Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang PEDALANGAN JILID 2 Untuk SMK Penulis : Supriyono Djumiran Ranta Admaja Bambang Sukmo Pribadi Joko Susilo Perancang Kulit : Tim Ukuran Buku: 117,6 x 25cmDiterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 PRI SUPRIYONO p Pedalangan Jilid 2 untuk SMK /oleh Supriyono, Djumiran Ranta Admaja, Bambang Sukmo Pribadi, Joko Susilo ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. xvii. 151 hlm Daftar Pustaka : A1-A2 Glosarium : xiii-xvi ISBN : 978-602-8320-87-0 KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatanpenulisanbuku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatanpembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran. Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakanmemenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasionalini, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkansoft copy inidiharapkanakan lebih memudahkan bagimasyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepadapara peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapatmemanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritiksangat kami harapkan.Jakarta,17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMKiiiKATA PENGANTAR Puja-puji syukur kami panjatkan ke Hadurat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada hambanya, sehingga kami dapat menyajikan buku “Pedalangan” ini kepada para pembaca.Buku Pedalangan ini disusun terutama untuk menunjang pe-laksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2004 Sekolah Menengah Kejuruan Seni Pertunjukan. Melalui buku ini sis-wa diantarkan untuk dapat menjadi tenaga yang profesional dan siap pakai pada saat terjun di kalangan masyarakat luas dengan berbekal kemaun serta kemampuannya, dan untuk menghadapai era tekno-logi yang semakin maju. Bila kita perhatikan serta kita renungan secara mendalam, seni pedalangan tidak hanya merupakan satu ekspresi kebudayaan tetapi juga sekaligus merupakan media pendidikan, informasi, dan hiburan.Kita tidak dapat memungkiri, bahwa seni pedalangan meru-pakan perbendaharaan kebudayaan nasional yanng mempunyai ke-dudukan tersendiri di hati sanubari bangsa Indonesia. Sudah berta-hun-tahun bahkan berabad-abad seni pedalangan berkembang se-bagai suatu hasil karya para pujangga para empu kita dari berbagai generasi. Adanya berbagai macam jenis wayang yang ada di tanah air, seperti contoh: Wayang Purwa, Wayang Madya, Wayang Klithik, Wayang Klithik, Wayang Golek, Wayang Menak, Wayang Suluh, Wayang Beber, hingga terciptanya Wayang Moderen, dan masih ba-nyak lagi wayang-wayang lainnya merupakan pertanda adanya su-atu proses perkembangan seni pedalangan itu dari masa ke masa baik isi maupun bentuknya. Semenjak permulaan tumbuhnya seni pedalangan, sudah dapat kita katakan bahwa seni pedalangan adalah suatu perpaduan yang serasi antara berbagai ekspresi kebu-dayaan, di antaranya seni karawitan, seni tari, seni sastra, seni dra-ma, seni rupa, dan filsafat. Ditinjau dari isinya, seni pedalangan banyak memberikan aja-ran-ajaran kepada kita tentang hakekat kehadiran manusia baik se-bagi individu maupun kedudukannya sebagai anggota masyarakat dan terbukti banyak membantu di dalam pembinaan budi pekerti luhur. Oleh sebab itu seni pedalangan perlu dilestarikan dan dikem-bangkan terus-menerus sebagai sarana pendidikan di tangah-te-ngah masyarakat kita. Seni pedalangan dikatakan sebagai media informasi karena dari segi penampilan wayang sangat komunikatif dalam masyarakat. Sedikitnya dapat dipakai untuk memahami salah satu dari tradisi dan salah satu cara pendekatan terhadap kehidupan serta segala per-ivmasalahan. Karena sifatnya yang komunikatif ini, kiranya dapat dija-dikan sebagai sarana kominikasi dalam pembangunan pada sata se-karang ataupun yang akan datang. Seni pedalangan jelas sebagai media hiburan, akan tetapi bukan merupakan media hiburan pengisi waktu santai belaka. Mela-lui hiburan seperti ini, kesenggangan manusia tidak hanya disegar-kan dan dikeluarkan dari kelesuan, tetapi diperkaya secara spiritual. Seni pedalangan merupakan kesenian tradisional yang adi luhung, benyak negara-negara maju yang sangat mengagumi seni pedalangan. Tidak salah kiranya UNESCO sebuah badan PBB yang menangani kebudayaan, pada tahun 2003 yang lalu telah memposi-sikan wayang sebagai pusaka budaya dunia. Keputusan UNESCO ini merupakan kristalisasi perjuangan kita dan para leluhur yang te-lah dengan gigih, telaten dan penuh kesabaran “ngeluri” warisan bu-daya bangsa yang adi luhung berupa wayang. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan baik isi maupun panyajiannya. Segala tegur-sapa serta saran dan kritik dari para ahli yang berwenang dan para pem-baca yang bersifat membangun senantiasa diterima dengan lapang dada.Akhirnya tak lupa diucapkan terima kasih kepada Pemimpin PENULISAN BUKU KEJURUAN, juga kepada rekan-rekan dan han-dai tolan serta semua pihak yang turut serta menangani buku ini. Semoga bermanfaat adanya. Surabaya, 19 November 2007 PenulisvDAFTAR ISI SAMBUTAN DIREKTUR.........................................................i KATA PENGANTAR...............................................................iii DAFTAR ISI............................................................................v LEMBAR PENGESAHAN.......................................................xii DAFTAR ISTILAH/GLOSARI .................................................xiii ABSTRAK ..............................................................................xvii PETA KOMPETENSI .............................................................xviii BAB I SENI PEDALANGAN............................................1 1.1 Pedalangan...........................................................1 1.1.1 Arti Istilah Dalang..................................................1 1.1.2 Peranan Dalang.....................................................2 1.1.3 Klasifikasi Dalang..................................................3 1.1.4 Tugas Dalang........................................................4 1.1.5 Sifat Dalang...........................................................5 1.2 Larangan-larangan yang Patut dihindari Dalang...................................................................5 1.3 Unsur – unsur Seni Pedalangan............................5 1.3.1 Seni Drama............................................................6 1.3.2 Seni Lukis atau Seni Rupa....................................6 1.3.3 Seni Tatah (Pahat) atau Seni Kriya.......................6 1.3.4 Seni Sastra............................................................6 1.3.5 Seni Suara.............................................................7 1.3.6 Seni Tari................................................................7 1.3.7 Seni Karawitan......................................................7 1.3.8 Ragam Penyajian Seni Pedalangan......................8 1.4 Gaya Penyajian Seni Pedalangan.........................9 BAB II SEJARAH WAYANG DAN JENIS DALAM SENI PEWAYANGAN....................................................12 2.1 Pewayangan..........................................................12 2.2 Sejarah Seni Pewayangan....................................12 2.3 Jenis wayang.........................................................16 2.3.1 Wayang Beber.......................................................17 2.3.2 Wayang Purwa......................................................17 2.3.2.1 Wayang Rontal......................................................18 2.3.2.2 Wayang Kertas......................................................29 2.3.2.3 Wayang Beber Purwa............................................29 2.3.2.4 Wayang Demak.....................................................29 2.3.2.5 Wayang Keling......................................................29 2.3.2.6 Wayang Jengglong................................................20 vi2.3.2.7 Wayang Kidang Kencana......................................20 2.3.2.8 Wayang Purwa Gedog..........................................21 2.3.2.9 Wayang Kulit Purwa Cirebon.................................21 2.3.2.10 Wayang Kulit Purwa Jawa Timur...........................23 2.3.2.11 Wayang Golek.......................................................27 2.3.2.12 Wayang Krucil ......................................................30 2.3.2.13 Wayang Sabrangan...............................................31 2.3.2.14 Wayang Rama.......................................................31 2.3.2.15 Wayang Kaper.......................................................32 2.3.2.16 Wayang Tasripin....................................................32 2.3.2.17 Wayang Kulit Betawi atau Wayang Tambun.........32 2.3.2.18 Wayang Ukur.........................................................34 2.3.2.19 Wayang Dolanan atau (Mainan)............................35 2.3.2.20 Wayang Batu atau Wayang Candi........................36 2.3.2.21 Wayang Sandosa..................................................37 2.3.2.22 Wayang Wong (Orang...........................................38 2.3.3 Wayang Madya......................................................38 2.3.4 Wayang Gedog......................................................41 2.3.4.1 Wayang Klithik.......................................................42 2.3.4.2 Langendriyan.........................................................43 2.3.5 Wayang Menak......................................................47 2.3.6 Wayang Babad......................................................48 2.3.6.1 Wayang Kuluk.......................................................48 2.3.6.2 Wayang Dupara.....................................................48 2.3.6.3 Wayang Jawa........................................................49 2.3.7 Wayang Moderen..................................................50 2.3.7.1 Wayang Wahana...................................................50 