< Previous Kelas IX SMP34 Penilaian Kompetensi PengetahuanI. Lingkarilah huruf B jika pernyataan benar dan S jika salah! 1. Ketika perjalanan ke Kusinara Sang Buddha merasa haus dan minum air sungai Kakuttha yang kotor namun tiba-tiba air tersebut mengering.2. Sang Buddha mendapat persembahan makanan sukaramaddava dari bhikkhu Ananda.3. Jangan berbuat jahat, selalu berbuat kebaikan, sucikan hati dan pikiran adalah nasihat terakhir Sang Buddha.4. Saat perabuan jenazah Sang Buddha, terjadi keajaiban, tiba-tiba api menyala dengan sendirinya. 5. Jenazah Sang Tathagata dibungkus dengan kain linen dan wol sebanyak 500 lapis.II. Kerjakan dengan uraian yang jelas dan tepat!1. Mengapa makanan sukaramaddava hanya boleh dipersembahkan kepada Sang Bhagava, bukan untuk yang lain? 2. Bagaimana cara menghormati Sang Buddha secara benar setelah Beliau mencapai Parinibbana?3. Jelaskan nasihat terakhir Sang Buddha sebelum mencapai Parinibbana?4. Mengapa Brahmana Dona membagi relik Sang Buddha menjadi delapan bagian?5. Jelaskan cara raja Asoka menghormati relik Sang Buddha!B - SB - SB - SB - SB - SPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti35 Penilaian Kompetensi KeterampilanAyo bernyanyi!Parinibbana4/4 Perlahan Cipt. Darmadi Tjahyadi| 2 . 3 2 . 1 | 7 . . . 5 | 5 . 5 4 . 6 | 2 . . . | Di Kusi nara di bu lan Wai saka Pur nama Shidi di bu lan Wai saka| 1 . 2 1 . 7 | 6 . . 4 4 | 4 . 5 4 . 3 | 2 . . 2 | Di Bawah du a pohon sa la yang kembar Sang Gu ru Sang Buddha telah Pa ri nib bana| 2 . 3 2 . 1 | 7 . . 5 5 5 | 5 . 5 6 . 5 | 3 . . 5 | Buddha ter baring dengan a gung dan mulia mem- Se orang suci pem’nang arus kehi dupan pas-| 4 . 5 4 . 3 | 2 . . 6 7 | 1 1 1 1 2 7 6 | 5 . . . | b’rikan na sehat untuk yang terakhir kalinya ti takkan jatuh dan mencapai penrangan sempurna| . 2 2 5 5 6 6 | 7 . . . | . 7 7 7 6 5 4 | 6 5 . . | Saat parinibbana saat wafatnya Sang Buddha| . 3 3 6 6 7 3 | 1 . . . | . 3 1 1 1 7 6 5 | 7 6 6 . . | Semua makhluk terlena terbuai dalam cengkraman dukkha| . 2 2 5 5 6 6 | 7 . . . | . 7 7 7 6 5 4 | 6 5 4 5 . | Para Bhikku bersujud memb’rikan penghormatan terakhir| . 3 3 6 6 6 7 3 | 1 . . . | . 3 1 1 1 7 6 5 | 6 . . . 3 | Dewapun turut bersujud tebarkan harum semerbak di| 1 1 1 2 7 . 6 | 6 . . . | Hari Parini bbana.......IIIIIIIIIIII Kelas IX SMP36 Tugas Proyek1. Buatlah laporan tertulis peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada pembelajaran Bab 1! Kerja Sama dengan Orang Tua1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! Re!eksi6HWHODKPHQJLNXWLVHUDQJNDLDQSHPEHODMDUDQPHODOXLSHQGHNDWDQVDLQWL¿Nmateri bab 1 tentang “Sang Buddha Parinibbana”, pengetahuan baru apa yang kalian peroleh, apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini, sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini, apa perilaku tindak lanjut yang DNDQNDOLDQODNXNDQ8QJNDSDQGDQWXOLVNDQUHÀHNVLNDOLDQLQLGHQJDQFHUPDWCatatan Guru:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………ParafCatatan Orang Tua:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………ParafPendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti37Hak Asasi Manusiadalam Agama BuddhaAyo, duduk hening.Pejamkan mata, sadari napas masuk dan keluar.Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.”Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tahu.”Tarik napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Tenang.”Hembuskan napas pelan-pelan, katakan dalam hati “Aku Bahagia.”Ayo Hening Sejenak!Bab 2 Kelas IX SMP38A. Susunan Masyarakat Buddhis Ayo Membaca!Ayo mengamati dengan membaca, mencermati, dan menyimak materi untuk memahami konsep pada uraian di bawah ini! Di dalam Anguttara Nikaya III: 178, menjelaskan masyarakat Buddhis berdasarkan sudut pandang kelembagaan, terdiri atas dua kelompok, yaitu:1. Kelompok masyarakat vihara; dan 2. Kelompok masyarakat berumah tangga.Perbedaan ini hanyalah didasarkan pada kedudukan sosial mereka masing-masing dan bukan berarti semacam sistem kasta. Agama Buddha tidak menghendaki adanya kasta dalam masyarakat. Mengenal hal ini, di dalam Sutta Nipata, Vasala Sutta, Sang Buddha mengatakan sebagai berikut:“Bukan karena kelahiran seseorang disebut sampah masyarakat (Vassala). Bukan karena kelahiran, seseorang disebut Brahmana. Hanya karena perbuatan, seseorang disebut sampah masyarakat. Hanya karena perbuatan, seseorang disebut Brahmana”.1. Kelompok Masyarakat Vihara Kelompok masyarakat vihara terdiri atas para bhikkhu dan biksuni yang disebut sebagai ‘Sangha’. Selain itu, ada juga samanera dan samaneri. Mereka adalah calon bhikkhu dan calon bhiksuni. Sangha menjalani kehidupan tidak berumah tangga, membaktikan hidupnya untuk melaksanakan hidup suci. Tetapi, kehidupan mereka sehari-hari tidak dapat lepas dari segi sosial. Mereka masih tetap berhubungan dengan kelompok masyarakat awam.Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti39 Ayo Mengamati!Amati gambar 2.1 dan 2.2 di bawah ini! Tahukah kalian, peristiwa apa yang terjadi seperti pada gambar di bawah ini?Tugas utama para bhikkhu adalah sebagai teladan dalam melaksanakan moralitas (sila) di masyarakat. Dalam upacara keagamaan, para bhikkhu bukan penghubung antara umat dengan Tuhan. Para bhikkhu juga tidak ikut campur tangan untuk memintakan ampun atas kesalahan-kelasalahan umat. Berdasarkan hukum karma, setiap orang pasti akan memetik hasil perbuatannya sendiri, yang baik maupun yang buruk.2. Kelompok Masyarakat Berumah Tangga Kelompok masyarakat awam meliputi semua umat Sang Buddha yang tidak termasuk dalam kelompok keviharaan. Mereka menempuh hidup berumah tangga. Kelompok ini terdiri atas upasaka (pria) dan upasika (wanita). Para upasaka dan upasika telah menyatakan diri untuk berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha. Mereka melaksanakan prinsip-prinsip moralitas (sila) bagi umat awam.Sumber: http://www.antarafoto.comGambar 2.1Sumber: http://www.kratonpedia.comGambar 2.2 Kelas IX SMP40 Ayo Mengamati!Amati gambar 2.3 dan 2.4 di bawah ini! Tahukah kalian, peristiwa apa yang terjadi seperti pada gambar di bawah ini?Tugas yang dilaksanakan oleh upasaka-upasika adalah sebagai pelayan umat. Mereka mendapat sebutan kehormatan sebagai ‘Pandita’. Pandita bertugas untuk mengurusi upacara kematian, perkawinan, pengambilan sumpah, dan sejenisnya. Pada dasarnya seorang pandita adalah tetap seorang upasaka-upasika. Ayo Menanya!Rumuskan beberapa pertanyaan untuk mengetahui hal-hal yang belum jelas tentang materi yang kalian amati pada gambar 2.1, 2.2, 2.3 dan 2.4 serta dari hasil membaca serta mencermati materi di atas sebagai berikut:1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________Sumber: http://www.medanbisnisdaily.comGambar 2.3Sumber: http://www.buddhayana.or.idGambar 2.4Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti41 Ayo Mencari Informasi!Carilah informasi selengkap mungkin melalui mengamati dan membaca buku/artikel dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan yang kalian rumuskan! Ayo Mengolah Informasi!Ayo olah informasi yang telah kalian dapatkan dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah kalian rumuskan sebelumnya!1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Ayo Mengomunikasikan!Komunikasikan hasil jawaban kamu dengan cara mempresentasikannya di depan kelas atau kelompok lain untuk mendapatkan tanggapan! 