< Previous348________ Jumlah 1.000 g Luprintan HDF dimasukkan setelah campuran di atas homogen. Resep pasta cap untuk metoda satu langkah : - Pasta pengental induk 700 g - Zat warna Cellestien A x g - Glyezine CD y g - Air z g ________ Jumlah 1.000 g Resep pasta cap untuk metoda dua langkah : - Pasta pengental induk 750 g - Zat warna Cellestren A x g - Air y g ______ Jumlah 1.000 g 4) Fiksasi zat warna Fiksasi zat warna Cellestren A dapat dikerjakan dengan pengukusan suhu tinggi (high temperature steaming), dengan udara panas (hot air) dan silinder panas (contact heat).*Pengukusan suhu tinggi Waktu Suhu rata-rata Rentang suhu (menit) (0C) (0C) 7 – 8 185 182 – 188 5 – 6 190 188 – 193 4 – 5 195 193 – 199 * Udara panas - Stenter selama 60 detik, pada suhu 216 – 2240C- Hot flue selama 90 detik, pada suhu 210 – 2160C atau selama 120 detik, pada suhu 204 – 2100C* Silinder panas Selama 60 detik, pada suhu 210 – 2160CSetelah zat warna terfiksasi, selanjutnya diikuti dengan proses pencucian (washing – off) 10.6.5. Campuran Zat Warna Reaktif dan Zat Warna Dispersi 349Pencapan serat campuran poliester/selulosa dapat dilakukan dengan campuran zat warna dispersi dan zat warna reaktif. Pencapan ini dapat menghasilkan warna putih yang bersih dan standar ketahanan yang cukup tinggi. Pada pencapan menggunakan campuran zat warna dispersi dan zat warna reaktif ini yang perlu dipikirkan adalah fiksasi zat warna reaktif tanpa alkali. Adanya alkali pada pasta cap akan mengganggu fiksasi zat warna dispersi pada serat poliester, juga adanya alkali ini akan mengikis serat poliesternya. Untuk menghindari masalah tersebut dapat dililih zat warna dipsersi yang tahan terhadap alkali, atau diupayakan penggunaan alkali untuk fiksasi zat warna reaktif seminimal mungkin. Pencapan serat selulosa dengan zat warna reaktif secara klasik, menggunakan urea dan soda kue (NaHCO3). Pada pencapan serat campuran, kedua zat tersebut masih digunakan. Praktisi cap melaksanakannya dengan menggunakan jumlah alkali sekecil mungkin dengan tidak mengurangi fiksasi zat warna dispersi pada bagian poliesternya. Pada pencapan ini penggunaan soda abu (Na2CO3). Pada pencapan serat campuran, kedua zat tersebut masih digunakan. Praktisi cap melaksanakannya dengan menggunakan jumlah alkali sekecil mungkin dengan tidak mengurangi fiksasi zat warna reaktif pada bagian selulosanya, dan tidak mengganggu fiksasi zat warna dispersi padabagian poliesternya. Pada pencapan ini penggunaan soda abu (Na2CO3)dan soda kostik (NaOH) sejak awal dihindarkan atau tidak digunakan. Cara fiksasi dapat dilakukan dengan udara panas (thermosoling) atau dengan pengukusan suhu tinggi. Cara pengukusan suhu tinggi yaitu 7 menit 1750C, hasilnya lebih baik daripada cara udara panas. Adanya urea pada pasta cap, seperti halnya Glyezin CD pada pencapan menggunakan zat warna Cellestren A, dapat menyebabkan masuknya zat warna dispersi ke dalam serat selulosa, yang dapat mengakibatkan penodaan zat warna dispersi pada serat selulosa. Adanya urea pada kondisi alkali ini akan menyebabkan terjadinya reaksi antara zat warna dispersi dengan zat warna reaktif. Gugus amino dari zat warna dispersi akan bereaksi dengan gugus Cl dari zat warna reaktif. Reaksi ini akan mengganggu struktur dari zat warna dispersi, yang akan menghasilkan zat warna dispersi baru yang menyimpang. Dengan demikian kecerahan zat warna reaktif sulit diperoleh, hasil warnanya kecoklatan (browning effect) sehingga sulit diperoleh hasil warna berulang yang sama. Jadi pada pencapan serat campuran poliester/selulosa menggunakan zat warna dispersi/reaktif, metoda urea natrium bikarbonat diperoleh hal-hal sebagai berikut : 1) Pasta