< Previous74 Kelas VIII SMP Asoka juga membuat daftar dari hewan yang harus dibebaskan dari penyembelihan, termasuk babi yang sedang mengandung. Selanjutnya, Asoka juga melarang mengebiri dan pemberian cap dengan besi panas di badan binatang pada hari Uposatha. Ia juga memberi pengampunan kepada narapidana pada waktu-waktu tertentu. Asoka lebih senang melakukan perjalanan ke tempat-tempat ziarah keagamaan. Dengan demikian, ia dapat bertemu dengan para bhikkhu, petapa, dan brahmana yang terpelajar. Setelah melakukan diskusi dengan para rohaniawan tersebut, Asoka lalu memberikan dana yang besar. Selain itu, ia sering melakukan perbuatan yang mulia dengan menanam pohon, menggali sumur untuk keperluan rakyat, membuka rumah-rumah sakit untuk memberi pengobatan manusia dan binatang. Hal itu bukan saja dilakukan di negaranya sendiri, tetapi juga di negara tetangga, seperti Colas, Pandyas, Kerala, dan negara-negara lain, sampai Srilanka.Menurut pahatan di Rock Edict XIII, Asoka menerangkan bahwa ia mengirim Dharmaduta ke kerajaan yang jauh dari kerajaannya sendiri, yaitu ke Antiochus (Antiyoko), raja dari Syiria; ke empat kerajaan yang lebih jauh lagi, yaitu Ptolemy (Turameya) dari Mesir; Antigonos (Antakini) dari Macedonia; Alexander (Alikasundara) dari Epirus (satu wilayah kuno di Yunani Utara); Magas dari Cyrenia di Afrika Utara. Ia juga menyebut nama-nama seperti Yavanas, Kamboja, Pandyas, Colas, Andhras, Pulindas, Srilanka, dan lain-lain.Pada tahun ke-18 pemerintahannya, atas permohonan Devanampiyatissa, Assoka mengirim putrinya, Sanghamitta, ke Srilanka dengan membawa cangkokan dari pohon Bodhi yang tumbuh di Buddha Gaya. Sanghamitta kemudian membentuk dan memimpin sangha bhikkhuni yang pertama di Srilanka.Sebelum itu, Asoka mengirim cucunya, Sumana, ke Srilanka dengan dibekali beberapa relik dan mangkuk untuk mengumpulkan makanan dari Buddha untuk ditempatkan di stupa-stupa. Asoka memerintah selama 37 tahun dan kemudian terkenal dengan nama Dharmasoka karena jasanya besar dalam membantu pengembangan agama Buddha. Sumber: whatbuddha-ssidt.netGambar 4.5 Bhikkhuni Sanghamitta ke Srilanka membawa benih pohon Bodhi Buddhagaya.Ayo, Mengamati!Tahukah kamu, peristiwa apakah yang terjadi seperti pada Gambar 4.5?Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 75 Ayo, Merangkum76 Kelas VIII SMP Buatlah sebuah desain tentang Prasasti Asoka, lalu pajangkan di papan pajangan. Kamu pasti bisa.KreativitasTugaskuSetelah kamu mempelajari sepak terjang Raja Asoka dalam perkembangan agama Buddha, diskusikan dan temukan nilai-nilai positif apa yang perlu kamu contoh. Buatlah sinopsis tentang kisah kehidupan Raja Asoka, kemudian dokumentasikan dalam dokumen portofolio yang kamu miliki!PortofolioTugas1. Mengapa Raja Asoka mendapat gelar ”Candasoka”?2. Tunjukkan bukti-bukti bahwa Raja Asoka adalah raja pendukung agama Buddha!3. Jelaskan makna ajaran toleransi Raja Asoka seperti yang terdapat pada Prasasti Batu Kalingga XXII!4. Bagaimana karakter Raja Asoka setelah ia mengenal ajaran Buddha?5. Jelaskan hubungan antara tempat-tempat ziarah agama Buddha dan Raja Asoka!Ayo, Uji KompetensiLatihan Soal-SoalPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 77 B. Raja Pasenadi KosalaPasenadi adalah raja Negeri Kosala dengan ibu kota Savathi. Ia adalah ipar dari Raja Bimbisara. Raja Pasenadi Kosala menjadi pengikut Buddha pada masa sangat awal dari kepemimpinan Buddha, dan tetap setia menjadi pendukung Buddha hingga akhir hayatnya. Permaisurinya, Mallika, adalah seorang ratu yang bijaksana dan taat pada ajaran Buddha. Pada waktu pertama kali Raja bertemu dengan Buddha, Pasenadi bertanya, “Bagaimana bisa Guru Gotama menyatakan bahwa telah mencapai Penerangan Sempurna, sedangkan Guru Gotama masih muda, baik dalam usia maupun dalam kebhikkhuan?” Buddha menjawab, “Raja yang agung, terdapat empat hal yang tidak boleh dianggap remeh dan dipandang rendah karena mereka masih muda.”Setelah mendengar penjelasan Buddha, Raja Pasenadi Kosala mengerti bahwa Buddha memang benar-benar seorang guru yang