< Previous125 e. Penilaian Laporan Observasi No Aspek Skor 4 3 2 1 1 Sistematika Laporan Sistematika laporan mengandung tujuan, masalah, hipotesis, prosedur, hasil pengamatan dan kesimpulan. Sistematika laporan mengandung tujuan, masalah, hipotesis prosedur, hasil pengamatan dan kesimpulan Sistematika laporan mengandung tujuan, masalah, prosedur hasil pengamatan Dan kesimpulan Sistematika laporam hanya mengandung tujuan, hasil pengamatan dan kesimpulan 2 Data Pengamatan Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, grafik dan gambar yang disertai dengan bagian-bagian dari gambar yang lengka[ Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, gambar yang disertai dengan beberapa bagian-bagian dari gambar Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, gambar yang disertai dengan bagian yang tidak lengkap Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk gambar yang tidak disertai dengan bagian-bagian dari gambar 3 Analisis dan kesimpulan Analisis dan kesimpulan tepat dan relevan dengan data-data hasil pengamatan Analisis dan kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan Analisis dan kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan tetapi tidak relevan Analisis dan kesimpulan tidak dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan 4 Kerapihan Laporan Laporan ditulis sangat rapih, mudah dibaca dan disertai dengan data kelompok Laporan ditulis rapih, mudah dibaca dan tidak disertai dengan data kelompok Laporan ditulis rapih, susah dibaca dan tidak disertai dengan data kelompok Laporan ditulis tidak rapih, sukar dibaca dan disertai dengan data kelompok 126 Kegiatan Pembelajaran 2. Pengolahan Hasil Perkebunan Tahunan A. Deskripsi Pengolahan hasil perkebunan tanaman tahunan merupakan kompetensi dasar yang akan membahas beberapa jenis komoditas hasil perkebunan tanaman tahunan diantaranya kelapa sawit, kelapa, karet, mete, dan vanili. Beberapa hal yang dibahas dimulai dari karakteristik bahan, prinsip pengolahan, peralatan proses, alur proses, dan standar mutu produk. Buku ini tidak membahas semua komoditas, produk dan proses pengolahan perkebunan tanaman tahunan sehingga siswa diharapkan juga turut aktif untuk mencari referensi lain yang berkaitan dengan perkebunan tanaman tahunan. B. Kegiatan Belajar 1. Tujuan Pembelajaran a. Siswa dapat menerapkan prinsip dasar pengolahan hasil perkebunan tanaman tahunan. b. Siswa dapat membuat produk hasil perkebunan tanaman tahunan sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. 2. Uraian Materi Tanaman perkebunan dapat dikelompokkan berdasarkan umur tanaman atau periode pemanenan. Selain tanaman perkebunan semusim, tanaman perkebunan dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tanaman perkebunan tahunan. Tanaman perkebunan tahunan adalah tanaman perkebunan yang umurnya lebih dari 1 tahun dan pemanenan dilakukan lebih dari satu kali panen untuk sekali tanam. Tanaman perkebunan tahunan umumnya memerlukan waktu yang relatif agak lama untuk menghasilkan atau berproduksi. Selain itu juga umumnya komoditi hasil perkebunan bersifat curai dan berjumlah besar misalnya kelapa sawit sehingga membutuhkan alat transportasi dan mesin produksi yang besar. Beberapa komoditas yang termasuk tanaman perkebunan tahunan misalnya kelapa, kelapa sawit, karet, vanili, damar, dan lain lain. Di Indonesia, perkebunan tanaman tahunan banyak dikembangkan di luar Jawa. Kelapa sawit, karet dikembangkan dengan areal yang sangat luas baik oleh perkebunan besar ataupun oleh perkebunan rakyat. a. Karakteristik Bahan 1) Karet Karet alam merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting baik nasional maupun internasional. Karet adalah polimer hidrokaAmati di sekitar anda tanaman perkebunan yang memiliki umur lebih dari 2 tahun dan dipanen lebih dari sekali. Catatlah jenis komoditas dari tanaman tersebut. Kemudian diskusikan karakteristik dari komoditas tanaman tahunan tersebut! 