< Previous84 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan sehari-hari, misalnya seperti berikut.1.Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat.Hal ini penting mengingat waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Jikawaktu yang kita gunakan lebih banyak untuk kegiatan yang percuma, siap-siaplah untuk menyesal karena waktu yang telah lewat tidak akan kembalilagi.Misalkan karena kamu tidak belajar dengan sungguh-sungguhsementara kamu ingin lulus dengan nilai yang tinggi, kamu akan menyesalkarena mendapatkan nilai yang rendah dan harus mengulang lagi.2.Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.Kepentingan bersama di atas segala-galanya. Itulah kalimat yangsering diungkapkan oleh kebanyakan manusia. Akan tetapi, kenyataannyabelum tentu demikian. Kebanyakan manusia lebih mengutamakankepentingan pribadinya daripada kepentingan orang banyak. Sebagaiorang yang beriman, tentu kita tidak boleh termasuk ke dalam golonganorang yang demikian. Rasulullah saw. mencontohkan, bagaimana ketika iahendak berbuka puasa dengan sepotong roti, sementara ada orang yangdatang untuk meminta roti tersebut karena sangat kelaparan, dan Rasulmemberikan roti tersebut kepada orang itu.Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku yang dapat kita lakukan dalamhal ini misalnya saat antre di tempat umum, di bank, loket pembayaran,berkendara di mana lampu lalu lintas sedang menunjukan warna merahmenyala, dan lain sebagainya.3.Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yangmembutuhkan.Dalam harta kita terdapat sebagian hak orang lain yangmembutuhkannya. Islam mengajarkan bahwa bersedekah itu tidak akanmengurangi harta sedikit pun, bahkan ia akan mendatangkan harta yanglebih banyak lagi. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 85 Rangkuman1.Ketika Nabi Muhammad saw. menerima wahyu pertama, yaitu ayat 1-5 surahal-‘Alaq pada tanggal 17 Rama«an, sejak itu ia diangkat menjadi nabi. Ketikaia menerima ayat 1-7 surah al-Muddaṣṣir, ia pun diangkat menjadi rasul.Setelah itu, wahyu terputus. Nabi Muhammad saw. merasa gelisah danbertanya-tanya, apa yang harus disampaikan, bagaimana menyampaikannya, dan kepada siapa disampaikan? Dalam kegelisahannya, turunlah surah aḍ-Ḍuḥā.2.Pada awalnya Nabi saw. berdakwah secara rahasia dan hanya mengajakorang-orang terdekat saja. Orang pertama yang menerima dakwah Nabiadalah Khadijah, istrinya, kemudian Ali bin Abi °alib, sepupunya, dan Zaidbin Hari¡ah, bekas budaknya. Sementara itu, laki-laki dewasa yang pertamamemeluk Islam adalah Abu Bakar bin Quhafah. Melalui ajakan Abu Bakar,beberapa orang menerima ajakannya, yaitu Usman bin ‘Affan, Abdur Rahmanbin ‘Auf, °alhah bin ‘Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin ‘Awwam.Setelah itu, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah dan beberapa penduduk Mekah turutpula menyatakan keislamannya dan menerima ajaran yang dibawa oleh NabiMuhammad saw. Kegiatan dakwah secara rahasia ini berlangsung selamatiga tahun.3.Setelah perintah Allah Swt. turun melalui Surah asy-Syu’arā/26:214-216dan Surah al-¦ijr/15:94, Nabi Muhammad saw. pun melakukan dakwahsecara terang-terangan (terbuka). Nabi Muhammad saw. mengumpulkankeluarganya di rumahnya. Setelah selesai makan, ia pun menyampaikanmaksudnya. Tiba-tiba Abu Jahal menghentikan pembicaraan Nabi danmengajak orang-orang untuk meninggalkan tempat. Keesokan harinya, Nabikembali megundang keluarganya. Setelah makan, Nabi pun menyampaikanmaksudnya dan kembali Abu Jahal mengacaukan suasana dan mereka yanghadir pun tertawa. Dalam keadaan riuh itu, Ali bin Abi Ṭalib bangkit danberkata, “Wahai Rasulullah! Saya akan membantu Anda, saya adalah lawanbagi siapa saja yang menentangmu.”4.Gagal mengajak kerabatnya, Nabi pun mengalihkan dakwahnya kepadamasyarakat Quraisy. Ia naik ke bukit Śafa dan menyeru manusia. Orang-orangpun berkumpul dan Nabi Muhammad saw. pun menyampaikan dakwahnya.Tiba-tiba Abu Jahal berteriak, “Celakalah engkau, hai Muhammad! Apakahkarena