< PreviousTeknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵͵ͷ Pada gambar 9.40 memperlihatkan bentuk pahat posisif (Positiv Inclination). Dalam mengasah pahat normal ini diperlukan identifikasi yang cermat untuk memastikan kebenaran bentuk pahat tersebut agar diperoleh efisiensi dalam pemotongan. (lihat gambar 9.41). Gambar 9.40 Bentuk hasil pengasahan pahat bubut x Pemotongan kanan dan pemotongan kiri Dalam proses pembubutan dimana terjadi proses pemotongan dari alat potong terhadap bahan benda kerja, membentuk dengan mengurangi bagian bahan benda kerja kedalam bentuk benda sesuai dengan bentuk yang dikehendaki dilakukan dengan pergeseran pahat, maju , mundur, kekiri atau kekanan dalam pemakanan yang berlawanan dengan sisi pemotong dari pahat sebagaimana diuraikan diatas. Pemotongan kanan (right-hand cutting) ialah pemotongan dimana pahat (tool) memiliki sisi potong sebelah kiri sehingga dengan gerakan pahat kekiri akan terjadi perlawanan kearah kanan. Dalam proses pemotongan yang disebut sebagai pe-motongan kanan ini ialah dimana sisi pemotong kontak kelonggaran ujung benda kerja. Dalam kasus pemotongan yang menggunakan pahat kanan, dimana sisi pemotong kontak dengan ujung benda kerja, dengan kebebasan sisi pemotong dan kebebasan muka. Jika sisi potong distel sejajar Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵͵ dengan bed mesin ketinggian pahat pada posisi sejajar sumbu arah pemakanan pada posisi 900, maka pemotongan dengan arah segi empat yang terjadi. Aliran tatal berlawanan normal pada sisi portong yang berbentuk “pegas jam” (gambar 9.41). Gambar 9.41 Kebebasan sisi pemotong dan kebebasan muka pada pemotongan dengan pahat bubut Proses pemotongan dengan “pahat kanan” ini memiliki kelemahan antara lain : x Chip (tatal) susah dikendalikan dan hasil akhir pengerjaan beralur Pada bagian meilintang chip (tatal) lebih tebal dari pada feeding yang diberikan sehingga tatal terpotong-potong seperti pada pemotongan bahan yang keras. Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵͵ x Pendekatan sudut dan sisi sudut potong Untuk mengatasi berbagai kesulitan diatas terutama dalam pemotongan berat atau pengasaran (roughing) Sisi pemotong distel pada sudut searah dengan pemakanan (feed). Sudut sisi potong dibentuk pada mesin gerinda alat (tool Cutter grinder), sebagai pengaruh terhadap penipisan tatal (chip) pada bagian melintang tetapi akan melebar sejalan dengan meningkatnya kedalaman pemakanan.(gambar 9.42). feeddepthAliran tatalZero inclinationArah pemakananAliran tatal Gambar 9.42 Pendekatan sudut dan sisi sudut potong Pada gambar 9.42 telihat bahwa melalui pendekatan bentuk sisi potong pada bagian sudut sejajar sumbu dari benda kerja, luas penampangnya sama tetapi dengan chip yang lebih tipis, sehingga garis chip dapat mengalir pada bidang yang telah dikerjakan. Dengan demikian hal ini juga akan meningkatkan usia pakai dari pahat tersebut melalui pembagian sepanjang kelebihan panjang sisi potong, namun jika pendekatan pada susut potong ini juga terlalui kecil maka akan menimbulkan getaran yang dapat mempercepat pula penyerapan umur pakai dari pahat tersebut. Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵͵ͺ Pada saat mengasah alat potong, apakah itu pahat positif atau pahat negative, sudut sisi potong dibuat yang disebut penulangan yakni sudut sisi potong yang harus kuat dan kaku selama pemakaian. Gambar . 9 43 memperlihatkan sisi potong (side Cutting –edge = SCE) dengan sudut 00, 300 dan 600 dibentuk melalui proses tool cutter grinder (gerinda alat), walaupun ini bersifat subjek dalam penyetelan tool dalam hubungannya dengan proses membentuk permukaan dalam pemesinan. Pengaruh yang sama akan dirasakan pada saat menggerinda sisi potong dari pahat bubut yang bersudut 150 dengan memposisikan pahat pada sudut dimana pahat dalam kondisi pemotongan. Gambar . 