< PreviousTeknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 220 Dalam hal ini, pisau bergerak dengan; kecepatan yang ditentukan (terprogram) gerakannya sejajar sumbu, baik Sumbu X, sumbu Y, maupun sumbu Z, tetapi dua eretan tidak pernah bergerak bersamaan. Kondisi seperti ini tidak diguna-kan lagi, dan diganti dengan pengendalian kontur. (c). Pengendalian kontur. Dalam hal ini, beberapa sumbu dapat bergerak bersamaan de-ngan kecepatan pemakanan ter-program di mana gerakannya dapat lurus atau melingkar. Kondisi ini dapat ditemukan pada mesin CNC. Pengendalian kon-tur ini dapat dibagi dalam tiga je-nis, yakni: Gambar 10.16 Pengendalian kontur (c.1). Pengendalian 2 D (dua dimensi) Pengendalian dua dimensi dapat ditemukan pada mesin bubut, mesin frais sederhana, mesin gambar, dan mesin pons. Gambar 10.17 Pengendalian kontur 2 sumbu Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 221 (c.2). Pengendalian dua setengah sumbu Tigakali dua sumbu dapat digerakkan secara bersamaan dengan kecepatan terprogram, perhatikan lintasan yang diilustrasikan pada Gambar 10.18. Gambar 10.18 Pengendalian kontur 2 setengah sumbu (c.3). Pengendalian kontur tiga sumbu Ketiga sumbu dapat bergerak bersamaan sesuai lintasan yang dikehendaki dengan kecepatan terprogram. Pengendali seperti ini ditemukan pada mesin frais 3-dimensi. Perlu diperhatikan, ketika pemesinan dalam 3-D, gunakanlah pisau khusus atau pisau frais dengan ujung radius. 10.5 Jalannya Alat Potong (Pisau Frais) Jalannya pisau frais dinyatakan pada titik pusat mata pisau, karena pisau frais berbentuk lingkaran, jadi ada radius. Ketika pemfraisan suatu kontur dilakukan, diameter pisau frais akan melakukan pengurangan material tergantung besarnya kontak antara diameter pisau dengan benda kerja. Jika memprogram titik pusat lintasan alat potong, titik tujuan disebut dengan titik bantu. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 222 Jika membuat kontur paralel sumbu, maka radius pisau fraisnya harus ditambahkan atau dikurangkan dari konturnya, tergantung bentuk yang akan dihasilkan, lihat gambar 10.19. Untuk membuat kontur yang tidak sejajar dengan sumbu, maka titik bantunya (Auxiliary point) harus dihitung, dengan fungsi trigonometri segitiga siku-siku, Gambar 10.20. dan 21 Gambar 10.19 Lintasan pisau frais Gambar 10.20 Pengaruh radius pisau Gambar 10.21 Pengaruh radius pisau frais sejajar sumbu. frais tidak sejajar sumbu Dalam banyak hal, koordinat titik-titik pertemuan harus dihitung dengan trigonometri, karena koordinat titik-titik tersebut tidak ditunjukkan dalam gambar teknik. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 223 10.6 Perhitungan Koordinat Peralihahan Garis Lurus Sejajar Sumbu Garis Lurus Menyudut Pada peralihan garis lurus sejajar sum-bu dengan garis lurus menyudut, seperti terlihat pada Gambar 10.23, di mana koordinat Y pada titik P3 tidak diketahui, dan harus dihitung, yakni dengan; tan = Y (P2P3) / 20 Y(P2P3) = tan x 20 tan 30 x 20. = 0.57735 x 20 = 11.54 mm Gambar 10.23 Peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan garis lurus menyudut Peralihahan Garis Lurus Sejajar Sumbu Busur Tangensial Pada peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan busur tangensial, seperti terlihat pada Gambar 10.24, di mana koordinat X pada titik S (titik pertemuan) dan X dari P2 tidak diketahui, dan harus dihitung, yakni dengan; tan = X / 30 Jarak P1 ke S = 50 – 17.32 X = tan x 30 = 32.68 mm = tan 30 x 30 = 0.57735 x 30 = 17.32 mm Jarak P2 ke S = tan x 20 = tan 30 x 20 = 11.574 mm 11.55 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 224 Gambar 