< PreviousTeknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 290 11 G47 12 G01 X0 Y2000 Z0 F100 13 G01 X5000 Y0 Z0 F100 14 G01 X0 Y–6000 Z0 F100 15 G01 X–5000 Y0 Z0 F100 16 G46 17 G00 X–3500 Y–1000 18 M30 12.9 G64 Pemutusan Arus ke Motor Step G64 ini adalah fungsi murni, artinya tidak akan tersimpan dalam memori. Fungsi ini hanya berfungsi untuk memutuskan arus ke motor step. Kode G atau kode M yang terprogram sebelumnya tetap berlaku atau tersimpan. Pemprograman adalah sebagai berikut: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan 00 G64 Prosedur: 1). Tekan tombol tanda panah () sampai lampu G berkedip) 2). Bila muncul angka pada VDU (Visual Display Unit), tekan tombol DEL. 3). Tekang tombol angkla 6 dan 5 4). Tekan tombol INP untuk me-netapkan angka 6 dan 4 di atas. Sekarang motor sudah tidak dialiri arus lagi. Gambar 12.47 VDU Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 291 12.10 G72 Siklus Pemfraisan Kantong Bentuk kantong adalah bentuk yang umum pada proses pemfraisan. Pemprograman dari beberapa blok tunggal dapat digabung di dalam suatu blok siklus, sehingga program tidak terlalu panjang. Fungsi siklus ini telah dirancang oleh pembuat, sehingga penggunaannya menjadi efisien dan efektif. Pemprograman G73: 1). G72 2). Nilai X, ukuran bagian da-lam dari kantong searah sumbu X. 3). Nilai Y, ukuran bagian da-lam dari kantong searah sumbu Y. 4). Nilai Z = dalamnya kan-tong 5). Nilai F = kecepatan pema-kanan. Gambar 12. 48 Kantong pada benda kerja Lembar Pemprograman: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... ... ... ... ... ... ... M06 D = ... S = ... T01 ... ... ... ... ... ... ... G72 X … Y … Z … F … ... ... ... ... ... ... Sebelum blok G72 ini di program, maka pada blok sebelumnya harus diprogram M06, radius pisau frais, kecepatan spindelnya, dan alat Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 292 potongnya, sehingga komputer akan menghitung gerakan yang efektif sesuai dengan ukuran kantong. Jika M06 tidak diprogram pada blok sebelumnya, amak akan muncul Alaram, ”A18”. Urutan Pemfraisan Kantong: Pisau frais harus ditempatkan ter-lebih dahulu, sebelum pemfraisan kantong dimulai. 1). Pisau frais bergerak ke dalam kantong dengan nilai – Z . 2). Pemfraisan seluruh kantong. Gerakan pertama adalah pada arah sumbu X. Tanda tersebut menentukan urut-an geraknya. Dalam operasi kantong ini akan terjadi tumpang tindih lintasan pi-sau frais sebesar 1/10 x R pisau frais. Komputer akan mengambil informasi tentang radius dari data radus pisau frais yang ada pada alamat D pada blok di mana M06 terdapat. 3). Penghalusan (finishing) Sisinya dihaluskan. Lintasan 10, 11, dan 13. Besarnya ketebalan penghalusan = 1/10 x r pisau frais. 4). Pisau bergerak keluar dari dalam kantong (arah Z) ke posisi awal. Siklus pemfraisan kantong selesai. Gambar 12.49 Urutan pemfraisan kantong Lintasan cepat Siklus mulai Siklus berakhir Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 293 Kantong dapat diprogram dalam mode absolut atau inkremental. Dalam pemprograman inkremental, nilai-nilai X, Y, dan Z di berikan dari posisi awal. Catatan: Untuk mesin frais tegak, kecepatan pemakanan arah Z (tegak) harus 1/3 s.d. 1/2 dari kecepatan pemakanan datar. Oleh sebab itu, dianjurkan agar blok pemakanan tegak diprogramkan pada blok sebelum G72. Awal siklus dan akhir siklus adalah identik, lihat Gambar 12. 50. Penarikan ke posisi awal adalah dengan G00. Gambar 12.50 Awal dan akhir siklus Lembar Pemprograman inkremental: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... M06 D = ... S = ... T01 ... 01 X0 Y0 Z–500 ... ... G72 X 4000 Y 3000 Z 0 F 100 ... ... ... ... ... ... Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 294 Contoh: Sebuah kantong pada benda kerja seperti terlihat pada Gambar 12.51 akan difrais pada mesin frais CNC unit didaktik, dimana; pisau frais = 10 mm Kantong diprogram secara inkremental Posisi awal untuk siklus seperti diilustrasikan pada gambar. Lembar Pemprograman inkremental: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan 05 00 06 M06 D = 500 S = 2000 0 T01 07 G72 X 4000 Y 3000 Z–500 F 100 ... ... ... ... ... ... N05 Lintasan ke posisi awal N06 Data alat potong N07 siklus pempraisan kantong Gambar 12.51 Awal siklus dan tujuan dalam pemfraisan kantong Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 295 12.11 G73 Siklus Pemboran Dengan Pemutusan Tatal Siklus pemboran ini berfungsi untuk menghilangkan ceruk pada bagi-an ujung lubang. Dalamnya pemboran diprogram dengan Z, perhatikan Gambar 12.52. Biasanya siklus pemboran dengan pemutus tatal ini digunakan untuk bahan yang sulit dipotong Urutan Gerakan: 1). 