< Previous238digrafir sehingga terbentuk desain yang melekuk kedalam pada silinder, kemudian silinder dipanaskan sehingga menjadi keras. Tahap berikutnya kita sediakan lagi rol lunak yang ukurannya sama dengan rol ke satu, kemudian rol ke dua ini kita tekankan pada rol ke satu dengan cara diputar berulang-ulang/ digiling, sehingga terbentuk motif yang menonjol keluar pada rol kedua, kemudian rol kedua dipanaskan. Rol kedua inilah yang digunakan untuk membuat motif pada rol cetak dengan cara menggiling berulang-ulang sehingga terbentuk motif pada rol cetak yang melekuk ke dalam.Metode milling dapat ditunjukan pada gambar 9 – 11, (1) rol bermotif menonjol ditekankan pada rol cetak (2) dengan sistem pengungkit (3, 4, dan 5 ) dan tahanan (6). Gambar 10 – 11 Engraving Machine Keuntungan dari metode ini adalah dapat membuat rol cetak yang sama dalam jumlah yang banyak, namun demikian metoda ini tidak bisa digunakan untuk engraving yang besar karena dibutuhkan silinder yang besar. 3. Pantograph Engraving Pantograph enggraving adalah alat pengukir foto elektrik otomatis, alat pengukir ini lebih menjamin peningkatan produksi ukiran, penghematan waktu, dan dapat memproduksi motif lebih artistik, prinsip kerjanya adalah gambar difoto dengan kamera khusus, hasil potretan ukurannya disesuaikan dengan rol 239cetak. Rol cetak yang telah dilapisi dengan acid resistand mastic diletakkan pada foto elektrik pantograf, kemudian jarum dan tuil tuil dipasang pada pantograp.gambar yang difoto kemudian di scan dan dihubungkan dengan jarum dam tuil,jarum dan tuil tuil tersebut secara otomatis bergerak menggores rol cetak sesuai dengan hasil scannya. Gambar 10 – 12 Mesin Photoelektric Pantograf 4. Photo Engraving Motif digambar kemudian dipindahkan pada kertas film (Transparan) atau motif dipotret untuk menghasilkan film diapositif,rol cetak dilapisi dengan larutan peka cahaya misalnya chrome gelatine pada seluruh permukaan dengan olesan yang tipis kemudian keringkan dengan cara dipanaskan dengan uap pada lubang silinder,motif dalam bentuk film diapositif dilingkarkan pada rol cetak yang telah dilapisi larutan peka cahaya, kemudian disinari,setelah penyinaran maka pada bagian – bagian yang tidak tembus cahaya terbentuk motif, kemudian diukir atau digrafir. 5.EtchingEtching adalah pengerjaan memperdalam garis garis motif pada rol cetakan dengan zat kimia tertentu. Ada dua cara etching yang banyak dikenal yaitu etching dengan FeCl3dan etching dengan HNO3Etching dengan FeCl3Rol cetak dilapisi vernis pada bagian yang tidak melekuk, selanjutnya dicelupkan sambil diputar dalam larutan FeCl3dengan konsentrasi 44, 42, 40, 38, dan 36oBe.240Reaksi yang terjadi adalah:Cu + Fe Cl3o CuCl + FeCl2Cu + 2 Fe Cl3o CuCl2 + 2FeCl2Etching dengan HNO3Etching dilakukan dalam Larutan HNO342oBe (68%) reaksi yang terjadi adalah : HNO3+ 3 Cuo 3 Cu(No3) 2 + 4 H2O + 2 NO Setelah proses etching selesai kemudian vernis pada rol cetak dibersihkan dengan minyak tanah dan untuk membersihkan motif dipergunakan sikat, selanjutnya rol cetak dibersihkan dengan kain, untuk motif yang berbentuk bidang pada rol cetak, motif tersebut perlu dilakukan pengarsiran dalam bentuk garis lurus sejajar, pengerjaan arsiran dilakukan pada mesin arsiran ataupun menggunakan mesin pantograph,apabila motif yang diarsir kecil dipergunakan mesin pantograph, sedangkan motif luas dipergunakan mesin arsiran. Gambar 10 – 13 Mesin Arsir 10.1.4 Pencapan Kasa (Screen printing)Pencapan kasa lebih efisien dibandingkan dengan pencapan blok, selain itu warna dan desainnya lebih variatif, pola dapat