< PreviousTEKNOLOGI LAS KAPAL ixIV.4. PELURUSAN AKIBAT DEFORMASI .....................................423 IV.4.1. Pelurusan dengan Methode Pemanasan Garis......................424 IV.4.2. Pelurusan dengan Sistim Melintang.......................................424 IV.4.3. Pelurusan dengan Pemanasan Melintang Dan Membujur.....425 IV.4.4. Pelurusan dengan Pemanasan Titik.......................................425 IV.4.5 Pelurusan dengan Pemanasan Segitiga.................................426 IV.4.6. Pelurusan dengan Pemanasaan Melingkar............................427 IV.4.7. Pelurusan dengan Dua Anak Panah.......................................428 IV.4.8. Pendinginan............................................................................430 IV.4.9. Pelurusan dengan Bantuan Gaya Luar...................................430 IV.5. MATERIAL UNTUK PERKAPALAN..............................................432 IV.5.1. Bentuk Pelat dan Profil...........................................................432 IV.5.2. Penggunaan Pelat dan Profil untuk Kapal..............................433 RANGKUMAN.......................................................................................436 LATIHAN SOAL.....................................................................................437 BAB V. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN HASIL LAS V.1. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN........................................441 V.1.1. Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las...............................441 V.1.2. Klasifikasi Metode Pengujian Daerah Las.............................442 V.2. PENGUJIAN DENGAN CARA MERUSAK / DT.....................443 V.2.1. Pengujian Mekanik..................................................................443 V.3. PENGUJIAN DENGAN CARA TAK MERUSAK / NDT...........450 V.3.1. Uji Kerusakan Permukaan......................................................450 V.3.2. Pengujian Kerusakan Dalam..................................................455 RANGKUMAN.......................................................................................468 BAB VI. BAHAYA – BAHAYA DALAM PELAKSANAAN PENGELASAN DAN PENCEGAHANNYA VI.1. BAHAYA LISTRIK DAN PENCEGAHANNYA.........................470 VI.1.1. Bahaya Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur Listrik.......................................................................................470 VI.1.2. Sebab – Sebab Utama Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur Listrik...............................................................473 TEKNOLOGI LAS KAPAL xVI.1.3. Cara – Cara Mencegah Bahaya Kejutan Listrik selama Pengelasan dengan Busur Listrik...........................................473 VI.2. BAHAYA-BAHAYA SINAR BUSUR LAS DAN NYALA API GAS SERTA PENCEGAHANNYA..........................................475 VI.2.1. Akibat Sinar-Sinar Berbahaya.................................................475 VI.2.2. Alat-alat Perlindung dari Sinar yang Berbahaya......................477 VI.3. BAHAYA ASAP DAN GAS LAS SERTA PENCEGAHAN NYA.........................................................................................478 VI.3.1. Akibat Asap Las terhadap Tubuh Manusia.............................478 VI.3.2. Pengaruh Gas-Gas yang Timbul selama Pengelasan............481 VI.3.3. Cara Mengatasi Asap dan Gas Las........................................482 VI.4. BAHAYA LETUPAN DAN TERAK SERTA PENCEGAHAN NYA.........................................................................................484 VI.4.1. Bahaya Letupan atau Terak....................................................484 VI.4.2. Cara untuk Mengatasi Letupan dan Terak..............................485 VI.5. BAHAYA TABUNG GAS DAN CARA PENANGANANYA......486 VI.5.1. Cara Mengangani Tabung Gas...............................................486 VI.5.2. Penyimpanan Tabung Gas.....................................................487 VI.6. KESELAMATAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP........................................................................................488 VI.6.1. Keselamatan Kesehatan