2 mm dengan kecepatan terprogram 2). 0.2 mm kembali dengan lintasan cepat 3). 2 mm dengan kecepatan terprogram Gambar 12.52 Ilustrasi siklus pemboran dengan pemutusan tatal Lembar Pemprograman untuk G73: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... 73 Z … … 12.12 G81 Siklus Pemboran Sesungguhnya, pemboran juga dapat dilaksanakan dengan G00 dan G01. Dengan G00, puncak mata bor di dekatkan 2 mm di atas titik pemboran. Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 296 G01 melakukan pemboran dengan kecepatan terprogram hingga kedalaman lubang yang dikehendaki. Setelah kedalaman lubang selesai dibor, alat potong (mata bor) kembali dengan cepat (G00) ke posisi / bidang penarikan. Kedua gerakan inilah (G01 dan G00) yang terdapat dalam fungsi siklus pemboran (G81), lihat Gambar 12.53. Gambar 12.53 Siklus pemboran G81 Lembar Pemprograman untuk G81: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... 81 Z … … Aplikasi: Siklus pemboran (G81) ini digunakan untuk menbuat lubang tembus yang tidak terlalu dalam. 12.13 G82 Siklus Pemboran Dengan Tinggal Diam Jika dalamnya lubang telah dicapai, penarikan dengan G81 dimulai dengan segera (lintasan cepat). Tatalnya disobek, sehingga pemukaan pada dasar lubang tidak bersih. Untuk mengatasi hal tersebut, dirancanglah agar mata bor diam sesaat dalam posisi Z terprogram (tujuan akhir pemboran). Gambar 12.53 Siklus pemboran dengan tinggal diam G82 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 297 Urutan gerak: 1). Gerakan pertama dengan kecepatan pemakanan (terprogram) 2). Jika dalamnya lubang telah dicapai, mata bor diam sesaat 0.5 detik 3). Mata bor kembali ke bidang penarikan dengan lintasan cepat (G00). Lembar Pemprograman untuk G82: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... 82 Z … … Aplikasi: Siklus pemboran (G82) ini digunakan untuk membuat lubang buntu dengan kedalaman lubang sedang. 12.14 G83 Siklus Pemboran Dengan Penarikan Sering terjadi pada pemboran lubang yang terlalu dalam, tatal tidak dapat mengalir keluar sebagaimana yang seharusnya. Mata bor harus ditarik hingga bidang penarikan, agar tatalnya keluar dari dalam lubang. Untuk itu, pekerjaan seperti itu dapat diprogram dengan blok tunggal, yakni G01 / G00 / G01 / G00 / dsn seterusnya. Pemprograman dengan blok tunggal ini diwadahilah dengan siklus pemboran dengan penarikan (G83), lihat Gambar 12. 55. Gambar menunjukkan bahwa beberapa siklus digabungkan menjadi siklus baru. Gambar 12.54 Pemboran Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 298 Gambar 12.55 Siklus pemboran dengan penarikan G83 Lembar Pemprograman untuk G83: N G (M) X (I) (D) Y (J) S) Z (K) F (L)(T)(H) Keterangan ... 83 Z … … Aplikasi: Siklus pemboran (G82) ini digunakan untuk membuat lubang yang dalam. Contoh: Prosedur: 1). Membor untuk kedalaman 6 mm dengan kecepatan terprogram 2). Penarikan setinggi 6 mm dengan lintasan cepat . 3). Turun ke bawah 5.5 mm dengan lintasan cepat dan turun lagi 6 mm dengan kecepatan pemakanan terprogram 4). Kembali ke titik awal dengan lintasan cepat. 5). Turun lagi 11 mm dengan lintasan cepat, lalu turun lagi melakukan penyayatan 6 mm dengan kecepatan pemakanan terprogram. Tahap I Tahap II Tahap I Pelepasan tatal Pelepasan tatal Pelepasan tatal dst. G811 G812 G813 G83 Teknik Pemesinan CNC Direktorat Pembinaan SMK (2013) 299 Demikian seterusnya hingga kedalaman pemboran tercapai, lihat ilustrasi pada Gambar 12.56. Gambar 12.56 Tahapan Siklus pemboran dengan Penarikan 12.15 G85 Siklus Perimeran (Peluasan Lubang) Untuk memperoleh permukaan lubang berkualitas tinggi, digunkanlah rimer (peluas lubang). Dengan menggunakan bor spiral, akan diperoleh kualitas 11 sampai dengan 12, tetapi untuk lubang yang berstandar kualitas tinggi harus menggunakan rimer. Dengan rimer akan diperoleh kualitas 6 G85 merupakan kombinasi dua perintah G01 Gambar 12.57 Siklus Perimeran G85 G01 G01 Next >