< PreviousTeknik Konstruksi kapal 128G. Lambung Timbul ( Freeboard ). Ukuran dan bentuk tanda – tanda lambung timbul ( Freeboard marks ), maupun perhitungan didasarkan pada ketentuan – ketentuan yang telah disepakati didalam konvensi internasional mengenal garis muat ( International Load Line Convention ) yang diadakan di London pada tahun 1996, dimana pedoman ini masih berlaku hingga saat ini. Dengan demikian, maka ada keseragaman baik dalam bentuk dan ukuran lambung timbul Freeboard maupun dalam dasar perhitungannya. Konvensi ini berlaku untuk kapal niaga yang berlayar di perairan internasional baik dilaut maupun di samudra, kecuali untuk kapal yang tersebut dibawah ini : 1. Kapal perang. 2. Kapal yang panjangnya L < 24 m. 3. Kapal yang kurang dari 150 gross ton. 4. Kapal pesiar. 5. Kapal penangkap ikan. 6. Kapal penyusur pantai untuk jarak dekat. 7. Kapal yang berlayar di danau dan di sungai. Secara garis besar dapat diterangkan bahwa konvensi internasional tersebut menetapkan : 1). Bentuk, ukuran dan peletakkan tanda lambung timbul (freeboard marks) pada lambung kapal. 2). Freeboard minimum untuk suatu kapal sesuai jenis kapal yang bersangkutan menurut penggolongan kapal yang ditetapkan didalam konvensi tersebut. 3). Perhitungan koreksi untuk mendapatkan lambung timbul pada garis muat musim panas ( Summer Load Line ). Lambung Timbul ( Freeboard ) adalah jarak vertikal yang diukur pada tengah kapal dari ujung atas garis geladak lambung timbul hingga ujung atas dari garis muat ( Load line ). Geladak Lambung Timbul ( Freeboard Deck ) adalah geladak teratas yang menyeluruh dan terbuka ( tak terlindung ) terhadap cuaca dan air laut dan mempunyai cara penutupan yang permanen dan kedap air, baik untuk bukaan – bukaan diatas geladak maupun pada sisi – sisi kapal. Pada kapal yang mempunyai geladak lambung timbul yang terpenggal, maka garis terendah dari geladak terbuka dan perpanjangan garis ini sejajar dengan bagian geladak yang teratas, diambil sebagai geladak lambung timbul Teknik Konstruksi kapal 129Tanda Untuk Lambung Timbul 1. Garis geladak ( deck line ) Garis geladak adalah garis horizontal dengan panjang 300 mm dan lebar 25 mm. Garis ini diletakkan ditengah kapal pada setiap sisi kapal , dan sisi atasnya melalui titik dimana perpanjangan permukaan atas geladak lambung timbul memotong sisi luar kulit kapal. 2. Tanda garis muat ( Load Line Mark ). Tanda garis muat terdiri dari suatu lingkaran dengan diameter luar 300 mm dan lebar 25 mm yang dipotong oleh sebuah garis horizontal dengan panjang 450 mm dan lebar 25 mm dimana sisi atas garis ini melalui titik tengah dari lingkaran. Titik tengah lingkaran harus diletakkan ditengah kapal pada jarak sama dengan lambung timbul musim panas ( summer freeboard ) yang diberikan, diukur vertikal kebawah dari sisi atas garis geladak. 3. Garis muat ( Load Line ) a. Garis muat musim panas ( summer load line ), ditunjukkan oleh sisi atas dari garis yang melalui titik tengah dari lingkaran dan bertanda “ S”. Summer load line ini merupakan draft maksimum untuk pelayaran diair laut pada musim panas b. Garis muat musim dingin ( Winter Load Line ), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “ W” c. Garis muat musim dingin atlantik utara ( Winter North Atlantic Load Line ), dituju gabungkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “WNA” d. Garis muat tropik ( Tropical Load Line ), ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “T” e. Garis muat air tawar ( Freshwater Load Line ), ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “F” dan