< Previous12 Kelas IX SMP/MTs Penciptaan struktur belajar siswa dari upaya guru mengajar melalui pengaturan lingkungan belajar ini bermakna sebagai manajemen kelas, dan dalam makna lebih lanjut dapat dikatakan sebagai strategi mengajar guru dalam mengajar agar proses belajar siswa lebih dominan. Manajemen kelas selalu berkaitan dengan strategi yang digunakan untuk mendapatkan siswa belajar. Seorang guru harus memilih dan mengadaptasi berbagai variasi strategi dan pendekatan mengajar yang sesuai dengan kepribadiannya dan kebutuhan siswa di dalam kelas. Keterampilan yang lebih dibutuhkan dari seorang guru adalah kemampuan mengenali apa yang sedang terjadi di dalam kelas dan mampu menggunakan strategi yang mengatasi situasi yang dibutuhkan sebelum masalah yang lebih besar muncul dalam situasi proses mengajar-belajarnya. 2). Penegasan pada Struktur Belajar Siswa Mencipta struktur belajar siswa atau tindakan mengajar guru bersejajar makna pula dengan upaya provokasi dari seorang guru kepada muridnya. Postman & Weingarter (1969: dalam Tinning, 2001:48) Gerak/Aktivasi jasmani, Permainan OlahragaSituatedLearningStudentLearningKognitif - re!eksiSegar - BugarPraktik-Praktik PedagogikalSehatKarakterTeknik Dasar Cabang OlahragaKompeten di Dalam GerakAfektif - EmosionalSosialPsikomotorInputProsesTujuan UtamaOutputSumber: Dokumen KemdikbudGambar 2. Skema belajar siswa yang disituasikan secara sengajaKurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 13menyebutkan bahwa mengajar adalah suatu tindakan subversif yang diarahkan untuk memaksimalkan belajar siswa berdasar birokrasi kependidikan. Ini berarti bahwa guru perlu menguasai berbagai strategi atau pendekatan yang dengan cara-cara kependidikannya membangun belajar siswa. Segala tindakan dan ucapan guru dalam meningkatkan belajar siswa sangat bergantung pada bagaimana guru merencenakan, melaksanakan dan mengevaluasi pengajaran berdasar pada pengetahuan, sikap dan perilaku guru yang bersangkutan.Perilaku guru di saat pra-pengajaran, pengajaran, dan pasca-pengajaran menjadi kunci utama mengantarkan siswa belajar. Belajar siswa yang dimaksud pun terangkum dalam spektrum belajar tentang gerak, belajar ke dalam gerak, dan belajar melalui gerak. Spektrum belajar dalam pengajaran pendidikan jasmani ini menimbulkan keluasan ruang lingkup dan bahasan pendidikan jasmani. Bahasan dalam pendidikan jasmani merambah pada berbagai dimensi yang meluas sampai pada pemaknaan istilah pendidikan jasmani, olahraga kesehatan, olahraga rekreasi, dan bahkan olahraga prestasi. Namun demikian, manakala guru mampu menata lingkungan belajar siswa akan mampu memengaruhi perilaku siswa sehingga terbentuk interaksi guru-siswa yang membangun penyampaian isi pesan yang tertangkap oleh siswa. Perilaku dan ucapan verbal guru perlu membentuk lingkungan belajar yang menyebabkan pesan isi pengajaran tertangkap oleh siswa. Pesan isi yang tertangkap oleh siswa itu seyogyanya adalah pesan hikmah gerak dan tubuh bagi kesejahteraan paripurna siswa akibat dari belajar gerak yang mengesankan. Guru pendidikan jasmani melalui kompetensi pedagogik dan kompetensi lainnya yang dimiliki perlu menata dan mengelola kapabilitas gerak siswa, fasilitas, alat dan media, ruang dan waktu yang tersedia membentuk dan membangun belajar siswa. Melalui cara-cara Kompetensi GuruBelajarsiswaFasilitasWaktu yang tersediaRuangyangadaKapabilitas gerak