< PreviousKelas XII SMA/SMK/MA24a. Dalil al-Qur'±n1) “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (Q.S. al-Qamar/54:49)2) “Tidak ada suatu bencana apapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melaikan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S. al-Hadīd/57:22)3) “Dan tiap-tiap manusia telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya.” (Q.S. al-Isr±’/17:13)4) “Tidak ada sesutu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.” (Q.S. at-Tag±bun/64:11)b. Dalil As-Sunah (Hadis Rasulullah)Adapun penjelasan Rasulullah saw. tentang Qa«±' dan Qadar antara lain diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadis berikut:1) “Sesungguhnya penciptaan salah seorang dari kalian dikumpulkan dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (sperma), kemudian berubah menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi mudghah (sepotong daging) selama empat puluh hari, kemudian malaikat dikirim kepadanya kemudian malaikat meniupkan ruh padanya, dan malaikat tersebut diperintahkan empat hal: menuliskan rizkinya, menuliskan ajalnya, menuliskan amal perbuatannya, dan menuliskan apakah ia celaka, atau bahagia. Demi Dzat yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, hingga ketika jaraknya dengan surga cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, dan ia pun masuk neraka. Sesungguhnya salah seorang dari kalian pasti mengerjakan amal perbuatan penghuni neraka, hingga ketika jaraknya dengan neraka cuma satu lengan, tiba-tiba ketetapan berlaku padanya kemudian ia mengerjakan amal perbuatan penghuni surga, dan ia masuk surga.” (H.R. Muslim)2) Dalam hadis yang lain, Rasulullah saw. bersabda yang artinya:”Sesungguhnya seseorang itu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalamnya dan menuliskan empat ketentuan, yaitu tentang rezekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan (jalan hidupnya) sengsara atau bahagia.” (H.R.al-Bukhari dan Muslim)Dari hadis di atas dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Qa«±' dan Qadarnya oleh Allah Swt. sejak sebelum ia Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti25dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.Aktivitas Siswa:Masih banyak ayat al-Qur'±n dan hadis Nabi yang menjelaskan tentang Qa«±' dan Qadar. Telusuri dan temukan ayat-ayat al-Qur'±n dan hadis Nabi yang lain, jelaskan isi kandungannya! 3. Kewajiban beriman kepada Qa«±' dan QadarDiriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw. didatangi oleh seorang laki-laki yang berpakaian serba putih, dan rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman dan I¥s±n. Tentang keimanan, Rasulullah menjawab yang artinya: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman pula kepada Qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk”. (H.R. Muslim).Lelaki itu adalah Malaikat Jibril yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad saw. Jawaban Rasulullah yang dibenarkan oleh Malaikat Jibril itu berisi rukun iman. Salah satu dari rukun iman itu adalah iman kepada Qa«±' dan Qadar. Dengan demikian, mempercayai Qa«±' dan Qadar merupakan kewajiban. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak adalah atas kehendak atau takdir Allah Swt.Sebagai orang beriman, kita harus rela menerima segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt. berfirman yang artinya:”Siapa yang tidak ri«± dengan Qa«±'-Ku dan Qadar-Ku dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan selain Aku”. (H.R.at-Tabrani)Takdir Allah Swt. merupakan iradah (kehendak) Allah Swt.. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita bersyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah Swt. kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah Swt. Maha Mengetahui atas apa yang diperbuat-Nya.Kelas XII SMA/SMK/MA264. Macam-Macam TakdirMengenai hubungan antara Qa«±' dan Qadar dengan ikhtiar, do’a dan tawakal ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam seperti dibawah ini:a. Takdir Mua’llaqTakdir Mua’llaq adalah takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia. Misalnya, seorang siswa bercita-cita ingin menjadi insinyur pertanian. Untuk mencapai cita-citanya itu ia belajar dengan tekun. Akhirnya apa yang ia cita-citakan menjadi kenyataan. Ia menjadi insinyur pertanian. Dalam hal ini Allah Swt. berfirman: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (Q.S ar-Ra’d/13:11)b. Takdir MubramTakdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.Aktivitas Siswa:Kalian tentu pernah mendengar seseorang yang memiliki alat kelamin laki-laki tetapi berperilaku seperti perempuan. Kemudian orang tersebut menjalani operasi ganti kelamin. Bagaimana komentar kalian terhadap masalah tersebut ditinjau dari sudut pandang keimanan kepada takdir Allah Swt.? Sampaikan pendapat kalian dengan argumen yang logis dan mendasar di hadapan kelompok lain!B. Makna Beriman kepada Qa«±' dan Qadar Qa«±' dan Qadar atau takdir berjalan menurut hukum “sunnatullah”. Artinya keberhasilan hidup seseorang sangat tergantung sejalan atau tidak dengan sunnatullah. Sunnatullah adalah hukum-hukum Allah Swt. yang disampaikan untuk umat manusia melalui para Rasul, yang tercantum di dalam al-Qur'±n berjalan tetap dan otomatis. Misalnya malas belajar berakibat bodoh,tidak mau bekerja akan miskin, menyentuh api merasakan panas, menanam benih akan tumbuh dan lain-lain.Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti27Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang mampu mengetahuinya. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai hukum-hukum Allah Swt. disertai dengan do’a, ikhlas dan tawakal kepada Allah Swt., dipastikan akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita-cita sesuai tujuan yang ditetapkan. Berkaitan dengan makna beriman kepada Qa«±' dan Qadar, dapat diketahui bahwa nasib manusia telah ditentukan Allah Swt. sejak sebelum ia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha dan ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.Janganlah sekali-kali menjadikan takdir itu sebagai alasan untuk malas berusaha dan berbuat kejahatan. Pernah terjadi pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, seorang pencuri tertangkap dan dibawa ke hadapan Khalifah Umar. ” Mengapa Engkau mencuri?” tanya Khalifah. Pencuri itu menjawab, ”Memang Allah sudah menakdirkan saya menjadi pencuri”. Mendengar jawaban demikian, Khalifah Umar marah, lalu berkata, ” Pukul saja orang ini dengan cemeti, setelah itu potonglah tangannya!” para sahabat lain bertanya, ” Mengapa hukumnya diberatkan seperti itu?”Khalifah Umar menjawab, ”Ya, itulah yang setimpal. Ia wajib dipotong tangannya sebab mencuri dan wajib dipukul karena berdusta atas nama Allah”.Beriman kepada takdir selalu terkait dengan 4 (empat) hal yang selalu berhubungan dan tidak terpisahkan. Keempat hal itu adalah iman kepada takdir itu sendiri, ikhtiar, do’a, dan tawakal.a. TakdirMengapa manusia tidak mampu terbang laksana burung, tumbuh-tumbuhan berkembang subur, lalu layu, dan kering. Rumput-rumput subur bila selalu disiram dan sebaliknya bila dibiarkan tanpa pemeliharaan akan mati. Semua contoh tersebut, adalah ketentuan Allah Swt. dan itulah yang disebut Takdir. Manusia mempunyai kemampuan terbatas sesuai dengan ukuran yang diberikan Allah Swt. kepadanya Di samping itu, manusia berada di bawah hukum-hukum tersebut (Qauliyah dan Kauniyah). Hanya berbeda dengan makhluk selain manusia, misalnya matahari, bulan dan planet lainnya, seluruhnya ditetapkan takdirnya tanpa bisa ditawar-tawar. (Q.S. Fu££il±t/41:11)Manusia makhluk yang paling sempurna, oleh karena itu ia diberi kemampuan memilih bahkan pilihannya cukup banyak. Manusia dapat memilih ketentuan (takdir) Allah