< Previous32Kelas VII SMPSankhara (pikiran) dan Viññana (kesadaran) adalah lima Khandha (lima kelompok kehidupan) yang semuanya tidak memiliki Atta (roh). Kalau seandainya khandha itu memiliki Atta (roh), maka ia dapat berubah sekehendak hatinya dan tidak akan menderita karena semua kehendak dan keinginannya dapat dipenuhi, misalnya ‘Semoga khandha-ku begini dan bukan begitu.’ Tetapi karena badan jasmani ini tidak mempunyai jiwa, maka ia menjadi sasaran penderitaan, dan tidak dapat untuk memerintah ‘Biarlah seperti ini saja, jangan seperti itu’ dan sebagainya. Setelah mengajar kelima orang bhikkhu itu untuk menganalisa badan jasmani dan batin menjadi lima khandha, Buddha lalu menanyakan pendapat mereka mengenai hal yang di bawah ini:“Oh, Bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah Khandha itu kekal atau tidak kekal?” “Mereka tidak kekal, Bhante.” “Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?” Di sana terdapat penderitaan, Bhante.” “Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’ ?” “Tidak tepat, Bhante.” Selanjutnya Buddha mengajar untuk jangan melekat kepada lima khandha tersebut dengan melakukan perenungan sebagai berikut: Karena kenyataannya memang demikian, oh Bhikkhu, maka lima khandha yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai Khandha (Kelompok Kehidupan/Kegemaran) semata-mata. Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan memakai Kebijaksanaan bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’ atau ‘kamu’ atau ‘dirimu.’ Siswa Yang Ariya yang mendengar uraian ini, oh Bhikkhu, akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas dari segi itu, ia akan merasa jemu terhadap lima khandha tersebut. Setelah merasa jemu, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan batinnya, ia tidak melekat lagi kepada sesuatu. Karena tidak melekat lagi kepada sesuatu maka akan timbul Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas. Siswa Yang Ariya itu tahu bahwa ia sekarang sudah terbebas dari tumimbal lahir, kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus dikerjakan dan tidak ada sesuatu pun yang masih harus dikerjakan untuk memperoleh Penerangan Agung. Sewaktu kelima bhikkhu tersebut merenungkan khotbah Buddha, mereka semua dapat membersihkan diri mereka dari segala kekotoran batin (Asava) dan terbebas seluruhnya dari kemelekatan (Upadana) dan mencapai tingkat kesucian yang tertinggi yaitu Arahat.33Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Khotbah ketiga dinamakan sebagai Aditta Pariyaya Sutta (Sutta tentang semua dalam Keadaan Terbakar) yang dapat diringkas sebagai berikut: “Semua dalam keadaan berkobar, o para Bhikkhu! Apakah, o para Bhikkhu, yang terbakar?.” ”Mata dalam keadaan terbakar. Bentuk dalam keadaan terbakar. Kesadaran mata dalam keadaan terbakar. Sentuhan mata dalam keadaan terbakar. Perasaan yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan atau menyakitkan maupun tidak menyakitkan, yang timbul dari sentuhan mata dalam keadaan terbakar.” Oleh apakah ia dinyalakan? Aku nyatakan dengan api nafsu keinginan, kebencian, ketidaktahuan, kelahiran, kesakitan, dan keputusasaan ia dinyalakan. “Dengan merenungkan itu, o para Bhikkhu, siswa Ariya yang terpelajar menjadi jijik terhadap mata, bentuk, kesadaran mata, sentuhan mata, perasaan apa pun menyenangkan, menyakitkan, tidak menyenangkan maupun tidak menyakitkan, ia timbul dari sentuhan dengan mata. Ia menjadi muak dengan telinga, suara, hidung, bau, lidah, rasa, badan, sentuhan, pikiran, obyek mental, kesadaran batin, sentuhan batin, perasaan apa pun menyenangkan maupun tidak menyenangkan atau menyakitkan maupun tidak menyakitkan, ia timbul karena sentuhan dengan batin. Dengan muak ia lepaskan; dengan pelepasan ia bebas. Ia memahami bahwa kelahiran telah berakhir, menjalani kehidupan suci, melakukan apa yang harus dilakukan, dan di sana tidak ada keadaan seperti ini lagi.”Ketika Buddha Gotama menyimpulkan khotbah ini semua Bhikkhu menghancurkan semua kekotoran batin dan mencapai tingkat Arahat.Ayo, Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang materi yang kalian amati pada gambar 1.5 sampai 1.8 dan dari hasil membaca serta mencermati materi di atas dengan menuliskan pada lembar berikut:1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________34Kelas VII SMPAyo ,Mencari Informasi!Carilah informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku/artikel dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang kalian rumuskan dengan menuliskan pada lembar berikut! 