< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 206 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Semua jenis elektroda diuji untuk dapat menentukan mutu, yakni apakah sesuai dengan semua persyaratan suatu elektroda las tersebut atau tidak. Adapun cara atau proses pengujiannya adalah sebagai berikut: Uji analisis kimiawi, dimana komposisi kimia elektroda baja karbon tidak boleh melebihi limitasi-limitasi yang tertera pada tabel limit komposisi logam las. Uji mekanis, dimana uji mekanis tersebut meliputi uji tarik bahan yang sudah dilas secara tranversal. Uji pukul takik (charphy v-notch impact test). Uji lengkung, dimana bahan yang sudah dilas secara longitudinal terarah (longitudinal guided bend test). Uji las fillet, dimana setelah bahan dilas secara fillet hasil lasan diuji dari sifat ujudnya (visual check) untuk menentukan apakah las fillet bebas dari retakan, overlap, terak terperangkap (slag inclusion), porositas permukaan, dan undercut yang lebih dalam dari 1/32” (0,8 mm). Kecembungan (convex) dan panjang kakinya harus sesuai dengan yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 2. Syarat ukuran las fillet untuk pengujian elektroda UKURAN LAS FILLET KECEMBUNGAN MAKSIMUM BEDA MAKSIMUM PANJANG KAKI-KAKI LAS FILLET inchi mm inchi mm inchi mm 1/8 5/32 7/16 7/32 1/4 9/32 3.2 4.0 4.8 5.6 6.4 7.1 3/64 3/64 1/16 1/16 1/16 1/16 1.2 1.2 1.6 1.6 1.6 1.6 1/32 3/64 1/16 5/64 3/32 7/64 0.8 1.2 1.6 2.0 2.4 2.8 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 207 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 5/16 11/32 3/8 8.0 8.7 9.5 5/64 5/64 5/64 2.0 2.0 2.0 1/8 9/64 5/32 3.2 3.6 4.0 Ukuran standar dan panjang elektroda tercantum dalam tabel di bawah ini: Tabel 3. Ukuran standar dan panjang elektroda Ukuran standar kawat inti Klasifikasi Panjang Standar E 6010, E 6011, E 6012, E 6013, E 6022, E 7014, E 7015, E 7016, E 7018 E 6020, E 6027, E 7024, E 7027, E 7028, E 7048 inchi mm inchi mm inchi mm 1/16 5/64 3/32 1/8 5/32 3/16 7/32 1/4 5/16 1.6 2.0 2.4 3.2 4.0 4.8 5.6 6.4 8.0 -– 9/12 12/14 14 14 14 14/18 18 18 230 230/300 300/350 350 350 350 350/450 450 450 -– -– 12/14 14 14 14/18 18/28 18/28 18/28 -– -– 300/350 350 350 350/450 450/700 450/700 450/700 Perlakuan Panas pada Elektroda Apabila suatu deposit las diberi perlakuan panas, maka suhu dan waktu rendam Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 208 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 (soaking time) adalah selama deposit las tersebut berada pada suhu yang dikehendaki untuk menghilangkan tegangan yang sangat berperan penting. Dimana batas mulur dan kuat tarik suatu bahan baja biasanya berkurang dengan naiknya suhu dan berjalannya waktu rendam. Sebagai contoh, dua buah benda las yang sama-sama dilas dengan elektroda low hydrogen dengan klasifikasi yang sama, maka WPS (Welding Procedure System) sama dan suhu antar panas juga sama, yaitu 300 ± 25° F (150 ± 14° C), akan berbeda kuat tariknya apabila yang satu diselesaikan tanpa perlakuan panas, sedangkan yang lain diberi perlakuan panas setelah usai dilas. Kuat tarik sambungan las yang diberikan perlakuan panas 1.150 ± 25° F (620 ± 14°C) menjadi 5.000 Psi lebih rendah dari yang tidak mendapat perlakuan panas usai dilas, dan batas mulurnya menjadi 10.000 Psi lebih rendah dari yang tanpa perlakuan panas. Sebaliknya jika kedua-duanya mendapat perlakuan panas yang agak berbeda, kedua sambungan las tersebut akan memiliki batas mulur dan kuat tarik yang hampir sama, misalnya yang satu diberi perlakuan panas 1.150 ± 25° F dengan suhu antar panas 300 ± 25° F (150 ±14° C) dan waktu rendam 1 jam, dan yang lain diberi perlakuan panas 1.150 ± 25° F dan suhu antar panas 200 hingga 225° F (93° C hingga 107° C) serta waktu rendam 8 hingga 10 jam. Kandungan Air pada Salutan/Lapisan Pelindung (Coating) Elektroda dibuat dengan limit kandungan air pada salutannya yang dapat diterima tergantung dari jenis salutan dan kekuatan kawat intinya. Elektroda low hydrogen E 7016, E 7018, E 7028, dan E 7048 sangat peka terhadap penyerapan air. Salutan