Swt. yang ditetapkan keberhasilan atau kemalangan, kebahagiaan atau kesengsaraan, menjadi orang yang baik atau tidak. (Q.S. al-Kahfi/18:29). Namun harus diingat setiap pilihan yang diambil manusia. Pada saat yang sama manusia diminta pertanggungjawaban terhadap pilihannya, karena dilakukan atas kesadaran sendiri. Firman Allah Swt.: Kelas XII SMA/SMK/MA28“Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang mensucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (Q.S. asy-Syams/91:8-10)"Apakah manusia mengira dibiarkan tanpa pertanggungjawaban?” (Q.S. Al-Qiyamah/75:36).Beberapa tamsil peristiwa ini akan dapat memudahkan dalam memahami persoalan takdir.Dikisahkan ketika Umar bin Khattab akan berkunjung ke negeri Syam (Syiria dan Palestina sekarang) beliau mendengar berita bahwa di sana sedang terjadi wabah penyakit, sehingga beliau membatalkan rencananya tersebut. Kemudian seseorang tampil bertanya: “(Apakah Anda lari/menghindar dari takdir Allah?)” Umar serta merta menjawab: “(Saya lari/menghindari dari takdir Allah kepada takdir-Nya yang lain)”Sejak zaman Rasulullah saw. telah terjadi kekeliruan dalam menyikapi takdir, salah satunya beliau bersabda:“Pada akhir zaman ada suatu golongan yang berbuat kemaksiatan, dengan (sangat enaknya) mereka berkata: “Allah Swt. telah menakdirkan saya mencuri.” Peristiwa-peristiwa tersebut menunjukkan kesalahan dalam memahami takdir, padahal dengan tegas Allah Swt. melarangnya. Akhlak yang diajarkan Islam adalah setiap keburukan yang menimpa merupakan kesalahan kita sebagai manusia, sementara segala kebaikan dan keberhasilan merupakan anugerah Allah Swt. b. IkhtiarIkhtiar adalah berusaha dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati dalam menggapai cita-cita dan tujuan. Allah Swt. menentukan takdir, kita sebagai manusia berkewajiban melakukan ikhtiar. Jika Allah Swt. telah menentukan, kenapa ada ikhtiar? Perhatikan Firman Allah Swt. dalam Q.S.al-Anbiyaa’/21:90 yang artinya:”Sungguh mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam(mengerjakan) perbuatan-perbuatan baik” Kemudian dalam Q.S.al-Mukminuun/23:60, Allah Swt. Berfirman:” Mereka itu bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya” Dari beberapa ayat di atas, Allah Swt. mendorong manusia untuk berusaha, berlomba, dan berkompetisi menjadi orang yang tercepat. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh, berarti dia sedang menuju keberhasilan. Pepatah Arab mengatakan “Man jadda wajada”, Artinya:“Siapa pun orangnya yang bersungguh-sungguh akan memperoleh keberhasilan”.Rasulullah saw. bersabda: ”Bersegeralah melakukan aktivitas kebajikan sebelum dihadapkan pada tujuh penghalang. Akankah kalian menunggu kekafiran yang menyisihkan, kekayaan yang melupakan, penyakit yang menggerogoti, penuaan yang melemahkan, kematian yang pasti, ataukah Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti29Dajjal, kejahatan terburuk yang pasti datang, atau bahkan kiamat yang sangat amat dahsyat?”(HR. at-Tirmid©i).Jika sudah diikhtiarkan namun kegagalan yang diperoleh, maka dalam hubungan inilah letak “rahasia Ilahi.” Meskipun begitu, Allah Swt. tidak menyia-nyiakan semua amal yang sudah dilakukan, walaupun gagal. Firman Allah Swt.: “ Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”. (Q.S. an-Najm/53:39-41).Berdasarkan penjelasan di atas, jelaslah kenapa Allah Swt. mewajibkan manusia berikhtiar. Walaupun sudah ditentukan Qa«±' dan qadarnya, di pundak manusia lah kunci keberhasilan dan keberuntungan hidupnya. Di samping itu, begitu banyak anugerah yang telah Allah Swt. berikan kepada manusia berupa: naluri, panca indera, akal, kalbu, dan aturan agama, sehingga lengkaplah sudah bekal yang dimiliki manusia menuju kebahagiaan hidup yang diinginkan.c. DoaDoa adalah ikhtiar batin yang besar pengaruhnya bagi manusia yang meyakininya. Hal ini karena doa merupakan bagian dari motivasi intrinsik. Bagi yang meyakini, doa akan memberikan energi dalam menjalani ikhtiarnya, karena Allah Swt. telah berjanji untuk mengabulkan permohonan orang yang bersungguh-sungguh memohon. Firman Allah Swt.: “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia berdoa kepada-Ku, ..” (Q.S. al-Baqarah/2:186)d. TawakalSetelah meyakini dan mengimani takdir, kemudian dibarengi dengan ikhtiar dan do’a, maka tibalah manusia mengambil sikap tawakal. Tawakal adalah “menyerahkan segala urusan dan hasil ikhtiarnya hanya kepada Allah Swt.”