cap kurang stabil 2) Adanya soda kue akan menghalangi fiksasi zat warna dispersi pada serat poliester3) Adanya soda kue akan mengikis serat poliester 4) Penggunaan jumlah alkali diusahakan sekecil mungkin dengan tidak mengganggu fiksasi zat yang tahan alkali 3505) Harus dipilih zat warna dispersi yang tahan alkali 6) Adanya urea menyebabkan dapat masuknya zat warna dispersi ke dalam serat selulosa 7) Kecerahan zat warna reaktif sulit diperoleh 8) Adanya urea pada kondisi alkali, akan menyebabkan terjadinya reaksi antara zat warna dispersi dan zat warna reaktif 9) Sulit memperoleh hasil pewarnaan berulang yang sama Metoda urea-natrium bikarbonat ini efeknya akan kelihatan sekali pada serat viskosa rayon stapel dari kain campuran poliester/rayon. Adanya urea juga akan mengotori peralatan terutama pada jet dyeing chamber.Oleh karena hal-hal tersebut diatas, penggunaan metoda urea-natrium bikarbonat tidak disukai. Setelah diteliti dengan berbagai percobaan, diketemukan suatu cara baru untuk menanggulangi kelemahan-kelemahan metoda urea-natrium bikarbonat.Cara pencapan ini disebut metoda natrium formiat, yang menggunakan natrium formiat sebagai pengganti urea dan natrium bikarbonat. Pada suhu fiksasi natrium formiat ini akan pecah menjadi asam yang akan membantu fiksasi zat warna dispersi pada serat poliester. Setelah asam yang keluar semuanya telah digunakan untuk fiksasi zat warna dispersi, kemudian alkali yang keluar akan digunakan untuk fiksasi zat warna reaktif pada serat selulosa. Dengan metoda natrium formiat ini semua kelemahan dari metoda urea-natrium bikarbonat dapat dihindarkan. Pada pencapan metoda natrium formiat ini kenyataannya penggunaan minyak tanah (white spirit) pada pengental dapat menghasilkan pewarnaan yang maksimal. Pasta cap menggunakan pengental semi emulsi. Apabila hanya menggunakan pengental natrium alginat saja, bagian dari selulosanya sedikit ternodai. Pengental eter biji locust, di samping menghasilkan pewarnaan yang maksimum, biasanya menghasilkan warna yang buram di samping penodaan pada bagian selulosanya. Sehubungan dengan sifat-sifat kedua pengental tersebut, hal ini berpengaruh baik pada serat selulosa murni, maupun pada campurannya.*Pengental induk yang baik campurannya sebagai berikut : - Pengental alginat viskositas rendah (10%) 400 g - Pengental eter biji locust eter (5%) 250 g - Emulsifier DMR 10% (zat pengemulsi) 50 g - Ludigol 1 : 2 (anti reduksi) 30 g - Air 120 g - Minyak tanah 150 g ______ Jumlah 1.000 g * Adapun pasta capnya mempunyai komposisi sebagai berikut : - Zat warna dispersi x g - Zat warna reaktif y g 351- Air hangat 350C (x+ y) x 2 g - Natrium formiat 20 g - Pengental induk 750 g - Penyeimbang (balance0 {230 – (x + y) x 3} g ________________ Jumlah 1.000 g Setelah dicap dengan pasta cap tersebut, kain dikeringkan kemudian difiksasi dengan pengukusan suhu tinggi (festoon age) selama 8 menit pada suhu 1800C, atau dengan udara panas pada mesin Stenter selama 1 menit pada suhu 2100C.Penguraian natrium formiat menjadi asam formiat dan alkali dimulai pada suhu di atas 1500C. Mula-mula terjadi fiksasi zat warna dispersi pada serat polister karena adanya alkali. Setelah terjadi fiksasi, dilanjutkan dengan proses pencucian dan pengembunan seperti halnya proses pencucian pada kain campuran poliester/selulosa menggunakan zat warna campuran lainnya. Contoh nama campuran zat warna reaktif-dispersi antara lain : Drimafon R, Procilene, Remaron Printing Dyes, Resocoton R dan Teracron. Sedangkan cara terpisah yang disarankan Dispersol PC-Procion PC dan Dispersol T-Procion T. Cara Pencapan UrutanProsesWaktuMenitSuhu : 0CAlatZatPembantuPencapanPengeringanPenguapanPenyabunan