< Previous10DIFABEL INI RAUP BERKAH DI KIOS KACAMATA AMANAHjejak programUntuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Aziz Abdullah berjualan kacamata di pinggir jalan Genuksari, Karangroto, Semarang. Aziz dan istri saat ini dikaru-niai seorang anak. Karenanya, pasangan ini terus berikhtiar agar anak mereka bisa tumbuh dan be-lajar seperti anak lainnya. Aziz dan istri pun bergan-tian menjaga kios mereka.Di gerobak sederhana bernuansa putih inilah Aziz dan istrinya mencoba peruntungan. Menjem-put rezeki dan keberkahan dari usahanya berjualan kacamata. Sebelumnya, Aziz dan istri pernah men-coba peruntungan lain dengan menjual makanan di depan rumahnya. Sayangnya, usaha tersebut tak berangsur lama karena Aziz keburu direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Karangroto.Agar menarik perhatian, laki-laki kelahiran 37 tahun lalu ini tak sekadar menjual kacamata. Di gerobak khusus bantuan DT Peduli Semarang ini, Aziz juga menerima jasa pemeriksaan mata seder-ETEATASAini. Tangan dan kakinya mungkin lemah tapi hati dan semangatnya tidak. Tak ingin berpangku tangan dan menyusahkan orang lain pasangan ini bahu Alhamdulillah, kini order-an lumayan banyak. Keuntungannya pernah tembus Rp. 500 ribu dalam sehari. Meski keuntungan ini belum tiap hari, namun kalau di rata-rata dalam sebulan mungkin sekitar Rp. 100-200 ribu perhari lah, mohon doanya semoga laris terus,”11hana. Meski tak semewah toko kacamata pada um-umnya, Aziz mengaku setiap harinya ada saja pe-ngunjung yang membeli dagangannya ini. Bahkan, Aziz mengaku dalam sehari keuntungannya pernah mencapai Rp. 500 ribu. “Alhamdulillah, kini order-an lumayan banyak. Keuntungannya pernah tembus Rp. 500 ribu da-lam sehari. Meski keuntungan ini belum tiap hari, namun kalau di rata-rata dalam sebulan mungkin sekitar Rp. 100-200 ribu perhari lah, mohon doanya semoga laris terus,” kata Aziz, pada Rabu (28/11). (Rie/Aldi)12Jumat (30 /11), DT Peduli Cianjur bekerja sama dengan Rumah makan Klinik Lapar menyelenggarakan warung sedekah yang dilaksanakan setiap hari jumat.Ahad (25/11), Unit Kegiatan Mahasiswa Jama’ah Shaffudin Universitas Janabadra Yogyakarta bekerja sama dengan DT peduli mengadakan Bakti Sosial.Jumat (16/11), penyaluran bantuan paket sembako untuk warga pra sejahtera di Desa Wajak, Kab. Malang.Penyaluran bantuan kesehatan Kepada Adik Nayara, Kamis (1/11).DT PEDULI METROJumat (16/11),Warung Sedekah di kota Metro di lingkungan kantor DTP Metro.DT PEDULI CIPAKU: Siswa SMA Adzkia, Muhibbush Shabari dan Akbar Ami Meraih Juara III Lomba Tenis Meja se-Jabodetabek dalam ajang ASCA (Art and Sport Competition of Auliya), Selasa (6/11).DT PEDULI MALANG:: Jumat (23/11) Sosialisai cara merawat dan menggosok gigi dengan baik di hari Kesehatan Gigi Nasional di SDI As Salam Kota Malang.DT PEDULI YOGYAKARTA, Posyandu Lansia, pada Ahad (18/11) di Dusun Tambak Boyo, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.galeriDT PEDULI CIREBON: Ahad (18/12) DT Peduli bersinergi dengan PT Gerai Dinar dalam Agenda Nraktir Yatim dan Dhuafa di wilayah Cangkring. a DT PEDULI KALSELKamis (29/11) dan Jumat (30/11) Seminar Parenting bersama Astri Ivo dengan tema “Mendidik Anak Dengan Cinta” di Banjarmasin.DT PEDULI ACEHJumat (30/11), berbagi nasi di Tempat Pembuangan Akhir, Kampung Jawa, Banda AcehDT PEDULI BATAMSenin (26/11), Penyerahan bantuan pengobatan adik-adik dari panti asuhan Al Muhibbin, yaitu Alip 10th, Ica 17 th, dan Zaid 18 thDT PEDULI BATAMDT Peduli Batam bekerja sama dengan LDK Universitas Putera Batam (UPB) dalam kegiatan