< Previous 114 9. Pengujian Field Winding Gambar 4.37 – (1) Slip Ring, (2) Rotor, (3) Rotor Shaft Pengujian Kontinuitas Field Winding Pasang multimeter pada skala resistensi 200 Ohm. Ukur resistensi antara slip ring (1). Resistensi antara slip ring (1) harus berada di dalam nilai-nilai berikut ini: Resistensi field winding pada 27º C (81º F) 9X-6796 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 9X-9096 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 121-4134 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 121-4135 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 113-1379 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 125-9597 Alternator Gp …1.7 hingga 1.8 Ohm 107-7977 Alternator Gp …9.5 hingga 10.7 Ohm 132-2156 Alternator Gp …9.5 hingga 10.7 Ohm. Ganti rotor (2) jika pengukuran tidak benar. Pengujian Field Winding Ground Pasang multimeter hingga skala resistensi 20 Mega Ohm. Ukur resistensi diantara salah satu dari slip ring (1) dan rotor shaft (3). Bacaan multimeter harus lebih besar daripada 100 Kilo Ohm (0.100 Mega Ohm). Ganti rotor jika bacaan multimeter rendah. Resistensi yang rendah mengindikasikan kontinuitas yang tidak diinginkan antara field winding dan rotor shaft. Ulangi langkah 1 hingga 3 untuk slip ring yang lain (1). 115 10. Pengujian Rectifier Gambar 4.38 – (1) Hubungan dioda positif, (2) Heat sink positif, (3) Hubungan dioda negatif, (4) Heat sink negatif 11. Pengujian Dioda Positif CATATAN: Jangan memberikan tekanan berlebihan pada kontak dari dioda-dioda. Bengkokkan hubungan hanya bila perlu. Bengkokkan ketiga kontak dioda positif (1) menjauh dari stud. Kontak (1) tidak boleh mengenai heat sink positif (2). Pasang multimeter pada skala dioda. Hubungkan lead hitam dari multimeter pada heat sink positif (2). Hubungkan lead merah pada multimeter pada salah satu kontak dioda positif (1). Bacaan multimeter harus berada di antara 0.4 VDC dan 0.9 VDC. Ulangi langkah 2 untuk dua kontak dioda positif (1) yang tersisa. Jika bacaan multimeter tidak berada diantara 0.4 VDC dan 0.9 VDC untuk setiap dioda positif, maka ganti rectifier. 116 Pasang multimeter pada skala dioda. Hubungkan lead merah dari multimeter pada heat sink positif (2). Hubungkan multimeter black lead pada salah satu kontak dioda positif (1). Bacaan multimeter harus “OL”. Ulangi langkah 4 untuk dua kontak dioda positif (1) yang tersisa. Jika bacaan multimeter tidak menunjukkan “OL” untuk setiap dioda positif, maka ganti rectifier. 12. Pengujian Dioda Negatif CATATAN: Jangan memberikan tekanan berlebihan pada kontak dioda-dioda. Bengkokkan hubungan hanya jika perlu. Bengkokkan ketiga kontak dioda negatif (3) menjauh dari stud. Kontak (3) tidak boleh mengenai heat sink negatif (4). Pasang multimeter pada skala dioda. Hubungkan lead merah multimeter pada heat sink negatif (4). Hubungkan lead hitam multimeter pada salah satu kontak dioda negatif (3). Bacaan multimeter harus berada di antara 0.4 VDC dan 0.9 VDC. Ulangi langkah 2 untuk dua kontak dioda negatif (3) yang tersisa. Jika bacaan multimeter tidak berada di antara 0.4 VDC dan 0.9 VDC untuk setiap dioda negatif, maka ganti rectifier. Pasang multimeter pada skala dioda. Hubungkan lead hitam dari multimeter pada heat sink negatif (4). Hubungkan lead merah dari multimeter pada salah satu kontak dioda negatif (3). Bacaan multimeter harus “OL”. Ulangi langkah 4 untuk dua kontak dioda negatif (3) yang tersisa. Jika bacaan multimeter tidak menunjukkan “OL” untuk setiap dioda negatif, maka ganti rectifier. 