Pencucian20 – 40 5 – 15 10013010020Kasa cap Ruang pengering Mesin Penguap Mesin pencuci bentuk lebar Mesin pencuci bentuk lebar 2 g/l sabun1 g/l Na2CO310.7. Pencapan Zat Warna Pigmen Pencapan dengan zat warna pigmen dapat digunakan pada semua jenis serat. Zat warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap serat, maka fiksasiny ake dalam serat diperlukan bantuan zat pengikat yaitu binder. Kekuatan ikatan antara zat warna pigmen dengan serat tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Oleh karena sifat fiksasi zat warna pigmen yang demikian, maka zat warna pigmen dapat diaplikasin pada semua jenis serat termasuk 352serat-serat gelas. Ditinjau dari segi ekonomis, metoda pencapan zat warna pigmen sangat sederhana dan murah. Proses pencucian yang dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna, pengental dan zat-zat pembantu, tidak diperlukan pada metoda pencapan pigmen. Oleh sebab itu metoda ini sangat luas digunakan dalam industri. Dalam perkembangannya, saat ini sudah banyak diproduksi selain zat warna pigmen sintentik juga binder sintentik yang lebih menjamin hasil cap sesuai keinginan. Demikian pula halnya dengan penggunaan pengental, dari mulai pengental alam berkembang menjadi pengental emulsi air dalam minyak (w/o), kemudian emulsi minyak dalamair (o/w) dan pada akhirnya pengental sintetis. Komponen pasta cap pigmen didasarkan pada tiga hal penting, yaitu : dispersi zat warna pigmen, binder dan zat pembantu ikatan silang, serta pengetal yang sesuai. Hasil pencapanpigmen yang baik ditandai dengan tingkat kecerahan yang tinggi, sifat pegangan yang tidak kaku dan sifat daya ketahanan yang tinggi terhadap gosok danpencucian. Zat warna pigmen adalah zat warna yang tidak larut dalam air, diperdagangkan dalam bentuk terdispersi kerap disebut juga emulsi pigmen. Terutama dibaut dari bahan baku sintetis, selain tersedia cukup banyak warna-warna, untuk pigmen putih digunakan bahan dasar titanium dioksida, campuran kupro dan alumunium untuk warna metalik serta besi oksida untuk mendapatkan warna kecoklatan. Dalam melakukan pemilihan zat warna pigmen yang penting diperhatikan selain harganya juga sifat-sifat ketahanan lunturnya, kecerahannya dan kekuatan pewarnaannya. Pasta cap yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat reologi seperti plastik, dapat dipindahkan pada tekstil dengan mudah tetapi penetrasinya terbatas. Jika terjadi perakelan pasta akan mengencer dan setelah perakelan kembali menjadi solid pada permukaan kain, sehingga tidak berpenetrasi lebih jauh ke dalam tekstil hanya tinggal di permukannya saja, sehingga menghasilkan tingkat pewarnaan yang lebih baik. Pada penggunaan pengental dispersi, untuk menghindari ketidakrataan warna pada pencapan kain-kain halus dan kain-kain hidrofob dan juga terjadinya screen fram marks, dapat dikombinasikan dengan pengental koloid (misal dari jenis eter selulosa) yang mengurangi efek pecahnya lapisan pasta cap. Namun demikian perlu tetap diperhatikan efek pegangan kaku jika penambahan pengental koloid semakin besar. Resep pasta cap zat warna pigmen Perbandingan jumlah zat warna terhadap binder adalah penting untuk menghasilkan sifat ketahanan luntur warna, bahkan untuk jumlah pigmen paling sedikit misalnya 1 g pigmen per kg pasta, diperlukan lapisan binder pengikat dengan ketebalan sedikitnya 5 milimikrom, hal ini berarti minimum kira-kira 7% binder di dalam pasta. Penambahan pigmen diperlukan kira-kira 1,5 – 2 kali jumlah berat pigmen tersebut. Perhitungan dapat dijelaskan sebagai berikut : 353x g pasta pigmen (mengandung 30-40% pigmen) diperlukan : 80 g + 1,6 x g binder (kandungan solid 40%) Resep pasta