organiknya dirancang untuk mengandung sangat sedikit kelembaban sehingga penyimpanannya harus sangat teliti atau hati-hati. Kandungan air maksimum yang diperbolehkan untuk jenis elektroda ini hanya 0,6%. Jika ternyata elektroda pernah diletakkan pada lokasi yang terbuka sehingga diperkirakan kelembaban elektroda melebihi batas yang diperbolehkan, maka agar dapat digunakan kembali elektroda tersebut harus dipanaskan lagi hingga 800° F (425° C) selama 2 jam untuk dapat menghilangkan kandungan air tersebut. Berikut adalah tabel syarat-syarat penyimpanan dan pengeringan elektroda. Tabel 4. Syarat-syarat penyimpanan dan pengeringan elektroda Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 209 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Klasifikasi AWS Udara luar Oven Penyimpanan Pengeringan E 6010, E 6011 Suhu udara luar Tidak disyaratkan Tidak disyaratkan E 6012, E6013, E 6020, E 6022, E 7027, E 7014, E 7024 80 ± 20°± 10° C) dengan kelembaban relatif maks. 50% suhu udara di luar 275 ± 25°F (135 ±15°C) selama 1 jam waktu rendam E 7015, E 7016 E 7018, E7028, E7048 80 ± 20°F (30 ± 10° C) dengan kelembaban relatif maks. 50% suhu udara luar 475 ± 25°F (245 ±15°C) selama 2 jam waktu rendam Untuk pengelasan pada daerah-daerah sub tropis maupun daerah dingin, khususnya pada musim dingin, maka diperlukan pemanasan pendahuluan bagi setiap pengelasan, demikian juga isolasi untuk memperlambat pendinginan guna mencegah proses quenching (penyepuhan). Untuk pengelasan di daerah pantai yang anginnya cukup besar, maka sebelum pengelasan, kampuh harus benar-benar bersih dan kering untuk mencegah proses pengaratan akibat titik-titik air garam yang terhembus angin dan mengumpul di dalam kampuh-kampuh las. Tabel 5. Limit komposisi kimiawi bahan elektroda Klasifikasi AWS Persentase maksimum komposisi kimiawi Mn Si Ni Cr Mo V E 6010, E 6011, E 6012, Tidak ada limit spesifik Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 210 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 E 6013, E 6020, E 6022, E 6027 E 7016, E 7018, E 7027 1.60 0.75 0.3 0.2 0.3 0.08 E 7014, E 7015, E 7024, E 7028, E 7048 1.25 0.9 0.3 0.2 0.3 0.08 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 211 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Kodefikasi Elektroda Tanda/kode untuk elektroda las telah dinormalisasikan menurut standart, hal ini dimaksudkan untuk meringankan tukang las dalam memilih elektroda dan mempergunakannya. Contoh tanda dari elektroda las (Normalisasi menurut D I N 1913): E 51 2 2 R R 6 DIN1913 E 43 2 2 R(C) 3 DIN1913 Selubung (fluks/coating) elektroda Batang elektroda dibedakan berdasarkan pada tebal selubung dan tipe selubungnya. Ketentuan-ketentuan yang diperlukan tersebut dapat dibaca pada tanda-tanda yang ada pada elektroda. E 51 22 RR 6 DIN1913 Tanda singkatan untuk elektroda Tanda tegangan tarik minimal. Hanya ada kedua tanda angka 43 dan Tanda angka untuk pengembangan dan pukul takik. Ada enam tanda angka dari 0– 5. Sesuai tanda angka, maka tiap kali ada ketetapan suhu percobaan ada ketentuan minimal dari pengembangan dan pukul takik. Tanda angka untuk pukul takik yang semakin tinggi. Ada enam tanda angka dari 0 – 5. Sesuai dengan tanda angka, pada tiap ketentuan suhu percobaan ada ketentuan kenaikan pukul takik minimal. Normalisasi elektroda las Tanda angka untuk klasifikasi. Ada dua belas tanda angka dari 1 – 12. Tanda singkatan untuk tipe selubung / fluks / coating. Dari empat tipe dasar (A, R, B, C) tersusun sepuluh Tanda singkat untuk tipe selubung Tanda singkat untuk klasifikasi Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 212 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Berdasarkan ketebalan dari selubungnya orang dapat mengenal selubung tipis dan selubung tebal, dimana angka pengenal untuk klasifikasi menunjukkan makin tebal selubung maka tanda angkanya semakin besar. Angka 1 dan 2 menunjukkan selubungnya tipis. Angka 3 dan 4 menunjukkan selubungnya sedang. Angka 5 sampai 10 menunjukkan selubungnya tebal. Angka 11 dan 12 menunjukkan elektroda