< PreviousKehidupan Awal Masyarakat Di Indonesia91memang sesuatu yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat yangmembangunnya. Bangunan-bangunan megalit adalah bangunan-bangunan yangsangat penting pada masa itu. Bangunan itu dibangun untuk kepentingan peng-hormatan dan pemujaan nenek moyang mereka.Hasil-hasil budaya Megalitikum ialah sebagai berikut.a.Menhir, yaitu tugu dari batutunggal. Fungsinya sebagaitanda peringatan suatu peristiwaatau sebagai tempat pemujaanroh nenek moyang. Karena itumenhir dipuja orang. Menhirditemukan di berbagai tempatdi Indonesia, misalnya diSumatra Selatan, SulawesiTengah, dan Kalimantan.b.Dolmen, yaitu meja batu, yangfungsinya sebagai tempat me-letakkan sajian untuk pemujaan roh nenek moyang. Jadi dianggap sebagaitempat pemujaan. Kecuali sebagai meja untuk meletakkan sesaji, ada jugadolmen yang dipergunakan sebagai petimayat. Bangunan ini oleh pendudukdisebut: "makam Cina". Pada temuandolmen ini terdapat tulang-tulang ma-nusia. Kecuali itu, juga ditemukan benda-benda lain seperti periuk, gigi binatang,porselin dan pahat dari besi. Benda-benda itu dianggap sebagai bekal bagiyang meninggal di dunia baru. Dolmenbanyak ditemukan di Jawa Timur, teru-tama di daerah Bondowoso.c.Sarkofagus atau keranda yaitupeti batu besar bentuknyaseperti palung/lesung dan di-beri tutup. Fungsinya sebagaikuburan atau peti mayat. Didalamnya ditemukan tulang-tulang manusia bersama bekalkuburnya. Bekal kubur ini beru-pa periuk-periuk, beliung per-segi dan perhiasan dan jugabenda-benda perunggu danbesi. Daerah temuan yang paling banyak ialah Bali. Hampir di setiap desaditemukan Sarkofagus. Di Bali, sampai sekarang Sarkofagus masih di-anggap keramat dan dianggap mengandung suatu kekuatan magis.Sumber: Indonesian HeritageGambar 4.11 MenhirSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.12 DolmenSumber: Indonesian HeritageGambar 4.13 Sarkofagus/Keranda92Sejarah SMA/MA Kelas Xd.Kubur Batu, yaitu kuburan dalam tanah dimana sisi samping, alas, dantutupnya diberi semacam papan-papan dari batu. Fungsinya untukmengubur mayat. Hanya bentuknya berbeda dengan dolmen danSarkofagus. Dolmen dan Sarkofagus dibuat dari batu utuh yang kemudiandibuat peti. Sedangkan kubur batu dibuat dari lempengan batu, yang disusunmenjadi peti. Kubur batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan, JawaBarat.e.Punden Berundak-undak, yaitu bangunan dari batu yang disusun bertingkat.Fungsinya sebagai pemujaan roh nenek moyang. Bangunan ini merupakanprototype (bentuk pendahuluan) dari candi. Punden Berundak antara lainditemukan di Lebak Sibedug daerah Banten Selatan.f.Arca, yaitu bangunan dari batu.Ada yang berbentuk manusiadan yang berbentuk binatang(merupakan perwujudan dariroh nenek moyang). Arca darimegalitik bentuknya sangatsederhana dan kasar. Arca yangberbentuk manusia umumnyadigambarkan manusia secarautuh atau setengah badan.Sedangkan arca-arca yang berbentuk binatang yang digambarkan sepertigajah, kerbau, harimau dan monyet. Untuk membuat arca dipilih batu yangbentuknya mirip dengan arca yang akandibuat. Jadi, tidak banyak dari bagianbatu itu yang dibuang dan bentuk aslinyasering-sering masih jelas. Arca itubanyak ditemukan di daerah SumatraSelatan, Lampung, Jawa Tengah danJawa Timur. Salah satu yang terkenalialah Batu Gajah, yaitu sebuah patungbatu besar dengan gambaran seorangyang sedang menunggang binatang.Sumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.14 Punden BerundakSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.15 Kubur BatuSumber: Sejarah Nasional UmumGambar 4.16 Arca nenek MoyangSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.17 Batu GajahKehidupan Awal Masyarakat Di Indonesia93Demikianlah berkaitan dengan latar belakang kepercayaan akankehidupan di akhirat dan alam pikiran yang mendasarkan pemujaan nenekmoyang, terwujudlah berbagai macam bangunan yang kita sebut hasil-hasilkebudayaan Megalitikum.Berkaitan dengan perkem-bangan teknologi, dalam kehi-dupan masyarakat juga telahmengenal teknik-teknik pengo-lahan logam (perunggu danbesi). Tempat untuk mengolahlogam dikenal