Muharram 1439/Oktober 2017|MULIA 3SALAMditambah mawaddah, warahmah, prinsipnya setiap keluarga butuh kesadaran dan perjuangan tiada henti untuk menggapainya.Karena itu, penting dipahami bahwa menjadi bahagia dalam membangun rumah tangga butuh kesiapan mental untuk mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.Soal tidak marah misalnya, kita bisa melihat pada apa yang ditegaskan oleh Nabi. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berilah aku wasiat.” Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (HR. Bukhari).Menjadi keluarga bahagia, tentu dambaan setiap orang. Namun demikian, tidak sedikit pasangan rumah tangga mengalami hidup, laksana menahan bara ketidakbahagiaan.Percekcokan tiada henti antara suami dan istri, sampai luapan emosi dalam bentuk bentakan dan omelan kepada buah hati sendiri. Kedamaian seolah telah lari.Padahal, saat ini, nyaris semua orang mengenal yang namanya sakinah, mawaddah, warahmah. Setiap kali hadir dalam walimatul ursy, biasa orang menulis di akun medsos-nya, semoga SAMARA, yang maksudnya semoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah warahmah.Terlepas dari persoalan istilah yang relevan dalam sebuah pernikahan supaya sakinah saja atau Rumah Tangga BahagiaDengan pengertian terbalik, berarti Nabi menghendaki semua umat Islam untuk sabar, memaafkan, menerima, ikhlas dan ridha. Jika ini yang menjadi bagian penting dari amalan setiap pasangan keluarga, maka menjadi bahagia bukan lagi cita-cita, tapi kenyataan yang bisa kita rasakan dalam kehidupan.Selain itu, utamakanlah syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala, kepada suami-istri, bahkan kepada anak-anak kita, sehingga bukan tuntutan ideal yang terus bergemuruh di dalam dada, tetapi juga kesadaran bahwa ada sisi positif dari pasangan dan buah hati kita untuk terus dioptimalkan dan maksimalkan. Apakah selama ini rumah tangga kita banyak api kemarahan daripada mata air kasih sayang? Mari berbenah, bahagia dengan mengamalkan ajaran Islam.*/Imam Nawawi24EDUKASITanggung Jawab Ayah mendidik Putranya4 MULIA|Muharram 1439/Oktober 2017DAFTAR ISI3 SALAM6 SURAT PEMBACA8 JENDELADahsyatnyaSubuh18 KELAMBUWas-was, Prasangka, dan Keluarga SAMAWA20KOMIK22 ANISAMenjemputJodoh Idaman15 SOSOKSugiarto, Lumpuh Tetap Gigih Mengajar AL -Qur’an26MAJELIS KELUARGAImam Al Ghozali dan Ayah Inspiratif28KOLOM IBUMelatih Kesabaran Anak Lewat Uang Jajan36RUANG UTAMAMakananmu Tentukan Akhiratmu52RIHLAHMenapaktilas Jejak Juang Jendral Soedirman50ADABUNAMengucap Salam55ISLAM PESONAIbnu Rusyd,Filosof MuslimBukan Liberal62MUTIARATerapi Istighfar66FIGURA32SAKINAHMenuju Kedewasaan Berumahtangga64QUOTE 68KHAZANAHNaskah KunoAl-Qur’an48FIQIHMeninggalkan Shalat Jum’at Karena Menunggu Dagangan46SERBA-SERBIUlama Hadits Wanita86EVENTKampus Tahfidzul Qur’an “Ahlu Shuffah”Balikpapan diresmikan 84EVENTMengenalkan Ruqiyah KemasyarakatDAFTAR ISI73TAHFIDZUL QURANYugi Caesar Budianto, Bercita Menjadi Imam Masjid NabawiPenanggung Jawab : Supendi S. Pengarah : Rama Wijaya, Pemred : Imam Nawawi Sidang Redaksi : Bambang S. Khairul Hibri, Cholis A. Imam N. Kontributor : Siraj, Abd. Syakur, Sahlah, Ibnu Sumari, Abu Falah, Desain : Mustain Al Haq. Iklan : Yanto Percetakan : Lentera Jaya MadinaAlamat Redaksi : Jakarta : Jl. Kalibata Office Park, Jl. Raya Pasar Minggu No. 21. Blok H. Kalibata, Jakarta Selatan, Telp. 021.7975770 Fax. 021.7975614. Surabaya : Jl. Raya Kejawan Putih Tambak 110 A. Email : redaksi@bmh.or.id | Iklan : email : majalahmulia@gmail.com SMS/WA. +62 822-3057-5647Muharram 1439/Oktober 2017|MULIA 5SUSUNAN REDAKSI 96KREASIWayang Daun Singkong94INSPIRASISaat Allah Membalas Kesabaran88PROGRAMEkonomi Produktif BMH Kian Menggeliat92MUZAKKI80DEDIKASIBMH Bangun Rumah Qur’an, Didik Anak Jadi Shaleh70INTERNASIONALRibuan Muslim Iran Menggadaikan Imannya di Belanda93DOA82KIPRAHBangun Sekolah Satu-satuny Di Longos90LAPORANQurban Anda Bahagiakan 3 Suku Terasing6 MULIA|Muharram 1439/Oktober 2017SURAT PEMBACAKoreKsi Profil Hafidz edisi agustusAssalamu’alaikum Warahmatullahi WabarakatuhPada edisi Agustus, saya mendapati kekeliruan pada profil Hafidz pada rubrik ‘Tahfidz al-Qur’an.’ Terjadi ketidaksingkronan antara nama dan judul naskah dengan foto dan naskah liputan. Setelah saya buka-buka edisi sebelumnya, ternyata nama dan judul yang dipakai masih menggunakan edisi Juli. Masukan saya, harap redaksi untuk lebih berhati-hati, supaya kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Mujahid | SurabayaJawab: Wa’alaikumsalam Warahmatullahi WabarakatuhTerima kasih atas masukannya. Redaksi juga menerima beberapa masukan serupa. Insya Allah, redaksi akan terus berupaya menyajikan yang terbaik bagi para pembaca. Mohon doanya, semoga dipermudah. Amiin. Jaga MaHKota adindaMiris sekali menyaksikan pergaulan masa kini. Entah sudah sampai bilangan berapa, jumlah anak putri di bumi pertiwi ini yang sudah terenggut di luar nikah. Bahkan, bukan rahasia umum lagi, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP/Sederajat) telah melakukan perbuatan yang sangat dimurkai Allah itu. Untuk itu, wahai para ayahanda dan bunda, ayo sama-sama kita menjaga mahkota putri-putri kita. Ajari mereka tentang tata cara berpakaian yang syar’i dan muamalah/pergaulan yang tidak melanggar syariah, sehingga tidak terjerumus di lubang sesat itu. Ya Allah, selamatkanlah putra/putri kami dari pergaulan yang menistakan mereka di dunia dan akhirat. Amiin. Ummu Kamila |TubanBantuan untuK MusliM roHingyaMenyambut bulan Dzul Hijjah lalu, ummat muslim, khususnya mereka yang berdomisili di Myanmar/Rohingya, mendapat pil pahit untuk ke sekian kalinya; mengalami pengusiran dan pembantaian oleh para bhiksu bekerja sama dengan tentara (sebagaimana yang beredar di medsos dan media). Dalam rangka meringankan beban sesama saudara seiman, saya menyeru, khususnya pada pemerintah, marilah segenap kaum muslimin yang memiliki kemampuan, untuk menyisihkan sebagian rezekinya, guna membantu saudara-saudara kita yang terzhalimi ini. Minimal, mari di setiap sujud kita, doakan kemerdekaan mereka, dan menghancurkan musuh-musuh yang berhati bengis itu. Abu Sayyidah |GresikJENDELA UTAMA8 MULIA|Muharram 1439/Oktober 2017Dahsyatnya SubuhMenurut ajaran Islam, shalat memiliki kedudukan yang sangat penting. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa sallam bersabda;“Shalat adalah tiang agama. Barangsiapa menegakkan shalat, berarti ia menegakkan agama. Dan barangsiapa meninggalkan shalat, berarti ia merobohkan agama.”Dari hadits tersebut dapat dipahami, tegak dan tidaknya Islam tergantung pada keistiqamahan serta kesungguhan kaum Muslimin dalam mengerjakan shalat (fardhu).Ada fenomena menarik di Indonesia, terkait dengan salah satu ibadah mahdhah ini. Dalam lima tahun terakhir, sebuah gerakan berskala nasional semakin marak dan mewarnai berbagai masjid di tanah air. Itu adalah gerakan shalat Subuh berjamaah.Lantas, kenapa harus shalat Subuh, bukan shalat lainnya? Ada apa dengan shalat Subuh? Apa pentingnya? Bagaimana resep bisa mudah bangun shalat Subuh berjamaah di masjid? Jendela Utama edisi kali ini akan mengupas untuk Anda. Berikut laporannya!Muharram 1439/Oktober 2017|MULIA 9JENDELA UTAMARibuan jamaah memadati Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Bandung pada Senin, 12 Desember 2016 silam. Bahkan, sebagian besar sudah datang sejak Ahad malam. Hal itu mereka lakukan sebagai bentuk dukungan terhadap acara peluncuran Gerakan Nasional Subuh Berjamaah (GNSB).GNSB merupakan gerakan nasional yang digagas oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), untuk menjaga semangat aksi, yang familiar dengan sebutan Aksi Bela Islam (ABI) 212, di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta, pada 2 Desember 2016.Kegiatan GNSB memang dipusatkan di Masjid Pusdai, Jalan Diponegoro No. 63, Bandung, Jawa Barat. Namun, secara serentak juga digelar di berbagai masjid di penjuru Tanah Air, seperti Masjid Sunda Kelapa, Masjid Istiqlal, Masjid al-Hikmah, serta Masjid al-Azhar untuk wilayah Jakarta.Sementara di sekitar Jakarta, seperti Bogor, GNSB dipusatkan di Masjid al-Ittihaad, Cibubur. Untuk Depok, bertempat di Masjid Balai Kota Depok. Sedang di Bekasi dipusatkan di Islamic Center, serta untuk Tangerang dipusatkan di Masjid al-Muttaqin.Selain itu, GNSB juga digelar di Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Di Solo, gelaran dipusatkan di Masjid MUI Semanggi Surakarta. Di Ponorogo bertempat di Masjid al-Manar. Bahkan, gelaran ini juga dilakukan di luar Jawa, seperti Masjid Agung Medan, Masjid Raya Pontianak, Masjid ar-Rahman Pekanbaru, dan sebagainya.“Data yang kami terima ada sekitar tanDa KebangKitan umat ISlamYahudi mengerti jika kalau umat Islam mampu melaksanakan shalat Subuh berjamaah, tandanya umat Islam mulai bangkitFOTO :pusdai.or.idNext >