10.24 Peralihan garis lurus sejajar sumbu dengan busur tangensial Sementara Koordinat X dan Y pada titik P3, lihat Gambar 10.24, dapat dihitung dengan: SP3 = SP2 = 11.55 mm, maka; sin = X/(SP3) ... X = sin 30 x SP3 = sin 30 x 11.55 = 0.5 x 11.55 X = 5.775 5.78 mm cos = Y/(SP3) ... Y = cos 30 x SP3 = sin 30 x 11.55 = 0.866 x 11.55 Y = 10.0025 10 mm. Perhitungan Titik Bantu Sesuai dengan kontur benda kerja, Anda akan menyusun program CNC berdasarkan lintasan sumbu pisau frais. Oleh karena itu, sebaiknya Anda melakukan perhitungan terlebih dahulu, khususnya untuk koordinat pada titik Q1 dan Q2, lihat Gambar 10.25. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 225 Jika diameter pisau frais 10 mm dan Tan = (YP2) / 30 Yp2 = tan 30 x 30 = 17.32 mm Lintasan dari Q0 ke Q1 adalah: r + 20 mm + X1 Gambar 10.25 Benda kerja dan sumbu lintasan pisau frais tan 1/2 = X1/r X1 = tan 1/2 x r = tan 15 x 5 = 0.2694 x 5 = 1.34 mm Jadi jarak Q0 ke Q1 adalah = 5 + 20 + 1.34 = 26.34mm Koordinat Q0 = titik nol benda kerja, di mana pada Q0 X,Y = 0,0. Dari Gambar 10.25 juga dapat dihitung koordinat pada YQ2, yaitu dengan; YQ2 = 17.32 - YP2 tan 2/2 = (YP2) / r YP2 = r x tan 2/2 YP2 = 5 x tan 30 YP2 = 5 x 0.57735 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 226 YP2 = 2.887 mm Jadi: YQ2 = 17.32 – 2.887 YQ2 = 14.43 mm Pada Q1 X,Y = 26.34,0 dan pada Q2 X,Y = 60,14.45 Koordinat YP2 = tan 30 x 30 = 0.57735 x 30 = 17.32 mm (Gambar 10.25) c. Tugas 1. Setelah melakukan perhitungan dengan trigonometri, lengkapi gambar di bawah dengan ukuran berdasarkan absolut dan inkremental. 2. Masukkanlah data penggeseran titik nol benda kerja (G92) pada alamat-alamat X, Y, dan Z berdasarkan data gambar di bawah:. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 227 3. Masukkanlah data penggeseran titik nol benda kerja (G92) pada alamat-alamat X, Y, dan Z berdasarkan data gambar di bawah:. 4. Programlah titik-titik nol, dan jalan yang akan dilintasi untuk gambar di bawah: Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 228 d. Tes Formatif 1. Dengan sistem koordinat, jelaskan arah pergerakan eretan arah: a. - X, b. + X, c. - Y, d. + Y, e. - Z, f. + Z. masing-masing pada mesin frais tegak dan mesin frais datar. 2. Jelaskan sistem koordinat mesin frais 3. Sebutkan 2 metoda pemprograman pada mesin frais CNC! 4. Jelaskan hubungan G92 dengan titik nol benda kerja (W) 5. Bagaimanakah format blok untuk penggunaan G92 dalam mesin Frais. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 229 11. Kegiatan Belajar 11 SISTEM PEMROGRAMAN MESIN FRAIS CNC UNIT DIDAKTIK Tujuan Pembelajaran: Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 11 ini, siswa dapat; 1). mengelompokkan data program pemesinan, 2). mengidentifikasi kode-kode G dan M, 3). menjelaskan sistem koordinat CNC, dan 4). memahami proses kerja CNC. Materi Mengkonversi gambar cetak menjadi program komponen dapat dilakukan baik secara manual atau dengan bantuan bahasa komputer tingkat tinggi. Dalam kedua hal tersebut, programmer menentukan parameter pemotongan, seperti kecepatan spindel, dan kecepatan pemakanan yang didasarkan atas sifat-sifat benda kerja, bahan alat-potong, dan batasan mesin perkakas. Oleh karena itu, programmer harus memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang proses pemesinan dan mengetahui kemampuan mesin perkakas. Bisa dibayangkan urutan pengerjaan pada waktu pemesinan, benda kerja harus dipasang dan dibuka, alat potongnya harus diganti. Titik awal dari programnya harus dipilih sedemikian, agar semua proses pemesinan dapat dilaksanakan tanpa rintangan yang berarti. Next >