< Previous88 Pengetahuan 2.1. Petugas Pengambil Contoh (PPC) harus mempunyai visi dalam melakukan teknik pengambilan contoh maksudnya adalah : A. Membuat perencanaan jangka panjang (tiga tahun) dan perencanaan tahunan dalam perencanaan pengambilan contoh B. Melakukan teknik pengambilan contoh secara bijaksana sesuai dengan kondisi lingkungan nyata dilapangan C. Melakukan teknik pengambilan contoh sesuai dengan kaidah (standar) yang berlaku dan dilaksanakan secara benar D. Melakukan teknik pengambilan contoh dengan sikap yang teliti dan cermat E. Memiliki ilmu yang cukup agar dapat mengambil contoh dengan benar 2. Proses pengambilan contoh yang dilakukan dalam rangka produk tersebut mendapatkan logo SNI berarti tujuan pengambilan contoh bertujuan untuk : A. Memperoleh sertifikat mutu yang dilakukan oleh laboratorium pengujian. B. Memperoleh sertifikasi produk oleh lembaga sertifikasi produk (LSPro) C. Memperoleh sertifikasi sistem mutu manajemen oleh lembaga sertifikaasi sistem mutu (LSSM) D. Memperoleh sertifikasi HACCP oleh lembaga sertifikasi sistem Hazard Critical Control Point (LSSHACCP) E. Memperoleh sertifikat inspeksi dari lembaga inspeksi 89 3. Berdasarkan gambar populasi dan contoh berikut tersebut A, B, C, dan D adalah: D B A C Nilai tengah A. Contoh benar, contoh palsu, contoh bias, populasi B. Contoh benar, contoh bias, contoh palsu, populasi C. Contoh palsu, contoh bias, contoh benar, populasi, D. Contoh bias, contoh benar, contoh palsu, populasi E. Contoh bias, contoh palsu, contoh benar, populasi 4. Seorang Petugas Pengambil Contoh sebelum berangkat menuju lokasi pengambilan contoh harus melakukan persiapan utama yaitu: A. Menyiapkan surat perjalanan. B. Merencanakan transportasi kelokasi C. Membuat perancangan pengambilan contoh D. Mempersiapkan pengamanan contoh E. Menyiapkan proses pengujian 5. Contoh yang diambil dari cohtoh campuran disebut dengan: A. Contoh primer B. Contoh campuran C. Contoh sekunder D. Contoh tersier E. Contoh analisa 90 6. Populasi berbentuk gudang beras dalam karung berjumlah 64 karung, maka jumlah karung yang diambil contohnya menurut SNI 0428 1998 sehingga diperoleh contoh seberat minimal 500 gram sebanyak: A. 3 karung B. 5 karung C. 8 karung D. 10 karung E. 12 karung 7. Perlakuan pendahuluan terhadap contoh air sungai untuk pemeriksaan logam terlaurut adalah: A. Pengasaman sampai dengan pH ≤ 2 dengan menggunakan HCl B. Penyaringan dengan kertas saring yang ukuran porinya 0,45 μm. C. Ekstraksi menggunakan labu pemisah dengan menambahkan larutan pengekstrak . D. Segera dilakukan pendinginan pada suhu di bawah 0 oC E. Pengasaman sampai dengan pH ≤ 2 dengan menggunakan KMnO4 8. Penyimpanan contoh air sungai untuk tujuan pemeriksaan kualitas dapat dilakukan dengan wadah yang terbuat dari A. Kantong plastik B. Botol logam C. Botol gelas D. Kantong stain less stell E. Erlenmeyer 91 Keterampilan 3. NO ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN 1 2 3 1. Menyiapkan alat untuk praktikum 2. Menggunakan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam praktikum 3. Memilih metode analisis sesuai setandar 4. Melakukan persiapan pendahuluan pada bahan/sampel yang akan dianalisa 5. Melaksanakan langkah kerja sesuai prosedur 6. Melakukan pengamatan saat praktikum berlangsung 7. Melakukan pencatatan data 8. Menghitung/mengolah data hasil pengamatan 9. Membuat laporan hasil praktum 10. Membersihkan lingkungan praktikum Rubrik : ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN 1 2 3 Menyiapkan alat untuk praktikum Alat tidak disiapkan Alat disiapkan tidak sesuai dengan