dipasang di belakang garis vertical f. Garis muat air tawar tropic ( Tropical Freshwater Load Line ), ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “TF” dan dipasang di belakang garis vertical Untuk kapal – kapal yang memuat kayu ( timber ) sebagai muatan geladak ( deck cargo ) maka disamping load line marks sebagaimana dijelaskan diatas, juga mempunyai load line marks khusus yang diletakkan sebelah belakang lingkaran. Load line marks yang berada disebelah belakang lingkaran tersebut hanya berlaku apabila diatas geladak terbuka terdapat muatan kayu ( timber ). Muatan – muatan ( termasuk kayu ) yang berbeda didalam ruang muat ( cargo hold ) dianggap sebagai muatan biasa dan diperhitungkan menurut load lines Teknik Konstruksi kapal 130yang berada disebelah depan lingkaran. Jadi bila suatu kapal hanya memuat kayu didalam cargo hold saja maka load lines yang berlaku adalah yang berada di depan lingkaran, seperti halnya cargo biasa. Gambar 8.56 Tanda Garis Muat 4. Freeboard Kapal Muatan Kayu Bila lambung timbul muatan kayu diberikan garis muat kapal muatan kayu harus dipasang sebagai tambahan pada garis muat garis muat yang biasa ukuran dari garis-garis ini sama seperti pada garis muat yang biasa hanya letaknya kearah belakang Garis-garis muat kayu selanjutnya yang harus dipakai : a. Garis muat kayu musin panas ( Summer Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “LS.” b. Garis muat kayu musim dingin ( Winter Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “LW.” c. Garis muat kayu musim dingin Atlantik Utara ( Winter North Atlantic Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “LWNA.” Garis muat kayu musim dingin atlantik utara LWNA dianggap ataudibuat sama ( Satu Garis Horizontal ) dengan garis muat musim dingin Atlantik Utara “WNA.” Teknik Konstruksi kapal 131d. Garis muat kayu tropic ( Topical Timber Load Line ) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda” LT”. e. Garis muat kayu air tawar pada musim panas ( Freshwater Timber Load Line ) ditunjukan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “ LF” dan dipasang sebelah depan garis vertikal. f. Garis muat kayu air tawar tropic ( Tropical Freshwater Timber Load Line ) ditunjukkan oleh sisi atas sebuah garis bertanda “ LTF “dan dipasang didepan garis vertikal Gambar 8.57 Freeboard Kapal Muatan Kayu 5. Penentuan Type Kapal Kapal Type A Yaitu kapal – kapal tanki minyak yang memiliki muatan dengan lubang masuk yang kecil dan kedap air dengan penutup baja atau material yang equivalent. Sifat – sifat khas dari kapal type A adalah : 1. Geladak cuaca yang sangat “ Safe “ artinya kuat dan kedap Air. 2. Kapal mempunyai keselamatan yang tinggi terhadap kebocoran, karena permeability dari ruang muatan pada waktu penuh adalah kecil. Lambung timbul minimum untuk kapal type A Teknik Konstruksi kapal 132Syarat – syarat untuk kapal type A. Kapal type A yang panjangnya melebihi 150 m dan dirancangkan memiliki kompartemen – kompartemen kosong, bila dimuati sampai summer load line, harus dapat mengatasi kebocoran dari salah satu kompartemen yang kosong tersebut diatas dengan permability dianggap sebesar 0,95 dan kapal tetap terapung dengan keadaan keseimbangan ( equilibrium ) yang baik. Untuk kapal yang panjangnya > 225 m, maka floadable compartment dengan permeability 0,85. 1. Machinery casing harus dilindungi dengan poop atau bridge atau deck house dengan tinggi paling sedikit sama dengan tinggi standard. 2. Gang Way yang permanent harus dipasang dari depan kebelakang pada ketinggian geladak bangunan atas antara poop dan bridge atau deck house. 