< Previous 89 g. Aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) Bidang Kehutanan Penggunaan SIG di bidang kehutanan mencakup fungsi yang cukup luas untuk membantu pengelolaan bidang kehutanan di Indonesia. Berikut ini merupakan beberapa aplikasi SIG dalam bidang kehutanan, antara lain : 1) Metoda Penentuan Posisi Metoda penentuan posisi adalah cara untuk mendapatkan informasi koordinat suatu objek (contoh koordinat titik batas, koordinat batas persil tanah dan lain-lain) di lapangan. Metoda penentuan posisi dapat dibedakan dalam dua bagian, yaitu metoda penentuan posisi terestris dan metoda penentuan posisi extra-terestris (satelit). Pada metoda terestris penentuan posisi titik dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau objek yang terletak di permukaan bumi. Beberapa contoh metoda yang umum digunakan adalah : a) Metode poligon. b) Metode pengikatan ke muka. c) Metode pengikatan ke belakang. d) Dan lain-lain. Pada metode ekstra terestris penentuan posisi dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap benda atau objek di angkasa seperti bintang, bulan, quasar dan satelit buatan manusia, beberapa contoh penentuan posisi extra terestris adalah sebagai berikut : a) Astronomi geodesi. b) Transit Dopler. c) Global Positioning System (GPS). d) Dan lain-lain. 90 Beberapa metode dalam penentuan posisi suati titik/ objek untuk yang umum digunakan dalam bidang aplikasi kehutanan antara lain : a) Metode Penentuan Posisi Global (GPS) GPS adalah sistem navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dikembangkan dan dikelola oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. GPS dapat memberikan informasi tentang posisi, kecepatan dan waktu di mana saja di muka bumi setiap saat, dengan ketelitian penentuan posisi dalam fraksi milimeter sampai dengan meter. Kemampuan jangkauannya mencakup seluruh dunia dan dapat digunakan banyak orang setiap saat pada waktu yang sama (Abidin,H.Z, 1995). Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS adalah perpotongan ke belakang dengan pengukuran jarak secara simultan ke beberapa satelit GPS seperti gambar berikut : Gambar 13. Satelit GPS dari berbagai posisi 91 b) Metoda-metoda Penentuan Posisi dengan GPS Pada dasarnya konsep dasar penentuan posisi dengan satelit GPS adalah pengikatan ke belakang dengan jarak, yaitu mengukur jarak ke beberapa satelit GPS yang koordinatnya telah diketahui. Perhatikan gambar 14 berikut : Gambar 14. Prinsip Dasar Penentuan Posisi dengan GPS (sumber Abidin H.Z) Penentuan posisi dengan GPS dapat dikelompokkan atas beberapa metoda diantaranya : (1) Metoda absolut Penentuan posisi dengan GPS metode absolut adalah penentuan posisi yang hanya menggunakan 1 alat receiver GPS. Karakteristik penentuan posisi dengan cara absolut ini adalah sebagai berikut : Posisi ditentukan dalam sistem WGS 84 (terhadap pusat bumi). 92 Prinsip penentuan posisi adalah perpotongan ke belakang dengan jarak ke beberapa satelit sekaligus. Hanya memerlukan satu receiver GPS. Titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak (kinematik). Ketelitian posisi berkisar antara 5 sampai dengan 10 meter. Aplikasi utama untuk keperluan navigasi, metoda penentuan posisi absolut ini umumnya menggunakan data pseudorange dan metoda ini tidak dimaksudkan untuk aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang tinggi. (2) Metoda relatif (differensial) Penentuan posisi relatif atau metoda differensial adalah menentukan posisi suatu titik relatif terhadap titik lain yang telah diketahui koordinatnya, pengukuran dilakukan secara bersamaan pada dua titik dalam selang waktu tertentu. Selanjutnya dari data hasil pengamatan diproses/dihitung akan didapat perbedaan koordinat kartesian 3 dimensi (dx, dy, dz) atau disebut juga dengan baseline antar titik yang diukur. Karakteristik umum dari metoda penentuan posisi ini adalah sebagai berikut : Memerlukan minimal 2 receiver, satu ditempatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya. Posisi titik ditentukan relatif terhadap titik yang diketahui. Konsep dasar adalah differencing process dapat mengeliminir atau mereduksi pengaruh dari beberapa kesalahan dan bias. Bisa menggunakan data pseudorange atau fase. 93 Ketelitian posisi yang diperoleh bervariasi dari tingkat mm sampai dengan dm. Aplikasi utama: survei pemetaan, survei penegasan batas, survei geodesi dan navigasi dengan ketelitian tinggi. 2) Pemetaan Batas Kawasan Hutan dengan GPS Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor: P.9/VII-SET/2012 tentang Petunjuk Penataan Batas Kawasan Hutan Dengan Menggunakan GPS (Global Positioning System), pemetaan batas kawasan hutan dengan GPS menggunakan metode differential positioning rapid static/radial yaitu menggunakan lebih dari 1 receiver GPS, sekurang-kurangnya satu receiver ditempatkan pada titik yang telah diketahui koordinatnya (monitor station/base) seperti jaringan titik kontrol yang dibuat Kementerian Kehutanan atau titik kontrol Bakosurtanal sekurang-kurangnya orde 2 dan receiver lainnya pada tanda batas sebagai rover. Akurasi / ketelitian pengukuran adalah 0,3 mm kali skala peta. (Skala peta tata batas adalah 1:25.000 sehingga akurasi alat yang diperlukan adalah ± 7,5 m sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yang disusun oleh Badan Standarisasi Nasional No. SNI 6502.2:2010 tentang spesifikasi penyajian peta rupa bumi bagian 2, skala 1:25.000. 