diperlukan Alat disiapkan sesuai dengan yang diperlukan Menggunakan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam praktikum Bahan yang digunakan tidak lengkap Bahan yang digunakan lengkap tapi ada yang tidak dibutuhkan Bahan yang digunakan lengkap dan sesuai dengan yang dibutuhkan Memilih metode analisis sesuai standar Pemilihan metode analisis tidak sesuai dengan jenis Pemilihan metode analisis sesuai jenis bahan dan tidak sesuai Pemilihan metode analisis sesuai jenis bahan dan standar yang 92 ASPEK YANG DINILAI PENILAIAN 1 2 3 bahan dan tidak sesuai standar yang ditentukan standar yang ditentukan ditentukan Melakukan persiapan pendahuluan pada bahan/sampel yang akan dianalisa Tidak melakukan persiapan pendahuluan terhadap bahan/sampel yang akan dianalisis Melakukan persiapan pendahuluan terhadap bahan/sampel yang akan dianalisis belum optimal Melakukan persiapan pendahuluan terhadap bahan/sampel yang akan dianalisis dengan optimal Melaksanakan langkah kerja sesuai prosedur Langkah kerja tidak sesuai prosedur Sebagian langkah kerja ada yang salah Semua langkah kerja benar dan sesuai prosesur Melakukan pengamatan saat praktikum berlangsung Pengamtan tidak cermat Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi Pengamatan cermat dan bebas interpretasi Melakukan pencatatan data pengamatan Data pengamatan tidak dicatat Data pengamatan dicatat tetapi ada kesalahan Data pengamtan dicatat dengan lengkap Menghitung/ mengolah data hasil pengamatan Perhitungan data hasil pengamatan salah Perhitungan data hasil pengamatan benar tetapi tidak sesuai dengan rumus Perhitungan data hasil pengamatan benar dan lengkap sesuai rumus Membuat laporan hasil praktikum Laporan hasil praktikum tidak dibuat Laporan hasil praktikum rapi dan tidak lengkap Laporan hasil praktikum rapi dan lengkap Membersihkan lingkungan tempat praktikum Lingkungan tempat praktikum tidak dibersihkan Lingkungan tempat praktikum dibersihkan dan tidak rapi Lingkungan tempat praktikum dibersihkan dengan rapi. 93 Kegiatan Pembelajaran 2. Analisis Kadar Air A. Deskripsi Analisis kadar air merupakan salah satu kompetensi dasar dari mata pelajaran kimia analitik terapan. Kompetensi dasar ini bertujuan untuk memantapkan pemahaman fakta, konsep, prinsip dan prosedur serta metakognitif mengenai analisis kadar air dalam suatu bahan tertentu secara aplikatif. Pembelajaran ini meliputi teknik dasar, prinsip, alat dan bahan yang digunakan, metoda analisis, prosedur analisis, perhitungan hasil analisis dan teknik laporan hasil analisis kadar air. Pelaksanaannya meliputi langkah-langkah pembelajaran mengamati, menanya, mengeksplorasi keterampilan proses dalam bentuk eksperimen, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Media yang digunakan meliputi alat dan bahan praktikum serta in focus. Penguasaan materi dievaluasi/dinilai melalui sikap, pengetahuan dan keterampilan. B. Kegiatan Belajar Tujuan Pembelajaran 1.Setelah mempelajari materi ini perserta didik mampu : a. Memahami teknik penentuan kadar air dalam bahan melalui eksperimen. b. Melaksanakan analisis penentuan kadar air dalam suatu bahan melalui eksperimen. Uraian Materi 2.a. Air dalam Bahan Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet 94 lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air diperlukan untuk kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup, sehingga sangat essensial. Struktur molekul air disusun oleh sebuah atom oksigen yang berikatan secara kovalen dengan 2 atom hidrogen. Atom O mempunyai muatan negatif dan atom H mempunyai muatan positif menjadikan air bersifat