< Previous64 Kelas VIII SMP Sumber: http://biografibuddha.files.wordpress.cGambar 3.6 Anathapindika membeli taman milik Pangeran Jeta dengan menutupi luas tanah menggunakan koin emas.Ayo, Mengamati! Tahukah kamu, peristiwa apakah yang terjadi seperti pada Gambar 3.6?Anathapindika meminta izin kepada Buddha untuk membangun sebuah vihara. Akhirnya ditemukan lokasi perbukitan yang mengelilingi kota. Tempat itu adalah Hutan Jeta, milik Pangeran Jeta, putra Raja Pasenadi. Anathapindika membeli taman itu seharga 18.000.000 (delapan belas juta) koin emas dengan cara menutupi tanah yang dibeli.Vihara Jetavana yang dipersembahkan oleh Anathapindika adalah sebuah tempat tinggal yang dipuji oleh Buddha sebagai hadiah utama untuk Sangha. Anathapindika menghabiskan biaya sebesar 54.000.000 (lima puluh empat juta) koin emas untuk membangun Vihara Jetavana yang dipersembahkan untuk Sangha. Oleh karena itu, Buddha menyatakan bahwa Anathapindika sebagai penyokong utama Sangha.Sumber: http://dhammavijja.web.id/2013/08/anathapindika/Gambar 3.7 Anathapindika mengundang Buddha dan para bhikkhu ke rumahnya.Ayo, Mengamati!Tahukah kamu siapa Anathapindika? Apa perannya dalam mendukung Buddha? Teladan apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari?Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 65 Ayo, MengeksplorasiSetelah membangun Vihara Jetavana, Anathapindika terus tekun menyokong Sangha. Ia menyediakan segala keperluan Sangha. Setiap pagi ia mengirim nasi susu, dan setiap malam ia menyediakan semua keperluan jubah, mangkuk pindapata, dan obat-obatan. Semua perbaikan dan perawatan di Jetavana dilakukan oleh pelayannya. Beberapa ratus bhikkhu datang setiap hari ke rumahnya yang merupakan bangunan bertingkat tujuh, untuk menerima santap siang. Setiap hari saat santap siang, rumahnya penuh dengan jubah kuning dan suasana suci.Para perumah-tangga yang penuh pengabdian di kota, seperti Anathapindika dan Visakha, menyambut para bhikkhu dan menganggap mereka sebagai teman spiritual yang hidup demi kesejahteraan dan manfaat semua makhluk.Buddha mengucapkan sebuah syair kepada raja untuk diingat:Sebuah masakan mungkin tawar atau lezat,Makanan mungkin sedikit atau banyak, Namun, bila diberikan oleh tangan yang bersahabat, Maka menjadi santapan yang nikmat. (Jataka. 346)2. Silsilah Keluarga AnathapindikaAnathapindika menikah dengan Punnalakkhana. Punnalakkhana berarti “seorang dengan tanda kebajikan”. Anathapindika memiliki empat orang anak, tiga putri dan seorang putra. Dua putrinya, Subhadda Besar dan Subhadda Kecil. Mereka mendalami ajaran Buddha seperti ayahnya dan mencapai kesucian Sotapanna. Namun, putrinya yang termuda, Sumana, bahkan melampaui semua orang di rumah dengan kebijaksanaannya yang mendalam. Ketika mendengar khotbah dari Buddha, ia langsung mencapai tingkat kesucian kedua, yakni Sakadagami. Ia tidak menikah. Ketika melihat kebahagiaan kedua kakaknya, ia menjadi sedih dan kesepian sehingga membuat ia menjadi makin kurus, tidak mau makan apa pun. Akhirnya, Sumana meninggal karena kelaparan dan terlahir kembali di surga Tusita. Ayo, kumpulkan data tentang anggota keluarga Anathapindika, lalu tuliskan ke dalam kolom-kolom sebagai berikut!66 Kelas VIII SMP 3. Anathapindika