< Previous28 Kelas IX SMP/MTs ditandai oleh kata untuk yang menyatakan arah (maksud) perbuatan atau kejadian (kalimat 3), sedangkan penggunaan kata keterangan cara ditandai oleh kata semaunya yang menyatakan jalannya suatu peritiwa (kalimat 4). Agar siswa lebih memahami penggunaan keempat kelompok kata keterangan tersebut, guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas berikut.1. *XUXPHPLQWDVLVZDPHQJLQGHQWL¿NDVLNDWDNDWD\DQJWHUPDVXNketerangan tempat, waktu, tujuan, dan cara di dalam teks “Putri Tangguk” di atas! Kemudian, menentukan makna kata keterangan tersebut. Siswa diminta mengerjakannyai dalam format seperti berikut!No.Keterangan TempatKeterangan WaktuKataDeskripsi MaknaKataDeskripsi Makna1234dst.No.Keterangan TujuanKeterangan CaraKataDeskripsi MaknaKataDeskripsi Makna1234dst.2. 6HWHODKVLVZDPHQJLQGHWL¿NDVLNDWDNHWHUDQJDQWHPSDWZDNWXWXMXDQdan cara dalam teks “Putri Tangguk” di atas, guru meminta siswa membuat kalimat dengan menggunakan keempat kata keterangan yang WHODKGLLGHQWL¿NDVLVHEHOXPQ\D$JDUNUHDWLYLWDVVLVZDWDPSDNGDODPmembangun kalimat, siswa diminta menggunakanlah kata-kata sendiri. 1) Keterangan tempata) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................2) Keterangan waktua) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................Bahasa Indonesia 293) Keterangan tujuana) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................4) Keterangan caraa) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................3. Untuk memperlihatkan pemahaman dan kreativitas siswa dalam merangkai penggunaan kata keterangan dengan kata-kata lain, guru meminta siswa untuk membuat kalimat yang benar berdasarkan tiga kata keterangan yang sudah ditentukan berikut ini. 1) Keterangan tempat: ke, sampai, daria) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................2) Keterangan waktu: sering, selalu, sebentar lagia) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................3) Keterangan tujuan: bagi, guna, buata) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................4) Keterangan cara: semaumu, secepatnya, sebaliknya.a) ..................................................................................................b) ..................................................................................................c) ..................................................................................................b. Kata Hubung Intrakalimat dan AntarkalimatGuru menjelaskan tentang kata hubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata hubung yang sering juga disebut dengan kata sambung atau konjungtor memiliki peran penting dalam membangun kalimat atau paragraf di dalam sebuah teks. Kekuatan dan keterkaitan makna yang ada di dalam kata, kalimat, atau paragraf di dalam teks sangat ditentukan oleh kata hubung yang digunakan. Oleh karena itu, pemahaman penggunaan kata hubung di dalam 30 Kelas IX SMP/MTs teks eksemplum sangat penting untuk memperlihatkan muatan interpersonal terhadap insiden atau peristiwa yang dialami tokoh. Di dalam teks eksemplum kata hubung yang sering digunakan antara lain dan, tetapi, karena, akan tetapi, kemudian. Siswa diminta memperhatikan penggunaan kata hubung tetapi, karena, akan tetapi serta kalimat yang diambil dari teks “Putri Tangguk” di atas.1) Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah.2) Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh.3) Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi.Kata hubung tetapi pada kalimat 1) dan karena pada kalimat 2) menghubungkan frasa (kata) sebelum dan sesudah kata tersebut. Kata hubung tetapi berperan untuk pengikat makna frasa (kata) yang berlawanan, yaitu antara tidak begitu luas dan melimpah ruah, sedangkan kata hubung karena berperan untuk mengikat makna sebab akibat, yaitu antara frasa tidak berhuma lagi dan lumbung padi sudah penuh. Kata hubung (seperti tetapi dan karena pada contoh di atas) berfungsi sebagai penghubung