< PreviousTeknik Konstruksi kapal 148tergantung elemen konstruksi yang ditinjau), disamping pula beban-beban dari tegangan geser yang timbul penguatan khusus diujung-ujung (berkisar antara 0,05 L sampai 0,25 L dari ujung-ujung). b. Racking Tegangan-tegangan ini bekerja terutama pada pojok-pojok badan kapal (lutut bilga dan lutut-lutut balok geladak) sebagai akibat pukulan gelobang pada sisi kapal, atau pada saat kapal mengalami oleng (rolling). Dalam hal demikian ini badan kapal akan terpuntir, sehingga kulit kapal akan mengalami tegangan puntir. c. Efek Tekanan Air (Effect of Water Pressure) Tekanan air cenderung mendesak kulit sisi dan alas kapal ke dalam. Gambar .9-4. Racking d. Panting Panting, dalam kaitannya dengan konstruksi kapal, diartikan sebagai gerakan keluar-masuk (kembang-kempisnya) sisi-sisi kapal yang berada di ujung-ujung sebagai akibat silih bergantinya tekanan air yang diterima oleh sisi-sisi kapal tersebut. Pada waktu mengalami gerakan angguk (pitching), bagian depan badan kapal, demikian juga bagian belakang, akan mengalami keadaan dimana pada satu saat terangkat dari atas permukaan air dan saat berikutnya masuk kembali ke dalam air. Dengan demikian maka sisi-sisi kapal di daerah tersebut pada satu saat tidak mendapatkan tekanan air dan saat berikutnya menerima tekanan air. Hal ini akan menimbulkan tegangan-tegangan pada sisi-sisi kapal tersebut, dan dinamakan tegangan-tegangan panting (panting stresses). Teknik Konstruksi kapal 149 Gambar .9-5. Panting e. Pounding / slamming Pada saat mengalami gerakan anggukan (pitching) sebagaimana disebutkan di atas, maka dalam gerakannya kembali ke dalam air bagian alas kapal di ujung depan akan menepuk permukaan air sebelum masuk kembali ke dalam air. Hal ini akan menimbulkan tegangan-tegangan yang akan dialami oleh alas kapal di daerah depan. Gambar .9-6. Pounding / Slamming f. Massa setempat Beban-beban yang ditimbulkan oleh barang-barang berat yang ditempatkan pada bagian-bagian tertentu di dalam / pada badan kapal, seperti misalnya mesin-mesin, peralatan bongkar muat, muatan, dsb. g. Getaran Getaran-getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin, baling-baling dan sebagainya akan cenderung menimbulkan beban-beban di daerah buritan. 4. Kekuatan Kapal Untuk mengetahui kekuatan kontsruksi memanjang suatu kapal, Dengan asumsi bahwa kapal tersebut adalah sebuah balok yang terapung di air. Teknik Konstruksi kapal 150Pertama-tama diambil sebuah balok tersebut dibuat dari bahan yang homogen sehingga setiap potongan memanjang balok mempunyai berat yang sama. Balok ini kemudian dicelupkan ke air dan air akan memberikan tekanan ke atas. Karena penampang balok adalah sama untuk seluruh panjang balok, setiap potongan memanjang balok akan mendapatkan tekanan ke atas yang sama. Jadi, berat dan tekanan ke atas setiap potongan memanjang balok adalah sama sehingga balok tidak akan mengalami lengkungan (Gambar 9.9). Gambar 9.7. kekuatan kapal Kemudian diambil balok dengan ukuran seperti di atas, tetapi bahan dari balok tersebut tidak homogen. Berat untuk ¼ bagian di ujung-ujungnya dibuat mempunyai kerapatan yang lebih besar daripada kerapatan ½ bagian yang ditengah. Jadi berat setiap potongan memanjang untuk seluruh balok tidak sama, yaitu untuk ¼ bagian di ujung-ujungnya sama dan ½ bagian yang ditengah lebih kecil daripada di ujung. Karena ukuran penampang balok tetap sama bila dicelupkan dalam air, tekanan ke atas yang diberikan oleh air untuk setiap potongan memanjang balok adalah sama. Jadi antara berat dan tekanan ke atas untuk setiap potongan memanjang balok tidak sama lagi dan hal ini akan menimbulkan lengkungan pada balok. (Gambar 9.9. Gambar 9.8. lengkungan balok Pada gambar di atas berlaku hukum Archimedes, yang menjelaskan bahwa berat balok sama dengan harga tekanan ke atas air (P = U.gv) Bila dikaitkan dengan