< PreviousKelas XII SMA/SMK/MA144. Beriman kepada Hari Akhir akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yaitu merasa bahwa hidup di dunia ini hanya bersifat sementara saja, cepat atau lambat semua manusia pasti akan kembali kepada Allah Swt. dan semua perbuatan mereka selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt., sehingga hidup yang dijalaninya akan ditempuh dengan penuh kehati-hatian, sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama;5. Mengimani Hari Akhir membuat manusia sadar bahwasanya manusia itu lemah dan kerdil di hadapan Allah Swt. Kesadaran ini diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong, egois, dengki, dan penyakit hati lainnya. I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Setelah manusia meninggal dunia, mereka berada di alam pembatas antara dunia dan akhirat yang disebut . . . .a. Barzakhb. Ma¥syarc. Ba’ a¡d. ¦is±be. Jaz±` 2. Setelah semua manusia dibangkitkan dari alam kubur, mereka dikumpulkan di padang yang maha luas yang disebut . . . .a. Barzakhb. Ma¥syarc. Ba’ a¡d. ¦is±be. Jaz±` 3. Pengadilan Allah Swt. di alam akhirat sangat adil dan teliti, tidak seorang pun yang dirugikan, manusia berhak masuk surga karena ketakwaannya. Sebaliknya mereka akan masuk neraka, karena kedurhakaanya. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada Hari Akhir adalah . . . .a. menuruti semua keinginan temanb. senantiasa bertakwa kepada Allah Swt.c. memberikan dorongan untuk selalu bersikap optimisd. sangat hati-hati saat ada keinginan untuk berbuat keburukane. disiplin dalam melaksanakan ibadah salat lima waktu (maktubah)EvaluasiBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti154. Tanda-tanda seseorang mengimani Hari Akhir, di antaranya adalah . . . .a. takut menghadapi kematianb. tidak mau menerima jabatan duniawi c. mengabaikan urusan dunia yang bersifat fanad. selalu berusaha ikhlas dalam melakukan pekerjaane. selalu mengingat tanda-tanda datangnya Hari Akhir dengan baik 5. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir, adalah . . . .a. selalu bertakwa kepada Allah Swt.b. disiplin dalam melakukan salat lima waktuc. menghabiskan waktunya untuk berzikir di dalam masjidd. mencintai fakir-miskin yang diwujudkan dengan sedekah e. menyantuni, memelihara, mengasuh, dan mendidik anak yatimII. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benara. Beriman kepada hari Akhir telah menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap . . . .b. Beriman kepada Hari Akhir telah mendidik diri kita untuk menjauhi sifat-sifat . . . .c. Beriman kepada Hari Akhir membuat diri saya lebih menjauhi perbuatan-perbuatan . . . .d. Beriman kepada Hari Akhir telah mendorong diri saya giat melaksanakan . . . .e. Beriman kepada Hari Akhir telah menumbuhkan perilaku . . . .f. Beriman kepada Hari Akhir telah menyadarkan diri saya bahwa hidup didunia adalah . . . .g. Tahapan-tahapan peristiwa yang dialami manusia sebagai proses menuju alam Baqa’ adalah . . . .h. Mengimani adanya kehidupan sesudah mati adalah kenyataan alam yang dapat disaksikan secara mudah dalam kehidupan sehari-hari dipermukaan bumi ini antara lain berupa . . . .III. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat!1. Sebutkan beberapa perbedaan Kiamat Sugr± dengan Kiamat Kubra!2. Kapankah bumi beredar dan kapan pula hancur menurut ilmu alam?3. Bagaimanakah keadaan matahari ketika terjadi peristiwa kiamat menurut Teori Fisika?Kelas XII SMA/SMK/MA164. Jelaskan tahapan-tahapan peristiwa yang dialami manusia sebagai proses menuju alam akhirat!5. Jelaskan pengertian surga menurut bahasa dan istilah, serta sebutkan 5 (lima) macam kenikmatan dalam surga!6. Salinlah dan terjemahkan beberapa ayat al-Qur’±n yang menggambarkan siksa neraka!7. Jelaskan fungsi dan hikmah iman kepada Hari Akhir!8. Jelaskan pengertian neraka berikut ciri-cirinya!9. Jelaskan bukti-bukti kebenaran adanya Hari Akhir beserta alasanmu!10. Bagaimana menerapkan perilaku mulia sebagai bukti keimanan kepada Hari Akhir? Jelaskan!IV. Berilah tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikap Anda! SS= Sangat Setuju; S= Setuju; KS=Kurang Setuju; TS= Tidak SetujuNo.PernyataanSSSKSTS1.Hari Akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia dan dimulainya pengadilan akhirat sampai ahli surga masuk ke jannah (surga) dan ahli neraka masuk ke jahannam(neraka).2.Al-Qur’±n menghendaki agar keyakinan terhadap Hari Akhir mengantar manusia melakukan aktivitas-aktivitas positif dalam kehidupannya, khususnya banyak melakukan amal kebaikan.3.Mengimani Hari Akhir, membuat manusia merasakan kebesaran Allah Swt. sehingga diharapkan dapat menghilangkan sikap takabur, sombong atau membanggakan diri atas kelebihan yang dimilikinya baik berupa kekayaan, kecantikan, ketampanan, kedudukan atau keturunan.4.Iman dan keyakinan terhadap Hari Akhir akan membentuk watak seorang mukmin. Ukuran keimanan adalah sejauh mana seseorang mampu berinteraksi dengan keyakinan terhadap Allah Swt. dan Hari Akhir, dan beramal dengan landasan interaksi tersebut.Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti17No.PernyataanSSSKSTS5.Apabila seseorang sudah mendapatkan keyakinan, seolah-olah akhirat sudah dilihat dalam hidupnya, di saat itu akan dirasakan bahwa memiliki iman merupakan kenikmatan yang luar biasa sehingga dalam mengarungi hidup di dunia tidak akan tertipu oleh kemilaunya dunia yang bersifat fana.Kelas XII SMA/SMK/MA18Meyakini Qa«ā' dan Qadar Melahirkan Semangat BekerjaBab 2Qa«±' dan QadarHakikat Qa«±' dan QadarMakna Iman kepada Qa«±' dan QadarHikmah Iman kepada Qa«±' dan QadarMeyakini Qa«±' dan QadarSemangat Bekerja Peta KonsepBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti19Amati gambar-gambar berikut, kemudian diskusikan lebih lanjut terkait dengan pesan yang terkandung di dalamnya!Gambar: 2.1. Malas bekerja, mengemisSumber: cdn.klimg.comGambar: 2.2. Perbedaan bangunan kaya dan miskin.Sumber: www.bloomberg.comGambar: 2.3. Bekerja keras, upaya mengubah takdir.Sumber: aws-dist.brta.inGambar: 2.4. Mukesh ambani, muslim terkaya di dunia.Sumber: www.themangonews.comKelas XII SMA/SMK/MA20Tingkatan seorang hamba dalam menghadapi ujian dari Allah Swt. yang tidak disukainya terdiri atas dua yaitu: ri«a dan sabar. Ri«a adalah keutamaan yang dianjurkan, sedangkan sabar adalah kewajiban dan keharusan atas seorang mukmin. Orang yang ri«a terkadang dapat memperhatikan hikmah dari sebuah ujian dan segi positifnya bagi dirinya, serta tidak berburuk sangka kepada Allah Swt. Adakalanya ia memperhatikan besarnya ujian dan mendapatkan alangkah sempurnanya Allah Swt. , lalu ia larut dalam kesadarannya sehingga ia lupa dengan rasa sakit dan derita yang dialaminya. Hal ini hanya akan dicapai oleh orang-orang khusus dari kalangan ahli ma’rifat dan mahabbah. Bahkan terkadang mereka justeru menikmati cobaan itu, karena menyadari bahwa cobaan itu datang dari kekasih mereka, Allah Swt. Dalam kitab az-Zuhd, VII/77 