9 43 Proses pemotongan pahat bubut D = Depth F = Feed x Pembentukan sudut reclief pada ujung pahat Pembentukan sudut pahat yang benar dalam persiapan proses pembubutan ini sangat bentuk me-nentukan permukaan akhir benda kerja yan kita kerjakan. Dalam pembentukan pahat terutama dalam pengerjaan pengasaran (roughing) sudut bebas belakang (relief angle) harus diperbesar, oleh keran itu dalam mengasah pahat sudut relief ini harus dibentuk sedemikian rupa untuk menghindari gesekan terhadap permukaan benda kerja tetapi juga harus mempetimbangkan kekuatan pahat itu sendiri. gambar . 9. 44. Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵͵ͻ Gambar 9.44 Sudut sayat dan sudut bebas x Nose Radius Pembentukan radius dibagian ujung pahat akan mengindari penyebaran panas dan melindungi kerusakan pahat serta akan menghasilkan permukaan hasil pembubutan yang halus. Radius yang dibentuk tidak harus terlalu besar, karena radius yang besar akan mengakibatkan pembentukan chip yang tidak terkendali. Fdepth Gambar 9.45 Sisi potong pahat bentuk radius Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵ͶͲ Gambar 9.45 memperlihatkan pengaruh yang bervariasi terhadap bentuk chip pada kedalaman pemakanan (depth of cut) tertentu. Untuk pembubutan normal radius dibuat antara 0,5 sampai 2,0 mm akan menghasilkan permukaan yang baik. x Sudut bebas (clearance angle) Sudut bebas untuk sebuah alat potong merupakan syarat yang harus dibentuk dalam proses pengasahan, dimana sudut bebas ini adalah kemiringan sisi bagian bawah dari sisi sayat yang memungkinkan pahat itu masuk kedalam benda kerja. Sudut-sudut kebebasan itu antara lain sudut bebas depan dan sudut bebas te Gambar 9.46 Kebebasan muka dan tepi pada pahat bubut Bagian-bagian sudut ini adalah bagian yang secara bertahap dan teru menerus berhubungan dengan permukaan benda kerja dan akibatnya akan menimbulkan panas, aus sehingga permukaan benda kerja manjadi kasar. Kombinasi antara sudut sisi potong dan sudut kebebasan tepi satu bentuk permukaan yang dibentuk melalui satu kali penggerindaan sedangkan sudut relief dan sudut kebebasan muka dibentuk dalam dua kali penggerindaan. Pengasahan (penajaman) ulang dilakukan pada kedua posisi ini yang dilanjutkan dengan membentuk radius nose. (lihat gambar 9.46). Sudut-sudut tersebut harus memiliki ukuran yang cukup untuk menghindari terjadinya gesekan, biasanya antara 30 sampai 80 sedangkan untuk Alumunium dan non-logam antara 120 sampai 150 Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵Ͷͳ x Panduan dalam memilih pahat bubut Dilihat dari bentuk dan dimensional pahat bubut seperti yang telah dibahas pada uraian tersebut di atas yang merupakan bentuk dasar yang secara umum harus dimiliki oleh pahat bubut atau alat-alat potong tunggal lainnya, akan tetapi secara ringkas beberapa acuan yang dapat digunakan sebagai panduan dalam memilih pahat bubut antara lain sebagai berikut : Secara umum sisi penyayatan normal berada sudut positif secara maximum untuk memberikan ketahan umur pakai dari pahat tersebut : Sudut sayat (approach angle) harus cukup besar dan rigid (kaku) terhadap benda kerja. Untuk pengasaran (rough) berada pada kemiringan 0 (zero inclination) atau sedikit negative untuk memberikan kekuatan pada pahat tersebut, sedangkan untuk finishing diperlukan kemiringan positif (Positive Inclination) agar diperoleh permukaan akhir yang halus (lihat gambar 9.47. Radius hidung (Nose radius) harus cukup menghindari patahnya ujung pahat serta gerakan yang halus pada permukaan benda kerja. Sudut kebebasan belakang (end relief angle) harus cukup untuk menghindari gesekan (rubbing) Gambar 9.47 Proses penyayatan pahat bubut Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵Ͷʹ Pada gambar 9.48 memperlihatkan sudut pahat skrap dalam penyayatan benda kerja, dimana merupakan apresiasi dan menjadi dasar yang sama dengan sudut-sudut pada pahat bubut. Jadi secara prinsip sudut-sudut potong dari alat potong untuk pemotongan logam (metal cut-ting) memiliki bentuk yang sama untuk semua jenis mesin. 