< Previous Direktorat Pembinaan SMK (2013) 139 ILMU GIZI 2 c. Anemia gizi Anemia banyak dijumpai pada remaja putri, zat besidiperlukan untuk membentuksel darah merah yang dikonversi menjadi hemoglobin dan diedarkan keseluruh jaringan tubuh yang berfungsi membawa oksigen. Zat besi yang tersedia untuk tubuh diperoleh dari bahan makanan yang berkualitas tinggi seperti daging, hati, ikan dan ayam. Zat besi yang diperoleh dari bahan makanan nabati adalah kacang kedele, sereal, sayur-sayuran dan buah-buahan. Zat besi tidak mudah diabsorpsi oleh pencernaan kita maka perlu mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung vitamin C tinggi untuk membantuk penyerapan zat gizi oleh tubuh. Gambar 6. 3 - Bahan Hewani Sumber Zat Besi (Fe) 140 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 Gambar 6. 4 - Bahan Nabati Sumber Zat Besi (Fe) d. Kekurangan gizi mikro lainnya salain zat besi (Fe) Diet ketat untuk mendapatkan bodi yang aduhai bagi remaja putri untuk mendapatkan pinggang, paha dan betis tang kecil. Bagi remaja putra menginginkan dada yang besar, bahu lebar otot besar dan lengan yang kuat merupaka body image remaja masa kini. Kesalahan makan (eating disorders) yaitu anaroksia dan bulimia berkaitan erat dengan masalah depresi. Bila depresi akibatnya ada dua tidak mau makan dan terlalu banyak makan. Tidak mau makan berarti masukan zatgizi kurang sedangkan yang berlebihan makan dengan menu yang salah junk foos terus menerus makan akan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc, vitamin B, kasium (Ca) dan zat gizi lainnya. Gambar 6. 5 - Makanan untuk Remaja Direktorat Pembinaan SMK (2013) 141 ILMU GIZI 2 Gambar 6. 6 - Sumber Zat Besi, Vit C Kebutuhan makanan sehari hampir sama dengan golongan anak pra sekolah, hanya perlu ditambah jumlahnya dari golongan sumber zat penambah tenaga (misalnya nasi, mie, singkong, ubi dan lain-lain untuk kegiatan mereka dan sumber zat pembangunan (telur, susu, daging, kacang-kacangan untuk petumbuhannya). Tabel 6. 1 - Kebutuhan Makanan untuk Anak Berumur 6-9 Tahun Bahan Makanan Kebutuhan (dalam gram) Nasi 3 gelas 225 (beras) Daging 3 potong kecil 75 Telur bebek 1 butir 50 142 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 Tempe 2 potong kecil 50 Sayuran 1 ½ gelas 150 2 buah pisang 150 Kacang hijau 2 ½ sdm 25 Minyak 2 sdm 20 Gula pasir 5 sdm 50 Susu 2 gelas 400 Sumber : LIPI ( 2007 ) Tabel 6. 2 - Kebutuhan Makanan Untuk anak berumur 10-12 tahun Bahan Makanan Kebutuhan (dalam gram) Nasi 4 gelas 300 (beras) Daging 2 potong sedang 100 Telur bebek 1 butir 50 Tempe 2 potong Sedang 80 Direktorat Pembinaan SMK (2013) 143 ILMU GIZI 2 Sayuran 2 gelas 200 2 buah pisang 150 Kacang hijau 2 ½ sdm 25 Minyak 2 ½ sdm 25 Gula pasir 5 sdm 50 Susu 2 gelas 400 Sumber : LIPI ( 2007 ) 3. Siklus Menu Penyusunan menu sebaiknya tidak dilakukan setiap kali akan mempersiapkan makanan. Namun menu disusun dengan menggunakan master menu. Penyusunan menu dilakukan dengan membuat siklus menu, menu tersebut disusun untuk beberapa jangka waktu atau periode tersentu. Pembuatan siklus menu tidak hanya berlaku untuk penyelenggaraan menu institusi seperti di rumah sakit saja. Namun untuk menyusun menu keluarga juga diperlukan siklus menu. Siklus menu diperlukan untuk merencanakan susunan menu makanan yang akan disajikan. Selain itu dengan adanya siklus menu kita dapat mengatur penggunaan bahan makanan agar lebih bervariasi. Penyusunan siklus menu dapat didasarkan pada musim. Pada musim-musim tertentu ketersediaan bahan makanan dapat diperoleh dengan mudah. Namun pada musim yang lain mungkin saja bahan makanan tersebut sulit diperoleh. Ketersediaan bahan makanan sangat menentukan dalam menyusun siklus menu Banyak sediktnya bahan yang 144 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 tersedia berpengaruh terhadap tinggi rendahnya harga bahan makanan tersebut. Hal ini terkait erat dengan kemampuan suatu institusi atau keluarga dalam menyediakan bahan makanan. Berbeda dengan anak-anak pra sekolah, maka pada golongan anak sekolah ini, dijumpai berbagai macam kesulitan dalam hal makanan. Diantaranya masalah makan pagi dan jajan. Ada segolongan anak-anak yang tidak dibiasakan makan pagi karena berbagai alasan. Misalnya ibu tidak sempat memasak pagi hari atau memang anak yang tidak mau makan pagi. Gambar 6. 