baksos ke Yayasan Keluarga Muslim Mandiri, pada ahad (25/11).DT Peduli Lubuklinggau: Selasa (6/11), DT Peduli Lubuklinggau melaksanakan MMQ di SMP N 2 LubuklinggauDT PEDULI KALSEL:, Sabtu (17/11), pelatihan pengolahan kerupuk dari ikan bersama ibu-ibu dari Kampung Saka Rambai dan Kampung Sungai Subang kecamatan Aluh-aluh, kerja sama dengan CIMB Niaga Syariah.DT PEDULI LAMPUNG: Penyerahan bantuan peduli Palu dari Koperasi Sejahtera Mandiri Lampung. Rabu ( 21/11).DT PEDULI ACEHBaksos dan lomba mewarnai TK di pulau Aceh, bekerja sama dengan TK Tbnu Kasir Banda Aceh, pada Senin (5/11) hingga Rabu (7/11).galeri14DT PEDULI GARUTRabu (28/11), telah dilaksanakan Smart Student di SMKN 1 Garut dengan peserta 320 orang siswa siswi kelas XI .DT PEDULI MEDAN: Kamis (8/11), program Peduli Ekonomi, Kerja sama Cimb Niaga Syariah dan DT Peduli Medan.DT PEDULI MEDAN: Ahad (4/11) DT Peduli Medan bekerja sama dengan Masjid Salman STM, SJB dan Arek-arek Suroboyo melaksanakan Khitanan Masal sebanyak 79 Anak Yatim dan Dhuafa.DT PEDULI GARUT: Kamis (8/11) Kajian NGOPI (Ngobrol Perkara Iman) bersama Aa Deda dan Teh Betty, sinergi antara DT Peduli Garut dengan Sehati Mega Store yang berlangsung di Food Public Sehati Megastore lantai 2.galeriDT PEDULI SUMSELKamis (8/11), MMQ bersama Ust Roni Abdul Fattah di Markas Polda Sumatera selatan dihadiri 800 Anggota Polisi.DT PEDULI SOLODistribusi air bersih di RT 5 RW 1, Ketoyan, Wonosegoro.DT PEDULI SUMSELAhad (25/11), Kajian Parenting bersama Astri Ivo dengan tema Mendidik Anak dengan cinta di Masjid Al-Aqobah 1 Komplek PT. Pusri Palembang. Ahad (11/11), Nraktir Yatim, Layanan Kesehatan dan Bazar Makanan dari UKM Kuningan di samping Pos Polisi Citamba Jalan Siliwangi Kegiatan Care Free Day (CFD).DT Peduli Jateng: Kajian MMQ bersama Dina Lorenza di Masjid Al Muhajirin Banyumanik, Sabtu (24/11) dan Ahad (25/11).DT PEDULI TASIKMALAYA, Serah terima bantuan peduli Palu dari Fakultas Ekonomi Universitas Galuh Kabupaten Ciamis, Rabu (14/11).DT PEDULI TASIKMALAYA: Pangan Murah dan Baksos Cukur Gratis Peserta Program Pelatihan Pangkas Rambut di Kp. Gununggede Ds. Kalimanggis Kec. Manonjaya Tasikmalaya Jumat (16/11).DT PEDULI SOLO: Layanan pengobatan gratis, pada Sabtu (24/11) di Desa Sawit, Boyolali.galeri16Penyerahan bantuan secara simbolis itu di-laksanakan di Kantor Amily Hijab, Perum Grand Sukarindik Regency No. B15, Kelu-rahan Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Selasa (27/11). Sejak ada bencana di Palu, Amily Hijab langsung melakukan pengum-pulan dana untuk korban bencana melalui sosial media, dan bekerja sama langsung bersama DT Peduli Tasikmalaya. “Kita sudah lama bekerja sama dengan DT Peduli Tasikmalaya. Dimulai dari zaman dulu ken-cleng yang selalu dikumpulkan, dan sampai saat ini. Alhamdulillah saat ini kita diberi kesempatan untuk menggalang dana untuk korban bencana di Palu. Kemudian setelah uangnya terkumpul, kami me-nyerahkannya kepada DT Peduli Tasikmalaya untuk diserahkan kepada para korban di sana,” ujar Ilham Mauluddin, suami Owner Amily Hijab.Menurutnya dengan adanya kesempatan terse-but, alhamdulillah dana yang terkumpul dari ma-syarakat sebanyak 15 juta rupiah. Dengan harapan uang tersebut bisa menjadi pelipur lara dan duka bagi saudara-saudara kita di Palu. Kemudian ini juga semoga bisa membantu sedikit kekuatan un-tuk bisa bangkit kembali, dan menjadi pendorong untuk menuntaskan berbagai masalah yang mer-eka hadapi. Brand Amily Hijab tidak terlepas dari Najmi Nu-rul Haq (istri Ilham Mauluddin) yang merintis usa-hanya sejak semasa kuliah. Ia mengatakan Amily Hijab sangat mempercayai DT Peduli karena meli-hat sosok figur guru KH. Abdullah Gymnastiar, ke-mudian DT Peduli sangat transparan dan program-program yang dijalankan sangat bagus.