1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Mengolah Informasi!Ayo mengolah dan menganalisis informasi yang telah kalian dapatkan untuk menjawab pertanyaan dan buatlah kesimpulan dari informasi tersebut!1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Mengomunikasikan!Komunikasikan hasil jawaban kalian dengan cara mempresentasikan di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan! 1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Penilaian Kompetensi Keterampilan35Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Penilaian Kompetensi Sikap1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orang tua kalian!2. Mintalah pendapat orang tua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan!Tugas ProyekBuatlah laporan tertulis peristiwa-peristiwa penting tentang isi khotbah pertama Buddha kepada lima pertapa. Pada pembelajaran Bab II dengan mengisi matrik di bawah ini!NoPernyataanJawaban1.Alasan Lima petapa pada awalnya tidak mau menyambut kedatangan Buddha2.Alasan Buddha mengajar pertama kali tentang 4 kesunyataan muliaAyo mengamati !Ayo mengamati gambar 2.7 serta membaca uraian materi pada buku siswa!Gambar 2.7 Ilustrasi Pangeran Yasa dan 54 temannyaSumber :http://biografibuddha.blogspot.co.id/36Kelas VII SMP Pada masa itu di Benares bertempat tinggal seorang anak muda bernama Yasa yang merupakan anak seorang pedagang kaya raya. Yasa memiliki tiga buah istana dan hidup dengan penuh kemewahan dikelilingi oleh gadis-gadis cantik yang menyajikan berbagai macam hiburan. Kehidupan yang penuh kesenangan ini berlangsung untuk beberapa lama sampai pada satu malam di musim hujan, Yasa melihat satu pemandangan yang mengubah seluruh jalan hidupnya. Malam itu ia terbangun di tengah malam dan dari sinar lampu di kamarnya, Yasa melihat pelayan-pelayannya sedang tidur dalam berbagai macam sikap yang membuatnya jemu dan muak sekali. Ia merasa seperti berada di tempat pekuburan dengan dikelilingi mayat-mayat yang bergelimpangan. Karena tidak tahan lagi melihat keadaan itu, maka dengan mengucapkan, “Alangkah menakutkan tempat ini! Alangkah mengerikan tempat ini!” Yasa memakai sandalnya dan meninggalkan istananya dalam keadaan pikiran kalut dan penuh kecemasan.Ia berjalan menuju ke Taman Rusa di Isipatana. Waktu itu menjelang pagi hari dan Buddha sedang berjalan-jalan. Sewaktu berpapasan dengan Yasa, Buddha menegur, “Tempat ini tidak menakutkan. Tempat ini tidak mengerikan. Mari duduk di sini, Aku akan mengajarmu.” Mendengar sapaan Buddha, Yasa berpikir, “Kalau begitu baik juga kalau tempat ini tidak menakutkan dan tidak mengerikan.” Yasa membuka sandalnya, menghampiri Buddha, memberi hormat dan kemudian duduk di sisi Buddha. Buddha kemudian memberikan uraian yang disebut Anupubbikatha, yaitu uraian mengenai pentingnya berdana, hidup bersusila, tumimbal lahir di surga sebagai akibat dari perbuatan baik, buruknya mengumbar nafsu-nafsu, dan manfaat melepaskan diri dari semua ikatan duniawi. Selanjutnya Buddha memberikan uraian tentang Empat Kesunyataan Mulia yang dapat membebaskan manusia dari nafsu-nafsu keinginan. Setelah Buddha selesai memberikan uraian, Yasa memperoleh Mata Dhamma sewaktu masih duduk di tempat itu (Yasa mencapai tingkat Arahat sewaktu Buddha mengulang uraian tersebut di hadapan ayahnya). Khotbah keempat ini berjudul Anupubbikatha diberikan oleh Buddha kepada Yasa seorang hartawan. Yasa mohon kepada Buddha untuk ditahbiskan menjadi bhikkhu. Buddha menahbiskannya dengan menggunakan kalimat yang juga digunakan untuk menahbiskan lima murid-Nya yang pertama yaitu, “Ehi bhikkhu, Dhamma telah dibabarkan dengan jelas. Laksanakanlah kehidupan