< Previous 168 Roda Penerus (Fly Weel) Roda penerus dibuat dari baja tuang dengan mutu yang tinggi yang diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (rotational force) dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang pada langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan. Roda penerus menyimpan tenaga putar (inertia) selama proses langkah lainnya kecuali langkah usaha. Olehsebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan engine berputar dengan lembut diakibatkan getaran tenaga yang dihasilkan. Gambar 106. Fly wheel (roda penerus) Mekanisme Katup Katup dimiliki oleh motor bakar 4 tak, yang berguna untuk membuka dan menutup saluran pemasukan ke silinder, dan satu katup lainnya dipakai untuk membuka dan menutup saluran pengeluaran.Katup dibuka dan ditutup dengan nok, seperti yang terlihat pada Gambar di bawah ini.Roda gigi kruk as dihubungkan dengan roda gigi noken as (com gear) dan roda gigi noken as akan memutar poros noken as (com shaft). Pada poros noken as ini 169 terdapat bulatan yang tidak sentris, sehingga tappet dapat bergerak naik turun. Bulatan ini disebut noken (lihat gambar. 100). agar gerakan tappet/katup seirama dengan gerak langkah torak dan seirama dengan saat loncatan api dari busi, maka ketika memasang gigi kruk as dan roda gigi noken as harus memperhatikan tanda-tanda yang terdapat pada gigi-gigi tersebut. Tanda dari roda gigi kruk as harus berhimpitan/berhadapan dengan tanda dari roda gigi noken as. Apabila tanda tersebut tidak berhimpitan, maka waktu pembakaran tidak tepat dan motor tidak mungkin hidup. Gambar 107. Mekanisme Katup Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau tiga katup masuk dan katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut mekanisme katup. Mekanisme katup digerakan oleh poros bubungan atau disebut sebagai cam shaft. Cam shaft berfungsi sebagai durasi pada timing 170 pembakaran.Berikut ini beberapa type mekanisme katup yang dibuat : Tipe Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high reliability. Penempatan camshaftnya pada blok silinder, dibantu dengan valve lifter dan push rod antara rocker arm. Tipe Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas kepala silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui lifter dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak. Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak mnejadi berkurang. Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada kecepatan tinggi. Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada kepala silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup buang. Pada sistim ini ada yang menggunakan rocker arm 170a nada juga yang tidak. Namun kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat gerakannya jadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup mejadi lebih presisi pada saat putaran tinggi. Kontruksi tipe ini sangat rumit, tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan SOHC. Karburator (pada motor bensin) Sistem karburasi mempunyai output yaitu terjadinya pencampuran bahan bakar (bensin) dan udara dengan perbandingan tertentu. Pada pencampuran di karburator tersebut, cairan dijadikan kabut, istilahnya dikabutkan, kemudian kabut tersebut dicampur denggan udara. 171 Gambar 108. Karburator dan sistem aliran bahan bakar Fungsi karburator adalah (a) merubah bahan bakar cair menjadi kabut, (b) memberikan campuran bahan bakar ke dalam silinder, dan (c) mencampur bahan bakar dan udara dengan perbandingan tertentu. Pompa Injeksi (pada motor diesel) Injection pump merupakan pompa tekan bahan bakar, yang merupakan suatu sistem yang merubah bahan bakar cair menjadi kabut (pada nozzle) yang ditekan oleh injection pump. Makin besar tekanannya maka makin halus ukuran partikel bahan bakar yang dihasilkan. Pada mesin diesel hanya udara bersih yang dihisap dan dikompresikan. Bahan bakar dan udara dicampur di dalam silinder dengan cara setelah udara dikompresikan, bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran. Persyaratan tekanan udara kompresi 1,5-4 Mpa (15-40 bar) sehingga temperatur udara naik 7000C – 9000C. Bahan bakar harus dikabutkan halus, oleh pompa injeksi pada tekanan (100-250 bar). 172 Gambar 109. Pompa Injeksi (pada motor diesel) Sistem Bahan Bakar Motor bensin 4 tak menggunakan bensin murni, sedangkan motor bensin 2 tak menggunakan bensin campur, yaitu bensin murni dicampur dengan oli SAE 30 dengan perbandingan 20 : 1 atau 25 : 1 tergantung pada spesifikasi motor. Perbandingan tersebut adalah perbandingan volume. Pemilihan bensin dan oli yang berkualitas baik sangat berpengaruh terhadap umur pakai motor. Pada tangki terdapat selang penunjuk bahan bakar, sehingga bensin di dalam tangki bisa diketahui isinya dari luar melalui selang penunjuk tersebut. Dari tangki, bensin mengalir melalui filter bahan bakar ke ruang pelampung karburator. Bensin dapat mengalir dari tangki ke karburator karena ada gaya berat (gravitasi). Jika tangki berada di bawah karburator, maka diperlukan pompa/membran 173 untuk mengalirkan bensin tersebut ke karburator. Dari karburator campuran udara dan bensin menuju ke ruang pembakaran melewati intake manifold dan lubang pemasukan pada