kata atau frasa dalam satu kalimat. Oleh karena itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung intrakalimat. Sementara itu, kata hubung kemudian yang terletak diawal kalimat berperan untuk mengikat makna hubungan kelanjutan antara kalimat sebelum dan sesudah kata itu, yaitu antara kalimat Ketika tutup periuk dibuka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya dan kalimat ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi. Kata hubung (seperti kemudian pada contoh di atas) berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat dan kalimat lain (selanjutnya). Oleh karena itu kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung intrakalimat.Setelah memahami konsep tentang kata hubung intrakalimat dan DQWDUNDOLPDWVLVZDGLPLQWDXQWXNPHQJLGHQWL¿NDVLNDWDKXEXQJVHUWDmaknanya yang ada di dalam teks “Putri Tangguk”. Tugas ini dapat dikerjakan siswa melalui format seperti berikut.Bahasa Indonesia 31No.Kata HubungDeskripsi MaknaIntrakalimat12345dst.No.Kata HubungDeskripsi MaknaAntarkalimat12345dst.Kata hubung intrakalimat dan antarkalimat yang terdapat di dalam teks “Putri Tangguk” belum memperlihatkan semua jenis kata hubung intrakalimat dan antarkalimat dalam bahasa Indonesia. Masih banyak kata hubung kedua kelompok tersebut yang belum dibicarakan dan dibahas, seperti dan, walaupun demikian, oleh karena itu, akhirnya. Sekarang siswa diminta menemukan kata hubung lain yang termasuk ke dalam kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. Siswa juga diminta untuk membuat kalimat yang memperlihatkan peran dan fungsi kata hubung tersebut. Untuk memperdalam pengetahuan siswa, guru meminta siswa mengerjakan tugas ini dengan menggunakan format seperti berikut.No.Kata HubungIntrakalimatPenggunaan dalam KalimatMakna12345dst.32 Kelas IX SMP/MTs Antarkalimat12345dst.c. Kalimat Majemuk Setara dan BertingkatKalimat yang mengisi sebuat teks terdiri atas kalimat tunggal atau simpleks dan kalimat majemuk atau kompleks, termasuk kalimat yang digunakan dalam teks eksemplum. Kedua jenis kalimat tersebut sudah kamu pelajari pada Kelas VII dan VIII. Jika siswa masih belum paham, silakan dibaca dan dicermati kembali. Pada bagian ini siswa akan mempelajari kalimat majemuk yang dibagi menjadi dua, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Perhatikan contoh kalimat yang diambil dari teks “Putri Tangguk” di atas!1) Kita telah bekerja terus menerus dan tidak henti-henti menuai padi.2) Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan, tetapi hasilnya melimpah ruah. 3) Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena lumbung padi sudah penuh.4) Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir.Kalimat 1) sebenarnya terdiri atas dua kalimat, yaitu Kita telah bekerja terus-menerus. dan Kita tidak henti-henti menuai padi. Keduanya dihubungkan oleh kata hubung dan yang menunjukkan kesetaraan. Kalimat 2) juga terdiri atas dua kalimat yang setara, yaitu Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk. dan Hasilnya melimpah ruah. Keduanya dihubungan oleh kata hubung tetapi yang memperlihatkan hubungan kesetaraan berlawanan. Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 1) dan 2) setara, kedua kalimat itu disebut kalimat majemuk setara. Sementara itu, kalimat 3) terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaitu Itu keinginan Dinda dan Kanda tidak akan berhuma lagi karena lumbung padi sudah penuh. Kedua kalimat tersebut dihubungkan oleh kata hubung kalau yang memperlihatkan syarat terlaksananya peristiwa yang disebut dalam kalimat utama. Hubungan kalimat Bahasa Indonesia 33seperti ini disebut hubungan syarat. Kalimat 4) juga terdiri atas dua kalimat yang tidak setara, yaitu Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin dan Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Kedua kalimat itu dihubungkan oleh kata hubung sehingga yang menyatakan hasil atau akibat dari peristiwa yang dilaksanakan dalam kalimat utama. Hubungan kalimat seperti