Imam at-Tirmidzi meriwayatkan bahwa Anas r.a. menceriterakan dari Nabi saw. beliau bersabda: “Sesungguhnya bila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka, maka siapa yang ri«a, dia akan mendapatkan keri«aan, dan siapa yang marah, dia akan mendapatkan murka”Ibnu Mas’ud r.a. berkata, ”Sesungguhnya Allah dengan keadilan dan ilmu-Nya menggantungkan kenyamanan dan kegembiraan pada keyakinan dan ri«a, dan menghubungkan kesusahan dan kesedihan, dengan keraguan dan ketidaksenangan”. Allah Swt. berfirman: ”Dan siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (Q.S.at-Tagabµn/64:11)Allah Swt. Berfirman:Wahai anak manusia pusatkan perhatianmu untuk beribadah kepada-KU, niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan memenuhi tanganmu dengan rizki. Wahai anak manusia janganlah jauh-jauh dari-KU, jika kamu jauh Aku penuhi hatimu dengan kemiskinan dan memenuhi tanganmu dengan kesibukan. (H.Q.R.Hakim dari Abu Hurairah) H.R. al-HaliRasulullah saw Bersabda:Barangsiapa yang cita-citanya adalah akhirat, niscaya Allah akan menghimpun kekuatannya, menjadikannya kaya hati dan dunia akan datang kepadanya dengan patuh, akan tetapi barang siapa yang cita-citanya adalah dunia, niscaya Allah akan mencerai beraikan urusannya menjadikan kemiskinan di depan matanya dan dunia tidak datang kecuali yang telah ditentukan oleh Allah bagi dirinya. (H.R.Ibnu Majah dari Zaid bin Sabit)Membuka Relung KalbuBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti21Cermati kisah berikut ini, kemudian beri tanggapan kritis berkaitan dengan keadaan nyata saat ini!Kapal di Padang Pasir SaharaMasih ingatkah kisah Nabi Musa a.s. yang memegang teguh kepercayaannnya kepada Allah Swt. sewaktu dirinya dihadapkan oleh hamparan laut dengan gelombangnya yang dahsyat, sementara Fir’aun dan bala tentaranya mengejarnya, hendak membunuhnya dan pengikutnya? Namun, Musa a.s. berkata: “Tidak akan! Sungguh Allah besertaku, Allah pasti memberi petunjuk kepadaku”.Mahasuci Allah! dengan mantap Nabi Musa a.s. beserta pengikutnya berjalan di tengah lautan dan diselamatkan oleh Allah Swt.Demikian pula kisah Nabi Nuh a.s. Allah Swt. memberi kabar bahwa tidak ada lagi kaumnya yang beriman, kecuali mereka yang memang telah beriman. Suatu ketika Nabi Nuh a.s. diperintahkan untuk membuat perahu. Di tengah gurun pasir yang tandus. Nabi Nuh membuatnya bertahun-tahun. Mulai dari menanam pohon, hingga menebangnya. Ia membuat perahu besar di tanah yang kering kerontang.Kenapa Allah Swt. menyuruhnya membuat perahu? Hal itu untuk membuktikan keimanannnya yang kuat kepada Allah Swt. Seandainya kalian berada di posisi Nabi Nuh a.s. mungkinkah keyakinan kalian terhadap Allah Swt. akan tetap tegar? Bayangkan! kapal di tengah gurun yang tandus!Jika kisah Nabi Nuh a.s. ini dianalogikan dengan keadaan sekarang, kalianlah yang menjadi bahteranya.Jangan pernah berpikir bahwa semua ini tidak lebih dari sekedar impian kosong. Gurun pasir Nuh tak ada bedanya dengan kondisi saat ini. Karena yakin, akhirnya mereka membuat kapal dan menaikinya bersama umat yang meyakininya.Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Q.S.ar-Ra’ad/13:11)(disadur dari karya Amru Khalid dalam Revolusi Diri)Bagaimana pendapatmu tentang kisah-kisah tersebut?Cermati kisah Nabi Nuh tersebut dan coba analogikan dengan masalah-masalah sosial yang terjadi saat ini. Tanggapi dengan kritis dari sudut pandang keimanan kalian kepada qa«±' dan qadar!Mengkritisi Sekitar KitaKelas XII SMA/SMK/MA22A. Hakikat Qa«±' dan Qadar1. Pengertian Qa«±' dan QadarPara ulama berbeda pandangan dalam memberikan arti kata Qa«±' dan Qadar, sebagian ulama mengartikan sama, dan sebagian ulama yang lain memberikan arti yang berbeda.Pandangan yang membedakan antara Qa«±' dan Qadar, mendefiniskan Qadar dengan “ilmu Allah Swt. tentang apa yang akan terjadi pada makhluk di masa mendatang.” Sedangkan Qa«±' adalah “segala sesuatu yang Allah Swt. wujudkan (adakan atau berlakukan) sesuai dengan ilmu dan kehendaknya.” Sebagian ulama yang lain justru menerapkan definisi di atas secara terbalik, yakni definisi Qa«±' dan Qadar ditukar.Pendapat yang menyamakan Qa«±' dan Qadar memberikan definisi: ”Aturan baku yang diberlakukan oleh Allah Swt. terhadap alam ini, undang-undang yang bersifat umum, dan hukum-hukum yang mengikat sebab dan akibat”. Pengertian itu diilhami oleh beberapa ayat al-Qur'±n, seperti firman Allah Swt.:Artinya:“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya”. (Q.S. ar-Ra’«/13:8)Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Qa«±' menurut bahasa berarti “menentukan atau memutuskan”, sedangkan menurut istilah artinya “segala ketentuan Allah Swt. sejak zaman azali”. Adapun pengertian Qadar menurut bahasa adalah “memberi kadar, aturan, atau ketentuan”. Sedangkan menurut istilah berarti ”ketetapan Allah Swt. terhadap seluruh makhluk-Nya tentang segala sesuatu”. Firman Allah Swt.:Artinya:“Yang kepunyaan-Nya lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah Memperkaya KhazanahBuku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti23menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”. (Q.S. al-Furq±n/25:2)Iman kepada Qa«±' dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan segala sesuatu bagi makhluk-Nya. Menurut Yasin, iman kepada Qa«±' dan Qadar adalah “mengimani adanya ilmu Allah Swt. yang qadīm dan mengimani adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku serta kekuasaan-Nya yang menyeluruh”.Setiap muslim wajib mengimani Qa«±' dan Qadar Allah Swt., yang baik ataupun yang buruk. Firman Allah Swt.:“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hajj/22:70)“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (Q.S. al-Hadīd/57:22)Iman kepada Qa«±' dan Qadar meliputi empat prinsip, sebagai berikut:a. Iman kepada ilmu Allah Swt. yang Qadīm (tidak berpermulaan), dan Dia mengetahui perbuatan manusia sebelum mereka melakukannya;b. Iman bahwa semua Qadar Allah Swt. telah tertulis di Lauh Mahfuzh;c. Iman kepada adanya kehendak Allah Swt. yang berlaku dan kekuasaan-Nya yang bersifat menyeluruh;d. Iman bahwa Allah Swt. adalah Zat yang mewujudkan makhluk. Allah Swt. adalah Sang Pencipta dan yang lain adalah makhluk.Qa«±' dan Qadar biasa disebut dengan satu kata, “takdir”. Bagi manusia dan makhluk lain, ada pandangan takdir baik dan buruk, tetapi dalam pandangan Allah Swt., semua takdir itu baik, karena keburukan tidak dinisbatkan kepada Allah Swt. Ilmu Allah Swt., kehendak-Nya, catatan-Nya, dan penciptaan-Nya semua itu adalah kebijaksanaan, keadilan, kasih sayang, dan kebaikan. Keburukan bukanlah sifat Allah Swt. dan bukan pula pekerjaan-Nya. Perhatikan firman Allah Swt. berikut: “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri” (Q.S.Yµnus/10:44)2. Dalil-Dalil tentang Qa«±' dan QadarAllah Swt. menjelaskan tentang Qa«±' dan Qadar, melalui fiman-firman-Nya, dan juga dalam beberapa hadis Rasulullah saw.,di antaranya menyatakan:Next >