sebuah kapal, hal tersebut akan nyata sekali. Kapal secara keseluruhan, dari depan sampai belakang merupakan benda Teknik Konstruksi kapal 151yang tidak homogen dan pembagian berat kapal tidak teratur untuk seluruh panjang kapal, baik beratnya sendiri maupun muatannya. Karena kapal juga terapung di air, kapal juga akan mendapat tekanan ke atas dari air. Karena bentuk bagian bawah kapal tercelup air dan penampang untuk seluruh panjang kapal itu tidak sama, maka tekanan ke atasnya juga tidak sama dan biasanya membentuk suatu kurva seperti pada gambar 9.9. Gambar 9.9 Penampang Memanjang Kapal dan Kurva Karena berat kapal dan tekanan ke atas untuk setiap potongan memanjang tidak sama, lengkungan kapal atau bending pada kapal akan selalu terjadi, hanya besar kecilnya sangat bergantung kepada pembagian beat dan tekanan ke atas dalam arah memanjang kapal. Karena lengkungan yang terjadi di sekitar tengah kapal tersebut adalah yang terbesar, konstruksi sekitar tengah kapal harus kuat supaya dapat menahan lengkungan. Untuk itu, diperlukan konstruksi yang kuat pada arah memanjang, khususnya untuk daerah geladak dan alas. Konstruksi yang dapat menambah kekuatan memanjang kapal pada geladak antara lain pembujur geladak, penumpu, dan pelat geladak. Untuk konstruksi alas antara lain : penumpu, pembujur alas, pelat alas, dan lunas. Teknik Konstruksi kapal 152BAB X KONSTRUKSI BAGIAN DEPAN Konstruksi bagian ujung depan kapal adalah konstruksi yang meliputi bagian ujung depan kapal sampai dengan sekat tubrukan. Bagian depan kapal dirancang untuk memisahkan air secara baik. Dan, aliran ini diusahakan supaya tetap streamline sepanjang kapal, sehingga tahanan gelombang kapal dapat dikurangi sampai sekecil-kecilnya. Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah sampai ke lunas. Pada saat ini yang lazim dipakai ada dua macam, yaitu linggi batang dan linggi pelat. Kadang-kadang dipakai juga gabungan dari kedua linggi ini. Adapun susunan konstruksi gabungan kedua linggi ini adalah sebagai berikut. Sebuah linggi batang dari lunas sampai ke garis air muat dan disambung linggi pelat sampai ke geladak. Penggunaan linggi pelat memungkinkan pembentukan suatu garis haluan yang bagus. Hal ini akan memperindah penampilan linggi haluan kapal. Selain juga untuk memperluas geladak dan memudahkan perbaikan linggi tersebut, apabila suatu saat kapal menubruk sesuatu. Pelat sisi dapat diperlebar sampai seluas geladak, sehingga memungkinkan bagian ujung depan kapal menahan hempasan air laut dan menahan supaya percikannya tidak sampai ke permukaan geladak. Di geladak bagian depan biasanya ditempatkan mesin jangkar linggi. Kedua alat ini berguna untuk menarik atau mengangkat jangkar dan mengeluarkan tali pada saat akan berlabuh, sedangkan dibawah akil dipasang bak rantai untuk penempatan rantai jangkar. Pada kapal-kapal yang mempunyai ukuran cukup besar di bagian bawah garis air muat depan dipasang haluan bola. Haluan bola ini berbentuk gembung seperti bola dan berguna untuk mengurangi tahanan gelombang kapal. A. Linggi Haluan Linggi haluan merupakan tempat untuk menempelkan pelaut kulit dan juga penguat utama di bagian ujung depan kapal. Seperti telah diterangkan di atas, linggi batang dipasang dari lunas sampai garis air muat dan ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Pada gambar ini diperlihatkan konstruksi bagian depan kapal, lengkap dengan linggi pelat dan linggi batang. Gambar10.1 Teknik Konstruksi kapal 153Breast hookUpper deckSolid round stem barPanting beamDeep floorsForecastle deckELEVATION AT SHIP'S CENTRE LINEPillarWASH PLATEMUD BOXWASH PLATEWASH PLATEFOREPEAKTANKStringer IStringer IIStringer IIIBreast hookStiffenerPillarChainlockerDeep girderPillarGirderDeck girder PLAN OF STRINGER IWash platePanting stringerPanting beamStiffenerBreast hookSolid round stem bar Gambar 10.1 konstruksi Bagian Ujung Depan 1. Konstruksi Linggi Batang Konstruksi linggi batang adalah linggi yang terbuat dari batang berpenampang bulat atau persegi empat. Linggi ini Teknik Konstruksi kapal 154dilaskan di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian atas dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menmpel pada sisi-sisi dari linggi batang. Gambar dibawah ini memperlihatkan linggi batang. (Gambar 10.2). 