dibuat dari bentuk contour yang lembut sampai pola yang besar dan luas yang tidak bisa dibuat / diproduksi oleh pencapan blok, desain dapat diubah – ubah bila sudah tidak diproduksi lagi dan diganti dengan desain yang baru, pada pencapan kasa pola atau desain dibuat dengan mencapkan pasta cap melalui kasa bermotif.lihat gambar 9 – 14.Kasa screen memiliki rangka berbentuk datar (flat) persegi empat dengan ukuran tergantung pada jenis desain yang dicetak pada kain dan lebar kainnya, rangka screen dapat dibuat dari kayu dengan persyaratan tertentu maupun logam seperti alumunium, kain kasa dibentangkan pada rangka, selanjutnya 241kasa dilapisi dengan larutan peka cahaya, gambar diletakkan diatas kasa yang telah dilapisi larutan peka cahaya, disinari kemudian dibangkitkan dengan air sehingga terbentuk motif yang berlubang pada kasa. Pasta cap diletakkan pada kasa diratakan dan ditekan dengan rakel sehingga pasta cap keluar melalui lubang / pori-pori kasa membentuk pola pada kain Gambar 10 – 14 Screen Printing 10.1.4.1. Pencapan Kasa Manual (Hand Screen Printing) dan Semi OtomatikSaat ini pencapan kasa masih banyak dilakukan baik dalam skala industri maupun rumah tangga, pencapan kasa tidak hanya terbatas pada kain, tetapi bahan lain seperti kertas, plastik, logam, maupun kaca. Sesuai dengan namanya seluruh pengerjaan dari menggelar kain, melapisi lem meja, pemindahan alat cetak / kasa screen, penyuapan pasta dan perakelan dalam proses pencapan dilakukan dengan tangan, kecepatan produksi tergantung pada cepat lambatnya pekerja dan banyaknya warna yang dipergunakan. 24210.1.4.1.1. Meja Pencapan Kasa Datar Pencapan dilakukan di atas meja datar, padat dan stabill. Permukaan meja dilapisi dengan bantalan yang kenyal dan disebut selimut/blanketyang bisa dibersihkan dan dicuci kembali setelah pencapan, ukuran meja yang digunakan adalah tinggi 0,75 meter, lebar 1,25 meter – 1,60 meter dan panjang meja sangat berfariasi tergantung kebutuhan, meja pencapan dilengkapi dengan reel pengantar yang terletak memanjang pada sisi meja. Rel pengantar digunakan sebagai dudukan nok (movable stops) Permukaan meja diolesi dengan perekat, kain yang akan dicap dipasang di atas meja yang telah diberi perekat kemudian ditarik sambil ditegangkan dan diratakan, pemberian perekat di atas meja dilakukan dengan tujuan agar selama pencapan/perakelan kain tidak kusut dan bergerak ataupun bergeser, pergerakan kain selama perakelan menyebabkan pola/motif tidak rata, garis motif tidak tajam, sehingga motif menjadi rusak. Produksi pencapan dimulai dengan terlebih dahulu mengatur kedudukan nok, jarak kedudukan nok satu dengan lainnya diatur berdasarkan lebar raport gambar pada screen, pengaturan nok ini bertujuan untuk memastikan posisi kasa telah tepat pada tempat seharusnya sehingga sambungan pengulangan raport satu dengan lainnya tidak kelihatan sambungannya. Pasta cap dituang di atas screen pada bagian tepi kemudian diratakan dengan menggunakan rakel.Gambar 10 – 15 Pemasangan Nok 24310 – 16Meja Pencapan Hand Screen 10.1.4.1.2. Rakel Rakel adalah alat untuk meratakan pasta zat warna yang ada pada kasa agar pasta cap melekat pada kain dan mementuk corak sesuai corak yang ada pada kasa, rakel terbuat dari karet sintetis yang tahan terhadap minyak dan zat kimia, dan dipasang pada kayu atau logam sebagai pegangan, ukuran panjang rakel biasanya lebih pendek dari lebar kasa dan lebih panjang dari lebar motif, pemakain rakel disesuaikan dengan motif dan kain yang dicap, motif luas atau kasar dipakai rakel dengan ujung yang bulat, untuk motif lembut dan bentuk garis dipakai rakel dengan ujung yang tajam. Bentuk bentuk ujung rakel dapat ditunjukan pada gambar 9 – 16. 