7 - Kegiatan Anak-Anak Berkebutuhan Khusus Sebelum pergi ke sekolah, anak perlu makan pagi yang cukup. Berbagai penyelidikan membuktikan, bahwa makan pagi berhubungan erat dengan daya tangkap serta kegiatan anak sekolah. Anak yang tidak mendapatkan makan pagi, daya tangkap menjadi kurang, anak menjadi malas, kurang perhatian terhadap guru dan akhirnya menjadi bodoh. Keadaan seperti ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Ibulah yang harus bertindak bijaksana. Ibu yang baik, mengusahakan anaknya untuk tetap mendapat makan pagi. Direktorat Pembinaan SMK (2013) 145 ILMU GIZI 2 4. Pola Makan Seperti telah diketahui, anak sekolah pada umumnya bersekolah mulai dari pagi hingga siang hari. Diantara dua waktu makan ini, yaitu makan pagi dan makan siang, anak- anak harus mendapatkan makanan selingan yang mempunyai nilai gizi yang cukup. Ibu biasa membekali panganan „jajan di sekolah‟, baik yang dibeli maupun yang dibuat sendiri. Makanan kecil atau snack itu sebaiknya diberikan pada jam 10.00 pagi, sebab pada sekitar waktu itu, mereka akan merasa lapar lagi, sehingga biasanya anak-anak tidak dapat memusatkan pikirannya kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Kebersihan yang kurang terjamin, dapat kita cegah dengan jalan membekalinya dengan makanan yang dibuat sendiri oleh ibu di rumah. Dengan demikian kebersihannya lebih terjamin dan harganya lebih murah serta nilai gizinya pun dapat lebih baik. Bekal sekolah Kalau anak-anak diberi bekal, maka bekal makanan yang diberikan dapat memberikan unsur-unsur yang kurang terdapat dalam makanannya waktu pagi, siang dan malam. a. Keuntungan memberikan bekal kepada anak adalah: 1) Anak dapat dihindarkan dari gangguan rasa lapar. 2) Pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kekurangan kalori, karena makan pagi sering dilakukan terburu-buru, kemungkinan makanan itu tidak dapat memberikan kalori yang diperlukan selama anak berada di sekolah. Kegiatan anak di sekolah akan banyak membutuhkan energinya. 3) Pemberian bekal dapat menghindarkan anak dari kebiasaan jajan yang sekaligus menghindarkan anak-anak dari gangguan penyakit akibat makanan yang tidak bersih. Selain bekal yang dibawa dari rumah, anak sekolah pada umumnya juga jajan di sekolah. Kebiasaan jajan disekolah selain dapat mendatangkan kebaikan juga ada keburukannya. 146 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 b. Kebaikannya: 1) Jika makanan yang dibeli itu sudah memenuhi syarat-syarat kesehatan, maka bisa melengkapi atau menambah kebutuhan gizi anak. 2) Disamping itu juga untuk mengisi kekosongan lambung, karena setiap 3-4 jam sesudah makan, lambung mulai kosong. Akhirnya apabila tidak kita beri jajan, si anak tidak dapat memusatkan kembali pikirannya kepada pelajaran yang diberikan oleh guru dikelasnya. 3) Dapat dipergunakan untuk mendidik anak dalam memilih jajan menurut pedoman gizi seimbang c. Keburukannya: 1) Kebiasaan jajan yang tanpa perhitungan bisa memboroskan keuangan rumah tangga. 2) Jajan yang terlalu banyak bisa mengurangi nafsu makan di rumah. 3) Jajan yang dibeli, tidak terjamin kebersihannya; mungkin kurang bersih cara mencuci serta cara memasaknya, kena debu atau kotoran-kotoran, dikerumuni lalat dan lain-lain. Makanan Jajanan Sehat Kurang sehat Amati makanan jajanan dibawah ini , kemudian kamu beri tanda (√) jajanan sehat atau kurang sehat sehat Direktorat Pembinaan SMK (2013) 147 ILMU GIZI 2 148 Direktorat Pembinaan SMK (2013) ILMU GIZI 2 5. Merancang Menu Menghitung kecukupan gizi bagi remaja memerlukan informasi yang lebih lengkap. Berbeda sekali jika dibandingkan dengan menghitung kecukupan gizi bagi bayi, anak balita dan anak sekolah. Untuk menghitung kecukupan gizi bagi ketiga kelompok umur tersebut hanya membutuhkan informasi tentang umur, dan kecukupan gizi rata-rata perorang serta berat badan patokan. Sedangkan untuk mengetahui berapa kecukupan gizi bagi remaja lebih banyak informasinya. Untuk mengetahui angka kecukupan gizi bagi remaja untuk setiap individu, dibutuhkan informasi tentang : (1). Umur; (2). Jenis kelamin; (3). Berat badan aktual, berat badan patokan dan tinggi badan; (4). Waktu (jam) selama melakukan aktifitas 24 jam. Informasi tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Umur Karena usia yang tergolong pada remaja adalah 10 – 19 tahun, terlihat jelas aktifitas keseharian mereka yang berbeda. Usia 10 – 12 tahun mereka masih berada pada tingkat pendidikan dasar (SD), usia 13 –15 tahun pada sekolah lanjutan pertama (SMP), dan usia 16–19 tahun sudah berada di sekolah lanjutan atas (SMA). Siswa uang duduk di masing masing tingkat pendidikan tersebut memerlukan energi yang berbeda-beda untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Makin aktif : makin banyak energi diperlukan Kegiatan fisik sama, orang bertubuh besar, energi dari orang yang bertubuh kecil Energi untuk kegiatan: (1). Internal (BMR): Sistem pencernaan; Mempertahankan tonus otot; Sistem sirkulasi darah; Sistem pernapasan; (2). Eksternal : fisik/exercise. Remaja yang duduk di bangku pendidikan yang lebih tinggi akan melakukan aktifitas yang lebih banyak dan lebih berat di bandingkan dengan siswa di tingkat pendidikan yang lebih rendah. Oleh karena itu umur merupakan faktor yang diperhati- kan dalam menghitung kecukupan energi individu bagi remaja. Next >