12 Gambar 10.2 konstruksi Linggi Batang 1. Pelat sisi 2. Linggi haluan batang Persyaratan BKI mengenai linggi batang adalah sebagai berikut: x Luas penampang melintang sebuah linggi batang dibawah garis air muat tidak boleh lebih kecil dari: f = 1,25 L (cm2) di mana f = Luas penampang L = Panjang kapal (m). x Mulai dari garis muat, luas penampang linggi batang boleh doperkecil dan pada ujung teratas 0,75 f. 2. Konstruksi Linggi Pelat Konstruksi linggi pelat dibuat dari pelat dibuat dari pelat yang dilengkungkan dan diberi penegar pada tiap jarak tertentu. Penegar ini disebut lutut linggi haluan (breasthook) dan berbentuk Teknik Konstruksi kapal 155sebuah pelat yang dipasang secara horizontal (Gambar 10.3). pada linggi pelat dipasang penegar berupa profil bulba atau batang lurus. Pemasangan pelat kulit didaerah linggi haluan diberi ketebalan lebih dari pada pelat kulit disekitarnya. Gambar 10.3 Penampang Lutut Linggi Haluan 1. Linggi haluan pelat 2. Penegar tegak 3. Lutut linggi haluan Persyaratan dari BKI 2004 mengenai linggi pelat adalah sebagai berikut: x Ketebalan linggi pelat harus lebih besar dai pada: t = 0,08 L + 6 (mm), di mana t = Tebal pelat L =Panjang kapal (m). untuk L > 250 m, L diambil 250 m. x Mulai dari 600 mm diatas garis air muat, ketebalannya secara berangsur-angsur dikurangi sampai 0,8 t. x Pelat linggi haluan dan haluan bola harus mempunyai lutut linggi haluan dengan jarak terpisah tidak lebih dari 1 m. 3. Konstruksi Haluan Bola Teknik Konstruksi kapal 156Untuk kapal yang dibuat pada masa sekarang, linggi haluan yang lurus (dibuat dari besi batangan) sudah mulai ditinggalkan, terutama untuk kapal-kapal yang ukurannya relative besar. Karena membutuhkan efisiensi yang lebih tinggi dalam setiap gerakannya, usaha untuk itu adalah dengan memasang haluan bola (bulbous bow) atau linggi dibawah garis air muat yang berbentuk bola. Haluan bola ini dipasang sebagai usaha mengurangi tahanan gelombang yang terjadi karena gerak maju kapal. Susunan konstruksi haluan bola dapat bervariasi, ada yng dibuat dari pelat tuang yang dilengkungkan atau pelat berbnetuk silindris yang dimasukkan kebagian depan kapal. Ketepatan berbagai hal, seperti perencanaan yang tepat, dan pemasangan adalah pokok segalanya. Selain itu, haluan bola merupakan perbaikan daya apung bagian depan kapal sehingga akan mengurangi anggukan kapal. Konstruksi haluan bola (Gambar 10.4) terdiri atas pelat bilah tegak. Pelat bilah ini akan mempertegar ujung bebas dari lutut linggi haluan yang dipasang tepat didepan haluan bola. Pengelasan balok pada setiap jarak gading melewati sekat berlubang yang terletak dibidang paruh kapal. Teknik Konstruksi kapal 157 CLShip'sSECTION AT TRANSVERSEBreast hookUpper deckShip ConstructionDeck griderPillarTransverseCrown of fore peak tankStringerWebStringerBreast hookTransverse TransverseNo. 1 stringerNo. 2 stringerNo. 3 stringerNo. 4 stringerSTRINGERPillarForecastle deck Gambar 10.4 Konstruksi Haluan Bola Senta ceruk (panting stringer) terdiri atas pelat berlubang yang dipasang melebar dan memanjang pada haluan bola. Pelat bilah tegak yang lain menyambung haluan bola ke bagian depan. Sebuah linggi tuang kecil yang terbuat dari baja tuang menghubungkan bagian atas haluan bola ke linggi pelat yang terletak diatas garis air muat. Macam-macam lubang orang dibuat pada susunan konstruksi ini. Hal tersebut akan memudahkan hubungan ke semua bagian haluan bola. B. Sekat Tubrukan Next >