www.bmh.or.idJUNI 2017 / RAMADHAN 1438RAMADHANMerasakan KeajaibanBERBAGI KEMULIAAN HIDUPSemua karena ZakatMengunjungi Kampung Islam di Bali Neno Warisman, Penggerak Para MuslimahMULIA |MERASAKAN KEAJAIBAN RAMADHAN | JUNI 2017 / RAMADHAN 1438 Ramadhan Raih Kemenangan dengan Predikat Muttaqin0821.4040.4051@majalahhidayatullahJuni 2017/ Ramadhan 1438|MULIA 3SALAMyang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan” (HR Ahmad dan Nasai).Namun, sangat penting digarisbawahi dalam mengisi Ramadhan ini adalah ibadah-ibadah yang berdimensi sosial, sebab dalam hal ini, masih banyak orang yang puasanya bagus, namun rasa cintanya terhadap harta sungguh sangat luar biasa, sampai-sampai, infaq, sedekah dan zakat masih sangat berat untuk diamalkannya.Oleh karena itu, agendakan, hitung dan segerakan menunaikan zakat bagi diri yang dikaruniai harta, sebab membayar zakat adalah wajib. Kemudian disusul dengan semangat senantiasa berinfaq di jalan Allah. Sebagai tamu agung, sudah sepantasnya setiap Muslim berjuang sepenuh hati mengendalikan hawa nafsu, mempertajam kinerja iman dan taqwa dalam keseharian, baik dalam bingkai sebagai seorang Muslim, sebagai suami atau istri, sebagai ayah, dan sebagai pribadi yang memiliki profesi dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, semuanya menjadi medan laga untuk termanivestasikannya iman-taqwa di bulan kemenangan.Rasulullah bersabda, “Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam MenyedotEnErgi ramadhan“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup” (HR. Bukhari).Sekarang, telah datang tamu agung, dan Rasulullah telah memberikan keteladanan. Jadi, tunggu apa lagi, mari sedot sebanyak-banyaknya energi dan kemukjizatan Ramadhan secara sungguh-sungguh fokus, tuntas dan progressif mengisi Ramadhan dengan kemampuan paling maksimal yang kita miliki.*/Imam Nawawi24SAKINAHDuniamu Juga Duniaku4 MULIA|Ramadhan 1438/Juni 2017DAFTAR ISI3 SALAM6 SURAT PEMBACA8 JENDELAMenjaga Anak dari Bahaya LGBT18 KELAMBULebih Harmonis di Bulan Ramadhan20KOMIK22 ANISASehat Itu Cantik15 SOSOKNeno Warisman, Sang Penggerak Ibu-ibu Muslimah26MAJELIS KELUARGATerhubung dengan Surga28KOLOM IBUMenakar Hati di Bulan Ramadhan36RAMADHAN BERKAHRamadhan sebagaiMadrasah52RIHLAHMengunjungi Islam Gel-Gel di Bali50ADABUNAAdab Bercakap55ISLAM PESONARabi’attu Ra’yi,Ulama Ahli Analogi62MUTIARASemunya Bermula dari Orientasi Hidup66FIGURA32SERBA-SERBINegeri-negeri yang Diazab64QUOTE 68FIQIHHasil Kerja pada Usaha Non MuslimDAFTAR ISI73TAHFIDZUL QURANNurfadhillah Al-Adabiyah, Pendidikan Ayah Wasilah menjadi HafidzahPenanggung Jawab : Supendi S. Pengarah : Rama Wijaya, Pemred : Imam Nawawi Sidang Redaksi : Bambang S. Khairul Hibri, Cholis A. Imam N. Kontributor : Siraj, Abd. Syakur, Sahlah, Ibnu Sumari, Abu Falah, Desain : Mustain Al Haq. Iklan : Yanto Percetakan : Lentera Jaya MadinaAlamat Redaksi : Jakarta : Jl. Kalibata Office Park, Jl. Raya Pasar Minggu No. 21. Blok H. Kalibata, Jakarta Selatan, Telp. 021.7975770 Fax. 021.7975614. Surabaya : Jl. Raya Kejawan Putih Tambak 110 A. Email : redaksi@bmh.or.id | Iklan : email : majalahmulia@gmail.com SMS/WA. +62 822-3057-5647Juni 2017/ Ramadhan 1438|MULIA 5SUSUNAN REDAKSI 96KREASIKeranjang Parcel Mini94INSPIRASIPanggilan Ke Baitullahitu Selalu Datang Dengan Banyak Cara88LIPUTAN3 Da’i Tangguh Berangkat ke TanahSuci92ZAKATSemua KrenaZakat81ULASANZakat90SEJARAHZakat dan Kebahagiaan Seutuhnya70DUNIA ISLAMMelancong Kemuseum Unik di Emirat Arab6 MULIA|Ramadhan 1438/Juni 2017SURAT PEMBACAUneg-Uneg SepUtar Sajian rUbrikAssalamu’alaikum Wr/WbKepada redaksi yang dimuliakan Allah Ta’ala. Ada beberapa uneg-uneg yang ingin saya sampaikan: 1. Kenapa rubrik HIDA & YAHYA tidak terbit edisi Mei 2017? Anak saya sampai nangis karena tidak mendapati rubrik tersebut! 2. Kenapa laporan pendayagunaan tahun 2016 kemarin tidak ada ya?3. Kenapa rubrik ladang berkah tidak ada lagi ya?Demikian uneg-uneg ini mudah-mudahan Laznas BMH semakin dipercaya oleh ummat....Amin. Selanjutnya, mengenai foto-foto yang digunakan. Nampaknya, lebih banyak mengambil dari internet. Sekedar usul; demi meningkatkan kulitas sajian majalah, bagaimana kalau naskah-naskah dan foto-foto yang tersaji, itu karya orisinil keredaksian, sehingga lebih ‘gerget’ dalam menikmati sajian majalah. Demikian usulan dari saya. Mohon maaf bila ada kalimat yang kurang berkenan. Sakim/Lampung Jawab: untuk sementara ini, beberapa rubrik memang mendaur ulang majalah Suara Hidayatullah. Soal