< PreviousKelas XI SMA/SMK94Berdasarkan jumlah Sakha itu (118 sakha) maka jumlah upanisad seyogianya sebanyak 1180 buah buku tetapi berdasarkan catatan Muktikopanisad, jumlah upanisad yang disebut secara tegas adalah sebanyak 108 buah buku. Adapun perincian dari kitab-kitab upanisad itu adalah 1) Upanisad yang tergolong Rg. Veda yaitu antara lain: Aitareya, Kau-sitaki, Nada-bindu,Atmaprabodha, Nirwana, Mudgala, Aksamalika, Tripura, Saubhagya dan Bahwrca Upanisad, yang semuanya berjumlah 10 Upanisad, 2) Upanisad yang tergolong jenis Sama Veda, antara lain Kena, Chandagya, Aruni, Maitrayani, Maitreyi, Wajrasucika, Yogacudamani, Wasudewa, Mahat, Sanyasa, Awyakta, Kondika, Sawitri, Rudraksajabala, Darsana dan Jabali. Semuanya berjumlah 16 Upanisad, dan 3) Upanisad yang tergolong jenis Yajur Veda, yaitu antara lain a) untuk jenis Yajur Veda Hitam, terdiri atas Kathawali, Taittiriyaka, Brahma, Kaiwalya, Swetaswatara, Garbha, Narayana, Amrtabindu, Asartanada, Kalagnirudra, Kausika, Sukharahasya, Tejobindu, Dhyanabindu, Brahmawidya, Yogatattwa, Daksinamurti, Skanda Sariraka, Yogasikha, Ekaksara, Aksi, Awadhuta, Katha, Rudrahrdaya, Yogakundalini, Pancabrahma, Pranagnihotra, Waraha, Kalisandarana dan Saraswatirahasya, semuanya berjumlah 32 Upanisad, b) Untuk jenis Yajur Putih, terdiri atas Isawasya, Brhadaranyaka, Jabala, Hamsa, Paramahamsa, Subata, Mantrika, Niralambha, Trisikhibrahmana, Mandalabrahmana, Adwanyataraka, Pingala Bhiksu, Turiyatita, Adhyatma, Tarasara, Yajnawalkya, Satyayani dan Muktika. Semuanya berjumlah 19 Upanisad.Upanisad yang tergolong jenis Atharwa Veda, yaitu antara lain Prasna, Munduka, Mundukya, Atharwasria, Atharwasikha, Brhajjabala, Nrsimhatapini, Naradapariwrajaka, Sita, Sarabha, Maha-narayana, Ramarahasya, Ramatapini, Sandilya, Paramahamsapariwra-jaka, Annapurna, Surya, Atma, Pasupata, Parabrahmana, Tripuratapini, Dewi, Bhawana, Brahma, Ganapati, Mahawakya, Gopalatapini, Krisna, Hayagriwa, Dattatreya dan Garuda Upanisad, semuanya berjumlah 31 Upanisad.Dengan memperhatikan deretan nama-nama kelompok Mantra Brahmana dan Upanisad di atas, jelas bahwa kitab Sruti meliputi jumlah yang cukup banyak. Untuk mendalami Dharma, semua buku itu merupakan sumber utama dan kedudukannya mutlak perlu dihayati.2. Smrti Smrti adalah Veda, karena kedudukannya disamakan dengan veda (Sruti). Fakta ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Manawa Dharmasastra II.10 sebagai berikut. Sesungguhnya Sruti adalah Veda dan Smrti adalah Dharmasastra, keduanya tidak boleh diragukan karena sumber dari hukum suci.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti95Dari ketentuan itu jelas bahwa Dharmasastra berusaha menunjukkan tingkat kedudukan Smrti sama dengan Sruti. Dalam penterjemahan istilah Smrti itu kadang-kadang mengandung banyak arti seperti a) Sejenis kelompok kitab Veda yang lahir dari ingatan, b) Nama untuk menyebutkan tradisi yang bersumber pada kebiasaan yang disebut di dalam Veda (Manawa Dharmasastra, II.12), c) Nama jenis kitab Dharmasastra. Istilah ini lebih sempit artinya jika dibandingkan dengan istilah Smrti menurut arti kelompok (a) di atas.Menurut tradisi dan lazim telah diterima di bidang tulisan ilmiah, istilah Smrti adalah untuk menyebutkan jenis kelompok Veda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokkan isi materi secara lebih sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya, Smrti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok Veda Smrti, yaitu: a). Kelompok Vedangga (Batang tubuh Veda). dan, b). Kelompok Upaveda (Veda tambahan).a. Kelompok VedanggaKelompok Vedangga terdiri atas 6 bidang Veda, yaitu 1) Siksa (Phonetika), 2) Wyakarana (Tatabahasa), 3) Chanda (Lagu), 4) Nirukta (Sinonim dan antonim), 5) Jyotisa (Astronomi), dan 6) Kalpa (Rituil).1) Siksa (Phonetika)Cabang ilmu Veda yang disebut Siksa penting artinya, karena Kodifikasi Veda yang diuraikan berdasarkan ilmu fonetik erat sekali hubungannya dengan ilmu Veda Sruti. Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara yang tepat dalam mengucapkan mantra serta tinggi rendah tekanan suara. Buku-buku Siksa ini disebut Pratisakhya yang dihubungkan dengan berbagai resensi Veda Sruti. Di antara buku-buku Pratisakhya yang ada antara lain (1) Rg. Vedapratisakhya, himpunan Bhagawan Saunaka berasal dari resensi Sakala, (2) Taittiriyapratisakhyasutra berasal dari resensi Taitiriya dan Krisna Yajur Veda, (3) Wajasaneyipratisakhyasuta himpunan Bhagawan Katyayana berasal dari resensi Madhyandini (Sukla Yajur Veda), (4) Samapratisakhya untuk Sama Veda, dan (5) Atharwa Veda Pratisakhyasutra (caturadhyayika) untuk Kitab Atharwa Veda. Penulis-penulis lainnya yang juga membahas Pratisakhya itu antara lain Maha Rsi Baradwaja, Maha Rsi Wyasa (Abyasa), Maha Rsi Wasistha dan Yajnawalkya.2) WyakaranaWyakarana sebagai suplemen batang tubuh Veda dianggap sangat penting dan menentukan karena untuk mengerti dan menghayati Veda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dari bahasa yang benar. Asal mula teori pengajaran Kelas XI SMA/SMK96Wyakarana, bersumber pada Kitab Pratisakhya. Di antara pemuka agama yang mengkodifikasi tata bahasa itu antara lain Sakatayana, Panini, Patanjali, dan Yaska. Dari nama-nama itu yang terkenal adalah Bhagawan Panini yang menulis Astangyayi dan Patanjali Bhasa. Dari Bhagawan Patanjali kita mengenal kata bahasa untuk menyebutkan bahasa Sansekerta populer dan Daiwiwak (Bahasa para Dewa-Dewa) untuk bahasa Sansekerta yang terdapat di dalam kitab Veda, mula-mula disebut oleh Panini.3) Chanda (lagu)Chanda adalah cabang Veda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Peranan Chanda di dalam sejarah penulisan Veda sangat penting karena semua ayat-ayat dapat dipelihara turun-temurun seperti nyanyian yang mudah diingat. Di antara berbagai jenis Kitab Chanda, yang masih terdapat dewasa ini adalah dua buku antara lain Nidansutra dan Chandasutra. Kitab terakhir itu dihimpun oleh Bhagawan Pinggala.4) Nirukta (sinonim dan antonim).Kelompok jenis kitab Nirukta isinya terutama memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Veda. Kitab tertua dari jenis ini dihimpun oleh Bhagawan Yaska bernama Nirukta, ditulis pada kurang lebih tahun 800 S.M. Kitab ini membahas tiga masalah yaitu; a) Naighantukakanda, memuat kata-kata yang sama artinya, b) Naighamakanda (Aikapadika), memuat kata-kata yang berarti ganda, dan c) Daiwataanda (menghimpun nama Dewa-Dewa yang ada di angkasa, bumi dan surga.5) Jyotisa (astronomi)Kelompok Jyotisa merupakan pelengkap Veda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yajna. Isinya yang penting membahas peredaran tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yajna. Satu-satunya buku Jyotisa yang masih kita jumpai ialah Jyotisavedangga yang penulisnya sendiri tidak dikenal. Kitab ini dihubungkan dengan Yajur Veda dan Rg. Veda.6) Kalpa (ritual). Kelompok Kalpa ini merupakan kelompok Vedangga yang terbesar dan yang penting. Isinya banyak bersumber pada kitab Brahmana dan sedikit pada kitab-kitab Mantra; a) Bidang Srauta, b) Bidang Grhya, c) Bidang Dharma, dan d) Bidang Sulwa.Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti97 Srauta atau Srautrasutra memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, yang berhubungan dengan upacara keagamaan, baik upacara besar, upacara kecil dan upacara harian.Demikian pula kitab Grhya atau Grhyasutra memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang telah berumah tangga. Di samping itu terdapat pula jenis kitab-kitab Kalpa yang tergolong dalam bidang Srauta dan Grhya yaitu kitab Sraddhakalpad Pitrimedhasutra. Kitab ini memuat pokok-pokok ajaran mengenai tata cara upacara yang berhubungan dengan arwah orang-orang yang telah meninggal. Ada pula kitab Prayascitta Sutra yang merupakan suplemen dari kitab Waitanasutra dari Atharwaveda. Dari semua jenis Kalpa yang terpenting adalah bagian “Dharmasutra”, yang membahas berbagai aspek mengenai peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Demikian pentingnya kitab ini sehingga menimbulkan kesan bahwa yang dimaksud Veda Smrti adalah Dharmasastra. Penulis-penulis Dharmasastra antara lain sebagaimana disebutkan di bawah ini. a) Bhagawan Manu.b) Bhagawan Apastamba.c) Bhagawan Bhaudhayana.d) Bhagawan Harita.e) Bhagawan Wisnu.f) Bhagawan Wasistha.g) Bhagawan Waikanasa.h) Bhagawan Sankha Likhita.i) Bhagawan Yajnawalkya,danj) Bhagawan Parasara. Di antara nama-nama penulis Kitab Dharmasastra yang terkenal adalah Bhagawan Manu. Maha Rsi Manu menulis Manawa Dharmasastra yang karyanya ditulis oleh Bhagawan Bhrgu. Menurut tradisi, tiap yuga mempunyai ciri khas dan Dharmasastra tersendiri. a) Manu menulis Manawa Dharmasastra untuk Satyayuga.b) Yajnawalkya menulis Dharmasastra untuk Tritayuga.c) Sankha Likhita menulis Dharmasastra untuk Dwaparayuga, dan d) Parasara menulis Dharmasastra untuk Kaliyuga.Kelas XI SMA/SMK98 Walaupun pembagian itu telah ada namun secara material isinya saling tindih antara yang satu dengan yang lain karena itu sifatnya saling mengisi. Bagian terakhir dari jenis Kalpa adalah kelompok kitab Sulwa-sutra. Kitab ini memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan (pura, candi), bangunan-bangunan lain, dan lain-lain yang berhubungan dengan ilmu arsitektur. Kelompok ini memiliki beberapa buku, antara lain; 1) Silpasastra, 2) Kautuma, 3) Mayamata, 4) Wastuwidya, 5) Manasara, 6) Wisnudharmo-tarapurana dan lain sebagainya.b. Kelompok UpavedaUpaveda adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Vedangga. Kelompok ini kodifikasinya terdiri atas beberapa cabang ilmu, yaitu 1) jenis Itihasa, 2) jenis Purana, 3) jenis Arthasastra, 4) jenis Ayur Veda, 5) jenis Gandharwa, dan 6) jenis Kamasastra.1) Jenis ItihasaItihasa merupakan jenis epos yang terdiri atas dua macam, yaitu, a) Ramayana yang terdiri atas tujuh kanda, dan b) Mahabharata, terdiri atas 18 buah buku (Parwa). Kitab Mahabharata terdiri atas dua buku suplemen yaitu kitab Hariwamsa dan Bhagavad Gita. Mahabharata, lebih muda umurnya dari Ramayana dan menurut Prof. Pargiter kejadian Bharata Yudha diperkirakan pada ± 950 S.M. Tetapi tradisi meletakkan kejadian itu pada permulaan zaman Kaliyuga 3101 S.M. Kitab Mahabharata menceritakan kehidupan keluarga