< PreviousKelas XII SMA/SMK/MA174mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syeikh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini terus dianut bahkan hingga kini.5. KesenianSaluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah melalui pertunjukkan wayang. Seperti diketahui bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah materi dalam setiap pertunjukan yang dilakukannya. Sunan Kalijaga hanya meminta kepada para penonton untuk mengikutinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih diambil dari cerita Ramayana dan Mahabarata, tetapi muatannya berisi ajaran Islam dan nama-nama pahlawan muslim.Selain wayang, media yang dipergunakan dalam penyebaran Islam di Indonesia adalah seni bangunan, seni pahat atau seni ukir, seni tari, seni musik dan seni sastra. Di antara bukti yang dihasilkan dari pengembangan Islam awal adalah seni bangunan Masjid Agung Demak, Sendang Duwur, Agung Kasepuhan, Cirebon, Masjid Agung Banten, dan lain sebagainya. Seni bangunan Masjid yang ada, merupakan bentuk akulturasi dari kebudayaan lokal Indonesia yang sudah ada sebelum Islam, seperti bangunan candi. Salah satu dari sekian banyak contoh yang dapat kita saksikan hingga kini adalah Masjid Kudus dengan menaranya yang sangat terkenal itu. Hal ini menunjukkan sekali lagi bahwa proses penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh para penyebar Islam melalui cara-cara damai dengan mengakomodasi kebudayaan setempat. Cara ini sangat efektif untuk menarik perhatian masyarakat pribumi dalam memahami gerakan Islamisasi yang dilakukan oleh para mubaligh, sehingga lambat laun mereka memeluk Islam.Gambar: 9.10. Wayang kulit.Sumber: kebudayaan.kemdikbud.go.idGambar: 9.11. Seni musik (gamelan).Sumber: www.soniccouture.comGambar: 9.12. Seni bangunan (Masjid Kudus).Sumber: duniamasjid.islamic-center.or.idBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti1756. PolitikDi Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya masuk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di wilayah ini. Jalur politik juga ditempuh ketika kerajaan Islam menaklukkan kerajaan non Islam, baik di Sumatera, Jawa, maupun Indonesia bagian Timur. Aktivitas Siswa (Mendeskripsikan strategi dakwah Islam dengan metode Jigsaw):a. Buatlah enam Tim Ahli dan kelompok asal sesuai jumlah siswa!b. Masing-masing Tim Ahli mendalami satu strategi dakwah Islam di Nusantara, dari buku dan dari sumber-sumber lain (internet)!c. Setelah selesai mendalami materi dalam Tim Ahli, kembalilah ke kelompok asal untuk menjelaskan bidang yang kalian dalami kepada teman satu kelompok!d. Lakukan secara bergantian dengan anggota kelompok lain hingga semua tema tuntas dijelaskan oleh pakar masing-masing!C. Perkembangan Dakwah Islam di NusantaraPada sub-bab masuknya agama Islam ke Nusantara sudah kita ketahui adanya beberapa teori. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, teori Mekah cukup meyakinkan untuk dipilih, yaitu bahwa agama Islam sudah masuk ke wilayah Nusantara dari abad ke-1 H. ( ke-7 M). Namun saat itu perkembangannya masih belum pesat dan meluas. Pada abad-abad selanjutnya baru terjadi perkembangan lebih pesat, terutama setelah abad ke-7 H. (ke-13 M). Lebih jelasnya pada uraian berikut.1. Perkembangan Islam di SumateraTempat mula-mula masuknya Islam di pulau Sumatera adalah Pantai Barat Sumatera. Dari sana berkembang ke daerah-daerah lainnya. Pada umumnya, buku-buku sejarah menyebutkan perkembangan agama Islam bermula dari Pasai, Aceh Utara. Orang yang menyebarkan Islam di daerah ini adalah Abdullah Arif. Ia seorang mubaligh dari Arab, dengan misi penyebarannya dengan berdakwah dan berdagang. Gambar: 9.13. Peta perkembangan dakwah abad 7-9 M.Sumber: www.google.co.id/ Kelas XII SMA/SMK/MA176Dengan kesopanan dan keramahan orang Arab yang berdakwah itu, maka penduduk Pasai sangat terkesan. Akhirnya mereka menyatakan diri masuk Islam. Bahkan raja dan pemimpin negeri, setelah melihat kesopanan orang Arab yang berdakwah itupun, masuk Islam pula. Masyarakat Pasai sangat giat belajar agama Islam. Malah ada dari kalangan anak raja sengaja diutus menuntut ilmu agama Islam ke Mekkah. Kerajaan Islam Pasai berdiri sekitar tahun 1297, yang kemudian dikenal dengan sebutan “Serambi Mekkah”.Setelah agama Islam berkembang di Pasai, dengan cepat tersebar pula ke daerah-daerah lain yaitu ke Pariaman, Sumatera Barat. Islam datang ke Pariaman dari Pasai melalui laut Pantai Barat Pulau Sumatera. Ulama yang terkenal membawa Islam ke Pariaman itu adalah Syekh Burhanuddin.Penyiaran agama Islam dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap, sebab adat di Sumatera Barat sangat kuat. Dengan arif dan bijaksana para mubaligh dapat memberikan pengertian pada masyarakat, dan akhirnya masyarakat Sumatera Barat dapat menerima agama Islam dengan baik.Sebagai bukti bahwa Islam diterima oleh masyarakat Sumatera Barat dengan kerelaan dan kesadaran adalah dengan istilah yang mengatakan: Adat bersendi syura’, syara’ bersendi Kitabullah. Jadi, adat istiadat yang dipegang teguh oleh masyarakat Sumatera Barat itu adalah adat yang bersendikan Islam, artinya Islam menjadi dasar adat.Sekitar tahun 1440 agama Islam masuk ke Sumatera Selatan. Mubaligh yang paling berjasa membawa Islam ke Sumatera Selatan adalah Raden Rahmat (Sunan Ampel). Arya Damar yang kemudian terkenal dengan nama Aryadillah (Abdillah) adalah bupati Majapahit di Palembang waktu itu. Kemudian Raden Rahmat (Sunan Ampel) memberi saran kepada Abdillah agar bersedia menyebarkan agama Islam di Sumatera Selatan. Atas rahmat dan petunjuk Allah Swt., saran Raden Rahmat tersebut dilaksanakan oleh Aryadillah, sehingga agama Islam di Sumatera Selatan berkembang dengan baik.2. Perkembangan Islam di Kalimantan,Maluku, dan PapuaDi pulau Kalimantan, agama Islam mula-mula masuk di Kalimantan Selatan, dengan ibukotanya Banjarmasin. Pembawa agama Islam ke Kalimantan Selatan ini adalah para pedagang bangsa Arab dan para mubaligh dari Pulau Jawa. Perkembangan agama Islam di Kalimantan Selatan itu sangat pesat dan mencapai puncaknya setelah Majapahit runtuh tahun 1478.Daerah lainnya di Kalimantan yang dimasuki agama Islam adalah Kalimantan Barat. Islam masuk ke Kalimantan Barat mula-mula di daerah Muara Sambas dan Sukadana. Dari dua daerah inilah baru tersebar ke Gambar: 9.14. Bukti perkembangan islam masa lalu (Masjid Raya Baiturrahman, Aceh, abad 19).Sumber: www.syedara.comBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti177seluruh Kalimantan Barat. Pembawa agama Islam ke daerah Kalimantan Barat adalah para pedagang dari Johor (Malaysia), serta ulama dan mubaligh dari Palembang (Sumatera Selatan). Sultan Islam yang pertama (tahun 1591) di Kalimantan Barat berkedudukan di Sukadana, yaitu Panembahan Giri Kusuma.Penyebaran Islam di Kalimantan Timur terutama di Kutai, dilakukan oleh Dato’ Ri Bandang dan Tuang Tunggang melalui jalur perdagangan.Kemudian sejak abad ke-15, antara tahun 1400 sampai 1500 Islam telah masuk dan berkembang di Maluku. Pedagang yang beragama Islam dan para ulama/mubalih banyak yang datang ke Maluku sambil menyiarkan agama Islam. