< Previous 121 disebut dengan satuan massa atom (sma) dan sama dengan 1,6605402 x 10–27 kg dan D (Dalton) digunakan sebagai simbolnya. Massa atom didefinisikan sebagai rasio rata-rata sma unsur dengan distribusi isotop alaminya dengan 1/12 sma 12C. Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat terlarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi dan umumnya digunakan adalah dengan molaritas (M). molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Molaritas = mol zat terlarut Liter larutan pengenceran dilakukan apabila larutan terlalu pekat. Pengenceran dilakukan dengan penambahan air. Pengenceran tidak merubah jumlah mol zat terlarut. Sehingga, V1M1 = V2M2 keterangan: V1 = volume sebelum pengenceran M1 = molaritas sebelum pengenceran V2 = volume sesudah pengenceran M2 = molaritas sesudah pengenceran Gambar 22. Pembuatan Larutan 122 r. Berbagai jenis reaksi dalam larutan elektrolit Suatu cara pemaparan reaksi kimia yang melibatkan larutan elektrolit disebut persamaan ion. Dalam persamaan ion, zat elektrolit kuat dituliskan sebagai ion-ionnya yang terpisah, sedangkan elektrolit lemah, gas, dan zat padat tetap ditulis sebagai molekul atau senyawa netral tak terionkan. 1) Larutan Elektrolit dan non Elektrolit Suatu larutan pada umumnya didefinisikan sebagai suatu campuran homogen dua macam komponen atau lebih dengan bermacam-macam konsentrasi. Berdasarkan sifat daya hantar listriknya larutan dapat dibedakan menjadi larutan yang dapat menghantarkan listrik (elektrolit) dan larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik (non elektrolit). Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit. Tabel 13. Larutan elektrolit dan non elektrolit No Bahan Rumus Elektrolit Non Elektrolit 1. Hidogen klorida HCl 2. Amoniak NH3 123 3. Asam sulfat H2SO4 4. Garam Dapur NaCl 5. Air kapur Ca(OH)2 6. Natrium Hidroksida NaOH 7. Gula pasir C12H22O11 8. Alkohol 70% C2H5OH 9. Asam Cuka CH3COOH 10. Aseton CH3COCH3 2) Jenis – jenis larutan berdasrkan daya hantar listrik a. Larutan elektrolit kuat Laruta elektrolit kuat adalah larutan yang banyak menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi (ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah : Asam – asam kuat Basa – basa kuat Garam – garam yang mudah larut Ciri – ciri daya hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron. Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat di hantarkan melalui ion – ion dalam 124 larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel. Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH, dan NaCL. b. Larutan elektrolit lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1. Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi ion – ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah : Asam – asam lemah Garam – garam yang sukar larut Basa – basa lemah Adapun larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gas termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan H2S. c. Larutan non elektrolit Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion – ion ( tidak mengion ). Yang tergolong jenis larutan ini adalah larutan urea, larutan sukrosa, larutan glukosa, alcohol dan lain – lain 125 Tabel 14. Pengujian daya hantar listrik beberapa larutan Larutan Nyala Lampu Gelembung Gas Ada Tidak ada Ada Tidak Ada Larutan Ureautan - √ - √ Larutan Anomia - √ √ - Laruran HCL √ - √ - Larutan Cuka - √ √ - Air aki √ - √ - Larutan alcohol - √ - √ Air laut √ - √ - Larutan H2S - √ √ - Air Kapur √ - √ - Larutan Glukosa - √ - √ Larutan yang daya hantar listriknya lemah (elektrolit lemah) menunjukkan bahwa jumlah ion-ion di dalam larutan sedikit, sedangkan larutan yang daya hantar listriknya kuat (elektrolit kuat) menunjukkan bahwa di dalam larutan terdapat banyak ion-ionnya. Peristiwa penguraian partikel zat terlarut menjadi ion-ionnya disebut ionisasi. Ion-ion dalam larutan elektrolit dapat dihasilkan dengan dua cara: a). Zat terlarut memang senyawa ion, misalnya NaCl. Kristal NaCl terdiri atas ion-ion Na+ dan ion-ion Cl-. Jika kristal NaCl itu dilarutkan dalam air, maka ikatan antara ion positif dan ion negatif terputus dan ion-ion itu akan tersebar dan bergerak bebas di dalam larutan. NaCl (s) + air Na+(aq) + Cl-(aq) b.) Zat terlarut bukan senyawa ion, tetapi jika dilarutkan dalam air, zat itu menghasilkan ion-ion, misalnya HCl, CH3COOH dan NH3. 