244Gambar 10 – 17 RakelKeterangan : A = Rakel lancip dua sisi B = Rakel lancip datar C = Rakel lancip rata D = Rakel ujung bundar E = Rakel miring satu sisi F = Rakel sisi bulat Selain bentuk ujung rakel, kekerasan karet rakel juga berpengaruh terhadap jumlah tinta yang dialirkan. Kekerasan rakel dinyatakan dalam derajat kekerasan (shore). Rekel lunak (50 – 55 derajat) sesuai untuk pencapan pada bahan tekstil, rakel ektra lunak (45 – 50 derajat), rakel medium (60 – 65 derajat) sesuai untuk mencetak kertas dan karton, rakel keras (70 – 75 derajat) sesuai untuk pencetakan dengan mesin. Ukuran rakel tergantung pada lebar benda yang dicetak/cap, lebih panjang + 5 cm. Ujung rakel dibuat rata dan lurus, karena ujung rakel sangat menentukan rata tidaknya pasta cap yang melekat pada kain, yang berarti menentukan kerataan warna pada kain. Ujung rakel berpengaruh terhadap jumlah tinta yang dialirkan, ujung lancip mengalirkan tinta lebih sedikit dan ujung bulat mengalirkan tinta lebih banyak. Untuk menghindari penodaan warna, dan tumpang tindih warna, teknik perakelan dilakukan dengan cara meloncat loncat dari rapport 1 meloncat ke 3, 5, 7, dan seterusnya, teknik ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kain hasil pencapan kering sebelum disambung raport berikutnya. Proses perakelan sepanjang kasa dilakukan dengan tangan oleh seorang atau dua orang bila kasanya lebar, untuk memperoleh kerataan warna motif maka besarnya tekanan rakel diusahakan sama, jumlah pasta cap yang keluar menembus kasa dapat dikontrol dengan mengetahui beberapa faktor. Adapaun faktor yang mempengaruhi adalah: 1. Tetal benang kain kasa, makin rendah tetal benang menyebabkan jumlah pasta cap yang keluar makin banyak dan sebaliknya 2452. Diameter benang dan finish kalender juga sangat berpengaruh 3. Kekerasan ujung rakel, karet yang keras dengan ujung yang tajam sangat cocok untuk membuat pola bentuk garis dan corak corak halus, sebaliknya untuk karet yang lembut, empuk, dan bulat ujungnya lebih banyak mengoleskan pasta cap padd kain sehingga cocok untuk motif corak corak kasar ( blok ) dan bintik bintik (blothers)4. Kekentalan (Viskositas) pasta cap mempengaruhi jumlah pasta cap yang menembus kasa, pasta yang encer lebih cepat / mudah menmbus kasadari pada yang kental. 5. Jumlah dari perakelan, jumlah perakelan umumnya 2 – 4 kali perakelan 6. Kemiringan rakel dan tekanan rakel 7. Kecepatan perakelan. Semua faktor di atas perlu dipertimbangkan dalam melakukan proses pencapan kaitannya dengan keutuhan desain dan kain yang dicap. Pencapan semi otomatis pergerakan kasa dan rakel dilakukakan secara mekanis, kain diam tetap berada atas meja, meja pencapan berukuran hampir sama dengan panjang 20 – 60 meter. Mesin semi otomatis dilengkapi dengan ruang pengering, produksi lebih tinggi dibandingkan dengan cara manual. 10.1.4.2. Mesin Pencapan Kasa Datar (Flat Screen Printing) Otomatis Mesin pencapan kasa (screen printing) otomatis merupakan pengembangan darihand screen printing, pemasangan kain, perakelan dan pergerakan kasa dilakukan secara mekanik (otomatis), kain terletak pada meja pencapan yang bergerak menurut raport, kasa bergerak naik turun dengan tidak berpindah tempat. Karena kecepatannya tinggi, mesin pencapan kasaotomatis dilengkapi dengan alat/mesin pengering.Gambar 9 – 18 Mesin Flat Screen Printing Otomatis Posisi screen Convenyor Pengering24610.1.4.2.1. Meja Pencapan Kasa Datar Otomatis Meja pencapan berupa belt/blanket