WafatWafatnya Anathapindika dijelaskan dalam Anathapindikovada Sutta, Nasihat kepada Anathapindika (MN 143). Anathapindika jatuh sakit untuk ketiga kalinya dengan rasa sakit yang amat memburuk. Sekali lagi ia memohon bantuan Y.A. Ananda dan Y.A. Sariputta. Ketika Y.A. Sariputta melihatnya, ia tahu bahwa Anathapindika sudah mendekati ajalnya dan memberi uraian Dharma. Ketika mendengarkan khotbah dari Y.A. Sariputta, air mata bercucuran dari mata Anathapindika. Y.A. Ananda mendekatinya dengan kasih-sayang dan bertanya apakah ia sedang sedih. Namun Anathapindika menjawab: “Aku tidak bersedih, wahai Ananda yang mulia. Aku telah lama melayani Buddha dan para bhikkhu yang sempurna dalam pencapaian spiritual, namun belum pernah kudengar khotbah yang begitu mendalam.”Setelah menasihati Anathapindika dengan cara demikian, Y.A. Sariputta dan Ananda pergi. Tak lama kemudian, Anathapindika meninggal dan terlahir di surga Tusita. Putri termudanya telah meninggal terlebih dahulu. Namun, karena begitu besar pengabdiannya kepada Buddha dan Sangha, ia muncul di Vihara Jetavana sebagai dewa muda, yang memenuhi seluruh daerah itu dengan cahaya surgawi. Saat itu juga, Y.A. Ananda berkata: “Bhante, dewa muda itu pastilah Anathapindika. Karena Anathapindika si perumah tangga memiliki kepercayaan penuh terhadap Y.A. Sariputta.” Buddha membenarkan Y.A. Ananda bahwa dewa muda itu dulunya memang Anathapindika” (SN 2:20; MN 143).AnathapindikaPunnalakkhanaSubhadaBesar(P)Kala(L)SubhadaKecil(P)Sumana(P)Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 67 Ayo, Merangkum68 Kelas VIII SMP TugaskuSetelah kamu memperlajari kisah teladan Anathapindika, temukan nilai-nilai luhur darinya yang dapat kamu teladani dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari!1. Buatlah rangkuman kisah kehidupan Anathapindika!2. Bacakan di depan kelas!3. Simpan ke dalam dokumen portotofolio yang kamu miliki!PortofolioTugas1. Mengapa Anathapindika merupakan salah satu penyokong Buddha?2. Bagaimana peran Anathapindika dalam menyokong Buddha?3. Jelaskan tentang keluarga Anathapindika!4. Anathapindika jatuh sakit untuk ketiga kalinya. Mengapa ia memohon bantuan Y.A. Ananda dan Y.A. Sariputta?5. Bagaimana proses pencapaian kesucian Anathapindika?Ayo, Uji KompetensiLatihan Soal-SoalPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 69 A. Raja Asoka Asoka adalah raja Kerajaan Magadha yang memerintah dari 273 SM - 232 SM. Ayahnya bernama Bindusara dan ibunya bernama Dharma. Istri Bindusara semuanya berjumlah enam belas orang. Asoka mempunyai seratus satu saudara laki-laki.Pada usia muda, Asoka sudah menjadi gubernur di Avanti dengan ibu kota Ujjeni. Asoka menyerbu dan menduduki ibu kota Pataliputta. Ia membunuh sebagian besar pangeran yang merupakan saudara-saudaranya sendiri.Setelah dinobatkan menjadi raja, Asoka mengikuti jejak ayahnya, Bindusara dan kakeknya, Chandragupta yang ingin menaklukkan semua daratan India. Ia menyerbu dan menaklukkan Negara Kalinga (sekarang Orissa) dan menggabungkan dengan negerinya. Peristiwa itu menyebabkan ratusan ribu orang mati, luka, cacat, dan ditawan.Sumber: http://www.google.comGambar 4.1 Raja Asoka yang BijaksanaSumber: en.wikimedia.orgGambar 4.2 Sachi SupaAyo, Mengamati!Amati