3. Lubang palkah yang terbuka pada geladak lambung timbul atau geladak forecastle atau pada bagian atas trinck harus dilengkapi dengan penutupan yang kedap air dari baja atau bahan yang equivalent. 4. Freeing Arragement. Kapal pada harus dilengkapi dengan open rails sebagai pagar, psling sedikit setengah panjang dari geladak cuaca yang terbuka. Kapal Type B Yaitu kapal – kapal yang bukan type A, umpamanya kapal barang dan sebagainya. Khusus untuk kapal – kapal type B, konvensi memberiakan variasi – variasi yang tergantung dari konstruksi penutup palkah ( portable dari kayu atau baja, kekedapan airnya dengan terpal dan batten atau dengan gasket dan alat penjepit ), perlindungan awak kapal freeing ports. Sedang lubang palkah pintu dan ventilator, konvensi masih membedakan bagi dalam dua posisi dalam menentukan variasi – variasi dari kapal type B, yaitu - Posisi 1 : Diatas geladak cuaca atau geladak penggal ( Raised Quarter Deck) dan diatas geladak terbuka dari bangunan atas yang letaknya diantara garis tegak depan sampai ¼ L kebelakang. - Posisi 2 : Diatas geladak terbuka dari bangunan atas yang letaknya dibelakang dari ¼ L. Teknik Konstruksi kapal 133 Variasi – variasi kapal dari type B dalam bentuk harga tabel dasar adalah sebagai berikut : 1. 100 % dari tabel B. 2. 100 % dari tabel B – 0,6 ( tabel B – tabel A ) = 0,6 tabel A + 0,4 tabel B. 3. 100 % dari Tabel A. 4. 100 % dari tabel B + penambahan AB. Catatan : Lihat Tabel” A “ Lihat Tabel “B” Lihat Tabel “¨B” ( Semua tabel lihat pada lampiran 2) Syarat – syarat khusus untuk kapal type B dalam menentukan variasi : 1 100 % dari tabel B ( Tabel B 100 % ). Kapal type B 100 ini pada posisi 1 dilengkapi dengan penutup palkah sesuai dengan salah satu syarat sebagai berikut : a). Penutup palkah ponton ( pontoon Covers ) yang dibuat dari baja dan dibuat kedap air dengan terpal dan batten devices. Kekuatan dari ponton dihitung dengan : - beban p > 1,75 ton/m². O material > 5 x maximum stress yang dihitung. - defleksi < 0,0022 x lebar penutup palkah. - tebal pelat penutup > 1 % jarak stiffener penutup palkah tetapi tidak boleh kurang dari 6 mm. Untuk kapal – kapal dengan panjang L antara 24 sampai 100 meter, maka beban P pada posisi 1 boleh di interpolasi antara 1 ton/m² sampai 1,75 ton/m² atau b). Penutup palkah dibuat dari baja atau material yang equivalent dan dilengkapi untuk kekedapan airnya dengan gasket dan alat penjepit. ( Clamping Devices ). Kekuatan penutup palkah dihitung dengan : - Beban p > 1,75 ton/m² - o material > 4,25 x maximum Stress yang dihitung. - Defleksi < 0,0028 x lebar dari penutup palkah ( span ). - Tebal pelat penutup > 1 % dari jarak Stiffener penutup palkah tetapi tidak boleh kurang 6 mm. Untuk kapal dengan panjang 1 antara 24 sampai 100 meter, maka beban p pada posisi 1 boleh di interpolasi antara 1 ton/ m² sampai 1,75 ton/ m². Teknik Konstruksi kapal 134 2. Tabel B dengan reduksi 0,6 ( Tabel B – Tabel A ) atau Type B Contoh : L = 200 m Menurut Tabel A = 2612 mm. Menurut Tabel B = 3264 mm. ( Lihat lampiran 2 ) Maka Lambung timbul minimum untuk type ini : “B” – 0,6 ( “B” – “A” ) = 0,6 “A” + 0,4 “B” = 0,6 x 2612 + 0,4 x 3264 = = 2872,8 mm. Syarat – syarat dari tpe B ini adalah : a. L > 100 m. b. Perlindungan awak kapal cukup baik. c. Freeing arrangement cukup baik. d. Penutup palkah pada posisi satu dan sesuai dengan syarat sebagai berikut : - Dibuat dari baja atau material yang equivalent dan dilengkapi untuk kekedapan airnya dengan gasket dan alat penjepit. - Kekuatan dihitung