foto, terima kasih atas masukkannya. Kami sedang memikirkannyaJawab : Kami minta maaf, atas ketidakhadiran beberapa rubrik tersebut. Insyaallah, kini hadir kembali. Ummi Wafa/Donatur BMH MadiunOriSinalitaS FOtO dan naSkahRedaksi yang dirahmati Allah. Mohon maaf sebelumnya. Di sini saya hendak memberi beberapa masukan beberapa naskah yang tersaji di majalah, berikut dengan ilustrasi (foto-foto) yang digunakan. Saya perhatikan, ada beberapa rubrik, secara kontinuitas mengutip dari majalah Suara Hidayatullah. Pertanyaan saya, apa memang begitu kebijakannya? Di era dimana informasi dan teknologi berkembang cepat, orangtua harus leb-ih waspada dan intensif dalam mendidik serta membimbing anak-anaknya.Hal negatif yang sewaktu-waktu bisa mempengaruhi—perilaku atau pemikiran anak—begitu mudah dijumpai sekarang ini, baik dari internet, tayangan televisi, ataupun pergaulan di lingkungan sekitar.Dalam hal ini, tentu peran orangtua sangat dibutuhkan. Bagaimana agar anak-anak tak terperangkap serta terperosok ke dalam kerusakan moral atau pemikiran. Terlebih lagi, bagaimana membimbing mereka menemukan jati diri yang sesuai fitrah sejak usia dini.Jamak diketahui, salah satu persoalan yang menjadi ancaman bagi anak-anak masa kini adalah virus Lesbian, Homoseksual, Biseksual dan Transgender—yang fa-miliar dengan sebutan LGBT.Beberapa tahun terakhir, kelompok LBGT beserta pendukung setianya sangat getol mengkampanyekan perilaku mereka yang menyimpang, bahkan jauh dari fitrah manusia umumnya.Untuk itu, orangtua harus paham dan mengerti, melalui pintu mana saja mereka mempengaruhi anak-anak? Bagaimana caranya mengenali anak-anak yang terindikasi perilaku menyimpang ini? Apa upaya yang bisa dilakukan oleh orangtua dan pemer-intah?Majalah Mulia edisi kali ini mengajak pembaca menyimak jawaban dari per-tanyaan-pertanyaan di atas. Berikut ini adalah laporannya. Selama membaca.*/Ibnu Sumari JENDELA UTAMA8 MULIA|Ramadhan 1438/Juni 2017Menjaga anak dari Bahaya LGBTJuni 2017/ Ramadhan 1438|MULIA 9JENDELA UTAMA“Kami dapat banyak pengaduan mengejutkan dari para guru di sekolah, ketika maraknya tayangan kebanci-bancian,” ujar Agatha Lily saat masih menjabat Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat periode 2013-2016.Agatha mengungkapkan, saat murid-murid diminta tampil ke sebuah acara, mereka sering mengikuti perilaku tokoh-tokoh kebanci-bancian dalam sebuah tayangan televisi. Misalnya, murid laki-laki lebih suka memakai bandana, sepatu heels, rok, lipstik, rambut palsu, dan sebagainya.“Tampilan kebanci-bancian dampaknya sangat berbahaya bagi kondisi fisik maupun psikologis anak,” ujar Agatha seperti dikutip Suara Hidayatullah.Sebab, menurut Agatha, cara tampilan maupun body language akan mudah sekali ditirukan oleh anak-anak. Baik mulai dari cara bicara, berjalan, berpakaian, perilaku, gerak geriknya, termasuk pula psikologinya.“Teman-teman lainnya bisa terpegaruh dan ikut-ikutan. Tentu sangat berbahaya. Apalagi pertumbuhan fisik dan psikologis anak ke depannya akan terganggu,” Agatha mengimbau.Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah jangan sampai dengan banyaknya artis tampil kebanci-bancian, lalu membuat anak-anak yang menonton menjadi bingung dan akhirnya meniru perilaku tersebut.Dalam teori komunikasi, masih kata Agatha, ada istilah efek decentization. Di mana konten yang ditampikan berulang-ulang oleh televisi, misalnya, lama-lama membuat penonton, khususnya anak-anak, menjadi kebal. “Dan yang berbahaya, sampai menganggap lumrah, kemudian meniru perilaku tersebut,” Agatha bergidik membayangkannya.Agatha mengungkapkan, KPI beberapa kali pernah berdiskusi dengan pakar perkembangan fisik dan mental anak.“Saat anak laki-laki berperilaku wanita atau sebaliknya, kalau itu dibenarkan dan dianggap sebagai sesuatu yang lumrah, maka, akan membawa dampak negatif seperti perilaku menyimpang, dan bahkan mengarah kepada freesex (seks bebas, red),” ucapnya.JatI DIrIMenurut Ketua Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia, Rita Subagyo, peran yang bisa dilakukan orangtua yaitu membimbing anak menemukan jati dirinya yang sesuai dengan fitrah manusia; laki-laki atau perempuan.Langkahnya? Pertama, orangtua harus menanamkan nilai-nilai kepada anak, bahwa manusia sesuai fitrah hanya berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Tidak ada BiMBing anak Temukan JaTi diriRow model dan teladan yang baik bisa mengantisipasi anak dari pengaruh penyakit LGBTNext >