128 yang terbentuk dari emulsi kesusuan (dikenal sebagai lateks) yang diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan pohon karet. Dari segi produksinya, karet alam masih kalah dengan karet sintetis. Karet alam memiliki keunggulan dari segi kualitas yaitu : a) Memiliki daya lenting atau daya elastis yang sempurna. b) Memiliki plastisitas yang baik sehingga mudah pengolahannya. c) Memiliki daya aus yang tinggi. d) Tidak mudah panas. e) Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan. Getah karet atau lateks merupakan suatu suspensi koloidal dari air dan bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna melainkan terpencar secara homogen atau merata dalam air. Partikel koloidal ini sangat kecil sehingga mampu menembus saringan. Gambar 55. latek sebagai hasil dari tanaman karet (bibitkaret.com) 129 Lateks sebagai bahan baku berbagai karet harus memiliki kualitas yang baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lateks antara lain : a) Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dll). b) Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kering lateks yang dihasilkan tidak stabil). c) Bahan dari alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (disarankan dari aluminium atau baja tahan karat). d) Cara pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, dan jangka waktu) e) Bahan kimia yang digunakan. f) Komposisi lateks. Bahan-bahan yang terkandung dalam lateks segar antara lain fraksi kuning lutoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal jika kadarnya antara 0,1-1,0 mg tiap 100 gr lateks kering. Kandungan bahan pada lateks segar dan lateks kering dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Kandungan bahan dalam lateks segar dan lateks yang sudah dikeringkan No Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%) 1 Kandungan karet 35,62 88,28 2 Resin 1,65 4,10 3 Protein 2,03 5,04 4 Abu 0,70 0,84 5 Zat gula 0,34 0,84 6 Air 59,62 1,00 Susunan bahan lateks dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu bahan yang mendispersikan dan bahan yang terdispersikan. Bahan yang mendispersikan biasa disebut serum yang meliputi protein, garam-garam mineral, enzim, dan lain-lain. Bahan yang terdispersikan terdiri 130 dari butir-butir karet yang dilapisi lapisan tipis protein. Partikel karet tersuspensi tersebar secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0,004-3 mikron atau 0,2 partikel karet per milimeter lateks. Lapisan tipis protein ini memiliki kestabilan sendiri sehingga dapat memeprtahankan sistem koloidalnya. Jika lapisan protein ini berkurang akan berakibat terjadinya prakoagulasi dimana lateks akan mengalami pembekuan pendahuluan dan menghasilkan lumps atau gumpalan-gumpalan pada cairan getah sadapan. Prakoagulasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a) Jenis karet yang ditanam b) Enzim-enzim c) Mikroorganisme atau jasad renik d) Faktor cuaca atau musim e) Kondisi tanaman f) Air sadah g) Cara pengangkutan h) Kotoran atau bahan yang tercampur 2) Vanili Vanili merupakan tanaman yang termasuk pada famili angrek-anggrekan. berbedadengan tanaman anggrek yang umumnya dibudidayakan karena bunganya, tanaman vanili dibudidayakan untuk diambil buahnya. Buah vanili mengandung vanillin yang diolah dan dimanfaatkan sebagai campuran dalam beberapa olahan pangan. Dalam keseharian, masyarakat banyak membutuhkan vanili sebagai bahan pengharum makanan misalnya pada es krim, coklat, dan makanan lainnya. 