siswaAlat/MediaSumber: Dokumen KemdikbudGambar 3. Perancangan lingkungan yang mencipta belajar siswa 14 Kelas IX SMP/MTs mensituasikan belajar siswa, guru perlu menata dan mengelola lingkungan pengajaran yang bertujuan, bermanfaat, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa. Pengalaman belajar gerak siswa menumbuhkan kemampuan nalar, pengembangan afektif, pengembangan sikap sosial, dan tentu pengembangan motorik siswa. G. Faktor Luar dan Kriteria Pengajaran Berbeda dengan pegangan buku guru sebelumnya, buku guru kelas sembilan ini lebih mengutamakan pada keterjadian bahtera belajar-mengajar yang bermakna dan bertujuan mengembangkan kemampuan SLNLUDQWXEXKGDQVSLULWNHMLZDDQVHFDUDXWXK.HJLDWDQVDLQWLÀNterjadi di dalam proses ketika siswa belajar melalui gerak dan ke dalam gerak. Olahraga seperti yang sering dipahami sebelumnya sebagai EHQWXNXSD\DSHQDPSLODQNHWHUDPSLODQWLQJNDWWLQJJLGLPRGLÀNDVLdan dikembangkan ke dalam berbagai keragaman permainan. Karena itu, bentuk-bentuk permainan menyerupai olahraga yang tertuang pada buku ini adalah bentuk variasi dan kombinasi permainan dan olahraga serta pengembangan kebugaran jasmani serta gaya hidup sehat.Penekanan pada keterjadian belajar siswa sangat diprioritaskan dengan mengandalkan pada guru olahraga pandai merancang dan menyajikan tugas belajar gerak secara bermakna dan bertujuan. Rancangan tugas belajar gerak, dapat berbentuk aktivitas gerak, permainan, atau olahraga yang disituasikan dan disajikan secara sengaja membentuk belajar siswa. Mengajar dalam konteks belajar tentang atau melalui gerak memerlukan perancangan yang berstruktur sehingga membangun belajar siswa. Perancangan tugas belajar gerak yang membangun struktur belajar siswa dibentuk oleh adanya kejelasan perilaku guru, perilaku siswa, interaksi guru dan siswa, serta pesan atau isi muatan berupa pesan isi (message) yang harus ditangkap atau dikuasai siswa. Guru pun perlu menata lingkungan pengajaran agar penataan atau pengorganisasian kapabilitas gerak siswa, sarana, alat dan media pengajaran, ruang yang ada, dan waktu yang tersedia, sedemikian sehingga belajar siswa berhasil diciptakan oleh kompetensi JXUXXQWXNEHODMDUNHGDODPJHUDNDWDXPHODOXLJHUDNVHFDUDVDLQWLÀNCatatan penting:Penegasan pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai proses pendidikan dicirikan oleh adanya belajar siswa, terkonstruksi melalui kompetensi pedagogikal guru dalam mempertimbangkan dan mengoordinasikan kapabilitas gerak siswa, fasilitas pembelajaran, alat/media pembelajaran, ruang yang dimiliki, dan waktu yang tersedia. Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 15Proses pengajaran perlu mempertimbangkan dukungan:1. Sarana pengajaran (fasilitas)2. Peralatan (media) pengajaran3. Kompetensi atau kapabilitas gerak siswa4. Waktu yang ada5. Ruang yang dimilikiKe semua faktor pendukung pengajaran ini perlu benar-benar dipertimbangkan oleh guru pendidikan jasmani agar pengajaran bisa EHUMDODQHÀVLHQGDQHIHNWLIDWDXEDKNDQSURGXNWLIVHKLQJJDSHQJDMDUDQbermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa dan sosial siswa. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam menyiapkan tugas belajar gerak yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran penjas. Adapun kriteria yang harus diperhatikan dalam merancang tugas belajar gerak adalah sebagai berikut.a. Kriteria PertamaTugas dan pengalaman belajar gerak harus memiliki potensi untuk meningkatkan penampilan gerak atau keterampilan gerak siswa. Kriteria ini dimaksudkan untuk menopang diri siswa agar dapat tertopang untuk dapat hidup aktif dan sehat sepanjang hayat.b. Kriteria KeduaTugas dan pengalaman belajar gerak harus memberikan kesempatan maksimal berlatih aktif bagi semua siswa sesuai dengan tingkat kepabilitas gerak, ini maksudnya adalah waktu aktif siswa belajar/latihan harus memicu waktu aktif latihan/belajar siswa di sepanjang pembelajarannya dan terbawa pada kegiatan di sepanjang hayatnya.c. Kriteria KetigaTugas dan pengalaman belajar gerak harus sesuai dengan tingkatan siswa. Latihan dan pengulangan perlu menambah kekayaan pengalaman gerak siswa dan tepat bagi perkembangan dan kebutuhan siswa.d. Kriteria KeempatTugas dan pengalaman belajar gerak harus berpotensi mengintegrasikan perkembangan keterampilan (skills), sikap (affectve), dan pengetahuan siswa. Pengalaman belajar gerak perlu berpotensi mengembangkan potensi utuh siswa. Karena perannya itu, pendidikan jasmani sering disebut pendidikan menyeluruh (total education).16 Kelas IX SMP/MTs H. Merancang Tugas Belajar GerakTugas belajar gerak adalah pengalaman-pengalaman gerak khusus yang dirancang untuk membangun belajar siswa. Tugas belajar gerak adalah kegiatan siswa yang terkait dengan isi atau tujuan gerak itu sendiri. Tugas belajar gerak memiliki dimensi isi, suatu orientasi tujuan dan dimensi keorganisasian yang memerlukan fokus, seperti:1. Isi tugas gerak, yaitu isi gerak ketika siswa diminta melakukan tugas gerak itu.2. Orientasi tujuan tugas gerak mendiskripsikan kualitatif, atau tujuan, aspek dari pengalaman gerak.3. Pengorganisasian tugas gerak dipusatkan ke dalam pengaturan waktu, ruang, siswa, dan peralatan, kesemua ini dirancang untuk menumbuhkan belajar gerak siswa.Tugas belajar gerak meliputi:A. Dimensi Isi Tugas Gerak Dimensi isi tugas gerak berkaitan dengan LearningMoving to Learn atau belajar ke dalam gerak dan gerak ke dalam belajar. Karena belajar siswa yang senantiasa menjadi tujuan sebagai akibat dari siswa belajar gerak, maka sebaiknya perlu menghindari tujuan-tujuan yang mengharapkan siswa terampil dan menguasai keterampilan gerak dasar atau teknik dasar suatu cabang olahraga. Hal ini dapat dihindari GHQJDQFDUDPHPSHUPXGDKDWDXPHPRGLÀNDVLWHNQLNJHUDNGDVDUDWDXketerampilan bermain cabang olahraga melalui prinsip Developmentally Appropriate Practice (DAP). Penting pula untuk senantiasa merumuskan tujuan dari setiap sesi pengajaran yang dilakukan. B. Dimensi Tujuan Tugas GerakPenting untuk senantiasa guru sadar akan tujuan pengajaran tugas gerak yang diberikan kepada siswa. Pengalaman-pengalaman belajar gerak siswa selalu dalam pengawasan dan pengendalian Catatan penting:Guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan perlu mempertimbangkan dan mengoordinasikan fasilitas, alat/media pembelajaran, kapabilitas gerak siswa, ruang yang dimiliki dan waktu yang tersedia untuk mengembangkan kompetensi utuh siswa.Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 17guru dalam meraih tujuan yang telah dirumuskan. Guru tidak cukup hanya menjelaskan tugas belajar gerak kepada siswa. Tetapi, perlu ditindaklanjuti dengan pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa, perasaan siswa, dan pemikiran siswa ketika melakukan tugas belajar gerak. Bahkan kadang diperlukan guru membuat tahapan-WDKDSDQEHODMDUJHUDNPHPEHULNDQXPSDQEDOLNPHODNXNDQUHÁHNVLsaat dalam pengajaran, penjelasan ulang tanpa mengurangi waktu aktif belajar siswa, sampai pada tingkatan guru mampu menyampaikan pesan yang harus ditangkap siswa setelah melalui pengulangan, penguatan, ucapan, demonstrasi, pujian atau bahkan pengasingan (hukuman) dari tugas belajar gerak siswa. Guru harus mampu mencipta bagaimana siswa melakukan tugas belajar gerak, melakukan urutan atau tahapan belajar gerak, dan menunjukkan kejelasan belajar gerak.C. Dimensi Pengaturan Pengorganisasian Tugas Belajar GerakGuru mengajar perlu mempertimbangkan beberapa keputusan seperti:1. Apakah perlu siswa belajar dalam kelompok atau individual? 2. Di mana siswa akan belajar tugas gerak?3. Peralatan apa yang diperlukan agar membangun siswa belajar?4. Berapa lama siswa harus belajar tugas gerak?Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, seorang guru tidak terlepas dari yang namanya gerak dan tubuh. Gerak yang diberikan oleh seorang guru harus bisa bermakna dalam hidup seorang siswa sehingga seorang guru harus bisa merancang tugas gerak dengan baik. Selain merancang tugas gerak guru juga harus bisa memperhatikan aspek yang lainya yaitu lingkungan belajar. Guru harus selalu merancang dan mencipta lingkungan pengajaran. Guru mengatur dan mengelola siswa, waktu, ruang, dan peralatan untuk meraih tujuan tertentu. Guru harus mampu mengelola lingkungan sehingga membangun belajar siswa.a. Pengaturan Siswa Pengaturan siswa dalam pengajaran pendidikan jasmani dilakukan untuk mengelompokkan siswa ke dalam jumlah tertentu. Jumlah anggota dalam kelompok dapat ditentukan menjadi:1. Individual 2. Pasangan3. Kelompok kecil (3 – 6 orang siswa)4. Kelompok besar (7 atau lebih orang siswa)5. Keseluruhan anggota kelas18 Kelas IX SMP/MTs Penetapan ukuran kelompok dapat didasarkan pada jenis aktivitas jasmani apa yang akan dibelajarkan atau berapa orang sebaiknya siswa terlibat dalam satu kegiatan aktivitas jasmani. Pengaturan siswa dalam kelompok dapat didasarkan pada:1. Jenis kelamin2. Minat3. Huruf awal nama siswa4. Berhitungb. Pengaturan WaktuPengaturan waktu berkaitan dengan seberapa lama siswa akan melakukan tugas belajar gerak. Waktu pulalah yang akan menentukan seberapa produktif lingkungan pengajaran. Waktu pun perlu diperhati-kan karena akan menjadi: 1. Waktu yang tersedia2. Waktu yang dialokasikan3. Waktu aktif belajarSelain itu, perlu pula diperhatikan jeda respons tugas belajar gerak, yaitu jeda waktu saat guru memberikan tugas gerak dengan waktu siswa memulai gerak dan akhir tugas gerak yang dimiliki siswa.c. Pengaturan RuangPenting pula guru menata ruang yang akan digunakan siswa untuk melaksanakan tugas belajar gerak. Penataan ruang dilakukan dalam upaya:1. Batas-batas mana dari wilayah yang digunakan dalam pengajaran?2. Bagaimana wilayah tugas belajar gerak dimanfaatkan siswa?3. Bagaimana pengorganisasian siswa dalam satu ruang yang akan digunakan?Guru perlu menetapkan wilayah mana dari suatu tugas belajar gerak yang digunakan siswa. Pembagian wilayah mungkin sangat tepat dilakukan bilamana siswa dalam jumlah besar. Selain itu, penting pula mengorganisasi siswa ke dalam ruang yang dimiliki, misalnya disusun secara 1) berpasangan; 2) berbaris; 3) melingkar; 4) berhadapan dalam kelompok; 5) berbanjar.Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 19d. Pengaturan PeralatanPengaturan peralatan sangat penting untuk diperhatikan, meski sering kali guru perlu menyediakan alat-alat atau media pengajarannya. Jumlah peralatan yang tersedia jangan sampai membatasi kesempatan siswa untuk memanfaatkan ruang dan waktu. I. Pengorganisasian PengajaranSetiap siswa berhak mendapatkan kesempatan belajar dari seorang guru yang pandai dalam mengelola pengajarannya. Guru pendidikan jasmani perlu pandai mengelola lingkungan pengajaran yang diciptakannya itu sedemikian rupa sehingga melalui pengenalan kemampuan gerak siswa, ketersediaan alat dan media, fasilitas yang ada, waktu yang tersedia, dan ruang yang dimiliki siswa tercipta lingkungan pengajaran yang mendorong dan mengundang siswa untuk terlibat aktif dan belajar baik tentang maupun melalui gerak. Perancangan lingkungan tugas gerak seperti itu sangat bergantung pada interaksi guru dan siswa dan intens pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Namun, terkadang siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak mendengar apa yang diucapkan gurunya. Setiap siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan seringkali akibat dari guru yang tidak selektif dalam memilih kata dan tidak jelas dalam menyajikan dan mengembangkan tugas belajar gerak kepada siswa. Kemampuan menyajikan tugas belajar gerak memiliki potensi untuk memfasilitasi belajar siswa baik di dalam persiapan pengajaran maupun dalam praksis pengajaran. Beberapa faktor pengganggu pengorganisasian pengajaran adalah:1. Mendapatkan Perhatian Siswa: Pengajaran pendidikan jasmani sering langsung dilaksanakan ketika siswa sudah hadir di lapangan, atau bahkan justru memulai pengajaran dengan mengajak siswa melakukan peregangan dan pemanasan. Dengan adanya konteks ini, guru harus bisa memberikan gambaran tentang pentingnya pemanasan2. Gaduh-Ribut dan Gangguan Lingkungan: Para siswa tidak dapat memberikan perhatian ketika guru menyajikan tugas gerak bilamana lingkungan gaduh-ribut. Jika terjadi kebisingan, biasanya guru memberhentikan pembicaraan sampai kelas menjadi sunyi. Suara Catatan penting:Rancang tugas belajar gerak dalam dimensi isi, tujuan, dan pengaturan dengan mengatur siswa, waktu, ruang, dan peralatan.20 Kelas IX SMP/MTs peluit berguna ketika berada di lapangan luas dan tidak akan berfungsi sama ketika mencipta lingkungan pengajaran yang kondusif untuk belajar. Jika guru mengalami kesukaran untuk mendapatkan perhatian siswa, mungkin guru perlu mencipta suatu prosedur tertentu atau signal tertentu. Guru perlu mendapatkan perhatian siswa secara sengaja. Guru tidak perlu melanjutkan pengajaran sampai siswa memberikan perhatiannya. 3. Siswa Terpusat pada Faktor-Faktor Lingkungan Lainnya: Seringkali siswa tidak terpusat perhatiannya karena perhatian siswa tertuju pada orang lain atau benda-benda lain di sekitar lingkungan pengajaran. Supaya siswa tidak terpusat pada benda lain, guru dapat merancang prosedur pengajaran kelas untuk mengatasi siswa terfokus pada bola atau benda lainnya dengan meminta siswa meletakkan bola di depannya. 