Gambar 4.1! Siapakah dia? Mengapa ia mengikuti ajaran Buddha? Bagaimanakah pandangan dia tentang ajaran Buddha dan dengan cara apakah Asoka mempraktikkannya?BAB 4 Meneladan Kisah Para Raja Pendukung Buddha70 Kelas VIII SMP Setelah secara besar-besaran membantai beribu-ribu manusia, akhirnya, Asoka dari seorang kaisar haus kekuasaan berubah menjadi seorang pengikut Buddha dan mulai berkhotbah Dharma di seluruh dunia.Raja Asoka membangun ribuan stupa dan vihara. Salah satunya adalah Sanchi Stupa yang telah dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.Model empat kepala singa pada Pilar Asoka di Sarnath dijadikan sebagai lambang nasional modern di Republik India. Setelah mengenal ajaran Buddha, Asoka yang Agung menerapkan ajaran antikekerasan (ahimsa). Bahkan, pembantaian dan mutilasi binatang pun dihapuskan dalam kerajaannya demi cinta kasih kepada semua makhluk.Selain itu, ia menganjurkan hidup vegetarian, menghapus sitem kasta, dan memberlakukan sumua orang secara sama. Pada saat bersamaan, setiap orang diberi hak kebebasan, toleransi, dan kesetaraan.Pada suatu ketika, Asoka memanggil Nigrodha untuk mampir di istana. Nigrodha memberi uraian Dharma yang membuat Asoka sangat tertarik sehingga mulai hari itu Asoka menjadi penyokong dan pelindung dari Nigrodha dan anggota Sangha lainnya.Menurut Samantapasadika, penghasilan Asoka yang berjumlah 500.000 mata uang pada zaman itu, dibagi sebagai berikut:1. Seratus ribu (100.000) mata uang diberikan kepada Nigrodha untuk apa saja;2. Seratus ribu (100.000) mata uang untuk membeli barang-barang persembahan di vihara;3. Seratus ribu (100.000) mata uang untuk Sangha lainnya;4. Seratus ribu (100.000) mata uang untuk pengembangan agama Buddha; dan5. Seratus ribu (100.000) mata uang untuk membeli obat-obatan bagi yang sakit.Setelah mendengar dari Moggaliputta Tissa Mahatera bahwa ajaran Buddha terdiri atas 84.000 Dharma, Asoka mendirikan vihara di berbagai desa dan kota sebanyak 84.000 buah. Di Pataliputta, Asoka membangun sebuah vihara besar dan megah. Sumber: http://im.rediff.com/news/2010/nov/20sld3.jpgGambar 4.3 Pilar AsokaTahukah kamu?Di antara puluhan raja di dunia, nama Asoka tercatat dengan tinta emas. Asoka bagaikan bintang yang paling bersinar cemerlang di antara bintang-bintang yang ada di angkasa.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 71 Dengan bantuan Raja Naga Mahakala, Raja Asoka membuat patung Buddha dalam ukuran sebenarnya.Asoka juga membuat dekrit di atas batu cadas gunung yang dikenal sebagai ‘Bhabru Edict’ yang terdiri atas 7 baris dan sebagian besar diambil dari ayat-ayat suci bahasa Pali. Dekrit tersebut berbunyi:“... Asoka menginginkan agar semua orang, bhikkhu maupun orang awam membaca dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebab dengan berbuat demikian mereka, pria atau wanita akan menjadi orang yang lebih baik. Asoka memberi penghormatan yang tinggi kepada Buddha, Dharma, dan Sangha.”Selanjutnya, Asoka banyak melakukan perjalanan ziarah ke tempat-tempat agama Buddha. Di tahun pemerintahannya yang kedua puluh, ia mengunjungi Taman Lumbini, Buddha Gaya, Benares, dan Kusinara. Di tempat-tempat ini, ia mendirikan Pilar Asoka, vihara, stupa, dan bangunan lain untuk memberikan