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Maluku adalah Ternate, Tidore, Bacau, dan Jailolo.Raja-raja yang memerintah di daerah tersebut berasal dari satu keturunan, yang semuanya menyokong perkembangan Islam di Maluku.Perkembangan agama Islam di papua berjalan agak lambat. Islam masuk ke Irian terutama karena pengaruh raja-raja Maluku, para pedagang yang beragama Islam dan ulama atau mubaligh dari Maluku.Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di papua adalah Misol, Salawati, Pulau Waigeo,dan Pulau Gebi.3. Perkembangan Islam di SulawesiPada abad ke-16 Islam telah masuk ke Sulawesi, yang dibawa oleh Dato’ Ri Bandang dari Sumatera Barat. Daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Sulawesi adalah Goa, sebuah kerajaan di Sulawesi Selatan. Sebelum Islam datang ke daerah ini penduduknya menganut kepercayaan nenek moyang. Setelah Dato’ Ri Bandang berkunjung ke Sulawesi Selatan, Raja Goa yang bernama Karaeng Tonigallo masuk Islam. Kemudian atas usul Dato’ Ri Bandang, Raja Goa berganti nama dengan Sultan Alauddin. Jauh sebelum Raja Goa ini masuk Islam, para pedagang telah menyiarkan agama Islam di tengah-tengah masyarakat Sulawesi Selatan dan banyak penduduk yang telah menganut agama Islam.Setelah Sultan Alauddin wafat, beliau diganti oleh putranya yang bernama Sultan Hasanuddin. Dari Goa Islam terus berkembang ke daerah-daerah lainnya seperti daerah Talo dan Bone.4. Perkembangan Islam di Nusa TenggaraSebagaimana daerah-daerah lain, pada tahun 1540 agama Islam masuk pula ke Nusa Tenggara. Masuknya agama Islam Ke Nusa Tenggara dibawa oleh para mubaligh dari Bugis (Sulawesi Selatan) dan dari Jawa.Agama Islam berkembang di Nusa Tenggara mula-mula di daerah Lombok yang penduduknya disebut Suku Sasak. Dari daerah Lombok, secara pelan-pelan selanjutnya tersebar pula ke daerah-daerah Sumbawa dan Flores.Kelas XII SMA/SMK/MA1785. Perkembangan Islam di Pulau JawaAgama Islam masuk ke Pulau Jawa kira-kira pada abad ke-11 M., yang dibawa oleh para pedagang Arab dan para mubaligh dari Pasai. Tempat yang mula-mula dimasuki Islam di pulau Jawa yaitu daerah-daerah pesisir utara Jawa Timur.Tokoh terkenal yang berdakwah di Jawa Timur adalah Maulana Malik Ibrahim. Beliau menetap di Gresik, kemudian mendirikan pusat penyiaran agama Islam dan pusat pengajaran. Dalam majlisnya itu beliau mengkader beberapa orang murid. selanjutnya mereka menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah lain di pulau Jawa.Di Jawa Tengah, penyiaran Agama Islam berpusat di Demak. Penyiaran agama Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang berjumlah 9 yang dikenal dengan Wali Songo (Wali Sembilan). Kemudian murid-murid Wali Songo turut pula menyiarkan agama Islam ke daerah pedalaman pulau Jawa, sehingga agama Islam berkembang dengan pesatnya.Aktivitas Siswa (mendeskripsikan perkembangan