ini engkau mengumpulkan kami?” Nabi Muhammad saw. hanyaterdiam sambil memandangi pamannya. Sesaat kemudian turunlah surahal-Lahab.5.Dakwah Nabi mendapatkan tantangan dan perlawanan dari Quraisy. Nabidan sahabat-sahabatnya diejek, dicaci, dan disiksa. Tidak cukup sampai disitu, mereka juga membujuk Nabi dan menawarkan kekayaan, kehormatan,dan jabatan. Setelah ejekan, siksaan, dan ancaman tidak dapat mencegahdakwah Nabi, orang-orang Quraisy memboikot Nabi dan sahabat-sahabatnya. Untuk menghindari siksaan, Nabi memerintahkan sahabatnyahijrah ke Abisinia.86 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK 6.Setelah orang-orang Quraisy tidak mau menerima dakwah Nabi, ia punmengalihkan dakwahnya kepada kabilah-kabilah Arab di luar Quraisy. Nabimencoba mengajak orang-orang °aif, namun ia ditolak, bahkan diejek, diusir, dan dilempari. Nabi tidak berputus asa. Ia terus menyampaikan dakwahnyakepada kabilah-kabilah Arab yang datang berziarah ke Mekah setiaptahunnya. Dakwah Nabi mendapat sambutan dari orang-orang Madinahdan Nabi pun mengadakan Perjanjian Aqabah (pertama dan kedua). SetelahPerjanjian Aqabah kedua, Nabi pun berhijrah ke Madinah.7.Dakwah Nabi di Mekah berlangsung selama 13 tahun. Selama itu Nabimenanamkan nilai-nilai tauhid dan mengajarkan akhlak mulia. Nilai-nilaiketauhidan ini membuat Nabi dan sahabat-sahabatnya tangguh menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan serta tetap bersemangat menyampaikankebenaran.EvaluasiA.Uji Pemahaman1.Apakah yang dimaksud dengan sikap tangguh?2.Jelaskan manfaat bertawakkal.3.Apakah kebenaran itu dan mengapa harus ditegakkan?4.Tuliskan ayat 1 – 5 Surah al-‘Alaq.5.Terjemahkan ayat 1 – 7 Surah al-Muddaṣṣir.B.RefleksiBerilah tanda checklist () yang sesuai dengan dorongan hatimu menanggapipernyataan-pernyataan berikut ini.NoPernyataanKebiasaanSelaluSeringJarangTidak PernahSkor 4Skor 3Skor 2Skor 11Saat kegiatan ekstrakurikuler saya melaksanakan śalat.2Saya berusaha mematuhi peraturan sekolah meskipun tidak ada guru yang mengawasi. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 87 NoPernyataanKebiasaanSelaluSeringJarangTidak PernahSkor 4Skor 3Skor 2Skor 13Saya berusaha mengingatkan dan menegur teman yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib sekolah.4Saya merasa tenang dan tenteram jika mematuhi peraturan dan tata tertib sekolah. 5Saya merasa senang dan gembira apabila mengingatkan dan menegur teman yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah. 6Saya berusaha mengajak teman-teman untuk melaksanakan śalat.7Saya merasa menyesal apabila meninggalkan śalat.8Saya merasa menyesal apabila membiarkan atau tidak mengingatkan teman yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah.9Saya menghormati perbedaan pendapat. 10Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin.88 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Meniti Hidup dengan KemuliaanDiketahui dan diperolehnya nilai dan perilaku muliaHidup Mulia dengan Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)Hidup Mulia dengan Prasangka Baik (Ḥusnuẓẓan)Hidup Mulia dengan Persaudaraan(ukhuwwah)AnalisisQ.S. al-Ḥujurāt/49:10AnalisisQ.S. al-Ḥujurāt/49:12BAB6Meniti Hidupdengan KemuliaanPeta Konsep Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 89 Membuka Relung HatiCermati kisah berikut!Hidup mulia atau mati syahid! Sebuah ungkapan yang bermakna ajakan untuk hidup secara mulia atau mati secara syahid. Jika direnungkan, ungkapan tersebut memiliki makna yang sangat dalam. Hidup mulia adalah dambaan setiap manusia ketika hidup di dunia. Mati syahid adalah salah satu cara mendapatkan anugerah Allah Swt. kelak di akhirat, yaitu surga yang penuh dengan kenikmatan. Jadi, hidup mulia dan mati syahid adalah ungkapan yang selalu memotivasi orang yang beriman agar selalu berada di jalan Allah Swt. Agar lebih jelas memahami ungkapan tersebut, cermatilah pengalaman hidup Nabi Yusuf as. berikut ini. Ketika usianya masih sangat belia, ia dicemplungkan dengan sengaja