dengan nama per-undagian, dan orang yang ahlimengerjakannya dikenal dengansebutan undagi (tukang). Itulahsebabnya zaman perundagianbiasa disebut juga zaman kema-hiran teknologi.Adapun cara pembuatannya ada dua teknik, yaitu :a.Teknik bivolve, yaitu cetakan yang terdiridari dua bagian, kemudian diikat dan kedalam rongga dalam cetakan itu dituangkanperunggu cair. Cetakan tersebut kemudiandilepas dan jadilah barang yang dicetak.b.Teknik a cire perdue (membuat modelbenda dari lilin). Benda yang akan dicetakdibuat dari lilin atau sejenisnya, kemudiandibungkus dengan tanah liat yang diberilubang. Setelah itu dibakar, maka lilin akanmeleleh. Rongga bekas lilin tersebut diisidengan cairan perunggu; sesudah dingin perunggu membeku dan tanahliat dibuang maka jadilah barang yang dicetak.Zaman logam dibagi menjadi tiga zaman, yakni:a.Zaman TembagaPada masa ini manusia sudah mampu mengolah logam tembaga yangsesuai dengan bentuk-bentuk peralatan yang dibutuhkannya, seperti periuk,belanga dan sebagainya.b.Zaman PerungguPada masa ini manusia sudah mampu membuat peralatan dariperunggu. Perunggu merupakan logam campuran antara tembaga dengantimah.Sumber: Sejarah AwalGambar 4.18 Kapak perunggu dan tempayanSumber: Sejarah AwalGambar 4.19 Peti mati (sarkofagus)94Sejarah SMA/MA Kelas Xc.Zaman BesiPada masa ini, alat-alat kehidupan manusia sudah meningkat lagi, di-samping dibuat dari tembaga dan perunggu banyak sudah yang terbuatdari besi. Manusia telah dapat melebur biji-biji besi dalam bentuk alat-alatyang sesuai dengan kebutuhannya, seperti mata kapak, mata pisau, tombak,cangkul dan sebagainya.Hasil-hasil kebudayaan perunggu di antaranya:1)Nekara PerungguNekara adalah semacam genderang dari perunggu yang berpinggangdi bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup, jadi kira-kira sama dengandandang yang ditelungkupkan. Nekara yang ditemukan di Indonesia adayang mempunyai ukuran besar dan ukuran kecil. Nekara yang ditemukandi Pejeng, Bali adalah nekara dalam ukuran besar. Nekara ini bergaris tengah160 cm dan tinggi 186 cm. Benda ini sekarang disimpan di pura Panataran-sasih, Gianyar, Bali. Nekara ini sangat dipuja oleh masyarakat. Tidak semuaorang dan setiap waktu orang bisa melihatnya karena nekara ini dianggapbarang suci, yang hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja, yaitudengan cara ditabuh untuk memanggil arwah atau roh nenek moyang.Nekara perunggu banyak ditemukandi Sumatera, Jawa, Bali, Pulau Sangeandekat Sumbawa, Roti, Leti, Selayar, danKepulauan Kei. Di Alor banyak pulaterdapat nekara, tetapi lebih kecil dan ram-ping daripada yang ditemukan di laintempat. Nekara yang demikian itu, biasadisebut moko, dan sangat dihargai pen-duduk sebagai barang pusaka atau maskawin.Hiasan-hiasan pada nekara itu sangatindah berupa garis-garis lurus danbengkok, pilin-pilin dan gambargeometris lainnya, binatang-binatang (burung, gajah, merak,kuda, rusa), rumah, perahu, orang-orang berburu, tari-tarian, danlain-lain. Dari berbagai lukisankita mendapat gambaran ten-tang penghidupan dan kebu-dayaan yang ada pada masa itu.Sumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.21 Moko dari AlorGambar 4.20 Nekara dari Pulau SelayarSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaKehidupan Awal Masyarakat Di Indonesia95Pada Nekara dari Sangean ada gambar orang menunggang kuda besertapengiringnya, keduanya memakai pakaian Tartar. Gambar-gambar orangTartar ini memberi petunjuk akan adanya hubungan dengan daerahTiongkok. Pengaruh-pengaruh dari zaman itu kini masih nyata pada senihias suku bangsa Dayak dan Ngada (Flores).Dengan ditemukannya cetakan Nekara yang terbuat dari batu di desaManuaba (Bali), maka dapat disimpulkan bahwa tidak semua Nekara ituberasal dari luar Indonesia.2)Kapak CorongKapak Corong bentuk bagian tajamnya seperti kapak batu, hanya bagiantangkainya berbentuk corong. Maka, kapak ini disebut juga Kapak Corongatau Kapak Sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa,Bali, Sulawesi Tengah dan Selatan, Pulau Selayar dan di Irian dekat DanauSentani. Bentuk kapak ini sangat banyak, jenisnya ada yang