penghormatan kepada Buddha: ”... bahwa ia mengunjungi tempat itu untuk memberi penghormatan kepada tempat Buddha dilahirkan, Mencapai Penerangan Sempurna, Memutar Roda Dharma, dan Parinibbana atau wafat.”Ayo, Membaca Puisi!PUISIASOKA YANG AGUNGOleh Jo PriastanaDi antara beribu sungai yang mengalirkan airnya menuju lautanDi antara beribu bunga yang menghembuskan keharumannya ke cakrawalaDi antara beribu raja dan kaisar yang mencatatkan keagungannya dalam sejarahHanya ada satu pohon suci tempat lahirnya Kesadaran Agung Hanya perilaku kebajikan yang tetap mengharum mengatasi arah anginHanya ada satu Raja Agung yang bersinar terus teringat hingga saat iniRaja Agung Asoka, sang penakluk sejati yang telah melepas pedang Raja Agung Asoka, sang pemenang sejati yang telah meninggalkan kekerasan Raja Agung Asoka, sang pemenang sejati yang menghargai perbedaan dan keragamanRaja Agung Asoka, sang penakluk sejati yang penuh toleransi dan cinta kasih72 Kelas VIII SMP Setelah kamu membaca puisi di atas, jelaskan makna yang terkandung dalam puisi tersebut!Asoka, namamu begitu besar dan agung menyejukkan setiap jiwa yang damaiAsoka, namamu begitu bersinar dan agung menyinari setiap hati yang kasihAsoka, namamu begitu luhur dan mulia menginspirasi setiap penguasa sejatiDalam jiwamu yang damai, tiada lagi peperangan, tiada lagi kekerasanDalam hatimu yang tenteram, tiada lagi diskriminasi, tiada lagi ketidakadilanAsoka, Raja Agung, pelaksana ajaran Buddha untuk dunia sejahtera dan bahagiaAsoka, Raja Agung, pelaksana ajaran Buddha bersinar dan bercahayaAsoka, Raja Agung, namamu akan selalu terkenang sepanjang masa Asoka, Raja Agung, namamu akan terus terukir sepanjang sejarahAsoka, Raja Agung, siswa sejati Buddha, cermin penakluk dan pemenang sejati!***241113***Raja Asoka membebaskan biaya kepada rakyat setempat untuk kunjungannya ke tempat-tempat tersebut. Ia mengakui bahwa kehidupan semua makhluk adalah suci. Oleh karena itu, Asoka tidak membenarkan binatang-binatang disembelih untuk dijadikan korban. Pada suatu hari, ia mengetahui bahwa binatang dalam jumlah besar disembelih di dapur istana untuk disantap oleh penghuni istana. Raja Asoka memerintahkan hanya menyembelih dua ekor ayam kalkun dan seekor rusa. Selanjutnya, ia menetapkan bahwa ini pun kemudian hari harus dihilangkan sama sekali. Asoka menginginkan agar rakyat mengembangkan kebajikan moral, antara lain:1. taat kepada ajaran Buddha;2. mengembangkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk;3. suka menolong orang lain dan tidak kikir;4. menjaga kesucian hati, kelemah-lembutan;Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 73 5. menghormat dan patuh kepada orang tua dan guru;6. bermurah hati dan ramah tamah kepada sahabat, kenalan, bahkan pelayan dan budak pun harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi.Dengan mencontoh pandangan Buddha tentang toleransi beragama, Asoka membuat dekrit di batu cadas gunung yang hingga kini masih dapat dibaca. Dekrit di batu cadas itu dikenal dengan nama Prasasti Batu Kalinga No. XXII.Ayo, membaca, lakukan diskusi, dan berikan tanggapan tentang isi Prasasti Batu Kalinga No. XXII berikut ini!Sumber: desain by D.G. WicaksonoGambar 4.4 Prasati Raja AsokaAktivitas KelompokNext >