Bharata dan isinya menggambarkan pecahnya perang saudara antara bangsa Arya sendiri. Kitab ini meliputi 18 buah buku (Parwa) yaitu: Adi Parwa, Sabha Parwa, Wana Parwa, Wirata Parwa, Udyoga Parwa, Bhisma Parwa, Drona Parwa, Karna Parwa, Salya Parwa, Sauptika Parwa, Santi Parwa, Anusasana Parwa Aswame-dihika Parwa, Asramawasika Parwa, Mausala Parwa, Mahaprasthanika Parwa dan Swargarohana Parwa. Parwa yang ke-12 merupakan parwa yang terpanjang yaitu meliputi 14000 stanza. Menurut tradisi Mahabharata ditulis oleh Bhagawan Wyasa (Abyasa).Selain kedelapan belas parwa itu terdapat pula dua buku suplemen yaitu Hariwamsa dan Bhagavad Gita. Bhagawan Wyasa dikenal pula dengan nama Krsnadwipayana, putra Maha Rsi Parasara. Maha Rsi Abyasa (Wyasa) terkenal bukan saja karena karya Mahabharatanya tetapi juga karena usahanya disumbangkan dalam menyusun kodifikasi Catur Veda itu. Mahabharata banyak menggambarkan kehidupan Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti99keagamaan, sosial, politik menurut agama Hindu, yang mirip dengan Dharmasastra dan Wisnusmrti. Hariwamsa membahas mengenai asal mula keluarga Bhatara Krisna seperti pula yang dapat kita jumpai di dalam Wisnupurana dan Bhawisyaparwa.2) Jenis PuranaPurana merupakan kumpulan cerita kuno yang isinya memuat “Case Law” dan tradisi tempat setempat. Adapun jenis kitab Purana itu adalah Brahmanda, Brahmawaiwarta, Markandhya, Bhawisya, Wamana, Brahma, Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma, Waraha, Matsya, Kurma, Lingga, Siwa, Skanda, dan Agni. Ada pula yang menambahkan dengan nama Wayupurana, tetapi nyatanya kitab ini dikelompokkan ke dalam kitab Bhagawata Purana. Berdasarkan sifatnya kedelapan belas purana itu dibagi atas tiga kelompok, yaitu: a) Satwikapurana terdiri dari Wisnu, Narada, Bhagawata, Garuda, Padma dan Waraha. b) Rajasikapurana terdiri dari Brahmanda, Brahmawaiwarta, Markan-dya, Bhawisya, Wamana dan Brahma. c) Tamasikapurana terdiri atas Matsyapurana, Kurmapurana, Lingga-purana, Siwapurana, Skandapurana dan Agnipurana.Kitab Purana sangat penting karena memuat cerita yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah dijalankan. Kitab ini merupakan kumpulan jurisprudensi. Pada umumnya, suatu Purana lengkap dan baik memuat lima macam isi pokok. Menurut Wisnupurana III. 6. 24 menjelaskan bahwa isi kitab Purana meliputi hal-hal : (1) Cerita tentang penciptaan dunia (Cosmogony). (2) Cerita tentang bagaimana tanda dan terjadinya pralaya (Kiamat). (3) Cerita yang menjelaskan silsilah dewa-dewa dan bhatara. (4) Cerita mengenai zaman Manu dan Manwantara. dan (5) Cerita mengenai silsilah keturunan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa. Adapun yang tergolong Upa Purana sebanyak 18 juga, yaitu Sanatkumara, Narasimaka, Brihannaradiya, Siwarahasya, Durwasa, Kapila, Wamana, Bhargawa, Waruna, Kalika, Samba, Nandi, Surya, Parasara, Wasistha, Dewi-Bhagawata, Ganesa dan Hamsa.3) ArthasastraArthasastra adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan menurut bidang ini, antara lain Kitab Usana, Nitisara, Sakraniti dan Arthasastra. Jenis Arthasastra lah yang paling lengkap isinya menguraikan tentang tata pemerintahan negara. Pokok-pokok ajaran Arthasastra terdapat pula di dalam Ramayana dan Mahabharata. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Niti Sastra atau Rajadharma atau Kelas XI SMA/SMK100Dandaniti. Bhagawan Brhaspati menggunakan istilah Arthasastra, yang kemudian Kautilya (Canakya) di dalam menulis kitabnya menggunakan istilah Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Niti Sastra mewakili empat pandangan teori ilmu politik, yaitu Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya sendiri. Penulis-penulis lainnya seperti Wisalaksa, Bharadwaja, Dandin dan Wisnugupta banyak pula sumbangan mereka. Jenis-jenis Arthasastra yang banyak digubah di Indonesia adalah jenis Usana dan jenis Nitisara di samping catatan-catatan kecil yang merupakan ajaran nibandha di dalam bidang Niti Sastra. Umumnya naskah-naskah itu tidak lengkap lagi sehingga bila ingin mengadakan rekonstruksi diperlukan data-data dan bahan-bahan untuk penulisannya kembali.4) Ayur VedaIsi pokok dari kitab Ayur Veda menyangkut bidang ilmu kedokteran. Ada banyak buku terkenal antara lain Ayur Veda, Carakasamhita, Susrutasamhita, Kasyapasamhita, Astanggahrdaya, Yogasara dan Kamasutra. Pada umumnya kitab Ayur Veda erat sekali hubungannya dengan kitab-kitab Dharmasastra dan Purana. Ajaran umum yang menjadi hakikat isi seluruh kitab ini adalah menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Jadi Ayur Veda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena itu luas lingkup bidang isi ajaran dikodifikasikan di dalam bidang Ayur Veda dan meliputi bidang yang sangat luas, serta merupakan hal-hal yang hidup. Menurut materi, Ayur Veda meliputi 8 bidang ajaran umum, yaitu: a) Salya adalah ajaran mengenai ilmu bedah, b) Salkya adalah ajaran mengenai ilmu penyakit, c) Kayakitsa adalah ajaran mengenai ilmu obat-obatan, d) Bhutawidya adalah ajaran mengenai ilmu psiko theraphi, e) Kaumarabhrtya adalah ajaran mengenai pendidikan anak-anak dan merupakan dasar bagi ilmu jiwa anak-anak, f) Agadatantra adalah ilmu toxikoloki, g) Rasayamatantra adalah ilmu mukjizat, h) Wajikaranatantra adalah ilmu jiwa remaja.Di antara jenis buku Ayur Veda yang banyak disebut namanya di samping Ayur Veda yang ditulis oleh Maha Rsi Punarwasu, terdapat pula kitab Caraka Samhita. Kitab ini pun memuat 8 bidang ajaran, yaitu ; a). Sutrathana yaitu ilmu pengobatan, b). Nidanasthana yaitu ajaran umum mengenai berbagai jenis penyakit yang umum, c) Wimanasthana yaitu ilmu pathology, d) Sarithana yaitu ilmu anatomi dan embriology, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti101e). Indriyasthana yaitu mengenai bidang diagnosa dan prognosa, f). Cikitasasthana yaitu ajaran khusus mengenai pokok-pokok ilmu therapy, g). Kalpasthana, h). Siddhisthana. Kedua bidang terakhir merupakan ajaran umum mengenai pokok-pokok ajaran bidang therapy. 5) Gandharwa VedaGandharwa Veda adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting antara lain; Natyasastra meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri. Di samping buku-buku lain seperti Rasarnawa. Rasaratnasamuccaya dan lain-lain, jenis kitab ini belum banyak digubah di Indonesia. Berdasarkan uraian ini kiranya dapat dicermati bahwa betapa luas Veda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Di dalam menggunakan ilmu Veda itu sebagai sumber upaya hukum yang perlu dipedomani adalah disiplin ilmu karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Veda secara sempurna.Menurut tradisi yang lazim diterima oleh para Maharhsi penyusunan atau pengelompokkan materi yang lebih sistematis maka sumber hukum Hindu berasal dari Veda Sruti dan Veda Smrti, dalam pengertian