saat langkah isap (intake stroke). Karburator adalah alat yang sangat penting untuk mendapatkan campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan tertentu, sehingga mudah terbakar di ruang pembakaran. Karburator mempunyai beberapa tipe, antara lain : 1. Karburator arus naik (up draft carburator) 2. Karburator arus turun (down draft carburator) 3. Karburator arus horizontal (horizontal carburator) Sistem Pelumasan Oli motor yang digunakan adalah oli SAE 30, kecuali pada motor tua, yang jarak antara bagian-bagian yang bergerak/berputar lebih renggang, sehingga harus menggukanan oli yang lebih kental, yaitu oli SAE 40. Keteledoran dalam pemeriksaan oli dan penggantian oli serta pemakain oli yang tidak murni dan rendah kualitasnya akan mengakibatkan kerusakan total pada mesin. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu 1. Gunakanlah oli bermutu baik dan jangan berganti-ganti merk 2. Periksalah oli sebelum motor dihidupkan dan jika perlu tambahkan pada batas yang dianjurkan 3. Gantilah oli tepat pada waktunya, sesuai dengan anjuran pabrik 174 Fungsi oli/pelumas antara lain : 1. Memberi pelumasan pada bagian-bagian yang berputar/bergerak 2. Menjadi bantalan antara dua metal yang bergerak/berputar 3. Sebagai pendingin, karena panas diserap oli dan didinginkan di ruang karter 4. Penghantar panas dari dinding torak ke dinding silinder karter 5. Sebagai seal untuk mencegah kebocoran kompresi di ruang karter 6. Sebagai pencuci bagian-bagian yang aus yang diendapkan dalam bak oli. Bagian-bagian saluran oli berturut-turut dari karter adalah: Saringan oli (kadang dipasang magnet untuk menarik partikel metal yang aus), pompa oli, penunjuk oli (untuk menunjukkan apakah oli beredar dengan normal atau tidak). Saluran-saluran oli menuju ka bagian-bagian penting, yaitu bagian kepala silinder (katup OHV), bagian kruk as (metal jalan/metal duduk), bagian torak/stang torak dan roda-roda gigi. Gambar 110. Sistem Pelumasan pada Motor Bensin 175 Kekentalan oli Semua oli dapat berkurang derajat kekentalannya atau menjadi lebih encer bila dipanasi. Oli akan semakin kental apabila didinginkan. Oleh karena itu derajat kekentalan oli ditentukan pada suhu tertentu. SAE (Sosiety Automotive Engineers) mengklasifikasikan oli berdasarkan sifat tersebut di atas, dengan membubuhkan angka di belakang SAE. Semakin besar angkanya, maka oli semakin kental. Kita mengenal beberapa contoh oli, antara lain : Oli SAE 10 untuk oli hidrolik Oli SAE 30 untuk oli mesin Oli SAE 40 untuk oli mesin Oli SAE 90 untuk oli transmisi Oli SAE 140 untuk oli gardan Gambar 111. Sistem pelumasan pada motor diesel 176 Sistem Pendingin Suhu yang dihasilkan pada silinder motor bakar oleh sistem penyalaan dapat mencapai 1200 oC. Torak dan silinder terbuat dari logam. Jika panas cukup tinggi, maka kekuatan logam berkurang, bahkan bisa meleleh. Utulah sebabnya diperlukan sistem pendinginan pada motor bakar. Pendinginan sebenarnya merugikan, sebab mengurangi rendemen panas. Namun demikian, pendinginan harus ada, agar motor tidak rusak. Pendinginan juga berguna untuk mencegah agar minyak pelumas pada motor bakar tidak terbakar. Sistem pendinginan dipasang pada sepanjang selah torak pada silinder motor bakar. Tujuan sistem pendingin adalah untuk mencegah suhu yang sangat tinggi (yang dihasilkan pada proses pembakaran pada silinder), karena suhu yang sangat tinggi tersebut dapat merusak bagian – bagian dinding silinder, torak, katup, dan bagian motor lainnya, serta mencegah kerusakan oli pelumas yang melumasi bagian bagian tersebut. Pada sistem radiator ini, air didinginkan dengan kipas angin. Untuk mempercepat pendinginan, air dilewatkan melalui pipa – pipa air dengan kisi-kisi dari plat tembaga, yang apabila dilihat dari luar tampak seperti bentuk sarang tawon, yang biasa disebut kondensor. Alat tersebut biasanya dilengkapi dengan pompa air untuk memperlancar aliran air dari radiator ke mantel air, dan berputar ke radiator kembali.Tujuan sistem pendinginan adalah mencegah suhu yang sangat tinggi, sehingga dapat merusak bagian-bagian dinding silinder, torak, katup dan bagian motor lainnya serta mencegah kerusakan oli pelumas yang melumasi bagian-bagian tersebut. Ada beberapa macam sistem pendinginan, yaitu : 177 1. Sistem pendinginan udara Udara pada motor terutama dialirkan ke bagian kepala silinder dan silinder blok. Udara dihembuskan dari kipas angin atau dapat juga dari laju gerak motor, yaitu pada sepeda motor. Untuk memperluas permukaannya, kepala silinder di daerah silinder blok dibuat bersirip. 2. Sistem pendingin air a. Sistem hopper Bak air (tangki air) berhubungan dengan ruang yang disebut “mantel air” yang berada di sekeliling kepala silinder dan silinder liner. Pada sistem hopper terdapat pelampung penunjuk air. Pelampung ini naik bila air di hopper penuh dan turun jika air kurang karena penguapan akibat panas. Cara pendinginannya berdasarkan aliran konversi air, yaitu air disekitar kepala silinder dan dinding silinder menjadi panas, sehingga berat jenisnya turun, air lalu naik dan didinginkan di hopper. Sebaliknya, air di hopper yang telah dingin akan turun ke mantel air. Gambar 112. Motor Diesel dengan pendingin sistem hopper Next >