama dengan jumlah bum hani yang dipasang dikurangi dengan satu (n – 1). Adanya peralatan ini menyebabkan - Adanya kanji yang lepas dari benang - Jumlah bulu-bulu dari benang akan meningkat - Meningkatnya lusi yang putus selama proses. Ketiga hal tersebut diatas haruslah selalu diperhatikan dan diusahakan agar rol pemisah 417 mempunyai diameter yang tidak terlalu besar. - Sisir Ekspansi Sisir Ekspansi berfungsi untuk menyebarkan benang lusi dengan merata selebar bum tenun yang dikehendaki. Pencucukan benang pada sisir ini tidak teratur sebagaimana pada sisir tenun, kecuali benang-benang lusi bercorak. Oleha karena itu urutan jajaran lusi sangat tergantung pada saat penyebaran lusi pada saat pertama operasi. Dengan demikian selama proses berlangsung tidak dibenarkan untuk dipindah-pindahkan. Apabila pemindahan dilakukan, maka akan terjadi banyak benang lusi yang saling menyilang pada bum yang dihasilkan, selain itu tegangan benang akan berbeda-beda. Gambar 7.92 Rol Pemisah Benang Lusi Kering - Penggulungan benang Benang yang telah dikanji langsung digulung pada bum tenun yang lebarnya sesuai dengan yang direncanakan. Gerakan penggulungan ini pada dasarnya ialah panjang benang yang digulung setip menit adalah sama atau konstan, jadi pada saat diameter gulungan masih kecil putaran bum tenun cepat dan pada saat diameter gulungan benang lusi besar putaran lambat. Sehingga pada peralatan penggulungan benang ini, harus diperlengkapi dengan peralatan gerakan pengatur kecepatan penggulungan benang, untuk mendapatkan tegangan dan kekerasan gulungan yang selalu sama sepanjang benang yang digulung dalam bum tenun. Adapun konstruksi mekanik peralatan penggulungan benang pada mesin kanji tidak selalu sama pada setiap mesin, tergantung dari merk dan type mesinnya. Sebagai contohnya peralatan penggulungan benang dapat dilihat pada gambar 7.93. 418 Gambar 7.93 Peralatan Penggulungan Benang Keterangan : M . Motor 1&2 . Puli 3.4 . Roda gigi bebas 5.6 . Roda gigi biasa 7.8 . Roda gigi bebas 9 . Rol Penggulung (delivery roller) 10-13 . Roda gigi bebas 14-15 . Cakra puli 16-17 . Puli 18-19 . Roda gigi bebas 20 . Lalatan lusi M1 . Motor pengatur putaran lalatan lusi 21-22 . Puli 23-24 . Roda gigi bebas 7.6 Pencucukan (Drawing In, Reaching In) Sebelum benang lusi pada bum tenun dapat ditenun, maka diperlukan proses pencucukan. Pada proses pencucukan dipengaruhi oleh anyaman kain yang akan dibuat, alat pembentuk mulut lusi pada mesin tenun dan macam mesin tenun yang akan digunakan. Proses pencucukan meliputi : - memasukan (mencucuk) benang lusi pada Dropper - memasukan (mencucuk) benang lusi pada Dropper - memasukan (mencucuk) benang lusi pada Dropper Bila mesin tenun yang digunakan tidak diperlengkapi peralatan otomatis benang lusi putus, maka pencucukan hanya dilakukan proses pendudukan pada mata gun dan pada sisir tenun. Tetapi bila mesin tenun yang digunakan diperlengkapi dengan peralatan otomatis benang lusi putus maka proses pencucukan yang dilakukan adalah pencucukan pada 419 Dropper, mata gun gan sisir tenun. Pada perusahaan pertenunan yang memproduksi hanya satu/beberapa macam kain tertentu saja, proses pencucukan kadang-kadang tidak dilakukan. Hal ini dilakukan untuk dapat menghemat tenaga kerja serta mempercepat proses pemasangan lusi pada mesin tenun. Proses yang dilakukan ialah dengan menyambung benang lusi baru dengan benang lusi yang masih berada pada mesin tenun. Kelemahan dari cara ini ialah dapat menyebabkan makin bertambahnya lusi-lusi yang akan saling menyilang dibagian belakang mesin tenun. Oleh karena itu sampai sekarang proses pencucukan masih merupakan proses yang perlu dilakukan agar memperoleh mutu kain yang