2.3.7.2 Wayang Kancil.......................................................51 2.3.7.3 Wayang Wahyu.....................................................51 2.3.7.4 Wayang Dobel.......................................................52 2.3.7.5 Wayang Pancasila.................................................52 2.3.7.6 Wayang Sejati.......................................................54 2.3.7.7 Wayang Budha......................................................54 2.3.7.8 Wayang Jemblung.................................................54 2.3.7.9 Wayang Sadat.......................................................54 2.3.8 Wayang Topeng....................................................56 2.3.8.1 Topeng Malang......................................................56 2.3.8.2 Topeng Dalang Madura.........................................57 2.3.8.3 Topeng Jawa.........................................................57 2.3.8.4 Wayang Wong.......................................................58 2.3.8.5 Topeng Cirebon.....................................................58 2.3.8.6 Topeng Betawi.......................................................58 2.4 Keindahan Wayang...............................................59 2.4.1 Wujud Wayang......................................................59 2.4.2 Wanda Wayang.....................................................60 2.4.3 Busana Wayang ...................................................62 vii2.4.3.1 Busana Bagian Atas hingga Pinggang..................62 2.4.3.2 Busana Bagian Bawah..........................................80 2.5 Wayang Kayon......................................................84 2.5.1 Bentuk Kayon........................................................86 2.5.1.1 Bentuk Segitiga.....................................................86 2.5.1.2 Bentuk Segiempat.................................................87 2.5.2 Fungsi Kayon.........................................................91 BAB III SASTRA PEDALANGAN.....................................92 3.1 Sastra Pedalangan................................................92 3.2 Suluk Wayang.......................................................93 3.2.1 Mijil........................................................................105 3.2.2 Suluk Wujil.............................................................108 3.2.3 Suluk Malang Semirang .......................................110 3.3 Sastra Lakon.........................................................112 3.3.1 Tantu Panggelaran................................................112 3.3.2 Tantri Kamandaka.................................................113 3.3.3 Kunjarakarna.........................................................115 3.3.4 Kitab Utara Kandha...............................................116 3.3.5 Korawaçrama........................................................116 3.3.6 Kitab Bharatayuda (saduran baru)........................117 3.3.7 Sena Gelung..........................................................118 3.3.8 Sastra Berbentuk Kakawin....................................121 3.3.8.1 Kresnayana...........................................................121 3.3.8.2 Gathutkaca Sraya..................................................121 3.3.8.3 Harjuna Wiwaha....................................................122 3.3.8.4 Smaradahana........................................................122 3.3.8.5 Bomakwya.............................................................123 3.3.8.6 Sutasoma..............................................................124 3.3.8.7 Parthayadnya........................................................125 3.4 Sastra Gending......................................................126 3.4.1 Cakepan................................................................126 3.4.2 Bawa/Buka............................................................127 3.4.3 Jineman.................................................................127 3.4.4 Umpak...................................................................127 3.4.5 Senggakan............................................................127 3.4.6 Gerong...................................................................128 3.4.7 Sindenan...............................................................129 3.4.8 Irama.....................................................................130 3.4.9 Cengkok................................................................130 3.4.10 Merong..................................................................130 3.4.11 Pedhotan...............................................................130 3.5 Sastra Antawacana...............................................131 3.5.1 Janturan.................................................................131 3.5.2 Ginem....................................................................135 3.5.3 Pocapan................................................................138 Next >