90.0°Positive inclinationNormal rake90.0° Gambar 9.48 Proses penyayatan pahat sekrap Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵Ͷ͵ x Pahat bubut untuk pemotongan bahan-bahan cor atau tuangan (casting) Pada dasarnya semua pahat bubut atau alat potong mesin memiliki dimensi yang rata-rata sama, perbedaan seperti yang dijelaskan pada Gambar 9.38 dimana pergeseran pembentukan sudut kemiringan dari posisi normal (normal rake) sangat berpengaruh antara lain terhadap bentuk permukaan hasil pemotongan serta umur pakai dari pahat itu sendiri, untuk besi tuang (cast-iron) ditentukan kemiringannya adalah antara 80 hingga 90 dari kemiringan 0 (zero inclination), kendati terdapat beberapa jenis cast iron yang memiliki sifat mendekati pada sifat besi tempa (wrought-iron) seperti pada malleable cast iron, namun pada umumnya benda-benda tuangan (casting) memiliki butiran kasar yang relatif mengikis alat potong itu sendiri, sehingga menimbulkan getaran (Vibration) dan permukaan hasil pembubutan menjadi kasar serta mempercepat tumpul atau ausnya pahat itu sendiri. Sebagaimna yang telah diuraikan bahwa jenis pahat bubut itu terdapat dalam dua tipe yakni tipe solid tool dan tool bit, tool bit berbeda dengan solid bit yang dipasang pada “tool holder” (tidak termasuk pahat kecil yang dipasang pada jenis tool holder pada gambar 9.40), melalui penjepit yang dirancang secara khusus atau di “brazing”. Tool bit dirancang dengan bentuk sedemikian rupa dari bahan metallic carbide melalui proses pengikatan (binder) dengan sifat mekanik yang baik: sangat keras dan memungkinkan untuk pemotongan yang efisien. Dikembangkan dari High Speed Steel (HSS) untuk pemakaian yang lebih luas. Kendati cemented carbide tool ini memiliki sifat pemotongan yang baik namun juga memiliki berbagai jenis atau klas untuk fungsi pemakaian yang berbeda-beda antara lain dengan kelompok dalan spesifikasi P, M dan K, dimana P merekomendasikan pemakaian untuk pemotongan bahan yang menghasilkan long chip (tatal panjang) atau chipping materials ; seperti baja (steel), K direkomendasikan pemakaiannya untuk pemotongan dengan tatal pendek (short chipping materials) serperti besi tuang (Cast-iron) dan bahan-bahan tungan lainnya (Casting). Sedangkan jenis M dapat digunakan pada berbagai jenis bahan seperti steel casting, malleable cast-iron dan lain-lain. Teknik pengecoran logam Hardi Sudjana͵ͶͶ Perbedaan dalam klasifikasi ini adalah berdasarkan sifat dari pahat itu sendiri seperti keuletan (toughness) serta ketahanannya (wear resistance), juga diklasifikasikan menurut penomoran dari nomor 01 sampai 50 diantaranya pada pahat dengan nomor yang besar tingkat keuletannya (toughness) lebih tinggi namun ketahanannya (wear resistance) yang lebih rendah disamping itu pula terdapat penandaan dengan warna, seperti biru, kuning, dan merah. (Lihat tabel berikut). Pahat dari jenis “tool bit” ini dibuat dalam bentuk “sisipan” sesuai dengan pemasangannya pada tool holder atau disebut “insert” yang juga memiliki klasifikasi yang berbeda pula menurut bentuk dan dimensi pahat serta berbagai feature yang dibutuhkan seperti yang diuraikan dalam pembentukan pahat Solid tool. Hal ini “insert” diberikan dalam berbagai sifat dan karakteritik pemakaian melalui simbol-simbol, yang terdiri atas satu huruf dan dua angka (“single-letter and double numeral”), 9 digit klasifikasi pokok ditentukan oleh 7 sifat pokok. Sebagai tambahan ditentukan maximum oleh 4 simbol berdasarkan keadaan sisi potong serta arah pemotongan dan pemilihan posisi, (2 digit) untuk kode manufaktur. Pada gambar diperlihatkan simbol “T” menunjukkan bentuk segitiga (triangle), untuk clearance ditandai dengan huruf dimana adalah P yang menunjukkan 19 dab G menunjukkan toleransi untuk IC (“inscribed circle”) tentang ini lihat uraian berikut, of + or – 0,025mm, tebal : of + or – 0,09 dan karakteristik dimensi of + or – 0,025 mm. Ukuran yang berhubungan dengan kofigurasi tebal dan sudut diperlihatkan oleh 2 digit, simbol ukuran ini diperoleh dari nilai nomor panjang sisi potong dalam millimeters (mm). Demikian halnya dengan tebal ukuran desimal diabaikan dan diambil satu digit yang ditunjukkan dengan 0 (zero), Konfigurasi sudut sesuai dengan nilai sudut radius. Untuk keadaan kualifikasi yang khusus juga ditunjukkan dengan simbol-simbol huruf yang mengindikasikan alur tatal (Chip groove) di atas permukaan sisi sayat dan atau kelengkapan lainnya. Next >