126 HCl(g) + air H+(aq) + Cl-(aq) CH3COOH + air CH3COO-(aq) + H+(aq) NH3(g) + air NH4+(aq) + OH-(aq) NH3 cair dan CH3COOH cair tidak dapat menghantarkan listrik, karena tidak terionisasi tetapi tetap dalam bentuk molekul-molekulnya. HCl juga larut dalam benzena, tetapi larutannya tidak dapat menghantarkan listrik. Berarti dalam benzena HCl tetap sebagai molekul. Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif). Pada anoda terjadireaksioksidasi,yaituanion(ionnegatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya berkurang. c). Ion H+ direduksimenjadi H2. Reaksinya: 2H+ (aq)+ 2e¯ + H2 (g) d). Ion logamalkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tidak direduksi, yang direduksi air. 2H2O(aq) + 2e¯ H2 (g) + 2OH ¯ (aq) Ion logam lain (misalnya Al3+, Ni2+, Ag+ dan lainnya) direduksi. Contoh: Al3+ 127 (aq) + 3e¯ Al(s) Ni2+ (aq)+ 2e¯ Ni(s) Ag+ (aq)+e¯ Ag (s) 3) Penggunaan elektrolisis Penggunaan pada dunia usaha dan industri elektrolisis biasanya digunakan pada proses pemurnian logam, proses penyepuhan, dan produksi zat. a) Proses penyepuhan Proses penyepuhan adalah proses pelapisan benda logam menggunakan suatu lapisan tipis logam lain. Umumnya penyepuhan dilakukan untuk melindungi logam tersebut dari korosi atau membuat penampilan benda tersebut lebih menarik. b) Proses pemurnian logam Pemurnian logam misalnya pada pemurnian bijih tembaga yang ditambang dari dalam tanah. Untuk mendapatkan logam murni , dilakukan proses pemurnian pemurnian logam (proses 128 metalurgi). Dimulai dari pemisahan bijih logam dari logam lain yang kemudian dielektrolisis untuk mendapatkan logam murni. c) Produksi zat Elektrolisis juga digunakan dalam memproduksi unsur dan senyawa kimia, misalnya logam alkali, logam alkali tanah (kecuali Be), logam transisi, gas halogen, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida. Pada pembuatan aluminium, Bauksit adalah biji aluminium yang mengandung Al2O3- Untuk mendapatkan aluminium, bijih tersebut dimurnikan dan Al2O3 nya dilarutkan dan didisosiasikan dalam larutan elektrolit ‚eryolite’. Pada katoda, ion-ion aluminium direduksi menghasilkan logam yang terbentuk sebagai lapisan tipis dibagian bawah wadah elektrolit. Pada anoda yang terbuat dari karbon, ion oksida teroksidasi menghasilkan O2 bebas. Reaksinya adalah : Al3+ + 3e-→ Al(l) (katoda) ; 2 O2-→ O2(g) + 4 e- (anoda) 4 Al3+ + 6O2-→ 4Al(l) + 3 O2(g) (total) 129 Lembar Kerja 2 : Elektrolisis Alat 1. Beaker glass/gelas ukur, 2 buah 2. Catu daya, 1 buah 3. Kabel 4. Ampelas Bahan 1. Larutan CuSO4 0,1 M 2. Lempengan logam seng 3. Lempengan logam tembaga Cara Kerja 1. Lempeng logam seng dan tembaga diampelas hingga bersih 2. Rangkaian alat disusun rangkaian seperti gambar berikut : 3. Catu daya dinyalakan pada tegangan 3 volt 4. Catu daya didiamkan selama kurang lebih 2 – 3 menit 5. Arus listrik yang digunakan dicatat 6. Catu daya dimatikan. Tembaga dan seng diangkat dari larutan 130 s. Oksida Basa dan Oksida Asam Senyawa yang tersusun dari suatu unsur dengan oksigen disebut oksida. Bergantung pada jenis unsurnya (logam atau nonlogam), oksida dapat dibedakan atas oksida logam dan oksida nonlogam. Oksida logam yang bersifat basa disebut oksida basa. Oksida nonlogam yang bersifat asam disebut oksida asam. 1) Oksida Basa Oksida basa tergolong senyawa ion, terdiri dari kation logam dan anion oksida (O2-). contoh : Na2O dan CaO Na2O mengandung ion Na+ dan O2-, sedangkan CaO terdiri dari ion Ca2+ dan O2- 2) Oksida Asam Oksida asam merupakan senyawa molekul dan dapat bereaksi dengan air membentuk asam. contoh : Oksida Asam Rumus Asam SO2 H2SO3 SO3 H2SO4 N2O3 HNO2 N2O5 HNO3 3) Logam Logam bertindak sebagai spesi yang melepas elektron. Pelepasan elektron akan menghasilkan ion logam. Jumlah elektron yang dilepaskan bergantung pada bilangan oksidasi logam tersebut. Next >