cap dapat ditulis sebagai berikut : X g pasta pigmen (zat warna pigmen) dicampur dengan : 100 – 5x/g pasta pengental mengandung 8% binder (reduction thickener) dan 3x/2 g binder. Misalnya x = 40 g, maka resep pasta cap tersebut dapat ditulis sebagai berikut :- Zat warna pigmen 40 g - Pasta pengental 900 g mengandung 8%binder (reduction thickener)- Binder 60 g Jumlah 1.000 g Sedangkan resep pasta reduction thickener, adalah sebagai berikut : Pengental emulsi Pengental sintetik - Air x g y g - Diamonium fosfat 5 – 8 g - - Softener 0 – 5 g 5 – 20 g - Zat anti busa - 2 – 3 g - Urea/gliserin 10 – 25 g 0 – 10 g - Zat pengemulsi 5 – 8 g 0 – 3 g - Pengental sintetis - 7 – 10 g - Binder 80 g 80 g - Zat penguat ikatan silang (fixer) 0 – 5 g 2 – 5 g - Minyak tanah 650 – 700 g - 1.000 g 1.000 g 1. Pencapan dengan zat warna pigmen Aridye Zat warna Aridye didagangkan dalam bentuk pasta yang telah dicampur dengan resin. Contoh resep pasta-capnya yaitu: 35 g zat warna pigmen Aridye 270 g shellars (petroleum) 695 g air 1000 g pasta cap zat warna pertama dimasukkan ke dalam shellras sedikit demi sedikit sambil diaduk kemudian ditambahkan air panas 60qC dan diaduk sampai campuran menjadi homogen. 354Kain setelah dicap dikeringkan kemudian dipanggang (curing) selama 3 menit supaya zat pengikatnya berpolimer sehingga zat warna dapat terikat pada serat. Untuk mengurangi kekakuan, dilakukan penyeterikaan dengan mesin kalander. Untuk menghilangkan zat warna yang tidak terikat, kain dapat dicuci dengan sabun sebelum diseterika. Penyabunan akan memperbaiki tahan luntur warna terhadap gosokan. 2. Pencapan dengan zat warna pigmen Orema Pasta cap dari zat warna pigmen Orema terdiri dari zat warna, air, zat pengikat, katalis, dan pengental. Untuk memperbaiki tahan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan, maka perbandingan jumlah zat warna dan zat pengikat harus sesuai. Pemanggangan dikerjakan pada suhu 140qC selama 10 menit atau pada suhu 200qC selama 10 detik. Resep pasta cap orema untuk Orema 180/100 yaitu: Zat warna Orema pasta 200 g Zat warna Orema bubuk - Zat warna Orema bubuk A - Sikloheksanol-butanol 5 g Air 117g Orema binder H 180 g Amonium rodanida 1:1 18 g Pengental emulsi 480 g Pasta Cap 1000 g Zat warna Orema pasta - Zat warna Orema bubuk 80 g Zat warna Orema bubuk A - Sikloheksanol-butanol 4 g Air 238 g Orema binder H 180 g Amonium rodanida 1:1 18 g Pengental emulsi 480 g Pasta Cap 1000 g Zat warna Orema pasta -Zat warna Orema bubuk - Zat warna Orema bubuk A 100 g Sikloheksanol-butanol 4 g Air 218 g Orema binder H 180 g Amonium rodanida 1:1 18 g Pengental emulsi 480 g Pasta Cap 1000 g 355Setelah dicap, kain dikeringkan kemudian dipanggang pada suhu 140qCselama 10 menit, dicuci dengan larutan 0.5 gram natrium karbonat per liter pada suhu 40qC, dibilas, dikeringkan, dan diseterika. Zat warna Orema 240/200 khusus untuk pencapan dengan rol (roller printing). 3. Pencapan dengan zat warna Printofix Pasta cap dari zat warna pigmen Printofix terdiri dari zat warna, Finish EN, Printofix PF 55 dan pengental Printofix. Zat warna pigmen Printofix diperdagangkan dalam bentuk pasta atau bubuk. Pemastaan bentuk bubuk dilakukan dengan air dingin. Finish EN berguna sebagai katalis dalam polimerisasi kondensasi. Printofix PF 55 bekerja sebagai pengikat zat warna pada serat, yang dapat dibuat emulsi dengan alkali lemah sehingga dapat dicampur dengan pasta. Apabila pada pencapan dipakai bubuk brons atau seng maka untuk warna emas atau perak disamping digunakan Printofix PF 55, digunakan pula printofix PD. Pengental Printofix dibuat dari Printofix Thickener 3 conc dengan resep: 240 – 450 g Printofix Thickener 3 conc; dibuat