Islam di Nusantara):1. Bagilah kelas ke dalam tujuh kelompok.2. Masing-masing kelompok melakukan pendalaman materi perkembangan Islam di satu daerah dengan berdiskusi dan tanya jawab.3. Setelah dirasa cukup, setiap kelompok mengirimkan juru bicaranya untuk mempresentasikan materi tentang perkembangan Islam di daerah tertentu.4. Kelompok lain menyimak dan menanggapi.5. Lanjutkan sampai semua kelompok mendapat jatah presentasi.D. Kerajaan IslamJika kita berpegang kepada Teori Mekah yang menyatakan Islam masuk ke Nusantara sejak abad ke-7 M, maka kerajaan Islam pertama bukan lagi Samudra Pasai, tetapi Kerajaan Jeumpa yang berdiri sejak abad ke-8 M., Gambar: 9.15.Para dai di jawa (Walisongo)Sumber: sudardjattanusukma.files.wordpress.comBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti179yang disusul oleh kerajaan Peurelak di abad ke-9, baru kemudian kerajaan Samudera Pasai. Hanya saja, kerajaan Jeumpa dan Peurelak barangkali tidak terlalu popular dan bukan kerajaan besar. Di samping itu, bukti-bukti yang ilmiah yang menguatkannya belum dipandang cukup. Berikut adalah uraian singkat beberapa keajaan Islam yang terkenal di Nusantara. 1. Samudera PasaiSamudera Pasai adalah keajaan Islam yang dipandang sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Akan tetapi jika dikaitkan dengan dua kerajaan sebelumnya (Jeumpa dan Peurelak), maka kerajaan Samudera Pasai adalah kelanjutan dari kerajaan Islam Peurelak (Perlak). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh pada tahun 1285 (abad 13 M) sekaligus sebagai raja pertama. Setelah meninggal, ia digantikan putranya Sultan Muhammad atau yang dikenal dengan nama Malik Al Tahir I. Ia memerintah sampai tahun 1326 M, kemudian digantikan oleh Sultan Ahmad Malik Al Tahir II.2. Kerajaan AcehKerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim yang bergelar Sultan Ali Mughayat Syah atau disebut juga Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Selanjutnya Sultan Iskandar Muda digantikan oleh menantunya yaitu Iskandar Tani. 3. DemakKesultanan Demak didirikan oleh seorang adipati yang bernama Raden Patah. Untuk menghadapi Portugis Armada Demak yang dipimpin Pati Unus (Putra Raden Patah) melancarkan serangan terhadap Portugis di Malaka. Oleh karena itu, Pati Unus diberi Gelar Pangeran Sabrang Lor yang artinya pangeran yang pernah menyeberangi lautan di sebelah Utara kesultanan Demak. Setelah Raden Patah meninggal, ia digantikan oleh Pati Unus, selanjutnya Pati Unus diganti oleh Trenggana. Setelah Sultan Trenggana meninggal, terjadi pertikaian antara Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana)dengan Pangeran Prawoto (anak Trenggana). Pangeran Prawoto berhasil membunuh pangeran Sekar Seda Ing Lepen. Tetapi kemudian Pangeran Prawoto dibunuh oleh Arya Penangsang (anak Pangeran Sekar Seda ing Lepen). Gambar: 9.16. Salah satu bukti (Makam Sultan Malik Al-Saleh).Sumber: img812.imageshack.usKelas XII SMA/SMK/MA180Arya Penangsang kemudian tampil menjadi Sultan Demak ke-4. Pemerintahan Arya Penangsang dipenuhi dengan kekacauan karena banyak orang yang tidak suka dengannya. Hingga pada akhirnya seorang adipati Pajang bernama Adiwijaya atau Jaka Tingkir atau Mas Karebet berhasil membunuhnya. Setelah kematian Arya Penangsang, kerajaan Demak berpindah ke tangan Jaka Tingkir.4. PajangPendiri Kesultanan