.Dasar pengertian tawakal diambil dari peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah saw.: Pada suatu hari datang seorang sahabat ke kediaman Rasulullah dengan mengendarai unta. Sesampainya di depan rumah beliau, (ada peristiwa ganjil menurut pandangan Rasulullah), sehingga beliau berkata: “Kenapa unta kalian tidak ditambatkan?” Ia menjawab: “Tidak ya Rasulullah, karena saya telah bertawakal.” Kemudian Rasulullah berkata: “Tambatkan dulu unta kalian, baru bertawakal!”Peristiwa ini menyimpulkan pemahaman bahwa sikap tawakal baru boleh dilakukan setelah usaha yang sungguh-sungguh sudah dijalankan. Hal ini juga memberikan pemahaman bahwa tawakal itu terkait erat dengan ikhtiar, atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada tawakal tanpa ikhtiar. Firman Allah Swt.:”Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.”(Q.S.Ali-Imran/3:159).Kelas XII SMA/SMK/MA30Aktivitas Siswa (Membuat Video Pendek):Tema : “Menyikapi takdir dengan ikhtiar dan tawakal” Deskripsi: Buatlah skenario yang menggambarkan adanya orang yang sukses karena keyakinannya kepada takdir, bekerja keras (ikhtiar), dan diiringi doa sebagai bentuk kepasrahan (tawakal). Di sisi lain, ada seorang yang lebih banyak berdoa, sedangkan ikhtiarnya dilakukan sambil bermalas-malasan. Ketentuan:1. Buatlah rancangan skenario untuk diperankan dalam durasi kira-kira 10 menit!2. Judul harus berbeda setiap grup/kelompok, tetapi masih dalam tema besar yang sama.3. Buat setting cerita yang akhirnya-nya dapat menginspirasi penonton untuk menyikapi takdir dengan bekerja keras!4. Pilih personil untuk menjadi pemeran masing-masing karakter (semakin banyak fokus semakin bagus), termasuk yang berperan sebagai sutradara, kameramen, dan crew lain!5. Lakukan acting sesuai peran dengan penuh penghayatan!6. Rekam setiap adegan/episod dengan alat perekam video yang layak atau alat perekam lain.7. Setelah selesai, lakukan video edit sehingga enak ditonton!8. Tampilkan karya kalian di ruang studio/multimedia/ruang lain yang memungkinkan!9. Tanggapi secara bergantian dengan kelompok lain!10. Jika dirasa layak, upload ke Youtube dengan nama video pendidikan!(jika diperlukan, bisa berkolaborasi dengan kelompok lain, dua atau tiga kelompok) Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti31C. Hikmah Beriman kepada Qa«±' dan Qadar 1. Semakin meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini tidak lepas dari sunnatullah;2. Semakin termotivasi untuk senantiasa berikhtiar atau berusaha lebih giat lagi dalam mengejar cita-citanya.3. Meningkatkan keyakinan akan pentingnya peran doa bagi keberhasilan sebuah usaha;4. Meningkatkan optimisme dalam menatap masa depan dengan ikhitar yang sungguh-sungguh;5. Meningkatkan kekebalan jiwa dalam menghadapi segala rintangan dalam usaha sehingga tidak berputus asa ketika mengalami kegagalan;6. Menyadarkan manusia bahwa dalam kehidupan ini dibatasi oleh peraturan-peraturan Allah Swt., yang tujuannya untuk kebaikan manusia itu sendiriHukum Allah (Sunnatullah)“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum,sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Q.S. ar-Ra’d/ 13:11)Kesuksesan kalian tidak akan terwujud tanpa melakukan perubahan dari dalam. Untuk menghasilkan suatu kebaikan bagi diri kalian, dituntut untuk menanamkan benih kebaikan.Perbuatan tidak produktif dan bermalas-malasan menyebabkan kalian akan terpuruk. Bila kenyataannnya demikian,apa yang kurang dari kalian?Karena itu ubahlah kondisi dalam diri kalian,sehingga Allah mengubah kondisi sulit atau ketidaksuksesan kalian yang sedang kalian hadapi. Jangan menjadi pemimpi yang berdiri di pohon labu, kemudian memohon kepada Allah agar memberikan apel. Bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? Siapa yang menginginkan apel, sudah barang tentu harus menanam dan merawatnya.