pasta dengan 650 – 150 g air;kemudian ditambah 100 – 150 g amonia 25% 1: 9 1000 g pasta pengental Penambahan air mula-mula dilakukan perlahan-lahan supaya cempuran pasta menjadi homogen. Kekentalan pasta Printofix bergantung pada jumlah Printofix Thickener 3 conc yang digunakan Contoh resep pasta cap yaitu: Zat warna printofix pasta 50 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 710 g Printofix PF 55 200 g Amonia 25% 10 g Pasta cap : 1000 g Zat warna printofix pasta 50 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 510g Printofix PF 55 400 g Amonia 25% 10 g Pasta cap : 1000 g Zat warna printofix pasta 100 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 410 g Printofix PF 55 450 g 356Amonia 25% 10 g Pasta cap : 1000 g Zat warna dicampur dengan Finish EN; kemudian pengental dan Printofix PF 55 ditambahkan. Penambahan amonia dimaksudkan untuk menjaga agar pasta cap bersifat sedikit alkali. Pasta reduksi dapat dibuat dari pengental Printofix dengan penambahan 20 gram Finish EN setiap 1000 gram pengental. Resep berikut menunjukkan variasi pemakaian zat-zat dalam pasta cap. Tahan luntur warna hasil pencapan bergantung pada jumlah Printofix PF 55 yang dipakai. Makin banyak makin baik tahan luntur warnanya. Zat warna Printofix pasta 5 g Finish EN 20 g Pengental Printofix 930 g Printofix PF 55 35 g Amonia 25% 10 g 1000 g Zat warna Printofix pasta 20 g Finish EN 20 g Pengental Printofix 810 g Printofix PF 55 140 g Amonia 25% 10 g 1000 g Zat warna Printofix pasta 40 g Finish EN 20 g Pengental Printofix 650 g Printofix PF 55 280 g Amonia 25% 10 g 1000 g Zat warna Printofix pasta 60 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 480 g Printofix PF 55 420 g Amonia 25% 10 g 1000 g Zat warna Printofix pasta 80 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 320 g 357Printofix PF 55 560 g Amonia 25% 10 g 1000 g Zat warna Printofix pasta 100 g Finish EN 30 g Pengental Printofix 160 g Printofix PF 55 700 g Amonia 25% 10 g 1000 g kain setelah dicap, dikeringkan kemudian dipanggang pada suhu 140qC-150qCselama 5 menit. Pencapan dengan zat warna Printofix tidak perlu diuap atau dicuci sabun. Untuk mendapatkan pegangan lemas, kain peru dikalander. 4. Pencapan dengan zat warna pigmen Helizarin Contoh resep pasta cap dengan zat warna pigmen Helizarin yaitu: 20 – 20 g Condesol A 1:1 55 – 75 g zat warna Helizarin 900 – 900 g Helizarinbinder D 25 – 5 g air 1000 g pasta cap untuk mencap putih dengan Helizarin diperlukan 220 gram zat warna tiap kilogram pasta cap; dan untuk mencap hitam dengan Helizarin Black T diperlukan 100 gram zat warna tiap kilogram pasta cap tanpa mengurangi jumlah Helizarin binder D yang berguna sebagai pengikat zat warna pada serat. Kain setelah dicap dikeringkan kemudian dipanggang pada suhu 140qC selama 5 menit. Seperti halnya zat warna pigmen Printofix, zat warna Helizarin tidak perlu dicuci dan sebagainya. 5. Pencapan dengan zat warna pigmen Acramin Zat warna pigmen Acramin mempunyai tahan luntur terhadap sinar matahari yang baik. Karena tahan luntur warna terhadap pencucian cukup, maka pada umumnya zat warna ini digunakan untuk pencapan kain gorden, perhiasan dinding, alas meja, dan lain-lainnya. Cara pencapan zat warna pigmen Acramin dapat dibagi menjadi tiga, yakni cara F, cara SLN, dan cara SLN + CA 3187. 1). Pencapan cara F Pencapan cara F digunakan untuk kain kapas.Fiksasi zat warna terjadi pada suhu kamar dalam waktu 7 – 10 hari, sehigga setelah dikeringkan, kain dapat langsung dikanji dan dikalender. Contoh resep pasta capnya yaitu : Zat warna acramin 5 10 15 20 25 30 80 Acramin PWR 10% 50 60 70 80 90 100 200 Acramol W 50 60 70 80 90 100 200 Next >