Kerja..................................................488 VI.6.2. Lingkungan Hidup......................................................................490 RANGKUMAN.......................................................................................492 LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN B DAFTAR ISTILAHLAMPIRAN C SINGKATAN LAMPIRAN D DAFTAR GAMBAR, TABEL DAN RUMUS TEKNOLOGI LAS KAPAL 262 BAB III TEKNIK PENGELASAN III.1 TEKNIK PENGELASAN BUSUR LISTRIK III.1.1. Penanganan Mesin Las Busur Listrik Arus Bolak-balik III.1.1.1. Persiapan Mesin Las PengangkatSkala Amper meterSkala PenunjukHandel arusPenjepit elektrodaElektroda lasMaterial dasarPlat magnetKabel groundPower supply 200V Saklar mesinKabel powerGround mesinTombol power Gambar III.1 Mesin Las Busur Listrik Tahapan-tahapan persiapan yang perlu dilakukan dan hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penanganan mesin las busur listrik arus bolak balik meliputi : 1. Pemeriksaan sirkuit utama. Pemeriksaan sirkuit utama mesin las seperti ditunjukkan pada gambar III. 2 dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Yakinkan bahwa saklar tenaga dalam keadaan mati (off ) (2) Periksa sambungan kabel las bila ada yang lepas (3) Periksa isolasi sambungan antar kabel dan yakinkan bahwa isolasi sambungan dalam keadaan aman (4) Periksa bahwa kabel ground dalam keadaan tertanam Gambar III.2 Sirkuit utama TEKNOLOGI LAS KAPAL 263 2. Pemeriksaan sirkuit bantu Pemeriksaan sirkuit bantu dan pemasangan elektrode las seperti ditunjukan pada gambar III.3 dan gambar III. 4 dengan pemeriksaan sebagai berikut : (1) Periksa sambungan kabel las yang terlepas. (2) Periksa isolasi sambungan kabel. (3) Sambungkan kabel ground dengan meja kerja pada posisi yang aman dari gerakan (4) Periksa kebenaran penyambungan kabel . (5) Masukan elektrode kedalam penjepit pada kemiringan yang benar Hati-hati jangan sampai mengarahkan ujung tangkai las dari penjepitnya Gambar III.3 Sambungan kabel Gambar III.4 Pemasangan elektrode 3. Persiapan tang ampere Sebelum mesin las dipergunakan dengan sebenarnya terlebih dahulu perlu menyiapkan tang amper, gambar II. 5 dan lakukan : (1) Putar dial pengatur pada posisi yang optimal. (2) Lewatkan kabelnya dengan aman ditengah-tengah penjepitnya. Gambar III.5 Penyiapan tang ampere TEKNOLOGI LAS KAPAL 264 4. Pengaturan arus (1) Hidupkan Saklar tenaga. (2) Hidupkan Saklar mesin las (On ). (3) Putar tuas pengatur amper untuk pengaturan ampere yang benar atau sesuai yang dikehendaki. (4) Lakukan sentuhan antara elektrode dengan material dasar untuk mengetahui pengisian aliran arus listrik yang terjadi. (5) Periksa optimalisasi arus dengan menggunakan tang amper. (6) Matikan saklar mesin las ( Off ) Pengaturan arus dan pemeriksaan pengisian arus seperti pada gambar III.6 dan gambar III.7. Skala penunjukTuas Pemutar Gambar III.6 Pengaturan arus Gambar III.7 Pemeriksaan arus Mesin Las Busur Listrik Mesin Las Busur Listrik III.1.1.2. Jenis dan karakteristik dari mesin las busur listrik arus bolak-balik Tabel III.1 Jenis dan karakteristik mesin las busur listrik arus bolak - balik Kecepatan dan karakteristik tiap – tiap model Mesin las busur listrik arus bolak - balik Jenis Besar arus sekunder (A) Besar kecepatan penggunaan (%) Besar tegangan muat Tegangan tanpa muatan sekunder maks (V) Arus sekunder Diameter kawat las yang bisa dipakai m/m Kehilangan hambatan (V) Kehilangan reaktan (V) Nilai maks (A) Nilai min (A) AW200 200 50 30 0 0 85 200-220 <35 2 – 4 AW300 300 50 35 0 0 85 300-330 <60 2.6 – 5 AW400 400 50 40 0 0 85 400-440 <80 3 – 8 Keterangan : AW berarti atau sama dengan mesin las busur listrik arus bolak - balik TEKNOLOGI LAS KAPAL 265 III.1.1.3. Hubungan antara panjang kabel las dan arus las Tabel III.2 Jarak dan ukuran (penampang, mm2) dari kabel las Jarak (m) Arus (A) 25 50 75 100 38 mm 38 mm 38 mm 150 38 50 60 200 38 60 80 250 38 80 100 300 50 100 125 350 50 100 125 400 50 125 450 50 125 III.1.1.4. Standar ukuran tangkai las (elektrode) Tabel III.3 Standar ukuran elektrode Jenis Besaran Diameter kawat las yang bisa dipakai mm Hubungan maksimum kabel gagang las mm Penggunaan (%) Arus las A Tegangan busur V No. 100 70 100 25 1.2 – 