ini disebut hubungan hasil. Karena kalimat yang dihubungkan dalam kalimat 3) dan 4) tidak setara, kedua kalimat itu disebut kalimat majemuk bertingkat. Untuk melatih pemahaman siswa tentang kalimat majemuk, guru meminta siswa mencermati dan memperhatikan lagi teks eksemplum “Putri Tangguk” GLDWDV6HODQMXWQ\DPHPLQWDVLVZDPHQJLGHQWL¿NDVLNDOLPDWPDMHPXNVHWDUDdan kalimat majemuk bertingkat, serta kata hubung yang terdapat dalam teks tersebut. Untuk itu, guru meminta siswa mengerjakan tugas ini dalam format seperti berikut!No.Kalimat MajemukSetaraKalimat Majemuk BertingkatKata Hubung1.2.3.4.5.dst. Kalimat majemuk bertingkat memiliki hubungan semantik antara anak kalimat dan induk kalimat. Hubungan semantik itu antara lain berupa a) hubungan waktu (seperti penggunaan kata hubung sejak, tatkala, setelah, sampai), b) hubungan syarat (seperti penggunaan kata hubung jika, kalau, bilamana), c) hubungan pengandaian (seperti penggunaan kata hubung seandainya, sekiranya, andaikata), d) hubungan tujuan (seperti penggunaan kata hubung agar, supaya, biar), e) hubungan penyebaban (seperti penggunaan kata hubung sebab, karena, akibat), f) hubungan hasil (seperti penggunaan kata hubung sehingga, maka, sampai-sampai),dan g) hubungan alat (seperti penggunaan kata hubung dengan, tanpa). 34 Kelas IX SMP/MTs Agar pengetahuan siswa tentang kalimat majemuk semakin banyak dan kreativitas semakin berkembang. Guru meminta siswa untuk membuat kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan hubungan semantik di atas dalam format seperti berikut!1) Hubungan waktu dengan menggunakan kata hubung sejak dan setelaha) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................2) Hubungan syarat dengan penggunaan kata hubung jika dan bilamanaa) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................3) Hubungan pengandaian dengan menggunakan kata hubung seandainya dan andaikataa) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................4) Hubungan tujuan (dengan menggunakan kata hubung agar dan biara) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................5) Hubungan penyebaban dengan menggunakan kata hubung karena dan akibata) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................6) Hubungan hasil dengan menggunakan kata hubung sehingga dan sampai-sampaia) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................7) Hubungan alat dengan menggunakan kata hubung dengan dan tanpa a) ..............................................................................................................b) ..............................................................................................................0HQJLGHQWL¿NDVL7HNV(NVHPSOXP³7LQJJDOGL5XPDK6XVXQ´Setelah memahami unsur kebahasaan yang sudah dibahas pada teks ³3XWUL7DQJJXN´JXUXPHPLQWDVLVZDPHQJLGHQWL¿NDVLXQVXUNHEDKDVDDQteks eksemplum “Tinggal di Rumah Susun” di atas. Untuk itu, siswa diminta mengerjakan tugas berikut.1) 6LVZDGLPLQWDXQWXNPHQJLGHQWL¿NDVLWRNRKXWDPDGDQWRNRKpendamping dalam teks tersebut. Mengapa mereka dianggap sebagai tokoh utama dan tokoh pendamping?Bahasa Indonesia 352) 6LVZDGLPLQWDPHQJLQGHQWL¿NDVLMXJDVWUXNWXUWHNV³7LQJJDOGL5XPDKSusun” berdasarkan ciri yang membangun bagian struktur itu. Apakah strukturnya terdiri atas orientasi, insiden, dan interpretasi? Berikan alasan secara tepat, singkat, dan jelas!3) Siswa diminta menyebutkan kalimat atau paragraf yang termasuk bagian struktur teks yang sudah kamu tentukan pada butir 2). Berikan alasan mengapa kalimat atau paragraf tersebut masuk ke dalam bagian struktur yang kamu tentukan! 