3) Aplikasi Pemetaan Sumber Daya Hutan dengan Sistem Informasi Geografis Data mengenai sumber daya hutan hampir selalu mempunyai komponen spasial/keruangan. Oleh karena itu sumber daya hutan dapat dianalisis secara spasial. Banyak kegiatan di bidang kehutanan yang menggunakan SIG untuk melakukannya. 94 Alasan penggunaan SIG di bidang kehutanan diantaranya: a) SIG membantu pengelola sumber daya hutan dalam pengambilan keputusan mulai dari kegiatan perencanaan (pembentukan KPH) sampai dengan pengelolaan hutan. b) SIG mampu memproduksi peta secara singkat, ter-otomatisasi, berulang dengan cepat . c) Bisa membantu menyelesaikan beberapa proses yang menuntut kemampuan analisis–analisis spasial (tata ruang). d) SIG melakukan analisis secara efisien, karena harga hardware dan software yang semakin terjangkau. e) SIG mampu bekerja dari informasi yang dikumpulkan guna mempermudah pemetaan dan pemodelan thd bentang alam sumber daya hutan atau untuk mempermudah untuk mengevaluasi kebijakan pengelolaan. f) SIG mampu mempermudah eksplorasi secara efisien terhadap informasi yang terkait dengan sumberdaya alam. g) SIG menyediakan operasi-operasi dasar yang diperlukan dalam pengelolaan hutan seperti penampilan data, penghitungan pengukuran-pengukuran dan pembuatan peta dari obyek-obyek yang diinginkan. Beberapa contoh penggunaan SIG dalam bidang kehutanan diantaranya adalah: a) Pembuatan peta – SMART MAP b) Basis data spasial kehutanan: (1) Perencanaan (Penatagunaan hutan, kesatuan pengelolaan wilayah, rencana karya). (2) Pengelolaan (tata hutan, pemanfaatan areal hutan, rehabilitasi, konservasi dan reklamasi, perlindungan hutan). (3) Pengawasan – monitoring (audit sumberdaya hutan). 95 c) Pemodelan spasial: (1) Penanggulangan bencana, (2) Penataan ruang, (3) Penelusuran (query), (4) analisis sensitifitas areal (rawan bencana alam, kebakaran hutan, kesesuaian lahan), (5) pemodelan prediktif rehabilitasi dan reklamasi hutan. (6) Simulasi dampak lingkungan suatu proyek. 96 3. Refleksi Penggunaan SIG untuk pemetaan areal hutan merupakan materi yang terkait dengan penggunaan aplikasi SIG bidang kehutanan yang mencakup mulai dari latar belakang penggunaan SIG, pengertian, komponen, data dan informasi yang dibutuhkan dalam SIG bidang kehutanan sampai dengan penggunaan SIG untuk memetakan wilayah kerja bidang kehutanan. Beberapa fungsi penggunaan Sistem Informasi Geografis dalam bidang kehutanan antara lain : a. Menentukan posisi ataupun lokasi dengan GPS. b. Pemetaan batas kawasan dengan GPS. c. Aplikasi Pemetaan Sumber Daya Hutan dengan Sistem Informasi Geografis. 4. Tugas a. Bentuklah kelompok yang berisikan 4-5 peserta didik untuk kemudian membuat makalah dan presentasi kelompok tentang seluk beluk perkembangan SIG dalam bidang kehutanan di Indonesia. b. Bentuklah kelompok yang berisikan 4-5 peserta didik untuk kemudian membuat pemetaan posisi pohon yang ada di sekitar lingkungan sekolah kalian. 5. Tes Formatif a. Apakah yang dimaksud dengan SIG? b. Sebutkan Sumber-sumber penghasil data Spasial? c. Apakah Perbedaan antara data Raster dan Vektor? d. Jelaskan komponen pendukung dalam SIG! e. Bagaimakah langkah-langkah dalam menentukan posisi titik dalam aplikasi GPS dalam bidang kehutanan? f. Jelaskan fungsi-fungsi aplikas SIG dalam bidang kehutanan di Indonesia? 97 C. Penilaian 1. Sikap a. Evaluasi proses yang dilakukan selama pembelajaran No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian 1. Sikap a. Terlibat aktif dalam pembelajaran pengukuran dan perpetaan digital b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok. c. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif. d. Jujur dan disiplin dalam mengikuti pelajaran pengukuran dan perpetaan digital e. Tanggungjawab dan responsif terhadap tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada peserta didik Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi 98 b. Penilaian proses hasil kerja kelompok melalui presentasi dengan menggunakan instrument check list No Elemen yang dinilai Skor 1 2 3 4 1 Bekerjasama dengan kelompok 2 Kemampuan menyampaikan pendapat 3 Kemampuan menanggapi pendapat orang lain 4 Menghargai saran dan pendapat sesama teman diskusi 5 Kemampuan membuat kesimpulan Keterangan : Guru mengisi dengan tanda √ 1. Sama sekali tidak baik 2. Sebagian kecil baik 3. Sebagian besar baik 4. Keseluruhan baik Nilai : (skor/ total skor) x 100 Catatan : Peserta didik dikatakan kompeten bila nilainya : a. 89-99 : sangat baik (kompeten) b. 70-88 : Baik (kompeten) c. 70 < : tidak kompeten Next >