seperti magnet yang mempunyai dua kutub. Kondisi ini menyebabkan air dapat ditarik oleh senyawa lain baik yang bermuatan positif atau bermuatan negatif. Molekul air yang satu dengan yang lain dapat bergabung melalui ikatan hidrogen yang dapat terbentuk melalui tarik menarik antara kutub positif (atom H) molekul air yang satu dengan kutub negatif (atom O) molekul air lain. Satu molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen dengan 4 molekul air lainnya. Sebagian besar air dalam bahan berada dalam bentuk “terikat” dengan komponen bahan lainnya. Struktur molekul air adalah : Gambar 14. Molekul air 95 Air merupakan substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik. Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat “hidrofobik” (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air. Gambar 15. Air sebagai pelarut 96 Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih “kekuatan tarik” pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air memiliki pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus, air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air. Dalam sel-sel biologi dan organel-organel, air bersentuhan dengan membran dan permukaan protein yang bersifat hidrofilik; yaitu, permukaan-permukaan yang memiliki ketertarikan kuat terhadap air. Air mempunyai peran kritis dalam ilmu pangan sehingga sangat penting bagi seorang ahli pangan untuk mengerti seluk beluk tentang air dalam proses pangan yang dapat menjamin keberhasilan suatu produk. Zat terlarut seperti garam dan gula yang ditemukan dalam air dapat mempengaruhi struktur fisik air. Titik didih dan titik beku air dipengaruhi 97 zat terlarut. Satu mol sukrosa (gula) dapat menaikan titik didih air sekitar 0,52C dan satu mol garam dapat menaikan titik didih air 1,04C. Zat terlarut dalam air juga mempengaruhi aktivitas air yang mempengaruhi banyak reaksi kimia dan pertumbuhan mikrobiologi dalam pangan. Aktivitas air dapat digambarkan sebagai perbandingan tekanan uap air dalam larutan dengan tekanan uap air murni. Zat terlarut dalam air lebih rendah dari air itu sendiri. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena kebanyakan bakteri berhenti tumbuh dalam aktivitas air pada level rendah. Tidak hanya pertumbuhan bakteri saja yang dapat mempengaruhi keamanan pangan tetapi juga pengawetan yang seringkali dilakukan. Kesadahan air juga menjadi faktor kritis dalam pengolahan pangan. Secara dramatisasi kesadahan air dapat mempengaruhi kualitas produk seperti halnya peranan sanitasi. Kesadahan air diklasifikasikan berdasarkan jumlah perpindahan kandungan garam kalsium karbonat per galon. Kesadahan air dihitung dalam grain. Kalsium karbonat sebanyak 0,064 gram ekivalen dengan 1 grain kesadahan. Air dikatakan lunak bila mengandung 1 hingga 4 grain, kesadahan lunak bila mengandung 5 hingga 10 grain, kesadahan sedang bila mengandung 5 hingga 10 grain dan kesadahan tinggi 11 hingga 20 grain. Kesadahan air dapat diubah atau diberi perlakuan dengan menggunakan sistem pertukaran ion. Kesadahan juga dapat mempengaruhi kesetimbangan ph yang memegang peranan penting dalam pengolahan pangan. Sebagai contoh, kesadahan air dapat mencegah produksi minuman bersih. Air sadah juga mempengaruhi sanitasi. Air dalam pangan merupakan kandungan penting, dimana air dapat berupa komponen intrasel dan/atau ekstrasel dalam sayuran dan produk hewani, sebagai medium pendispersi atau pelarut dalam berbagai produk, sebagai fase terdispersi dalam berbagai produk yang diemulsi seperti mentega dan margarin dan sebagai komponen tambahan dalam pangan lain. Next >