kecil, ada yangbesar disertai hiasan, ada yang pendek lebar, ada yang bulat, dan ada pulayang panjang satu sisinya.Kapak Corong yang memiliki pan-jang satu sisi disebut candrasa, bentuk-nya sagat indah dan penuh hiasan. Fung-sinya sebagai tanda kebesaran dan alatupacara keagamaan. Kadang-kadangkapak tersebut dihiasi gambar-gambarmata yang oval atau juga dengan ragamhias garis-garis geometris dan pilinberganda (double spiral).3)Bejana PerungguBejana ditemukan di tepi Danau Kerinci dan di Madura bentuknyaseperti periuk, tetapi langsung dan gepeng. Keduanya mempunyai hiasanyang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirif huruf J. Pada Bejana di Madura dihiasi dengan gambarburung merak dan rusa dalam kotak-kotak segitiga. Selain di Madura danKerinci, Bejana seperti ini juga ditemukan di Pnom Penh (Kamboja), makatidak dapat disanksikan lagi bahwa kebudayaan logam di Indonesia memangtermasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Asia yang berpusat diDongson itu. Itulah sebabnya, zaman perunggu di Indonesia ini lebih dikenaldengan nama Kebudayaan Dongson.Sumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.22 Berbagai macam kapak corong96Sejarah SMA/MA Kelas X4)Arca-arca PerungguArca Perunggu yang dite-mukan berupa arca yang meng-gambarkan orang yang sedangmenari, berdiri, naik kuda, danada yang sedang memegangpanah. Ada juga yang meng-gambarkan binatang antara kudadan kerbau, tetapi semua arcabentuknya kecil-kecil, yaituberukuran 5 - 15 cm. Arca ter-sebut ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang, Bogor, danPalembang.5)Perhiasan PerungguSelain Kapak Corong danNekara banyak pula benda-benda lainnya dari zamanperunggu yang didapatkan,sebagian besar berupa barang-barang perhiasan, sepertigelang, binggel (gelang kaki),anting-anting, kalung, dancincin. Benda-benda itu dite-mukan di Bogor, Bali, danMalang. Banyak perhiasan yangditemukan sebagai bekal kubur.Di samping benda-bendaperunggu, zaman logam juga menghasilkan barang-barang dari besimeskipun jumlahnya tidak banyak. Jenis barang-barang besi yang dibuatpada zaman logam antara lain kapak, sabit, pisau, tembilang, pedang,cangkul dan tongkat.2.Sistem KepercayaanSejalan dengan perkembangan kehidupan manusia, maka masyarakatIndonesia sebelum adanya pengaruh Hindu-Buddha juga telah mempercayaiadanya kekuatan di luar diri mereka. Hal ini juga tidak terlepas dari kehidupanmereka.Mereka hidup dari berladang dan bersawah. Dalam mengolah/mengerjakanladang atau terutama sawah harus ada kerjasama diantara mereka, seperti gotongroyong membuat parit, membuat pintu air, bahkan mendirikan rumah. KehidupanSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.23 Arca perungguSumber: Sejarah Kebudayaan IndonesiaGambar 4.24 Perhiasan perungguKehidupan Awal Masyarakat Di Indonesia97ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahuihak dan kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusatorganisasi ialah desa dan ada aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Kepen-tingan desa berarti kepentingan bersama. Dalam suasana untuk saling memahami,saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka muncullahfaktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk). Yang memegang pimpinan adalahketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain. Ia harus melindungianggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas sehinggatercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja untukkepentingan seluruh desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya.Sifat kerja sama antara rakyat dan pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat,memunculkan kepercayaan, yakni memuja roh nenek moyang, memuja roh jahatdan roh baik bahkan mereka percaya bahwa tiap-tiap benda memiliki roh. Dengandemikian muncullah Animisme, Dinamisme, dan Totemisme.a.AnimismeSetiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa. Rohitu mempunyai kekuatan gaib yang disebut mana. Roh atau jiwa itu padamanusia disebut nyawa. Nyawa itu dapat berpindah-pindah dan mempunyaikekuatan gaib. Oleh karena itu, nyawa dapat hidup di luar badan manusia.Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan dapatberjalan kemana-mana (itulah merupakan mimpi). Akan tetapi apabilamanusia itu mati, maka roh tersebut meninggalkan badan untuk selama-lamanya.Roh yang meninggalkan badan manusia untuk selama-lamanya itudisebut arwah. Menurut kepercayaan, arwah tersebut hidup terus di negeriarwah serupa dengan hidup manusia. Mereka dianggap pula dapat berdiamdi dalam kubur, sehingga mereka ditakuti. Bagi arwah orang-orang ter-kemuka seperti kepala suku, kyai, pendeta, dukun, dan sebagainya itu di-anggap suci. Oleh karena itu, mereka dihormati; demikian pula nenekmoyang kita. Dengan demikian timbullah kepercayaan yang memuja arwahdari nenek moyang yang disebut Animisme.Karena arwah itu tinggal di dunia arwah (kahyangan) yang letaknya diatas gunung, maka tempat pemujaan arwah pada zaman Megalitikum, jugadibangun di atas gunung/bukit. Demikian pula pada zaman pengaruhHindu/Buddha, candi sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang ataudewa dibangun diatas gunung/bukit. Sebab menurut kepercayaan Hindubahwa tempat yang tinggi adalah tempat bersemayamnya para dewa,sehingga gambaran gunung di Indonesia (Jawa khususnya) merupakangambaran gunung Mahameru di India. Pengaruh ini masih berlanjut jugapada masa kerajaan Islam, di mana para raja jika meninggal di makamkandi tempat-tempat yang tinggi, seperti raja-raja Yogyakarta di Imogiri danraja-raja Surakarta di Mengadek. Hubungannya dengan arwah tersebut tidak98Sejarah SMA/MA Kelas Xdiputuskan melainkan justru dipelihara sebaik-baiknya dengan mengadakanupacara-upacara selamatan tertentu. Oleh karena itu, agar hubungannyadengan arwah nenek moyang terpelihara dengan baik, maka dibuatlahpatung-patung nenek moyang untuk pemujaan.b.DinamismeIstilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamismeadalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik bendahidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris)mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mem-punyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehinggadapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan duniasekitarnya. Dengan demikian, di dalam masyarakat terdapat orang, binatang,tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan sebagainya yang dianggap mem-punyai pengaruh baik dan buruk dan ada pula yang tidak.Benda-benda yang berisi mana disebut fetisyen yang berarti benda sihir.Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan,tombak, keris, gamelan, dan sebagainya akan membawa pengaruh baikbagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, me-nolak malapetaka, dan sebagainya. Antara fetisyen dan jimat tidak terdapatperbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik dan buruk ter-gantung kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan. Perbedaannya, jikajimat pada umumnya dipergunakan/dipakai di badan dan bentuknya lebihkecil dari pada fetisyen. Contohnya, fetisyen panji Kiai Tunggul Wulungdan Tobak Kiai Plered dari Keraton Yogyakarta.c.TotemismeAdanya anggapan bahwa binatang-binatang juga mempunyai roh, itudisebabkan di antara binatang-binatang itu ada yang lebih kuat dari manusia,misalnya gajah , harimau, buaya, dan ada pula yang larinya lebih cepat darimanusia. Pendeknya, banyak yang mempunyai kelebihan-kelebihan di-bandingkan dengan manusia sehingga ada perasaan takut atau juga meng-hargai binatang-binatang tersebut. Sebaliknya, banyak pula binatang yangbermanfaat bagi manusia, seperti kerbau, sapi, kambing, dan sebagainya.Dengan demikian, hubungan antara manusia dengan hewan dapat berupahubungan permusuhan berdasarkan takut-menakuti dan ada pula hubunganbaik, hubungan persahabatan bahkan hubungan keturunan (totemisme). Itulahsebabnya pada bangsa-bangsa di dunia terdapat kebiasaan menghormatibinatang-binatang tertentu untuk dipuja dan dianggapnya seketurunan.Kehidupan Awal Masyarakat Di Indonesia99D.Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India1.Budaya Bacson, Hoa-Bihn, DongsonPada zaman pra sejarah daerah kawasan Asia Tenggara merupakan satukesatuan daerah kebudayaan, yaitu jenis kebudayaan batu muda (Neolitikum)dengan pusatnya di Bacson dan Hoa-Bihn, dan jenis kebudayaan perunggudengan pusat di Dongson.Kebudayaan neolith dari Bacson dan Hoa-Bihn ini sisa-sisanya banyakdijumpai dalam bentuk kapak lonjong dan kapak persegi, pebble (kapakSumatra) dan kapak genggam, termasuk juga dalam bentuk perhiasan-perhiasandari jenis batu indah. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorangahli pra sejarah Perancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Bihn. Disebutdemikian karena pusat perkembangannya terutama di daerah Bacson-Hoa-Bihn,Tonkin. Penyelidikan menunjukkan bahwa di daerah tersebut diduga merupakanpusat kebudayaan hidup menetap (Mesolitikum) Asia Tenggara, dan dari situtersebar ke berbagai jurusan.Kecuali hasil kebudayaan, banyak pula ditemukan tulang-belulang manusia.Ternyata bahwa pada waktu itu Tonkin didiami terutama oleh dua golonganbangsa, yakni jenis ras Papua Melanesoid dan jenis ras Europaeid. Di sampingitu, ada pula jenis ras Mongoloid dan Austroloid. Ras Papua Melanesoid inimempunyai penyebaran yang paling luas di daerah selatan, yakni di HindiaBelakang, Nusantara, sampai di pulau-pulau Lautan Teduh. Bangsa inilah yangberkebudayaan alat-alat Mesolotikum yang belum diasah (pebbles), sedangkankecakapan mengasah (proto-neolitikum) rupa-rupanya hasil pengaruh dari rasMongoloid yang sudah lebih tinggi peradabannya.Sejalan dengan persebaran ras Melanesoid ke wilayah selatan, makakebudayaan neolith ini pun terbawa pula sehingga sisa alat-alat ini banyak di-ketemukan di kepulauan Nusantara, Filipina, Formusa, Melanesia, Micronesiadan kepulauan di lautan teduh. Demikian juga kebudayaan perunggu dariDongson, sisa-sisanya pun yang berupa: nekara, bejana perunggu, kapak corong,Kecakapan PersonalBerkaitan dengan macam-macam kepercayaan tersebut di atas, bagai-manakah sistem kepercayaan di masyarakat sekitar Anda? Masih adakahkepercayaan seperti tersebut? Berikan ulasan Anda!100Sejarah SMA/MA Kelas Xmoko dan sebagainya banyak di jumpai di Asia Tenggara termasuk di Indonesia.Oleh para ahli pra sejarah disebut Kebudayaan Dongson karena penemu pertamakali kebudayaan tersebut ialah Dong So'n, yakni di Annam Utara, Indo Cina.Mengenai umur kebudayaan Dongson, semula Victor Goloubew (penyelidikpertama) berpendapat bahwa kebudayaan perunggu itu berkembang sejak abadpertama S M. Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uangTionghoa zaman Han sekitar tahun 100 sebelum masehi (SM) yang didapatkandi kuburan-kuburan di Dongson. Anehnya, di situ juga ditemukan nekara-nekaratiruan kecil, dari perunggu pula. Rupa-rupanya nekara-nekara kecil itu diberikankepada orang yang meninggal sebagai bawaan ke akherat. Tentu saja nekaratiruan itu dibuatnya lama sesudah nekara betulan ada. Kalau nekara bekal mayatitu sama umurnya dengan mata uang zaman Han, bekal mayat juga; makanekara harus sudah dibuat sebelum tahun 100 SM. Maka menurut Von HeineGeldern kebudayaan Dongson itu paling muda berasal dari tahun 300 SM.Pendapat ini diperkuat lagi oleh hasil penyelidikan atas hiasan-hiasan nekaraDongson yang ternyata tidak ada persamaannya dengan hiasan-hiasan Cinapada zaman Han.Seperti telah dikemukakan di atas, kebudayaan Mesolitikum di negeri kitaasalnya dari daerah Bascon Hoabinh. Akan tetapi, di sana tidak ditemukan flakes,sedangkan dari abris sous roche banyak sekali flakes itu. Demikian pula di PulauLuzon (Pilipina) ditemukan flakes, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwakebudayaan flakes datangnya dari daratan asia melalui Jepang, Formusa danPilipina. Hal ini diperkuat kenyataan bahwa di Sumatra Timur, Malaysia Baratdan Hindia Belakang tidak juga ditemukan flakes. Maka rupanya di Jawa danSulawesi bertemulah dua macam aliran kebudayaan Mesolitikum itu, yakni:a.Kebudayaan Bascon Hoabinh dengan pebble dan alat-alatnya dari tulangyang datang melalui jalan Barat, danb.Kebudayaan flakes yang datangnya melalui jalan Timur.Sumber: Sejarah AwalGambar 4.25 Tempat-tempat temuan berbagai alat Mesolitikum dan peta penyebarannyaNext >