117 13. Pengujian Regulator Gambar 4.39 Tools Khusus yang Diperlukan Output Minimum Keterangan Komponen Jumlah 0 hingga 30 VDC 8 Ampere Variable DC Power Supply 1 CATATAN: Pengujian untuk regulator tidak mencakup semua kegagalan yang mungkin terjadi. Pengujian memverifikasi beberapa masalah umum. Regulator membatasi output dari alternator sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya dengan mengendalikan arus melalui field coil. Regulator secara electronic menghubungkan koneksi antara field coil dan ground. Penghubungan (switching) terjadi pada tingkat antara 10 Hertz dan 7000 Hertz. 118 Pengujian menentukan kedua tegangan/voltage yang menyebabkan regulator menghubungkan koneksi antara field coil dan ground. Perbedaan antara kedua tegangan/voltage tidak boleh kurang dari 0.54 VDC untuk sistem 12 Volt. Sistem 24 Volt harus memiliki perbedaan kurang daripada 1.0 VDC. Pengujian ini akan menentukan masalah di dalam komponen berikut ini: Diode Assembly, Field Coil dan Regulator. Hubungkan sebuah variable power supply dan dua multimeter pada alternator. Pemasangan diperlihatkan pada Gambar 24. Multimeter (A) terhubung sebagai ammeter. Multimeter (V) terhubung sebagai voltmeter. Terminal “R” dan terminal “B+” saling terhubung. CATATAN: Kurangi output tegangan/voltage dari power supply hingga nol sebelum mengalirkan daya ke alternator. Monitor arus pada multimeter (A). Sesuaikan variable power supply hingga arus meningkat dan arus mulai menjadi stabil. Buat catatan mengenai tegangan/voltage yang diukur. Pengukuran ini adalah tegangan/voltage “Turn On”. Jika alternator beroperasi dengan benar, maka tegangan/voltage adalah 14.0 + 0.5 Volt untuk sistem 12 Volt. Tegangan/voltage “Turn On” untuk sistem 24 Volt harus 28.0 + 1.0 Volt. Jika tegangan/voltage berada diluar spesifikasi, ganti regulator. Bacaan pada multimeter (A) menyatakan field current. Jika alternator beroperasi dengan benar, maka field current berada antara 6.7 dan 7.1 Ampere untuk sistem 12 Volt. Sistem 24 Volt harus berada di antara 2.2 dan 2.5 Ampere. Jika field current terlalu tinggi, maka field coil akan mengalami korsleting. Jika field current terlalu rendah, maka kondisi berikut ini dapat terjadi: Field coil terbuka Brush terbuka 119 Regulator terbuka. Sesuaikan power supply variabel hingga tegangan/voltage “Turn On”. Tegangan/voltage “Turn On” telah diukur pada langkah 3. Sesuaikan tegangan/voltage hingga multimeter (A) terbaca nol Ampere. Buat catatan dari tegangan/voltage yang telah diukur. Ini adalah tegangan/voltage “Turn Off”. Kurangkan tegangan/voltage “Turn On” dari tegangan/voltage “Turn Off”. Perbedaan antara kedua tegangan/voltage tidak boleh lebih dari 0.54 VDC untuk sistem 12 Volt. Sistem 24 Volt harus memiliki perbedaan yang kurang daripada 1.0 VDC. Ganti regulator jika perbedaan dalam tegangan/voltage terlalu besar. 14. Pengujian Stator Gambar 4.40 – (1) Stator, (2) Stator Lead, (3) Stator Frame 15. Pengujian Kontinuitas Stator Winding 120 Hubungkan multimeter lead diantara masing-masing kombinasi dari dua stator lead (2): (A ke B), (B ke C) dan (C ke A). Buat catatan mengenai masing-masing pengukuran. Ketiga pengukuran harus kira-kira 0.063 Ohm. Ganti stator (1) jika ada pengukuran yang tidak benar. Jika sebuah pengukuran terlalu rendah, maka stator (1) akan korsleting. Jika pengukuran terlalu tinggi, maka stator (1) terbuka. 