“Kami mah lebih menyarankan kepada pihak DT Peduli, karena mungkin mereka lah yang lebih paham dan mengerti bagaimana sumbangan terse-but dialokasikan ke siapa. Itu karena kita Amily Hi-jab sudah percaya kepada DT Peduli akan melaku-kan yang terbaik,” katanya. Amily Hijab merupakan sebuah brand hijab yang berasal di salah satu kota di Kawasan Pri-angan Timur Jawa Barat, yaitu tepatnya berada di Tasikmalaya. Desain yang diutamakan pada brand Amily Hijab adalah dengan desain elegan namun tetap simple, dan instan ketika digunakan. Selain itu Amily Hijab hadir untuk mejadi solusi bagi setiap Muslimah di Indonesia dan dunia dalam mengena-kan Hijab Syari yang stylish dan sesuai syariat. Sa-lah satu yang membuat Amily Hijab semakin besar adalah dengan cara memberdayakan para ibu-ibu yang ada di beberapa daerah di Indonesia. Dengan cara memberdayakan tersebut Amily Hijab menye-butnya sebagai mitra kerja. (Yuga Hassani) kabarcabangAMILY HIJAB IKUT GALANG DANA UNTUK KORBAN BENCANA PALUAAT Tauhiid T Peduli abang Tasikmalaya melakukan pemberian secara simbolis bantuan untuk Palu yang diamanahi langsung oleh onatur yang memiliki usaha Amily ijab.17hikmahRAGAM HIKMAH TRAVELING KE EROPAGHAIDA TSURAYYA:“ialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari reekiya. an hanya kepadaya lah kamu kembali setelah dibangkitkan ” S. alMulk . 18Masya Allah! Ternyata berpetualang menjelajah ke berbagai negeri, telah Allah anjurkan dalam al-Quran. Traveling yang Allah anjurkan, insha Allah ada hikmah kebaikan di dalamnya, selama kita pun tidak melang-gar Syariat Islam dalam melakukannya. Traveling rupanya digemari pula oleh Ghaida Tsurayya dan keluarganya. Putri pertama KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), yang berprofesi sebagai Fash-ion Designer ini, telah melakukan perjalanan ke ber-bagai negara, bersama suami dan keempat anaknya. “Alhamdulillah kemarin selama 17 hari itu ke Belan-da, Jerman, Swiss, dan Spanyol. Dari awal perjalanan ini tuh memang niatnya buat safar, belajar, udah gitu buat silaturahim, ketemu saudara-saudara muslim di belahan bumi yang lain. Oh ya, untuk kerjaan juga, karena ada sponsor, foto-foto biasalah bikin konten. Terus ada juga kerjaan lain, jualan baju sekalian re-freshing, dan quality time sama keluarga,” tuturnya saat ditemui di kediamannya, daerah Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (DT), Gegerkalong Girang, Kota Ban-dung. Banyak HikmahKepada Tim Majalah Swadaya DT Peduli, Ghaida pun berbagi hikmah perjalanannya ke Eropa. Hikmah pertama, ialah bertemu dengan muslim asal Indo-nesia, dan melihat secara langsung bagaimana per-juangan mereka untuk tinggal, bekerja, dan beriba-dah di Eropa. “Alhamdulillah hikmahnya memang innamal ‘amalu binniyat. Jadi apa yang kita niatkan itu yang akan terajadi. Makanya kalau niatnya silaturahim lillahita’ala, alhamdulillah memang ketemu sama saudara muslim di sana. Kayak di Belanda, alhamdu-lillah tinggalnya memang di rumah orang Indonesia yang tinggal di sana. Mereka punya komunitas penga-jian juga, ya pengurus masjid gitu lah ya. Jadi di Eropa bisa ketemu saudara-saudara muslim Indonesia yang lain juga,” katanya. Ia pun mengaku bahagia dapat melihat perjuang-an muslim Indonesia di sana. Katanya, mereka sangat mandiri. Tidak ada khadimat (pembantu rumah tang-ga), dan segala macam