Sruti di sini tidak tercatat melainkan sudah menjadi wacana wajib untuk melaksanakannya. Namun dapat kita lihat yang tercatat pada Veda Smrti karena merupakan sumber dari suatu ingatan dari para Maharshi. Untuk itu sumber – sumber hukum Hindu dari Veda Smrti dapat kita kelompokkan menjadi dua yaitu seperti di bawah ini.1. Kelompok Upaveda/Veda tambahan (Itihasa, Purana, Arthasastra, Ayur Veda dan Gandharwa Veda).2. Kelompok Vedangga/Batang tubuh Veda (Siksa, Wyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisa dan Kalpa).Bagian terpenting dari kelompok Vedangga adalah Kalpa yang padat dengan isi Hukum Hindu, yaitu Dharmasastra. Sumber hukum ini membahas aspek kehidupan manusia yang disebut dharma. Kitab – kitab yang lain yang juga menjadi sumber Hukum Hindu dapat dilihat dari berbagai kitab lain yang telah ditulis yang bersumber pada Veda di antaranya; a) Kitab Sarasamuscaya, b) Kitab Suara Jambu, c) Kitab Siwasesana, d) Kitab Purwadigama, e) Kitab Purwagama, f) Kitab Dewagama (Kerthopati), g) Kitab Kutara Manuwa, h) Kitab Adigama, i) Kitab Kerthasima, j) Kitab Kerthasima Subak, dan k) Kitab Paswara.Kelas XI SMA/SMK102Dari jenis kitab di atas memang tidak ada gambaran yang jelas atas saling hubungan satu dengan yang lainnya, juga dari semua kitab tersebut memuat berbagai peraturan yang tidak sama satu dengan yang lainya, karena masing – masing kitab tersebut bersumber pada inti pokok peraturan yang ditekankan.Uji Kompetensi1. Dari bacaan di atas bagaimana pendapat kamu tentang keberadaan sumber-sumber hukum Hindu?2. Buatlah rangkuman yang berhubungan dengan sumber-sumber hukum dari berbagai sumber yang diketahui.3. Apa yang harus dilakukan oleh umat Hindu sehingga yang bersangkutan dapat dinyatakan sudah melaksanakan hukum agamanya?4. Buatlah peta konsep tentang pelaksanaan hukum Hindu yang ada di masyarakat sekitarmu! Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtua kamu di rumah!5. Amatilah gambar berikut ini, buatlah deskripsinya! Sebelumnya, diskusikanlah dengan anggota kelompok kamu. Sumber. www.facebook.comGambar 5.6 Kitab SuciPendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti103Niwrtti dan Prawrtti Marga “ye yathā māṁ prapadyante tāṁs tathai’va bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manuusyāá pārtha sarvaṡaá”.Terjemahannya:“Bagaimana pun (jalan) manusia mendekati – Ku, Aku terima, wahai Arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan”. (Bhagavad Gita. IV. 11).A. Pengertian Niwrtti dan Prawrtti Marga Perenungan“Nakiṣ þaṁ karmaṇā naṡat. Bhadrād adhi ṡreyah prehi”.Terjemahannya:“Tak seorang pun bisa mencapai Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Agung melalui tindakan/perbuatan. Dia dibayangkan/divisualisasikan dengan sarana pengetahuan. Semoga engkau lebih menyukai jalan kerohanian daripada jalan keduniawian (materialism)”. (Atharvaveda XX. 92. 18 - VII. 8. 1).Memahami TeksAgama Hindu mengajarkan kepada umatnya untuk meyakini Sang Hyang Widhi beserta manifestasi yang ada di mana-mana. Beliau dapat dipuja dengan berbagai macam cara, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai jenis kitab Veda. Disebut pula Sang Hyang Widhi bersemayan di alam semesta dan segala isinya. Sang Hyang Widhi menjiwai alam semesta beserta isinya. Oleh karena itu, Sang Hyang Widhi dapat dipuja di mana saja, dan dengan cara bagaimana pun juga sesuai petunjuk kitab sucinya.Bab 6Next >