16. Pengujian Stator Winding Ground Pasang multimeter pada skala resistansi 20 M ohm. Ukur resistansi antara setiap stator lead (2) dan stator frame (3): (A ke 3), (B ke 3) dan (C ke 3). Masing-masing pengukuran harus lebih besar dari 100 K Ohm (0.100 M Ohm). Jika salah satu dari ketiga pengukuran ini terlalu rendah, maka stator (1) akan mengalami korsleting pada stator frame (3). Ganti stator jika suatu korsleting terukur. 17. Panjang Brush / Brush Length Gambar 4.41 – (1) Brush, (2) Panjang Brush 121 Ukur panjang brush (1). Minimum panjang brush (2) adalah 7.6 mm (0.30 inci). Panjang brush yang baru (2) adalah 21.9 mm (0.86 inci). Ganti brush holder jika panjang brush (2) mendekati panjang minimum. 18. Insulated Screw Gambar 4.42 – (10) Insulated Screw, (2) Capacitor, (3) Regulator Regulator (3) dikencangkan pada rear frame dengan tiga screw. Capacitor (2) dikencangkan dengan dua screw. Dua dari screw (1) pada regulator memiliki insulator, dan salah satu dari screw (1) pada capacitor memiliki insulator. Periksa dengan hati-hati ketiga insulated screw (1). Insulator yang rusak atau insulator yang hilang dapat mengakibatkan kerusakan pada komponen internal dari alternator. 122 19. Magnetisme Sisa / Residual Magnetism Gambar 4.43 – (1) B+ terminal, (2) Ground terminal, (3) R terminal Hubungkan sebuah voltmeter antara “B+” terminal (1) dan alternator case ground (2). Hidupkan engine dan pasang throttle pada paling tidak 75%. Hubungkan satu ujung dari jumper wire ke terminal “B+” (1) dari alternator. Hubungkan ujung yang lain dari jumper wire ke “R” terminal (3) dari alternator selama dua detik. Jika output meningkat, maka magnetisme sisa dari rotor telah dikembalikan. Sekarang alternator melakukan charging. Jika output tegangan/voltage tidak meningkat, maka terdapat masalah internal pada alternator. Ganti alternator atau lanjutkan dengan Operasi Sistem, “Keterangan Komponen”. Gunakan keterangan dari komponen ini untuk menentukan bahwa komponen telah gagal berfungsi. Lanjutkan dengan pengujian komponen yang benar. 123 MENGASOSIASIKAN Praktikkan kegiatan membongkar, memeriksa dan merakit alternator di atas secara bergantian, saat salah satu bertindak sebagai teknisi yang sedang melakukan perbaikan, siswa yang lain melakukan pengamatan dengan membandingkan langkah-langkah yang ada pada buku ini. 1. Perhatikan urutan langkah membongkar dan merakit yang dilakukan 2. Perhatikan langkah-langkah pemeriksaan komponen yang dilakukan. 3. Perhatikan kesesuaian pemilihan alat yang digunakan 4. Perhatikan pengambilan keputusan mengenai keadaan komponen. 5. Perhatikan kebersihan dalam mengerjakan tugasnya. 6. Bandingkan langkah-langkah yang diambil teman anda dengan langkah-langkah yang ada pada buku ini. MENDISKUSIKAN Diskusikan perbedaan menangani alternator brushless dan alternator dengan brush, Diskusikan pula hasil-hasil dari kegiatan mengasosiasikan diatas Berikan kesimpulan untuk dua topic diskusi yang telah dilakukan. MENGKOMUNIKASIKAN Dari data-data hasil diskusi diatas buatlah powerpoint presentation untuk dipresentasikan di depan kelas Berikan kesimpulan anda saat akhir presentasi. Next >