suci.” Perbedaannya bahwa Buddha tidak mengucapkan “dan singkirkanlah penderitaan” karena Yasa pada waktu itu sudah mencapai tingkat Arahat. Dengan demikian, pada waktu itu sudah ada tujuh orang Arahat (Buddha 37Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti sendiri juga seorang Arahat, tetapi seorang Arahat istimewa karena mencapai Kebebasan dengan daya upaya sendiri). Keesokan harinya dengan diiringi Yasa, Buddha pergi ke istana ayah Yasa dan duduk di tempat yang telah disediakan. Ibu dan istri Yasa keluar dan memberi hormat. Buddha kembali memberikan uraian tentang Anupubbikatha dan mereka berdua pun rnemperoleh Mata Dhamma. Mereka memuji keindahan uraian tersebut dan mohon dapat diterima sebagai Upasika dengan berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha untuk seumur hidup. Mereka adalah pengikut-pengikut wanita pertama yang berlindung kepada Tiga Mustika (Buddha, Dhamma, dan Sangha). Setelah itu, makan siang disiapkan dan kedua wanita itu melayani sendiri Buddha dan Yasa dengan hidangan yang lezat-lezat. Sehabis makan siang, Buddha dan Yasa kembali ke Taman Rusa di Isipatana. Di Benares, Yasa mempunyai empat orang sahabat, semuanya anak-anak orang kaya yang bernama Vimala, Subahu, Punnaji, dan Gavampati. Mereka mendengar bahwa Yasa sekarang sudah menjadi bhikkhu. Mereka menganggap bahwa ajaran-ajaran yang benar-benar sempurnalah yang dapat menggerakkan hati Yasa untuk meninggalkan kehidupannya yang mewah. Karena itu mereka menemui bhikkhu Yasa yang kemudian membawa keempat kawannya itu menghadap Buddha. Setelah mendengar khotbah Buddha, mereka semua memperoleh Mata Dhamma dan kemudian diterima menjadi bhikkhu. Setelah mendapat penjelasan tambahan, keempat orang ini dalam waktu singkat mencapai tingkat Arahat. Dengan demikian jumlah Arahat pada waktu itu sebelas orang. Tetapi bhikkhu Yasa mempunyai banyak teman lagi yang berada di tempat-tempat jauh, semuanya berjumlah lima puluh orang. Mendengar sahabat mereka menjadi bhikkhu, mereka pun mengambil keputusan untuk mengikuti jejak bhikkhu Yasa. Mereka semua diterima menjadi bhikkhu dan dalam waktu singkat semuanya mencapai tingkat Arahat, sehingga pada waktu itu terdapat enam puluh satu orang Arahat.C. Enam Puluh ArahaPada suatu hari, Buddha memanggil berkumpul murid-murid-Nya yang berjumlah enam puluh orang Arahat dan berkata, “Aku telah terbebas dari semua ikatan-ikatan, oh Bhikkhu, baik yang bersifat batiniah maupun yang bersifat badaniah, demikian pula kamu sekalian. Sekarang kamu harus mengembara guna kesejahteraan dan keselamatan orang banyak. Janganlah pergi berduaan ke tempat yang sama. 38Kelas VII SMPAyo, Mencari Informasi!Carilah informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku/artikel dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang kalian rumuskan dengan menuliskan pada lembar berikut! 1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang materi yang kalian amati pada gambar 1.5 sampai 1.8 dan dari hasil membaca serta mencermati materi di atas dengan menuliskan pada lembar berikut:1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Mengolah Informasi!Ayo mengolah dan menganalisis informasi yang telah kalian dapatkan untuk menjawab pertanyaan dan buatlah kesimpulan dari informasi tersebut!1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo, Mengomunikasikan!Komunikasikan hasil jawaban kalian dengan cara mempresentasikan di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan! 1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________39Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Penilaian Kompetensi KeterampilanPenilaian Kompetensi Sikap1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orang tua kalian!2. Mintalah pendapat orang tua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan!Tugas ProyekBuatlah laporan tertulis peristiwa-peristiwa penting tentang isi khotbah pertama Buddha kepada lima pertapa. Pada pembelajaran Bab II dengan mengisi matrik di bawah ini!NoPernyataanJawaban1.Alasan apa akhirnya 5 orang petapa mau menyambut kedatangan Buddha2.Alasan apa