bijaksana, dan ia memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya.Sumber: iyadav.comGambar 4.6 Raja Pasenadi menemui BuddhaAyo, Mengamati!Amati Gambar 4.6! Bacalah dengan cermat materi pada bab ini! Bagaimana peran Raja Pasenadi terhadap agama Buddha? Keteladanan apa yang dapat kamu ambil setelah mempelajari kisah Raja Pasenadi Kosala? Tahukah kamu, Raja Pasenadi Kosala?Tahukah kamu?Ada empat hal yang tidak bisa dipandang remeh, yaitu: (1) seorang prajurit kerajaan; (2) seekor ular; (3) api; dan (4) seorang bhikkhu suci. Seorang prajurit muda yang dibuat marah sekali akan bisa dengan kejam melukai orang lain. Gigitan seekor ular meskipun itu ular kecil, bisa mematikan. Api yang kecil bisa menjadi api yang amat besar yang dapat menghanguskan gedung-gedung dan hutan. Meskipun seorang bhikkhu muda, ia telah mencapai kesucian”. 78 Kelas VIII SMP Raja Pasenadi rajin mengunjungi Buddha untuk meminta nasihat. Suatu hari ketika berbicara kepada Buddha, ia menerima kabar bahwa istrinya, Ratu Mallika, telah melahirkan seorang putri. Raja tidak gembira mendengar kabar itu karena menginginkan seorang putra. Buddha berkata: “Sebagian wanita adalah lebih baik daripada pria, O Raja. Ada wanita-wanita yang bijaksana, baik, yang menghormati ibu mertuanya, seperti dewa, dan yang tulus dalam pikiran, ucapan, dan perbuatan. Mereka suatu hari mungkin melahirkan anak laki-laki yang berani yang dapat memerintah kerajaan.”Buddha mengatakan bahwa orang terkasih yang kita cintai dapat mendatangkan dukacita dan ratapan, penderitaan, kesedihan, dan kepatahan hati.” “Mallika,” kata Raja, “sungguh mengagumkan, sungguh menakjubkan begitu jauh Buddha dapat melihat melalui pengertian-Nya”.Ketika Raja Kosala kalah perang dengan keponakannya dan harus mundur ke ibu kota Savatthi, Buddha berkomentar kepada para murid-Nya bahwa bukan yang menang maupun yang kalah yang akan merasakan kedamaian:“Kemenangan membiakkan kebencianYang kalah hidup dalam kesakitanKebahagiaan hidup yang damai diperoleh darimelepaskan kemenangan dan kekalahan.”Dalam peperangan berikutnya, kedua raja bertempur dan Raja Kosala tidak saja menang, tetapi ia juga berhasil menangkap Raja Ajatasattu hidup-hidup bersama semua pasukan gajah, kereta, kuda, dan prajuritnya. Raja Kosala berpikir akan melepaskan keponakannya, tetapi tidak untuk kuda-kuda, gajah, dan yang lain-lainnya. Ia menginginkan kepuasan dari menahan harta benda ini sebagai hadiah bagi kemenangannya.Mendengar hal ini, Buddha mengatakan kepada para murid-Nya bahwa akan lebih bijaksana bagi Raja Kosala untuk tidak menahan benda apa pun bagi dirinya. Kebenaran dari pernyataan ini masih tetap diterapkan di dunia peperangan modern:“Seseorang mungkin bisa merampas semuanya. Bilamana orang lain merampas balik, ia yang terampas akan merampas balik. Roda Perbuatan terus berputar dan membuat seseorang yang dirampas menjadi merampas.”Raja Pasenadi Kosala bertarung dalam banyak peperangan dengan keponakannya ,yaitu Raja Ajatasattu. Ia dikalahkan sekali dan di lain waktu ia menang. Raja Pasenadi Kosala akhirnya wafat dalam usia 80 tahun ketika putranya memberontak terhadapnya.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 79 Ayo, Merangkum80 Kelas VIII SMP Temukan, keteladanan apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari kisah Raja Pasenadi Kosala? C. Raja BimbisaraRaja Bimbisara adalah Maharaja Negara Magadha dan Anga dengan ibu kota Rajagaha. Setelah beberapa lama diam di Gayasisa, Buddha melanjutkan perjalanan-Nya melalui Rajagaha dan berhenti di hutan kecil Latthivana. Sumber: http://www.dhammatalks.net/images/vimuttisukha/a14.jpgGambar 4.7 Raja Bimbisara beserta pengiringnya menemui Buddha1. Mengapa Raja Pasenadi Kosala menjadi salah satu pendukung Buddha?2. Tunjukkan bukti-bukti bahwa Raja Pasenadi Kosala adalah raja pendukung agama Buddha!3. Jelaskan kelebihan Raja Pasenadi Kosala!4. Bagaimana komentar Buddha kepada para murid-Nya bahwa bukan yang menang maupun yang kalah dalam peperangan yang akan merasakan kedamaian?5. Mengapa Buddha mengatakan bahwa orang terkasih yang kita cintai, dapat mendatangkan dukacita dan ratapan, penderitaan, kesedihan dan kepatahan hati?Ayo, Uji KompetensiLatihan Soal-SoalTugaskuAyo, Mengamati!Amati Gambar 4.7! Tahukah kamu kisah Raja Bimbisara? Bagaimana perannya dalam mendukung Buddha? Nilai-nilai luhur apa yang dapat kamu teladani darinya? Mengapa ia harus wafat di tangan putra kandungnya sendiri?Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 81 Dalam waktu singkat, tersiar berita bahwa Buddha berada di Rajagaha dan berdiam di hutan kecil Latthivana. Beliau adalah seorang Arahat yang telah mencapai Penerangan Sempurna dan mengajar Dharma yang indah pada awalnya, indah pada pertengahannya, dan indah pada akhirnya. Mendengar berita itu, Raja Bimbisara beserta pengiringnya datang mengunjungi Buddha. Raja memberi hormat duduk di satu sisi. Namun, para pengiringnya bersikap tidak hormat.Selesai memberi penjelasan, Kassapa bangun dari tempat duduknya. Ia berlutut tiga kali di bawah kaki Buddha dan mengaku bahwa Buddha adalah gurunya dan ia adalah siswanya. Akhirnya, keragu-raguan mereka lenyap dan menerima khotbah Dharma. Buddha memulai khotbah diawali dengan anupubbikatha dilajutkan dengan Empat Kebenaran Mulia. Pada akhir khotbah, sebelas dari dua belas orang yang hadir memperoleh Mata Dharma dan yang satu memperoleh keyakinan yang tak tergoyahkan terhadap Triratna. Kemudian, Raja Bimbisara menceritakan keinginannya semenjak kecil sebagai berikut:“Dulu, sewaktu masih menjadi Putra Mahkota dan belum naik tahta kerajaan, aku mempunyai lima macam keinginan yaitu: 1. semoga aku kelak menjadi Raja Magadha;2. semoga seorang Buddha datang di negeriku sewaktu aku masih memerintah;3. semoga aku memperoleh kesempatan untuk mengunjungi Buddha;4. semoga Buddha memberikan khotbah kepadaku; dan5. semoga aku mengerti apa yang harus dimengerti dari ajaran Buddha tersebut.Sekarang semua keinginan yang berjumlah lima itu telah terpenuhi.”Raja Bimbisara memuji khotbah Buddha dan selajutnya ia menyatakan dirinya sebagai upasaka untuk seumur hidup dan mengundang Buddha beserta para pengikutnya untuk datang besok siang di persembahkan dana makanan di istana. Kemudian, ia bangun dari tempat duduknya, jalan memutar, dengan Buddha berada di sebelah kanan, dan pulang ke istana. Sumber: jhodymaaf.blogspot.comGambar 4.8 Raja Bimbisara beserta pengiringnya menemui Buddha82 Kelas VIII SMP Sumber: http://3.bp.blogspot.comGambar 4.9 Tukang cukur menyayat telapak kaki Raja Bimbisara dan melumuri dengan garam di penjara bawah tanah.Ayo, Mengamati!Amati Gambar 4.9! Tahukah kamu, apa yang terjadi pada peristiwa seperti pada gambar di samping?Keesokan hari, Raja Bimbisara mengundang Buddha ke istana untuk dipersembahkan dana makanan. Kemudian, Raja memikirkan tempat yang layak yang dapat digunakan oleh Buddha sebagai tempat tinggal. Raja teringat pada Veluvanarama (Hutan Pohon Bambu) yang letaknya tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan desa di sekelilingnya. Dengan batin yang dipenuhi pikiran tersebut, Raja Bimbisara kemudian menuang air ke lantai dari kendi emas dan menerangkan bahwa ia berhasrat menyerahkan Veluvanarama untuk dipakai oleh Buddha beserta pengiringnya sebagai tempat tinggal. Buddha menerima pemberian tersebut dan menggembirakan hati Raja dengan menerangkan keuntungan besar yang dapat diperoleh dari dana tersebut.Raja Bimbisara wafat secara mengenaskan di dalam penjara bawah tanah. Putranya Ajatasattu memenjarakannya di bawah tanah dengan tidak memberi makan sedikit pun. Lebih keji lagi, Ajatasattu menyuruh tukang cukur untuk menyayat telapak kaki Raja dan melumuri dengan garam dan minyak lalu memanggangnya di atas bara api. Bimbisara mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya. Bimbisara yang sudah amat lemah itu, tidak tahan lagi sehingga meninggal dunia. Bimbisara meninggal karena penderitaannya di luar batas perikemanusiaan lagi. Ia meninggal atas perintah anak kandungnya sendiri.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 83 Ayo, MerangkumNext >