4. .HWLGDNHÀVLHQDQ3HQJJXQDDQ:DNWX*XUXELVDPHQGDSDWNDQperhatian siswa di saat awal pengajaran dan secara bertahap makin menurun bahkan menghilang. Seringkali hal ini muncul karena pengalaman belajar yang dirancang guru gagal mencapai kriteria yang diinginkan. Guru perlu memelihara rancang tugas belajar gerak yang diberikan kepada siswa memelihara perhatian siswa, mengajak siswa selalu berpartisipasi dan belajar ke dalam dan melalui gerak. J. Meningkatkan Kejelasan KomunikasiSeorang guru pendidikan jasmani mengajar dengan baik ketika siswa juga secara intens merespons tugas belajar gerak sebagaimana guru juga intens mengajarkannya. Berbagai faktor memengaruhi apakah siswa akan melakukan apa yang diperintahkan gurunya untuk belajar tugas gerak. Pada berbagai keadaan, guru dapat meningkatkan kemungkinan siswa terlibat dalam tugas gerak secara akurat dan tepat. Kejelasan penyajian tugas belajar gerak seringkali membantu dengan memperhatikan beberapa panduan sebagaimana berikut di bawah ini.1. Orientasikan Siswa (Membuat Induksi): Siswa merasa lebih nyaman jika mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya, dan pada beberapa kejadian, terutama bilamana para siswa mengetahui apa yang akan dilakukannya. 2. Urutkan Penyajian dalam Logika yang Berurutan (Scaffolding): Memosisikan materi pengajaran secara berurutan memfasilitasi komunikasi. Kadang-kadang dalam pendidikan jasmani sangatlah penting mengurutkan bagian-bagian materi adalah langkah pertama dalam pengajaran. Urutkan materi pengajaran mulai dari tingkat kesukaran rendah sampai pada tingkat kesukaran tinggi, atau memulai dengan kegiatan-kegiatan mudah sampai kemudian pada kegiatan gerak yang paling sukar.Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 213. Berikan Contoh dan Bukan Contoh: Hal penting terkait gerak dan belajar adalah siswa akan dapat mengerti dengan mudah bilamana diberikan contoh atau tidak diberi contoh. Karena itu, guru perlu memilah mana gerak yang perlu diberi contoh dan mana gerak yang tidak perlu diberi contoh.4. Personalisasi Penyajian: Ini berkaitan dengan cara guru melakukan LGHQWLÀNDVLSHUVRQDOSDGDVLVZD.HWLNDJXUXPHQJHQDOSHQJDODPDQgerak siswa akan sangat mudah dalam berkomunikasi dengan siswa. 5. Ulang Gerak yang Sukar Dipahami Siswa: Seringkali guru penjas berpendapat bahwa siswa akan dapat menguasai gerak setelah dijelaskan satu kali. Pengulangan atau repitisi sangat berguna, terutama bila guru menerapkan pendekatan yang sedikit berbeda dengan sebelumnya. 6. Cek Re-Cek Pemahaman Siswa: Guru perlu umpan balik dari siswa terkait dengan apakah siswa memahami instruksi gurunya. Banyak guru tidak mendapatkan pemahaman siswa. Guru perlu mengecek dengan bertanya apakah instruksi yang diberikan sudah dipahami atau tidak sebelum siswa melakukan gerak yang dimaksud gurunya.7. Sajikan Materi secara Dinamis dan Antusias (Humanistik Approach): Jeda dan antusiasme melalui isyarat gerak dapat meningkatkan komunikasi. Bersuara lantang daripada lembut, penampilan antusias daripada sekadarnya, atau berjiwa penuh kepedulian daripada biasa-biasa saja, akan memudahkan siswa menangkap sisi pesan pengajaran yang disampaikan.K. Pilih Cara Berkomunikasi Aspek kritikal kedua dari penyajian tugas belajar gerak adalah memilih dan menetapkan alat komunikasi. Guru dapat menyajikan tugas gerak secara verbal, tetapi juga dapat melalui peragaan langsung atau tidak langsung melalui tayang video gerak. Guru dapat memilih komunikasi secara verbal atau memandu siswa melalui pengalaman-pengalaman gerak yang mengarahkan belajar gerak siswa. Karena itu, penting untuk menetapkan alat komunikasi, karakteristik siswa dan isi pengajaran agar metode pengajaran berjalan dengan baik. 1. Komunikasi Verbal 2. Demonstrasi3. Akurasi4. Demonstrasi siswa.5. Tekankan pada informasi penting tugas gerak.Next >