Buddha mau mengajarkan Dharma kepada 5 pertapaAyo mengamati !Amati gambar 2.8 di bawah ini! Tahukah Kalian, peristiwa apa yang terjadi seperti gambar di bawah ini?Sumber :http://www.kangwidi.com/p/gambar-riwayat-buddha-gotama Gambar 2.8 Ilustrasi Buddha dan 60 Arahat 40Kelas VII SMPKhotbahkanlah Dhamma yang mulia pada awalnya, mulia pada pertengahannya, dan mulia pada akhirnya. Umumkanlah tentang kehidupan suci yang benar-benar bersih dan sempurna dalam ungkapan dan dalam hakikatnya. Terdapat makhluk-makhluk yang matanya hanya ditutupi oleh sedikit debu. Kalau tidak mendengar Dhamma, mereka akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh manfaat yang besar. Mereka adalah orang-orang yang dapat mengerti Dhamma dengan sempurna. Aku sendiri akan pergi ke Senanigama di Uruvela untuk mengajar Dhamma.” Kemudian berangkatlah keenam puluh Arahat itu sendiri-sendiri ke berbagai jurusan dan mengajar Dhamma kepada penduduk yang mereka jumpai.Dalam perjalanan dari Uruvela ke Benares, pada suatu hari Buddha tiba di perkebunan kapas dan beristirahat di bawah sebatang pohon yang rindang. Tidak jauh dari tempat itu, tiga puluh orang pemuda sedang bermain-main yang diberi nama Bhaddavaggiya. Dua puluh sembilan orang sudah menikah, hanya seorang belum. Ia membawa seorang teman wanita lain. Selagi mereka sedang bermain-main dengan asyik, teman wanita lain tersebut menghilang dengan membawa pergi perhiasan yang mereka letakkan di satu tempat tertentu.Setelah tahu apa yang terjadi, mereka mencari teman wanita lain tersebut. Melihat Buddha duduk di bawah pohon, mereka menanyakan, apakah Buddha melihat seorang wanita lewat di dekat situ. Atas pertanyaan Buddha, mereka menceritakan apa yang telah terjadi. Kemudian Buddha berkata, “Oh, Anak-anak muda, cobalah pikir, yang mana yang lebih penting. Menemukan dirimu sendiri atau menemukan seorang wanita lain?” Setelah mereka menjawab bahwa lebih penting menemukan diri mereka sendiri, maka Buddha kemudian berkhotbah tentang Anupubbikatha dan Empat Kesunyataan Mulia. Mereka semua memperoleh Mata Dhamma dan mohon ditahbiskan menjadi bhikkhu. Setelah ditahbiskan, mereka dikirim ke tempat-tempat jauh untuk mengajarkan Dhamma.Ayo mengamati !Amatilah Gambar 2.9 di samping! Tahukah kalian peristiwa apa yang sedang terjadi ?Sumber :https://www.google.com/search Gambar : 2.9 Ilustrasi Buddha mengupasampada bhikkhu41Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti D. Upasampada bhikkhu. Sewaktu enam puluh Arahat siswa Buddha mengajar Dhamma, mereka sering bertemu dengan orang yang ingin menjadi bhikkhu. Mereka belum dapat menahbiskannya, sehingga dengan melakukan perjalanan jauh dan melelahkan mereka membawa orang itu menghadap Buddha. Melihat kesulitan ini maka Buddha memperkenankan para bhikkhu untuk memberikan pentahdapatn sendiri. “Aku perkenankan kamu, oh Bhikkhu, untuk menahbiskan orang di tempat-tempat yang jauh. Inilah yang harus kamu lakukan. Rambut serta kumisnya harus dicukur, mereka harus memakai jubah Kasaya (jubah yang dicelup dalam air larutan kulit kayu tertentu), bersimpuh, menungkupkan kedua tangannya dalam sikap menghormat dan kemudian berlutut di depan kaki bhikkhu. Selanjutnya mereka harus mengulang ucapanmu, “Aku berlindung kepada Buddha, aku berlindung kepada Dhamma, aku berlindung kepada Sangha, dan seterusnya.”Mulai saat itu terdapat dua cara penahbisan, pertama yang diberikan Buddha sendiri dengan memakai kalimat “ehi bhikkhu” dan yang kedua diberikan oleh murid-murid-Nya yang dinamakan penahbisan“Tisaranagamana.”Ayo, Menanya!Buatlah 5 pertanyaan berdasar teks di atas. Bacakanlah pertanyaan-pertanyaan yang kamu buat itu di depan kelas untuk mendapatkan respon dari teman-temanmu!Ayo Mencari Informasi!Buatlah ringkasan bacaan di atas tentang misionaris 60 Arahat !1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Ayo Mengolah Informasi!Diskusikanlah tentang tata cara upasampada bhikkhu yang dilakukan oleh Buddha !1. _________________________________________2. _________________________________________3. _________________________________________Next >