< Previous Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 256 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Perlengkapan las busur listrik manual. Sikat baja. Pahat datar. Palu terak. Sarung tangan. Apron. Topeng pelindung. Kacamata bening. Penggaris. Tang panas. Mesin gerinda tangan. Langkah Kerja: 8. Mengikat kedua pelat yang akan disambung. 9. Mengelas lapisan akar dengan ayunan. 10. Membersihkan kampuh lapisan akar. 11. Mengelas lapisan tengah dengan ayunan. 12. Membersihkan kampuh lapisan tengah. 13. Mengelas lapisan penutup dengan ayunan. 14. Membersihkan kampuh hasil pengelasan. Kedua pelat yang telah dipersiapkan, diletakkan terbalik di atas meja las. Harap diperhatikan jangan sampai ada kotoran yang mudah menyala, misalnya cat, karat, dan terak yang tertinggal melekat pada sisi pertemuan sambungan. Dengan meletakkan potongan-potongan pelat panjang di bawah masing-masing bagian yang Gambar Cara mengikat kampuh V Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 257 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 akan dilas, maka pasangan kedua pelat ini akan membentuk sudut ± 30. Jarak antaranya sebesar ± 3 mm. Maksud memberi kedudukan dalam sudut ± 30 adalah untuk mengatasi mengerutnya sudut setelah benda kerja dilas dan kemudian menjadi dingin. Untuk mengikat (tack weld), dipakai dua lasan pengikat yang kuat pada ujung-ujung kampuh, dan setelah itu benda kerja dibalik untuk dilas. Gambar Susunan pada pengelasan kampuh V Jumlah lapisan untuk mengelas kampuh V ditentukan oleh tebalnya pelat. Tetapi pada dasarnya, kampuh las tersusun dari lapisan akar, lapisan tengah, dan lapisan penutup. Sudut pingulan atau kemiringan kampuh adalah 60o. Gambar Benda kerja diletakkan di atas penopang (landasan) Pada saat mengelas lapisan akar, hendaknya menggunakan penopang (landasan), supaya penembusan akarnya bisa bebas (lihat gambar 36). Sehingga diharapkan dapat menghasilkan pengelasan lapisan akar yang baik. Lapisan akar Lapisan Lapisan penutup Sudut Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 258 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 Gambar Benda kerja yang selesai dilas Setiap selesai pengelasan, pada bagian punggungnya harus tampak kampuh yang rata. Dan setiap peletakan alur las, sisa-sisa terak las harus dibersihkan dengan memakai sikat kawat, sebelum alur las berikutnya diletakkan. Lapisan akar dan lapisan tengah hendaknya selalu rata peletakkannya, sebab dengan meningginya kampuh, maka akan mempermudah terjepitnya terak di dalam kampuh las. Sedangkan lapisan penutup diletakkan dengan gerak ayunan, supaya kampuh tampak lebih bagus. Sambungan tumpul Gambar Sambungan tumpul Apabila bidang calon sambungan dari kedua pelat berkedudukan sejajar satu sama lain, maka pertemuan ini disebut pertemuan tumpul. Dengan mencairnya kedua bidang pertemuan ini dan adanya tambahan dari bahan tambah selama pengelasan, maka tersusunlah kampuh lasan. Jarak Bidang Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 259 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 Gambar Persiapan untuk beberapa macam kampuh Meletakkan begitu saja kedua pelat berdampingan tanpa persiapan terlebih dahulu, maka tidak seluruh permukaan pertemuan tumpulnya yang akan terkena las. Sambungan las tersebut hanya merupakan sambungan permukaan saja dan tidak menyeluruh. Untuk menghasilkan sambungan tumpul yang sempurna, diperlukan adanya persiapan kampuh yang baik dan teliti. Bekas potongan pelatnya sebelum dilas harus bersih dan digerinda supaya menjadi sejajar. Persiapan kampuh harus dikerjakan secara teliti dan akurat, supaya dapat menghasilkan akar lasan yang memenuhi syarat. Untuk itu perlu adanya jarak Persiapan kampuh – I Persiapan untuk kampuh – V Persiapan untuk kampuh – V ganda Jarak antara Jarak antara Jarak antara Sisi terputus Sisi terputus Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 260 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 antara (celah) yang sesuai dengan tebal pelat. Sebagai contoh, persiapan untuk kampuh I, kampuh