dengan : P > 1,75 ton/ m². ı material > 4,25 x maximum stress yang dihitung. Defleksi < 0,0028 x lebar dari penutup palkah ( spans ) kekedapan air pada setiap cuaca dapat dijamin e. Kapal yang dimuati sampai lambung timbul musim panas tetap terapung pada keseimbangan yang baik, bila dua kompertemen yang berdekatan bocor ( muka dan belakang ) ke cuaca di kamar mesin. f. Bila kapal L > 225 m, kamar mesin dapat dianggap sebagai floadable Compartment dengan permeability 0,85 dan dalam keadaan bocor kapal tetap terapung pada keseimbangan yang baik. g. Kecuali memenuhi syarat – syarat tersebut diatas kapal harus memenuhi pula syarat – syarat machinery Casing, gas way, lubang masuk dan freeing arrangement seperti halnya pada kapal type A. jadi seolah – olah kapal adalah type A. 3.Tabel B + Penambahan ¨ B atau type B Contoh : Lihat Tabel B = 3264 mm Lihat Tabel ¨B = 358 mm Jadi LT min = 3622 mm Teknik Konstruksi kapal 135Peraturan ini khususnya berlaku untuk kapal – kapal type B yang memiliki penutupan palkah pada posisi 1. yang portable dan dari kayu atau dari baja bukan merupakan ponton covers. Kekedapan air dilaksanakan dengan terpal dan buttening devices. Syarat – syarat lainnya : a. Lebar dari “ Bearing Surface “ harus paling sedikit 65 mm. b. Bila bahannya kayu, tebal minimum 60 mm dengan span maximum 1,50 m. c. Bila bahan baja, kekuatan harus dihitung atas dasar. - Beban P > 1,75 ton/m². - ı baja > 5 x maximum stress yang dihitung. - Defleksi < 0,0022 x span dari balok. - Untuk kapal dengan panjang L antara 24 sampai 100 meter, maka beban P boleh diinterpolasi antara 1 ton/ m² Sampai 1,75 ton/ m². d. Balok palkah ( portable beams ). Bila bahannya baja kekuatannya harus dihitung dengan : - Beban P > 1,75 ton/ m². ı baja > 5 x maximum stress yang dihitung. - Defleksi < 0,0022 x span dari balok. Untuk kapal dengan panjang L antara 24 sampai 100 meter, interpolasi dari beban. Teknik Konstruksi kapal 136BAB IX KONSTRUKSI KAPAL A. Sistem Kontruksi Kapal Sistem kerangka/konstruksi kapal (framing system) dibedakan dalam dua jenis utama; yaitu sistem kerangka melintang (transverse framing system) dan sistem membujur atau memanjang (longitudinal framing system). Dari kedua sistem utama ini maka dikenal pula sistem kombinasi (combination/mixed framing system). Suatu kapal dapat seluruhnya dibuat dengan sistem melintang, atau hanya bagian-bagian tertentu saja (misalnya kamar mesin dan/atau ceruk-ceruk) yang dibuat dengan sistem melintang sedangkan bagian utamanya dengan sistem membujur atau kombinasi; atau seluruhnya dibuat dengan sistem membujur. Pemilihan jenis sistem untuk suatu kapal sangat ditentukan oleh ukuran kapal (dalam hal ini panjangnya sehubungan dengan kebutuhan akan kekuatan memanjang), jenis/fungsi kapal menjadikan dasar pertimbangan-pertimbangan lainnya.. Untuk mengenali apakah suatu kapal, atau bagian dari badan kapal dibuat dengan sistem melintang atau membujur dapat dilihat pada panel-panel pelatnya (panel pelat adalah bidang pelat yang dibatasi oleh penumpu-penumpunya). Jika sisi-sisi panjang panel-panel pelat berada pada posisi muka-belakang (sesuai arah hadap kapal) maka sistem yang dipakai pada bagian yang bersangkutan adalah sistem melintang, sebaliknya jika sisi-sisi pendek berada pada posisi muka-belakang maka sistem yang dipakai adalah sistem membujur. Sistem kombinasi diartikan bahwa alas dan geladak dibuat dengan sistem membujur sedangkan sisi-sisi kapal dibuat dengan sistem melintang. 