baik. Berdasarkan cara mencucuk, maka proses mencucuk dapat dilakukan dengan : 7.6.1 Mencucuk dengan tangan Mencucuk dengan tangan merupakan cara pencucukan yang terbaik untuk mempertahankan kwalitas kain yang dihasilkan. Pencucukan dilakukan oleh 2 orang operator dimana seorang bertindak sebagai tukang menyuapkan benang sedang yang seorang sebagai pencucuk/penerima benang. Pencucukan pada sisir dilakukan sesudah mencucuk pada dropper dan gun selesai. Peralatan yang diperlukan dalam pencucukan cara ini adalah : - Kerangka tempat bum tenun dan penggantung (tempat) gun dan dropper. - Kawat pencucuk Dropper dan gun Kawat pencucuk ini ada 2 macam yaitu kawat cucuk ganda dan kawat cucuk tunggal. - Pisau pencucuk Sisir Untuk lebih jelasnya jalan benang pada proses pencucukan adalah sebagai berikut : 420 Gambar 7.94 Skema Urutan Proses Pencucukan Keterangan gambar : 1. Beam Tenun 2. Benang lusi 3. Frame 4. Penjepit 5. Dropper 6. Gun 7. Sisir 8. Kawat cucuk 9. Pisau cucuk 7.6.2 Mencucuk dengan Mesin Proses mencucuk dengan mesin dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi tenaga operator. Hal ini dilakukan biasanya karena upah buruh yang tinggi. Proses pencucukan dengan mesin dilayani oleh satu operator, sedang mesinnya itu sendiri hanya sebagai pengganti operator penyuap benang, bahkan pada saat pencucukan pada sisir, mesin tersebut tidak berfungsi. 421 7.6.2.1 Bagian peralatan Mesin Cucuk Gambar 7.95 Peralatan Pencucukan Keterangan : 1. Rangka (Frame) 2. Handle penegang 3. Dudukan klem (clamp bracket) 4. Pemegang Bum (Beam Holder) 5. Rel (Rail) 6. Pipa Penggantung (hanger pipe) 7. Poros Pengantar (Guide shaft) 8. Kem bawah A (Lower clamp A) 9. Klem bawah B (Loner clamp B) 10. Repository racket 11. Dudukan penggantung (hanger bracket) 12. Klem atas (upper clamp) 13. Batang T (T bar) 14. Kain penggaruk (carding cloth) 15. Squill vice 16. Baut kupu (Butterfly bolt) 17. Pemegang penggantung (hanger holder) 18. Poros penggantung (hanger shaft) 19. Pipa pengantar (guide pipe) 20. Pipa penyilang (leasing pipe A) 21. Pipa penyilang (leasing pipe B) 22. Pemegang pipa penyilang (leasing pipe holder) 23. Tipping holder 24. Penggantung Dropper (dropper hanger) 25. Headle hanger 422 Carriage (penyuap benang) Peralatan ini berfungsi untuk menyuapkan benang yang akan dicucuk dan bekerja secara otomatis, dilakukan oleh peralatan Selector (1) dan worm magazine (2), lihat gambar 7.97. Gambar 7.96 Carriage Keterangan : 1. Selector 2. Worm magazine 3. Conduction stop feeler 4. Running stop feeler 5. Set screw (for No.8) 6. Chain cover 7. Running Stop feeler cover 8. Cover 9. Roller 10. Location roller 11. Pinion for feeding 12. Ratchet for feeding 13. Lever for feeding 14. Metal fluq 15. Push Butten Snitch 16. Handle 7.6.2.2 Alat Perlengkapan Proses Pencucukan 1. Kawat cucuk (Drafing hook) Kawat cucuk berfungsi untuk mengait dan menarik benang-benang lusi untuk ilewatkan ke lubang droper dan gun. Ada 2 macam kawat cucuk : - kawat cucuk tunggal (lihat gambar 7.98) - kawat cucuk ganda (lihat gambar 7.99) 423 Gambar 7.97 Kawat Cucuk Tunggal Gambar 7.98 : Kawat Cucuk Ganda 2. Pisau cucuk (Denting Hook) Pisau cucuk berfungsi untuk mengait dan menarik benang-benang lusi ke lubang sisir setelah dilewatkan droper dan gun. Penggunaan pisau cucuk tergantung dari kehalusan benang yang dicucuk (lihat table7.12). Gambar 7.99 Pisau Cucuk Tabel 7.12 Penggunaan Pisau Cucuk NoNomor Pisau cucuk Untuk benang Nomor 1. 2. 3. 40 30 30 Ne140 Ne130 Ne120 3. Sisir Tenun (Reed) Pada sisir tenun 2 macam pernyataan yaitu : a.) Nomor sisir (Reed count : R) Nomor sisir menyatakan jumlah kawat sisir yang disusun dalam panjang setiap 2 inch atau Next >