3.2 22 No. 200 70 200 30 2.0 – 5.0 38 No. 300 70 300 30 3.2 – 6.4 50 No. 400 70 400 30 4.0 – 8.0 60 No. 500 70 500 30 5.0 – 9.0 80 III.1.2. Persiapan Peralatan dan Alat Pelindung III.1.2.1. Pemakaian pakaian pelindung Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penggunaan pakaian pelindung diri antara lain : TEKNOLOGI LAS KAPAL 266 (1) Lindungilah mata dengan kaca pelindung dari kap las dengan bagian luar kaca bening dan bagian dalam kaca gelap, tampak pada gambar III. 8 . Kaca pelindung ditujukan untuk menurunkan kekuatan pancaran cahaya pengelasan berupa sinar ultraviolet dan harus dapat menyerap atau melindungi mata. Kaca pelindung yang digunakan pada proses pengelasan berbeda dengan kaca pelindung untuk pemotongan dengan gas, biasanya tingkat kegelapan kaca potong dengan gas relatif lebih terang dibanding dengan kaca pelindung untuk pengelasan yang diharuskan mempuyai kekuatan penahan sinar . Kaca pelindungmataKaca beningKaca bening Gambar III.8 Kaca pelindung mata Tabel III.4 Jenis – jenis kaca mata pelindung Ukuran nomor kaca Penggunaan 6 ~ 7 Pengelasan gas / pemotongan derajat menengah dan busur las / pemotongan dari 30A maksimum 8 ~ 9 Pengelasan gas / pemotongan derajat tinggi dan las busur / pemotongan antara 30A – 100A 10 ~ 12 Las busur / pemotongan antara 100A – 300A 13 ~ 14 Las busur / pemotongan minimum 300A (2) Gunakan pakaian pelindung kerja seperti tampak gambar III. 9 dan usahakan jangan mengganggu kegiatan operasional. (3) Gunakan pelindung kerja yang kering , aman dan nyaman. (4) Pasang pengait dari pelindung kaki dibagian sampingnya. TEKNOLOGI LAS KAPAL 267 (5) Pakai apron sedemikian rupa sehingga saku apron menghadap ke dalam, hal ini untuk menghindari percikan api. Gambar III.9 Pakaian pelindung kerja III.1.2.2. Pemeriksaan peralatan Selalu periksa terlebih dahulu peralatan-peralatan kerja yang akan digunakan seperti : (1) Palu (4) Sikat baja (2) Pahat datar (5) Tang penjepit plat pelat (3) Palu pembersih Gambar III.10 Peralatan kerja TEKNOLOGI LAS KAPAL 268 III.1.3. Penyalaan Busur Listrik 1. Persiapan Sebagai langkah awal dalam proses penyalaan busur, lakukan persiapan dengan melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Mengeset mesin las (Lihat “Penanganan Mesin Las Busur Listrik Arus Bolak-balik”). (2) Menyetel arus pengelasan sampai 160A, tebal plat 9 mm (3) Membersihkan permukaan logam dasar. (4) Mengatur logam induk secara mendatar pada meja kerja. 2. Posisi tubuh Posisi tubuh yang benar seperti ditunjukkan pada gambar III.11 juga menunjang kesempurnaan hasil pengelasan. Untuk itu perhatikan hal-hal berikut dibawah ini : (1) Tegakkan badan bagian atas dan buka posisi kaki anda (2) Pegang holder dan pertahankan siku-siku tangan anda pada posisi horisontal Gambar III.11 Posisi tubuh saat penyalaan busur listrik 3. Menyalakan busur Langkah-langkah penyalaan busur adalah sebagai berikut : (1) Masukkan elektrode kedalam holder pada sudut yang benar (seperti gambar II.12). (2) Dekatkan posisi elektrode pada posisi penyalaan busur. Untuk diingat ! Lindungi wajah anda dengan kap las. (3) Penyalaan Busur TEKNOLOGI LAS KAPAL 269 a. Ketukkan ujung elektrode pada material dan pertahankan jarak terhadap material dasar kurang lebih 2 sampai 3 mm. b. Goreskan elektrode pada logam dasar dan pertahankan jarak antara logam dasar kurang lebih 2 sampai 3 mm. PersiapanMenyentuhJauhkan Gambar III.12 Proses Penyalaan busur 4. Menghentikan busur Untuk menghentikan busur, kurangi gerakan busur agar lebih pendek dan angkat secepat mungkin elektrode dari bahan induk dengan gerakan posisi balik dan sedikit dimiringkan, seperti terlihat pada gambar III.13. Untuk meneruskan las ulangi langkah 3 dan 4 tetapi terlebih dahulu dibersihkan ujung hasil las pertama dan selanjutnya. Gambar III.13 Menghentikan busur III.1.4. Pengelasan Posisi Datar III.1.4.1 Mengelas Manik manik Lurus posisi datar 1. Persiapan Sebagai langkah awal dalam proses pengelasan ini, lakukan persiapan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Tempatkan logam dasar tebal 9 mm pada meja kerja pada posisi yang stabil dan bersihkan permukaannya. (2) Aturlah arus las dengan besaran antara 150 & 160 A. Next >