(Disadur dari Urgensi Sebuah Usaha dalam Revolusi Diri karya Amru Khalid)Aktivitas Siswa:Temukan lebih banyak lagi hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari keimanan kepada Qa«±' dan Qadar! Kelas XII SMA/SMK/MA32RangkumanPerilaku seseorang yang mencerminkan kesadaran beriman kepada Qa«±' dan Qadar Allah Swt., dicerminkan dalam beberapa perilaku seseorang di antaranya sebagai berikut:1. Selalu menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asaOrang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena rahmat Allah. Apabila ia mengalami kegagalan, ia tidak mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Ia menyadari bahwa dibalik kegagalan ada hikmah.2. Banyak bersyukur dan bersabarOrang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Perhatikan Firman Allah Q.S.at-Taubat/9:51!3. Bersikap optimis dan giat bekerja Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Perhatikan Firman Allah Q.S.²li-Imr±n/3:159!4. Selalu tenang jiwanyaOrang yang beriman kepada Qa«±' dan Qadar senantiasa tenang hidupnya, sebab ia selalu senang atas apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Menerapkan Perilaku Mulia1. Ketetapan Allah di zaman azali disebut Qa«±'. Kenyataan bahwa saat terjadinya sesuatu yang menimpa mahluk Allah disebut Qadar atau takdir. Dengan kata lain bahwa Qadar adalah perwujudan dari Qa«±'.2. Antara Qa«±' dan Qadar saling berkaitan. Qa«±' adalah ketentuan, hukum atau rencana Allah Swt. sejak zaman azali. Qadar adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah. Jadi hubungan antara Qa«±' dan Qadar ibarat rencana dan perbuatan. Perbuatan Allah berupa Qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya.Buku Siswa Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti333. Iman kepada Qa«±' dan Qadar artinya percaya dan yakin dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. telah menentukan tentang segala sesuatu bagi makhluknya. 4. Beriman kepada Qa«±' dan Qadar merupakan salah satu rukun iman. Seorang muslim tidak sempurna dan sah imannya kecuali beriman kepada Qa«±' dan Qadar Allah Swt. 5. Takdir Allah merupakan iradah (kehendak) Allah. Oleh sebab itu, takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. 6. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya kepada Qa«±' dan Qadar akan senantiasa menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa, memiliki sifat optimis, giat bekerja , dan selalu tenang jiwanya. 7. Nasib manusia telah ditentukan Allah sejak sebelum manusia dilahirkan. Walaupun setiap manusia telah ditentukan nasibnya, tidak berarti bahwa manusia hanya tinggal diam menunggu nasib tanpa berusaha atau ikhtiar. Manusia tetap berkewajiban untuk berusaha, sebab keberhasilan tidak datang dengan sendirinya.8. Dengan beriman kepada Qa«±' dan Qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi manusia dalam menjalani kehidupan didunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.Tugas KelompokKegiatan Kelompok1. Buatlah lima kelompok, 1 kelompok terdiri atas 6-7 orang!2. Salinlah Q.S. at-Taubah/9:105 dan Q.S. ²li 'Imr±n/3:159, lengkap dengan terjemahnya dan jelaskan isi kandungannya!3. Cari ayat-ayat al-Qur’±n yang berkaitan dengan tema diatas!EvaluasiI. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat!1. Perhatikanlah Q.S. al-Furq±n/25:2 di bawah ini!Next >