4) Siswa diminta mencermati kembali teks “Tinggal di Rumah Susun” di DWDVNHPXGLDQLGHQWL¿NDVLODK a) kata keterangan, b) kata hubung, dan c) kalimat majemuk.5) Apa pesan dan hikmah yang dapat diambil dari pemahaman teks “Tinggal di Rumah Susun” di atas?6) Apakah sikap dan perbuatan yang diperlihatkan pemilik mobil yang memarkir mobil di depan garasi merupakan sikap sosial yang baik. Berikan alasan siswa dengan tepat, singkat, dan jelas!7) Bagaimana seharusnya sikap sosial itu diwujudkan agar hubungan silaturahim dengan orang lain (tetangga) berjalan baik? Kegiatan 2Penyusunan Teks Eksemplum Secara BerkelompokPada Kegiatan 2 ini guru meminta siswa melakukan kegiatan penyusunan teks eksemplum secara berkelompok. Siswa diminta menerapkan pengetahuan yang telah diperolehnya pada Kegiatan 1 Pemodelan Teks Eksemplum. Pemahaman yang siswa peroleh itu akan menjadi penting sebagai dasar dalam mengerjakan tugas-tugas dalam kegiatan ini. Satu kelompok terdiri atas 3—5 orang anggota. Guru meminta siswa mengerjakan tugas-tugas berikut sesuai dengan perintah yang diberikan!Tugas 1 Menangkap Makna Teks Eksemplum Pada Tugas 1 ini guru meminta siswa untuk menangkap makna teks eksemplum. Untuk itu, siswa harus memahami makna kosakata dan kalimat yang terdapat di dalam teks tersebut. Siswa juga harus dapat memahami apa yang disampaikan penulis pada setiap bagian struktur teks eksemplum. Guru meminta siswa mengerjakan tugas berikut secara berkelompok sesuai dengan perintah!36 Kelas IX SMP/MTs 1. Baca dan pahamilah teks berikut, kemudian jawablah pertanyaan yang ada di bawahnya.Penggembala Domba dan SerigalaSumber: http://www.ceritakecil.com/Gambar 1.6:Serigala dan Domba Alkisah, di sebuah desa hiduplah seorang anak gembala. Ia selalu menggembalakan domba milik tuannya di hutan yang letaknya tidak jauh dari kampungnya. Hutan itu tampak gelap karena banyak pahon yang daun-daunnya sangat rimbun. Karena sudah lama tinggal di sana, ia pun mulai bosan. Untuk mengusir kebosanannya, penggembala selalu menghibur diri dengan bermain bersama anjingnya. Untuk mengusir sepi, ia pun sering memainkan serulingnya. Pada suatu hari ketika ia menggembalakan dombanya, ia teringat pada pesan tuannya agar dia berteriak meminta bantuan apabila melihat serigala mengintai dombanya. Orang kampung akan datang membantu apabila mendengar teriakan itu. Di tengah sepinya hutan, timbullah pikiran iseng penggembala domba. Ia membayangkan suatu kelucuan Bahasa Indonesia 37ketika melihat orang kampung berlari ke arah hutan apabila dia berteriak. Sekarang anak gembala itu mencobanya. Walaupun ia tidak melihat seekor serigala, ia berpura-pura lari ke arah kampung dan berteriak sekeras-kerasnya, “Serigala, serigala!”. Seperti yang dia duga, orang-orang kampung yang mendengar teriakannya itu cepat-cepat meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari ke arah anak gembala tersebut. Akan tetapi, mereka sangat terkejut karena tidak menemukan serigala dan melihat anak gembala yang berteriak itu tertawa terbahak-bahak. Anak gembala itu tertawa karena berhasil menipu orang-orang kampung. Beberapa hari kemudian, anak gembala itu kembali berteriak, “Serigala! serigala!”, orang-orang kampung kembali berlari dan datang untuk menolongnya. Mereka kembali terkejut karena hanya menemukan anak gembala yang tertawa terbahak-bahak. Pada suatu sore ketika matahari mulai terbenam, seekor serigala benar-benar datang dan menyambar domba yang digembalakan oleh anak tersebut. Dalam ketakutannya, anak gembala itu berlari ke arah kampung dan berteriak, “Serigala! serigala!” Akan tetapi, orang-orang kampung hanya diam walaupun mereka mendengar teriakan anak gembala. Mereka tidak datang untuk membantu anak itu. “Dia tidak akan bisa menipu kita lagi,” kata mereka. Serigala itu berhasil menerkam dan memakan domba yang digembalakan oleh penggembala, kemudian lari kembali masuk ke dalam hutan. Kebohongan yang dilakukan anak itu telah merugikan dirinya sendiri. Ia terpaksa kehilangan domba karena dimakan oleh serigala. Sendainya ia tidak membohongi orang kampung, tentu orang kampung akan datang membantu sehingga dombanya tidak dimakan serigala. Mereka tidak membantu karena tidak percaya pada teriakan minta tolong anak itu lagi.Diolah dari sumber : http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anak-Penggembala-dan-Serigala-39Next >