131 Vanili merupakan hasil dari buah vanili yang berbentuk kapsul (polong), bersudut tiga, bertangkai pendek, panjang 10-25 cm, berdiameter 5-15 mm, dan memiliki permukaan licin. Buah vanili berbau harum karena mengandung vanilin. Gambar 56. buah vanili siap panen (jpmi.or.id) Buah vanili masak dalam waktu 8-9 bulan setelah penyerbukan yang ditandai dengan perubahan warna buah dari buah muda yang berwarna hijau menjadi berwarna hijau muda bergaris kuning. Garis tersebut jika telah masak akan berubah menjadi berwarna kuning tua kecoklatan. Buah yang telah masak berisi biji yang berukuran sangat kecil berdiameter kurang lebih 0,3 mm dan berjumlah hingga ribuan. Biji tersebut tidak memiliki lembaga namun mempunyai protocorn yang akan tumbuh jika ditanam pada media yang tepat. Ada 3 jenis vanili yaitu : a) Vanilla planifolia Andrews b) Vanilla pompona Schiede c) Vanilla tahitensis J.W. Moore 132 Buah vanili umumnya dalam satu tandan memiliki waktu masak yang tidak sama. Untuk itu pemanenan harus dilakukan secara bertahap agar diperoleh vanili yang berkualitas baik. Buah vanili siap panen memiliki ciri yaitu warna hijau buah mulai pudar dan ujung buah mulai menguning. Buah yang dipetik terlalu muda akan diperoleh buah yang kaku dan kurang beraroma. Sedangkan buah yang terlalu tua biaakan pecah dan berakibat mutunya turun. Buah vanili tersusun atas bagian pusat yang berbiji dan plasenta yang dibungkus oleh bagian luar yang berdaging. Komposisi kimia vanili segar dapat dilihat pada tabel Tabel 16. Komposisi kimia buah vanili No Komponen Kimia Kandungan (%) 1 Air 78-82 2 Karbohidrat 8-20 3 Lemak 4-15 4 Kalium 0.005 5 Kalsium 0.003 6 Klor 0.0024 7 Nitrogen 0.004 8 Magnesium 0.0015 Harga vanili dipengaruhi oleh kualitas dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas antara lain : a) Jenis tanaman planifolia memiliki kualitas yang lebih baik daripada pompona dan tahitensis. b) Kesehatan tanaman yang berakibat buah tidak masak sempurna c) Buah yang masak pada musim kering akan memiliki kualitas yang lebih baik d) Umur panen yang harus tepat ditandai dengan adanya garis kuning dan aroma yang mulai tercium 133 e) Buah yang semakin besar dan panjang memiliki mutu buah yang lebih baik Pengelompokan buah vanili berdasarkan panjang buah disajikan pada tabel 17. Tabel 17. Pengelompokan buah vanili berdasarkan pajang buah Kelompok Ukuran panjang buah (cm) I < 10 II 10-12 III 13-14 IV 15-16 V 17-18 VI 19-20 VII >20 3) Kelapa Kelapa merupakan tanaman khas yang ada di daerah tropis termasuk Indonesia. Kelapa merupakan salah satu komoditas yang penting selain kakao, kopi, lada maupun komoditas perkebunan yang lain. Seluruh kepulauan Indonesia banyak dijumpai perkebunan kelapa baik yang dikelola rakyat maupun swasta. Hampir semua bagian dari kelapa dapat dimanfaatkan, namun buah kelapa merupakan bagian yang paling banyak manfaatnya disamping juga nira sebagai bahan pembuat gula. Buah kelapa berasal dari buah betina yang dibuahi dan berkembang menjadi buah. Buah kelapa memiliki beberapa fase perkembangan dimulai dari fase pertama yaitu buah yang membesar mulai bagian sabut, tempurung, dan lubang embrio. Fase selanjutnya adalah penebalan tempurung yang berlangsung selama 2 bulan. Fase ini tempurung kelapa belum mengeras. Fase ketiga adalah penebalan dan pengerasan tempurung kelapa, perubahan warna menjadi coklat, serta 134 mulai terbentuknya daging buah kelapa. Buah akan terus berkembang dan mencapai ukuran maksimal pada umur 9-10 bulan dengan berat 3-4 kg. Buah kelapa yang normal terdiri dari beberapa bagian yaitu kulit luar (excocarp), sabut (mesocarp), tempurung (endocarp), kulit daging (testa), daging buah (endosperm), air kelapa, dan lembaga. Komposisi bagian dari buah kelapa disajikan pada tabel 18. Tabel 18. Komposis bagian dari buah kelapa No Daging buah (buah tua) Jumlah berat (%) 1 Sabut 35 2 Tempurung 12 3 Daging buah 28 4 Air buah 25 Daging buah kelapa berwarna putih, lunak, dan memiliki ketebalan 8-10 mm dan mengeras ketika buah kelapa telah tua. Buah kelapa merupakan jaringan yang berasal dari inti lembaga yang dibuahi sel kelamin jantan dan membelah diri. Daging buah kelapa merupakan sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Protein, aktivitas vitamin A, dan thiamin tertinggi didapat ketika kelapa sudah setengah tua. Sedangkan lemak dan kalorinya akan maksimal ketika buah kelapa telah tua. Zat yang terkandung dari daging buah kelapa tegantung dari umur buah. Komposisi daging buah berdasarkan tingkat umur dapat dilihat pada tabel 19. Next >