bantuan. Namun, justru di situ-lah jadi ajang mendekatkan silaturahim dan ukhuwah antar muslim. Tinggal di negara yang minoritas muslim, menurut Ghaida, hal itu tak menyurutkan semangat muslim In-donesia di sana untuk terus belajar Agama Islam. Kata-nya, banyak orang yang sejak tinggal di sana, justru merasa lebih haus ilmu agama. Hikmah kedua, yaitu syiar, atau menjadi ladang un-tuk berdakwah. Selama di sana, banyak orang-orang yang memperhatikan pakaian dan hijab yang dikena-kan oleh Ghaida dan kedua putrinya.Selama di sana, Ghaida dan keluarganya pun tidak luput dari rasa khawatir. Apalagi Eropa saat ini sedang dilanda krisis. Sebelum berangkat ke Eropa, banyak rekan-rekan Ghaida yang mengingatkan bahwa di sana banyak copet. Bahkan, copetnya sudah terstruk-tur dan terkadang copetnya berupa perempuan can-tik, hingga anak kecil. “Emang rada was-was ya. Kita juga kayak dilihatin, dompet gitu ya. Ada beberapa orang yang suka nge-lihatin. Itu teh tegang ya. Tapi kita mah yakin aja ke Allah, insha Allah, Allah ngejaga. Yang peting kita niat safar karena Allah, makanya yang dijaga selama safar adalah ibadah, agar terus ditolong Allah,” paparnya. Berkunjung ke berbagai negara, membuat Ghaida dan keluarganya semakin bersyukur kepada Allah SWT. Pertama, bersyukur karena diberi kesempatan melihat bumi Allah selain Indonesia. Kedua, merasa bersyukur menjadi orang Indonesia. “Di Indo mah masjid deket, bala bantuan banyak, mau belajar agama mudah, di sana tuh bener-bener harus berjuang. Tapi untuk kebersihan, memang kita jadi banyak belajar. Di Eropa, di dalam rumah tangga juga sistemnya semua anggota keluarga harus bisa melakukan semua sendiri, jaga kebersihan,” tuturnya. Napak Tilas Tak sekadar bersenang-senang, ada hal penting yang Ghaida lakukan di Spanyol, yaitu napak tilas se-19jarah perjuangan dan kejayaan Islam di masa lalu. Se-perti telah banyak kita ketahui, Islam pernah berjaya di bumi Andalusia (Spanyol). Tapi, segala kemewahan dan kejayaan itu rupanya dapat membuat mereka la-lai, hingga kalah begitu saja saat diserang oleh umat nasrani. “Sedih melihat Istana Alhambra ( terletak di Grana-da, Spanyol), dulu Islam pernah berjaya di situ. Seka-rang, di sebelah masjid aja, tempat orang yang mabuk (BAR) gitu. Mau salat aja di jam, dikasih waktu. cari ma-kanan halal itu susah,” paparnya. Ghaida mengungkapkan kesedihannya melihat di setiap dinding Istana Alhambra ada tulisan Laa ilaa ha illallah. Di setiap pojokan ada wadah yang dulu ber-fungsi sebagai tempat air wudhu agar orang-orang dapat terus menjaga wudhunya. Tapi kini, yang me-ngelola bukanlah umat Islam. Banyak tempat berseja-rah yang sudah diubah menjadi gereja. Padahal dulu, Islam pernah berjaya dan menjadi pusat peradaban. “Kenapa bisa runtuh? karena emang diuji dengan kemewahan, serba ada, lalu jadi lalai dalam meng-ingat Allah. Jadi ketika diserang orang Kristen, ya mu-dah kalah. Orang Islam dulu di Eropa, pada disiksa, tapi Ghaida percaya, Insha Allah Islam di eropa akan berjaya lagi. banyak yang berbondong-bondong ma-suk Islam. Semakin dicegah, semakin mereka penasar-an dengan Islam dan al-Quran,” katanya. Pada Tahun 2019, Ghaida pun berencana mengun-jungi Masjid al-Aqsa di Palestina, Yordania, Khasmir di India, dan Jepang. Terakhir, ia pun berpesan kepada muslim di mana pun berada, agar menjadikan setiap perjalanan (traveling) yang dilakukan, jadi sarana se-makin meningkatkan ketauhidan kepada Allah. Lebih serius mengamalkan ajaran Islam dan semakin dekat dengan Allah SWT, pencipta alam semesta. (Cristi Az-Zahra) Next >