1. __________________________________________________________2. __________________________________________________________3. __________________________________________________________4. __________________________________________________________5. __________________________________________________________ Kelas IX SMP423. Peraturan KebhikkhuanBhikkhu adalah umat Sang Buddha yang melepaskan diri dari hidup keduaniawian untuk berjuang sungguh-sungguh untuk melaksanakan kehidupan suci. Mereka mempunyai hak dan kewajiban untuk melaksanakan peraturan kebhikkhuan (vinaya) yang berjumlah 227 peraturan. Perhimpunan para bhikkhu disebut Sangha. Sangha dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:a. Perhimpunan para bhikkhu yang belum mencapai tingkat kesucian (Sammuti Sangha); dan b. Perhimpunan para bhikkhu termasuk upasaka/upasika yang telah mencapai kesucian (Ariya Sangha). Ariya Sangha inilah yang termasuk dalam Tiga Perlindungan (Tisarana) yaitu Sang Buddha, Dhamma, dan Sangha.Sebelum menjadi bhikkhu, seorang umat Sang Buddha harus ditahbiskan terlebih dahulu menjadi calon bhikkhu (samanera). Samanera berarti calon bhikkhu.Seorang samanera harus mengikuti bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing yang disebut upajjhaya. Ia bertanggung jawab untuk membimbing Dharma dan Vinaya sebagai persiapan untuk penahbisan (upasampada). Peraturan samanera adalah 10 sila dan 75 sila. Setelah samanera diberi upasampada, ia diterima ke dalam Sangha sebagai seorang bhikkhu yang belum berpengalaman. Vinaya (Patimokkhasila) sebanyak 227 peraturan yang merupakan hak dan kewajiban harus dilaksanakan oleh para bhikkhu. 4. Peraturan Upasaka-upasikaProses mengamati dapat kalian lanjutkan dengan cara membaca teks berikut untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan.Dalam hidup sehari-hari upasaka-upasika memiliki hak dan kewajiban untuk melatih diri tentang lima sila (Pancasila). Yaitu, (1) pantang membunuh; (2) pantang mencuri; (3) pantang berbuat asusila; Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti43(4) pantang bicara tidak benar; dan (4) pantang meminum minuman yang memabukkan. Hak-hak yang terkandung dalam Pancasila Buddhis berusaha dilaksanakan untuk pengendalian diri. Dalam Dhammapada 246-247 terdapat penjelasan Sang Buddha tentang Pancasila sebagai berikut:“Barang siapa membunuh makhluk hidup, mengambil apa yang tidak diberikan, merusak kesetiaan istri orang lain, suka berbicara tidak benar, atau meminum minuman yang memabukkan, maka di dunia ini, orang seperti itu seakan menggali kubur bagi dirinya sendiri”.Nilai seorang manusia sangat tergantung pada pelaksanaan Pancasila. Pancasila merupakan dasar perilaku moral yang minimal harus dilaksanakan oleh umat Sang Buddha. Pelaksanaan sila-sila ini akan menghindarkan seseorang dari perbuatan jahat melalui ucapan dan jasmani. Pada hari-hari Uposatha, umat Sang Buddha dianjurkan untuk melaksanakan delapan sila (Atthasila). Biasanya dengan berdiam di vihara selama hari tersebut. Uposatha berarti ‘masuk untuk berdiam’ di vihara. Hari Uposatha terjadi pada tanggal 1, 8, 15, dan 23 penanggalan bulan. Selama di vihara pada hari Uposatha umat Sang Buddha dapat mendengarkan Dharma, berdiskusi Dharma, dan bermeditasi. Sebagai umat Sang Buddha yang berada di tengah-tengah masyarakat yang luas, kita tidak terlepas dengan segala bentuk kehidupan sosial. “Demi untuk kesejahteraan, kebahagiaan dan kebahagiaan banyak orang, demi kasih sayang bagi dunia, demi kebaikan dan kedamaian serta kebahagiaan para dewa dan manusia” (D. iii.127)Dalam kehidupan masyarakat Buddhis, terjadi interaksi sosial yang saling mendukung antar sesama manusia. Gokhale menerangkan bahwa perkembangan masyarakat Buddhis berlangsung dalam tiga tahapan yaitu:1. Tahap isolasi, yaitu seseorang mengasingkan diri untuk meninggalkan kehidupan berumah tangga dan melatih diri dalam menuju pembebasan. Dalam Anguttara Nikaya II.208; M.I.344, Sang Buddha berujar: “Selagi kehidupan rumah tangga merupakan tekanan, kehidupan bertapa bagaikan menghirup udara yang segar dan bebas”Next >