ke sebuah perigi oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia memang selamat setelah ditemukan oleh serombongan kafilah. Namun, mereka membawa Yusuf kecil ke Mesir dan menjualnya sebagai hamba sahaya. Untuk beberapa lama ia pun hidup sebagai pembantu di rumah seorang pejabat Mesir.Sejalan dengan usianya yang tumbuh dewasa, ujian pun mendatanginya. Istri si pejabat bersiasat merayu dan menggoda Si Tampan Yusuf. Inilah ujian yang amat berat karena pada akhirnya, Yusuf-lah yang kemudian menjadi tertuduh melakukan perbuatan mesum kepada majikannya. Kata Yusuf, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku...” (Q.S. Yusuf/12:33). Seperti yang kalian ketahui, Nabi Yusuf as. pun akhirnya memang dipenjara. Inilah episode memilukan dari kehidupan manusia.Apa yang selanjutnya terjadi terhadap Nabi Yusuf as., apakah ia terpuruk dan tenggelam dalam kesengsaraan? Tidak! Tetapi lihatlah, penjara justru menjadi batu ujian terhadap kenabian Yusuf as. Dan yang lebih membahagiakannya adalah melalui episode itu, Allah Swt. mempertemukan kembali Yusuf dengan orang tua dan saudara-saudaranya.Sumber: Dok. KemendikbudGambar 6.1Tentara, sebagai simbol pembela negara.90 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Catatlah tiga istilah kunci ini yaitu pengendalian diri, prasangka baik, dan persaudaraan. Nabi Yusuf as. adalah sosok terpuji karena kemampuannya mengendalikan diri untuk tidak memenuhi nafsu setan istri seorang pejabat Mesir. Lagi, ia pun berhasil mengendalikan diri untuk tidak secara semena-mena menuntut balas atas saudara-saudaranya yang telah berbuat keji tehadap dirinya. Padahal, kalau mau sebagai pejabat tinggi pasti sangat mudah baginya menuntut balas. Di saat-saat ia menanggung cobaan berat dengan dibuang ke perigi, kemudian dilelang sebagai hamba sahaya, dan dipenjara karena dituduh memerkosa, tidaklah pernah ia berprasangka buruk kepada Allah Swt. atas takdir yang menimpanya. Ia pun tidak menaruh prasangka buruk terhadap saudara-saudaranya yang keji. Bahkan Nabi Yusuf as. memilih untuk menghimpun mereka dalam keutuhan keluarga yang penuh persaudaraan.Setelah kamu membaca kisah di atas, bagaimana pendapatmu tentang kisah tersebut? Apa yang kamu lakukan jika hal tersebut menimpa dirimu? Apakah akan menuruti “ajakan setan” untuk memenuhi hawa nafsu ataukah melawannya dengan segala daya dan upaya?Aktivitas 1Mengkritisi Sekitar KitaCermati gambar dan wacana berikut!Sumber: Dok. KemendikbudGambar 6.2Alam adalah anugerah Allah yang harus dijaga.Sumber: Dok. KemendikbudGambar 6.3Tetap berbaik sangka kepada Allah Swt. walaupun sedang sakit.Sumber: Dok. KemendikbudGambar 6.3Memberikan hadiah kepada orang lain sebagai tanda persaudaraan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 91 Perhatikan berbagai gejala yang terjadi di masyarakat kita. Keserakahan manusia dalam berbagai usaha eksploitasi alam, telah menimbulkan bencana yang mengerikan, dan telah “membunuh” ribuan manusia. Tidak hanya oleh bencana alam, kematian banyak manusia secara sia-sia juga disebabkan oleh penggunaan jalan raya dengan semena-mena, konsumsi minuman dan obat-obatan terlarang, kekerasan dan bentrokan antarkeyakinan, antardesa, dan bahkan antarsaudara. Angka kriminalitas pun makin menanjak tinggi, berjalan secara paralel dengan perilaku korupsi yang mungkin lebih tinggi. Pada sisi lain, sebagian masyarakat hidup dengan perasaan sensitif, saling curiga, beringas, egois, dan individualis.Semua hal tersebut di atas telah menimbulkan kerugian yang sangat luar biasa. Kerugian tersebut tidak saja bersifat materi, tetapi juga nonmateri. Kerugian materi berupa tingginya biaya hidup, biaya untuk berobat, kehilangan sumber penghasilan, dan lain sebagainya mungkin dapat diatasi dengan berbagai bantuan dari pihak lain. Akan tetapi, kerugian nonmateri, seperti hilangnya rasa aman dan nyaman, hidup dalam ketakutan, hingga hilangnya nyawa dengan sia-sia, tentu saja tidak dapat diganti atau dibayar dengan benda yang sangat