1. Sistem Konstruksi Melintang Dalam sistem ini gading-gading (frame) dipasang vertikal (mengikuti bentuk body plan) dengan jarak antara (spacing), ke arah memanjang kapal, satu sama lain yang rapat (sekitar antara 500 mm – 1000 mm, tergangung panjang kapal). Pada geladak, baik geladak kekuatan maupun geladak-geladak lainnya, dipasang balok-balok geladak (deck beam) dengan jarak antara yang sama seperti jarak antara gading-gading. Ujung-ujung masing-masing balok geladak ditumpu oleh gading-gading yang terletak pada vertikal yang sama. Pada alas dipasang wrang-wrang dengan jarak yang sama pula dengan jarak antara gading-gading sedemikian rupa sehingga masing-masing wrang, gading-gading dan balok geladak membentuk sebuah rangkaian yang saling berhubungan dan terletak pada satu bidang vertikal sesuai penampang melintang kapal pada tempat yang bersangkutan. Jadi, sepanjang kapal berdiri rangkaian-rangkaian (frame ring) ini dengan jarak antara yang rapat sebagaimana disebutkan di atas. Teknik Konstruksi kapal 137Rangkaian ini hanya ditiadakan apabila pada tempat yang sama telah dipasang sekat melintang atau rangkaian lain, yaitu gading-gading besar. Gading-gading besar (web frame) adalah gading-gading yang mempunyai bilah (web) yang sangat besar (dibandingkan bilah gading-gading utama). Gading-gading besar ini dihubungkan pula ujung-ujungnya dengan balok geladak yang mempunyai bilah yang juga besar (web beam). Gading-gading besar ini umumnya hanya ditempatkan pada ruangan-ruangan tertentu (misalnya kamar mesin), tetapi dapat juga di dalam ruang muat bila memang diperlukan sebagai tambahan penguatan melintang. Tergantung kebutuhan, gading-gading besar demikian ini umumnya dipasang dengan jarak antara sekitar 3 – 5 m. Sekat-sekat melintang, gading-gading (biasa maupun besar), balok-balok geladak (besar maupun biasa) merupakan unsur-unsur penguatan melintang badan kapal. Elemen-elemen yang dipasang membujur dalam sistem melintang ini hanyalah: a. Pada alas : penumpu tengah (center girder) dan penumpu samping (side girder). Penumpu tengah adalah pelat yang dipasang vertikal memanjang kapal tepat pada bidang paruh (center line). Dalam alas ganda tinggi penumpu tengah ini merupakan tinggi alas ganda. Dalam alas tunggal penumpu alas ini dinamakan juga “keeleon” (luas dalam). Penumpu alas ini memotong wrang-wrang tepat pada bidang paruh. Penumpu samping (side girder, atau side keelson) juga merupakan pelat vertikal yang dipasang membujur pada alas. Penumpu samping ini dipasang di sebelah penumpu tengah. Suatu kapal dapat memiliki satu atau lebih penumpu samping, tergantung lebarnya, pada setiap sisi; dapat juga tidak memiliki penumpu samping. Jarak penumpu samping terhadap penumpu tengah, jarak satu sama lain dan jaraknya terhadap sisi kapal dibatasi maksimum sekitar 1,8 m – 3,5 m. b. Pada sisi : santa sisi (side stringer). Santa sisi pada umumnya hanya dipasang pada tempat-tempat tertentu (terutama di dalam ceruk dan kamar mesin), dapat juga di dalam ruang muat, tergantung kebutuhan setempat. Jarak antara (spacing) senta-senta sisi demikian ini tergantung kebutuhan, tetapi di dalam kamar mesin dan ceruk-ceruk dibatasi minimum 2,6 m (Biro Klasifikasi Indonesia) c. Pada geladak : penumpu geladak (deck girder atau carling) Untuk kapal barang dengan satu buah lubang palkah pada tiap ruang muat pada geladak yang bersangkutan, dapat dipasang 1-3 buah penumpu geladak, tergantung lebarnya. Penumpu geladak di pasang tepat pada bidang paruh dan/atau menerus dengan penumpu bujur lubang palkah (hatchside girder), yaitu penumpu-penumpu yang tepat berada di bawah ambang palkah yang membujur. Next >