tanpa ujung, blanket bergerak bersama dengan kain yang dicap, kain diratakan dan dilekatkan pada permukaan meja cap/blanket yang mengandung lem perekat, blanket bergerak sesuai dengan raport dan berhenti pada saat perakelan berlangsung, pergerakan meja diatur secara tepat dan akurat oleh mesin penggerak blanket, proses pencucian blanket berlangsung di bawah mesin oleh rol pembersih. Gambar 9 – 19 Meja Pencapan (Blanket) 10.1.4.2.2. Lem Perekat Kain Fungsi utama lem perekat adalah melekatkan kain pada blanket, lem perekat kain banyak tersedia di pasaran, jenisnya bermacam-macam, lem perekat kain memiliki persyaratan larut dalam air, mudah dihilangkan, tidak mempengaruhi warna, dan tidak mudah kering. Lem perekat kain diaplikasikan di ujung blanket kemudian diratakan pada permukaan blanket dengan rakel, kain yang dicap dilekatkan pada blanket dan ditekan oleh sebuah rol dan kadang-kadang diikuti proses pengeringan sistem udara panas sebelum kain dicap. 10.1.4.2.3. Sistem Perakelan Perakelan pasta cap dilakukan ke arah lebar ataupun panjang kain, jumlah perakelan dapat dua atau lebih, rakel yang umum digunakan adalah jenis rakel dengan pisau ganda yang paralel. Lihat gambar 9 – 19. Cara bekerja jenis rakel dengan pisau ganda yang parallel dapat diterangkan sebagai berikut, rakel digerakkan dipermukaan kasa dengan pasta cap berada diantaranya. Hanya pisau belakang yang kontak dengan kasa dan bekerja merakel pasta cap, sedangkan pisau yang di depan berada sedikit lebih tinggi di atasnya. Ketika gerakan rakel berganti arah, maka pisau yang tadinya berada di depan akan berganti posisi menjadi di belakang dan kontak dengan kasa bekerja merakel pasta cap, sedangkan pisau yang tadinya berada di BlanketPengeringKainKonvenyorScreenterakhir247belakang berganti posisi berada di depan dan sedikit lebih tinggi di atasnya sehigga tidak kontak dengan kasa. Gambar 9 – 20 Rakel Kasa Datar Pisau Ganda 10.1.4.2.4. Pengaturan Kecepatan Mesin Pengaturan kecepatan mesin terutama bergantung pada interval waktu selama kain berhenti yaitu saat proses perakelan pasta cap berlangsung. Faktor – faktor yang berperan penting dalam menentukan kecepatan mesin pencapan antara lain sebagai berikut : 1. Jumlah perakelan, diperlukan lebih dari satu kali perakelan pasta cap untuk mendaptkan kerataan warna dan cukup dapat berpenetrasi kedalam kain terutama untuk motif motif blok dan untuk jenis jenis kain tebal dengan permukaan yang tidak rata. 2. Ukuran kasa, semakin lebar ukuran kasa maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk merakel pasta cap. 3. Efisiensi alat pengering,jika digunakan alat pengering yang pendek atau pengering dengan suhu yang rendah maka diperlukan waktu yang lama untuk mencapai pengeringan yang memadai sehingga menurunkan kecepatan mesin. 10.1.4.2.5. Kesalahan Pencapan Beberapa permasalahan yang sering timbul dalam pencapan adalah : 1. Pengulangan motif yang kurang tepat, sehingga warna pada motif/desain meleset, hal ini antara lain disebabkan perekatan kain yang dicap pada belt/blanket kurang baik atau terjadi kerusakan pada kasa yang bias diakibatkan oleh rakel bentuk pisau sehingga terjadi kelebihan pasta pada motif dan mengakibatkan motif tidak tajam. 2. Rangka kasa meninggalkan bekas pada permukaan kain yang dicap (frame marks) yang diakibatkan turunnya rangka kepermukaan kain sedikit berlebihan, hal ini dapat diatasi antara lain dengan jalan penurunan rangka kasa hanya sampai pada posisi satu point di atas belt/blanket, sehingga saat proses perakelan terjadi sedikit penarikan terhadap kain kasa dan Next >