V, ataupun kampuh V ganda juga harus teliti dan bersih. Persiapan kampuh Untuk pelat hingga ketebalan 3 mm, sambungan dengan kampuh I. Sebagai jarak antara, cukup diambil jarak yang sama dengan tebal pelatnya. Untuk tebal pelat 4 mm ke atas perlu adanya pemingulan bidang pertemuan. Sudut pemingulannya sebesar ± 600, pengelasannya disebut dengan kampuh V. Tebal pelat 10 mm ke atas dilas dengan kampuh V ganda. Untuk itu sisi pertemuannya dipingul pada sebelah atas dan bawahnya. c. Rangkuman Pengelasan rigi-rigi 1. Posisi elektroda yang ke arah pengelasan dalam sudut yang lebih kecil dari 90 (arah memanjang sekitar 70º - 80º), dan sudut 90 ke arah melintangnya. 2. Untuk menghentikan proses pengelasan, elektroda tidak begitu saja ditarik menjauhi pelat, akan tetapi harus diangkat dengan gerakan yang arahnya berlawanan dengan arah pengelasannya, serta dengan kecepatan yang lebih cepat. 3. Dalam proses pengelasan, busur listrik mudah bergerak dan disimpangkan oleh gaya-gaya magnet, yang dikenal dengan “Pengaruh Tiupan”. Kampuh T 1. Kedua pelat diikat menggunakan las ikat pada kedua ujung sambungan/kampuh. 2. Batang elektroda diarahkan seperti pada proses pengelasan rigi-rigi (arah memanjang sekitar 70º - 80º) dengan sudut arah melintang 450. 3. Lapisan pertama atau lapisan akar dilas dengan menggunakan elektroda 2,6 mm. 4. Lapisan penutup dilas menggunakan elektroda 3,25 mm. 5. Ada beberapa macam kampuh T, yaitu datar, cembung, dan cekung. Kampuh V Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 261 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 1. Untuk mengikat (tack weld), dipakai dua lasan pengikat yang kuat pada ujung-ujung kampuh, serta kedua pelat harus membentuk sudut ± 30. 2. Kampuh las tersusun dari lapisan akar, lapisan tengah, dan lapisan penutup. 3. Sudut pingulan atau kemiringan kampuh adalah 60o. 4. Setiap peletakan alur las, sisa-sisa terak las harus dibersihkan dengan memakai sikat kawat, sebelum alur las berikutnya diletakkan. 5. Untuk menghasilkan sambungan tumpul yang sempurna, diperlukan adanya persiapan kampuh yang baik dan teliti. d. Tugas Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 262 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 1. PELAT St. 37 8 x 100 x 200 Jumlah Nama Bagian No bag Bahan Ukuran Ket. III II I Perubahan Pengganti dari Diganti dengan Skala Digambar RIGI - RIGI LAS 1 : 2 Diperiksa Dilihat Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 263 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 2 Pelat - St. 37 200 x 100 x 10 Jumlah Nama bagian No.bag Bahan Ukuran Ket. III II I Perubahan Pengganti dari Diganti oleh Skala Digambar SAMBUNGAN - T Diperiksa 1 : 2 Dilihat Teknik dasar Pengerjaan Logam 2 264 Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 2 Pelat - St. 37 300 x 200 x 8 Jumlah Nama bagian No.bag Bahan Ukuran Ket III II I Perubahan Pengganti dari : Diganti dengan : SAMBUNGAN TUMPUL (KAMPUH V) Skala Digambar Diperiksa 1 : 5 Dilihat e. Tes Formatif Jawablah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar! 1. Apa yang terjadi jika pada saat mengelas, busur listrik terlalu panjang? Teknik Dasar Pengerjaan Logam 2 265 Teknik Dasar Penegerjaan Logam 2 2. Apa yang terjadi jika pada saat mengelas, busur listrik terlalu pendek? 3. Apa yang harus dilakukan jika seseorang akan menyambung alur las? 4. Jelaskan cara menyambung alur las! 5. Pengaruh tiupan sangat mengganggu dalam proses pengelasan, terutama bila menggunakan mesin las …. 6. Jelaskan cara mengurangi efek dari pengaruh tiupan! 7. Apa yang terjadi jika pada saat mengelas kampuh T, kuat arus yang digunakan terlalu besar? 8. Jelaskan tujuan dari pelat ditekuk sebesar ± 30 pada pengelasan kampuh V! 9. Apa yang terjadi jika peletakkan alur las lapisan akar dan lapisan tengah tidak rata (cembung)? 10. Apa yang dimaksud dengan sambungan tumpul? 11. Bilamana seseorang mengelas sambungan dengan kampuh I? 12. Bilamana seseorang mengelas sambungan dengan kampuh V? 13. Bilamana seseorang mengelas sambungan dengan kampuh V ganda? Next >