Pajang adalah Adiwijaya. Setelah Sultan Adiwijaya meninggal, seharusnya Pangeran Benawa yang menduduki tahta Pajang, akan tetapi ia disingkirkan oleh Arya Pangiri (putra Pangeran Prawata). Tindakan Arya Pangiri menimbulkan upaya-upaya perlawanan, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Pangeran Benawa untuk merebut kembali tahta Pajang. Karena itu, ia menjalin kerja sama dengan Mataram yang dipimpin oleh Sutawijaya. Setelah Arya Pangiri dapat dikalahkan, Pangeran Benawa justru menyerahkan kekuasaan pada Sutawijaya. Selanjutnya Sutawijaya memindahkan Pajang ke Mataram sehingga berakhirlah kekuasaan Pajang.5. Mataram IslamMataram merupakan hadiah dari Adiwijaya kepada Ki Ageng Pamanahan karena ia telah berjasa membantu Adiwijaya menaklukkan Arya Penangsang. Ketika Ki Ageng Pamanahan meninggal, Mataram dipegang oleh putranya, Sutawijaya. Sutawijaya diangkat menjadi Adipati Mataram dan diberi gelar Senopati ing Alogo Sayidin Panatagama yang berarti panglima perang dan pembela agama. Sepeninggal Senopati, Tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya (Mas Jolang), tetapi Mas Jolang meninggal sebelum berhasil memadamkan banyak pemberontakan. Penggantinya adalah Raden Rangsang atau lebih dikenal dengan Sultan Agung. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, Mataram mencapai masa kejayaan. Akan tetapi Mataram mulai mengalami kemunduran ketika masa pemerintahan pengganti-pengganti Sultan Agung. Kemunduran Mataram yang lebih utama karena aneksasi yang dilakukan Belanda. Setelah terjadinya perjanjian Gianti, kerajaan Mataram dipecah menjadi dua bagian, Kerajaan Surakarta dan Kerajaan Yogyakarta. Lebih dari itu, dengan adanya Perjanjian Salatiga, Kerajaan Surakarta terpecah lagi menjadi dua yaitu Mangkunegaran dan Pakualaman/Kasunanan.Gambar: 9.17. Keraton Yogyakarta.Sumber: yogyakarta.panduanwisata.idBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti1816. CirebonKasultanan Cirebon didirikan oleh Syarief Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Dengan bantuan Fatahillah, kesultanan Cirebon dapat meluaskan kekuasaannya meliputi Jayakarta dan Pajajaran. Kemenangan-kemenangan Fatahillah membuat Sunan Gunung Jati tertarik dan menjodohkan Fatahillah dengan Ratu Wulung Ayu. Ketika Sunan Gunung Jati menua, Kesultanan Cirebon diserahkan kepada putranya Pangeran Muhammad Arifin dengan gelar Pangeran Pasarean. Sepeninggal Pangeran Pasarean, kedudukan Sultan diserahkan kepada Pangeran Sebakingking atau yang bergelar Sultan Maulana Hasanuddin. Pada abad ke-17 terjadi perselisihan dalam keluarga, sehingga kesultanan Cirebon pecah menjadi dua yaitu Kasepuhan dan Kanoman.7. BantenDaerah Banten di-Islamkan oleh Sunan Gunung Jati. Pemerintahan dipegang oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Setelah Sultan Hasanuddin meninggal, ia digantikan oleh putranya Maulana Yusuf. Kesultanan Banten mencapai masa keemasan pada masa Sultan Ageng Tirtayasa. Akhir pemerintahan Sultan Ageng ditandai dengan persengketaan dengan putranya Sultan Haji yang bersekongkol dengan Belanda.8. MakassarPada abad ke-16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tallo. Makassar dengan ibu kota di Somba Opu, dan dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Bertindak sebagai rajanya adalah Raja Goa, Daeng Manrabia dengan gelar Sultan Alauddin dan sebagai mangkubumi (Perdana Menteri) adalah Raja Talo, Karaeng Matoaya yang bergelar Sultan Abdullah, yang pada masa pemerintahannya adalah puncak kejayaan Makassar.9. Ternate dan TidoreKerajaan Ternate berdiri kira-kira abad ke-13. Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Sedangkan raja yang terkenal dari Tidore adalah Sultan Nuku. Muncullah Sultan Khaerun yang sekarang menjadi nama universitas di Ternate.Gambar: 9.18. Keraton kasepuhan cirebon.Sumber: cirebonbae.comKelas XII SMA/SMK/MA182Aktivitas Siswa:A. Menelusuri keberadaan kerajaan Jeumpa dan Peureulak:1. Telusuri keberadaan kerajaan Jeumpa dan Peureulak yang disebut dalam beberapa sumber sebagai kerajaan tertua yang muncul sebelum Samudera Pasai!2. Temukan hubungan kedua kerajaan tersebut dengan kerajaan Samudera Pasai!3. Lakukan analisis dengan membandingkan bukti-bukti yang ada dari berbagai sumber!4. Ambil kesimpulan dan presentasikan di depan kelas untuk dikritisi oleh kelompok lain!B. Mendeskripsikan kerajaan-kerajaan Islam:1. Buat 9 kelompok dan masing-masing mendalami serta melengkapi informasi tentang salah satu kerajaan di atas!2. Simpulkan dan sampaikan hasil temuan di depan kelas secara bergantian!3. Kelompok lain menyimak dan menanggapi!Untuk memperkaya informasi tentang nama-nama kerajaan Islam di Nusantara, berikut ini ditampilkan kerajaan-kerajaan Islam yang pernah ada, berdasarkan buku Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, karya Mundzirin Yusuf, yang dimuat dalam Wikipedia Bahasa Indonesia, sebagai berikut:Nama KerajaanNama KerajaanKerajaan Islam di Sumatera o Kesultanan Indrapura (1500-1792) o Kerajaan Jeumpa (abad 8 M) o Kerajaan Pasaman o Kesultanan Peureulak (abad 9 M) oKerajaan Pagaruyung (1500-1825) o Kesultanan Samudera Pasai (1200-1600) oKerajaan Siguntur o Kesultanan Lamuri oKerajaan Sungai Pagu o Kerajaan Pedir oKerajaan Pulau Punjung o Kerajaan Daya oKerajaan Jambu Lippo o Kerajaan LingeBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti183 oKerajaan Koto Anau o Kesultanan Aceh (1496-1903) oKerajaan Bungo Setangkai o Kerajaan Malayu Tambayung (abad 6 akhir)Kerajaan Islam di Jawa oKesultanan Mataram (1586-1755) oKesultanan Cirebon (1552-1677) oKasultanan Ngayogyakarta (1755-sekarang) oKesultanan Demak (1475-1550) oKasunanan Surakarta (1755-sekarang) oKesultanan Banten (1524-1813) oKesultanan Pajang (1568-1618)Kerajaan Islam di Maluku oKerajaan Sahulau oKerajaan Nunusaku oKerajaan Tanah Hitu (1470-1682) oKesultanan Ternate (1257 ) oKerajaan Iha oKesultanan Tidore (1110-1947) o Kerajaan Honimoa/ Siri Sori oKesultanan Jailolo o Kerajaan Huamual oKesultanan Bacan oKerajaan LolodaKerajaan Islam di Sulawesi o Kesultanan Bone (abad 17) o Kesultanan Gowa (awal 16 ) o Kerajaan Banggai ([abad 16) o Kesultanan Buton (1332-1911)Kerajaan Islam di Kalimantan oKesultanan Sambaliung (1810) o Kesultanan Pasir (1516) oKesultanan Gunung Tabur (1820) o Kesultanan Banjar (1526-1905) oKesultanan Pontianak (1771) o Kesultanan Kotawaringin oKerajaan Tidung (1076-1916) o Kerajaan Pagatan (1750) oKerajaan Tidung Kuno (1076-1551) oKesultanan Sambas (1671) oDinasti Tengara (1551-1916) oKesultanan Kutai Kartanegara oKesultanan Bulungan (1731) oKesultanan Berau (1400)Kerajaan Islam di Papua oKerajaan Sekar (marga Rumgesan) oKerajaan WaigeoNext >