tersebut berkekuatan tinggi. Dengan meningkatnya tebal selubung elektroda, maka sifat mekanis dari hasil pengelasan dan bahan lasnya akan semakin tinggi. d = diameter batang inti D = diameter luar Gambar Macam-macam selubung elektroda D = sampai 1,2 Selubung D = 1,2 d – 1,55 Selubung D = di atas 1,55 Selubung tebal Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 213 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Disamping dari ketebalan selubung, jenis dan tipe dari selubung juga dapat mempengaruhi kualitas kampuh atau hasil lasan. Tanda singkatan untuk tipe selubung tersebut terdiri dari empat huruf. Dalam garis besarnya huruf tersebut berarti: A = Kadar besi (Fe) tinggi. B = Kadar mangan (Mn) sifat basanya tinggi. C = Kadar selulose tinggi. R = Kadar mineral rutil tinggi. Sedangkan jenis-jenis selubung antara lain: A = Jenis selubung asam. R = Jenis selubung rutil (tipis dan sedang). RR = Jenis selubung rutil (tebal). AR = Jenis selubung rutil asam (tipe campuran). C = Jenis selubung selulosa. R (C) = Jenis selubung rutil selulosa (sedang). RR (C) = Jenis selubung rutil selulosa (tebal). B = Jenis selubung basa. B (C) = Jenis selubung basa dengan bagian tak basa. RR (B) = Jenis selubung rutil basa (tebal). Beberapa huruf yang berbeda menunjukkan pada kode suatu jenis campuran, dimana jenis selubung tersebut dapat mempengaruhi pencairan dari bahan tambahnya. Dan juga mudah atau tidak mudahnya pencairan terak las tersebut tergantung pada jenis dari selubungnya. Tabel 6. Klasifikasi elektroda menurut standarisasi AWS Klasifikasi AWS Jenis Kimia Pelindung Posisi Pengelasan yang Paling Sesuai Jenis Arus Listrik Elektroda seri E 60 E 6010 E 6011 E 6012 E 6013 High cellulose sodium High cellulose potassium High titania sodium Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi DC + AC atau DC + AC atau DC Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 214 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 E 6020 E 6022 E 6027 High titania potassium High iron oxide High iron oxide High iron oxide, iron powder Datar, horisontal las sudut Datar, horisontal las sudut Datar, horisontal las sudut – AC atau DC ± AC atau DC – AC atau DC ± AC atau DC ± Elektroda seri E 70 E 7014 E 7015 E 7016 E 7018 E 7024 E 7027 E 7028 Iron powder, titania Low hydrogen sodium Low hydrogen potassium Low hydrogen potassium, iron powder Iron powder, titania High iron oxide, iron powder Low hydrogen potassium, iron powder Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi Datar, horisontal las sudut Datar, horisontal las sudut Datar, horisontal las sudut AC atau DC ± DC + AC atau DC + AC atau DC + AC atau DC ± AC atau DC ± AC atau DC + Seri E 70 dengan kuat tarik min. bahan dilaskan 70.000 psi (480 Mpa) E 7010-X E 7011-X E 7015-X E 7016-X High cellulose sodium High cellulose potassium Low hydrogen sodium Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi DC + AC atau DC + DC + Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 215 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 E 7018-X E 7020-X E 7027-X Low hydrogen potassium Iron powder, low hydrogen High iron oxide Iron powder, iron oxide Semua posisi Datar, horisontal las sudut Datar, horisontal las sudut AC atau DC + AC atau DC + AC atau DC ± AC atau DC ± Seri E 80 dengan kuat tarik min. bahan dilaskan 80.000 psi (550 Mpa) E 8018-X E 8011-X E 8013-X E 8015-X E 8016-X E 8018-X High cellulose sodium High cellulose potassium High titania potassium Low hydrogen sodium Low hydrogen potassium Iron powder, low hydrogen Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi DC + AC atau DC + AC atau DC ± DC + AC atau DC + AC atau DC + Seri E 90 dengan kuat tarik min. bahan dilaskan 90.000 psi (620 Mpa) E 9010-X E 9011-X E 9013-X E 9015-X E 9016-X E 9018-X High cellulose sodium High cellulose potassium High titania potassium Low hydrogen sodium Low hydrogen potassium Iron powder, low hydrogen Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi Semua posisi DC + AC atau DC + AC atau DC ± DC + AC atau DC + AC atau DC Next >