mahal sekalipun.Oleh karena itu, untuk mencegah hal tersebut tidak ada jalan atau cara lain yang harus ditempuh kecuali selalu menjalankan perintah agama serta aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.Berupa peraturan-peraturan pemerintah, dan berupa nilai-nilai moral-etik yang ada di masyarakat.Amati berbagai gejala di atas! Buatlah kemungkinan-kemungkinannya. Apa penyebab semua fenomena itu dapat terjadi? Apa kemungkinan-kemungkinan yang dapat kamu lakukan untuk mencegah atau mengurangi semua itu?Aktivitas 292 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Memperkaya Khazanah Peserta DidikA.Memahami Makna Pengendalian Diri, Prasangka Baik, Husnuẓẓan danPersaudaraan (Ukhuwah)1.Pengendalian Diri (Mujāhadah an-Nafs)Pengendalian diri atau kontrol diri (Mujāhadah an-Nafs) adalahmenahan diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri danjuga orang lain, seperti sifat serakah atau tamak. Dalam literatur Islam,pengendalian diri dikenal dengan istilah aś-śaum, atau puasa. Puasa adalah salah satu sarana mengendalikan diri. Hal tersebut berdasarkan hadisRasulullah saw. yang artinya: “Wahai golongan pemuda! Barangsiapa dariantaramu mampu menikah, hendaklah dia nikah, kerana yang demikianitu amat menundukkan pemandangan dan amat memelihara kehormatan, tetapi barangsiapa tidak mampu, maka hendaklah dia puasa, kerana(puasa) itu menahan nafsu baginya.” (H.R. Bukhari)Jadi, jelaslah bahwa pengendalian diri diperlukan oleh setiap manusiaagar dirinya terjaga dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt.Dapatkah kamu memberikan contoh perilaku yang menunjukkan sikappengendalian diri? Diskusikan dengan teman-temanmu.2.Prasangka Baik (ḥusnuẓẓan)Prasangka baik atau ḥusnuẓẓan berasal dari kata Arab, yaitu ḥusnu yang artinya baik, dan ẓan yang artinya prasangka. Jadi, prasangka baik atau positive thinking dalam terminologi Islam dikenal dengan istilah ḥusnuẓẓan. Istilah ḥusnuẓẓan adalah sikap orang yang selalu berpikir positif terhadap apa yang telah diperbuat oleh orang lain. Lawan dari sifat ini adalah buruk sangka (su’uẓẓan), yaitu menyangka orang lain melakukan hal-hal buruk tanpa adanya bukti yang benar. Dalam ilmu akhlak, ḥusnuẓẓan dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu ḥusnuẓẓan kepada Allah Swt. ḥusnuẓẓan kepada diri sendiri, dan ḥusnuẓẓan kepada orang lain.Prasangka baik adalah sifat yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Sebaliknya, prasangka buruk adalah sifat yang harus dijauhi dan dihindari. Mengapa demikian? Dapatkah kamu menjelaskan dan mengemukakan dampak positif dari perilaku ḥusnuẓẓan, serta dampak negatif dari perilaku su’uẓẓan? Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 93 3.Persaudaraan (ukhuwwah)Persaudaraan (ukhuwwah) dalam Islam dimaksudkan bukan sebatashubungan kekerabatan karena faktor keturunan, tetapi yang dimaksuddengan persaudaraan dalam Islam adalah persaudaraan yang diikat olehtali aqidah (sesama muslim) dan persaudaraan karena fungsi kemanusiaan(sesama manusia makhluk Allah Swt.). Kedua persaudaraan tersebut sangatjelas dicontohkan oleh Rasulullah saw., yaitu mempersaudarakan antarakaum Muhajirin dan kaum Anṣar, serta menjalin hubungan persaudaraandengan suku-suku lain yang tidak seiman dan melakukan kerja samadengan mereka.B.Ayat-Ayat al-Qur’ān tentang Pengendalian Diri, Prasangka Baik, danPersaudaraan (ukhuwah)1.Q.S. al-Ḥujurāt/49:12a.Lafal Ayat dan Artinya“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.”1.Bacalah ayat di atas dengan tartil sesuai dengan kaidah tajwid yangbenar. Lakukan bersama teman-teman sekelasmu secara berpasangandan bergantian.2.Hafalkan ayat tersebut untuk memperkaya perbendaharaan hafalanayat dengan menggunakan bantuan alat perekam atau pun salingmemperdengarkan dengan sesama teman di kelas.3.Hafalkan arti ayat di atas agar makin bertambahnya kecintaan kepadaal-Qur’±n dan bertambah keimanan kepada Allah Swt.4.Carilah ayat lain yang berhubungan dengan perilaku ¦usnu§§an!Aktivitas 3Next >