< Previous 193 dilakukan oleh peneliti. Dasar yang dipakai untuk menentukan TKG dengan cara morfologi ialah : bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan dari ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat dari pada sperma yang terdapat didalam testes. Gambar 33. Hasil pengamatan histologis gonad kepiting d. Perkembangan Sel Gamet Siklus reproduksi ikan berhubungan erat dengan perkembangan gonad, terutama jenis ikan betina. Tahap perkembangan ikan betina meliputi oogonia, oosit primer, oosit sekunder dan ova atau telur. Tahap-tahap perkembangan gonad ikan jantan adalah spermatogonia, spermatosit 194 primer, spermatosit sekunder spermatid, metamorfose dan spermatozoa. Perkembangan sel gamet secara umum terdiri dari : 1) spermatogenesis perkembangan sel nutfa (germ sel) berlangsung dalam kista yang dibentuk oleh sel-sel sertoli. Tahap-tahap spermatogenesis dan spermiogenesis dapat dibedakan berdasarkan karakteristik morfologi nukleus dan sitoplasmanya. Spermatogonia primer mengalami pembelahan mitosis secara berurutan mulai dari spermatogonia sekunder. Kesemua sel-sel ini berada dalam satu kista yang dibentuk secara miltiplikasi paralel dari sel kista. Spermatogonia sekunder kemudian ditransportasikan menjadi spermatosit primer. Spermatosit premir selanjutnya akan mengalami differensiasi sehingga menjadi spermatozoa, atau gamet jantan, melalui proses spermatogenesis. Selama proses ini berlangsung, struktur khas sperma dibentuk : kepala, bagian leher, dan bagian tengah dan ekor. Spermatozoa ikan teleost tidak mempunyai okrosome (tutup kepala ), hal ini mungkin mempunyai keterkaitan dengan adanya mikrofil pada telur ikan teleost. Pada akhir proses spermatogenesis kista lobulus pecah dan spermatozoa dewasa dilepas ke dalam lumen lobulus. Melalui proses spermiasi sperma kemudian akan mengalami dehidrasi. Proses hidrasi akan menyebabkan spermatozoa bermigrasi kearah vas different. 2) Oogonesis Oogonesis yang berasal dari sel kelamin yang mula-mula ada di dalam atau di dekat epitelium germinal hanya dikelilingi oleh selapis sel epitel hingga membentuk sel folikel ovari. Pada golongan ikan siklostoma dan teleostei folikel ini berlapis sel-sel epitel beberapa lapis. Jaringan penghubung didekat sel-sel ini membentuk sebuah kantong yang khas dan pada beberapa spesies diperkirakan berperan sangat aktif selama perkembangan folikel selanjutnya. Folikel ini akan berkembang menjadi 195 folikel yang masak, dimana sel-sel epitelnya ukuran dan jumlahnya akan meningkat dan membentuk suatu bulatan kelenjer yang disebut granulosa. Kelenjer ini kemudian akan terbagi menjadi dua bagian dalam (interna) dan bagian luar (ekterna). Ovum yang telah masak dipisahkan dari granulusa oleh sebuah membram yaitu “zona pellucida”. Oogonia ditemukan tersebar dalam ovari, dan mengalami pembelahan meiosis secara berturut-turut. Selanjutnya kan mengalami pembelahan meiosis yang bertahan pada peringkat diploten (diploten stage) pada profase pertama meiosis. Dari perangkat ini gamet dikenal dengan oosit primer. Selanjutnya oosit primer ini akan mengalami periode panjang pertumbuhan yang terdiri dari beberapa fase. Fase utama adalah proses vitelogenesis. Menjelang fase ini, bagaimana oosit primer bertambah ukurannya tanpa akumulasi material yolk dan fase ini disebut previtelogenesis. Selama fase ini terjadi pertumbuhan yang sama pada sitoplasma atau nukleus. Oosit primerb ditandai oleh nukleus besar ditemui pada bahagian perifer dan didalamnya didapati terbesar sebilangan nukleus. Melalui proses previtelogenesis, dua lapisan yang berbeda muncul mengelilingi oosit dan membentuk folikel. Lapisan paling dalam adalah berupa sel-sel berbentuk kubus dan sel tersebut adalah bagian granulosa dan teka. Selama proses oogenesis ada dua hal yang penting yaitu: pertumbuhan dan pematangan. Selama terjadi proses ini, berlangsung stimulasi gonadotropin hormon (GTH). Pada ikan pertumbuhan dan pematangan dirangsang/distimulasi oleh GTHII, sedangkan pada tetrapoda disebut dengan Folikel Stimulasi Hormon (FSH) dan Luteanizin Hormon (LH). 196 GTHI akan merangsang sekresi testoteron yang diikuti dengan sekreso estradiol-17â yang berperan dalam pertumbuhan oosit; sedangkan GTHII merangsang sekresi 17á, 20â-dihidroksiprogesteron yang berperan dalam proses pematangan akhir (final oocyte maturation). e. Pematangan Akhir (Final Maturation) 1) Kematangan Sperma Siklus produksi Clarias gariepinus jantan dibagi tiga periode, yaitu; (1) periode perkembanganbiakan, (2) periode istirahat, dan (3) periode pembentukan gamet. Periode perkembangbiakan berlangsung dari bulan mei sampai agustus yang ditandai dengan kenaikan dan penurunan gonadosomatik indeks (GSI). Perkembangan testikular selama periode ini dapat ditemukan pada tahap sebelum pemijahan, pemijahan dan sesudah pemijahan. Pada tahap sebelum pemijahan tubulus testis terdiri dari siste-siste yang berisi spermatogonia B dan spermatosit primer, meningkatkan aktifitas spermatogenik dan adanya aktifitas enzim 3â-hydroxy steroid dehydrogenase (3â-HSD) didalam sel Leydig. Kemudian lumen tubulus seminiferi relatif kecil dan setiap materi spermatogenik terdiri dari beberapa spermatid atau sel spermatozoa. Periode istirahat, berlangsung dari bulan agustus sampai maret. Selama periode ini, GSI relatif redah, aktifitas enzim 3â-HSD di dalam sel leydig akan menurun, sehingga pada akhir periode ini disebut tahap persiapan perkembangan testikular. Pada tahap persiapan aktifitas enzim 3â-HSD di salam sel leydig sangat tinggi. Periode pertumbuhan gamet, berlangsung dari bulan maret sampai mei. Periode ini ditandai dengan aktifitas spermatogenik secara kontiniu, aktifitas enzim 3â-HSD di dalam sel leydig dan nilai GSI akan meningkat. 197 2) Kematangan Oosit Setelah oosit menyepurnakan pertumbuhannya, ia siap mengalami pembelahan reduks. Seperti invertebrata lain oosit yang telah tumbuh memiliki satu nukleus besar pada profase meiotik. Nukleus besar (gelembung germinal) pada tahap ini umumnya terletak ditengah atau diantara pusat dan tepian oosit. Pada fase akhir vitelogenesis, oosit ikan mas akan kehilangan bentuk bulatnya menjadi gepeng. Kutup animal, pada salah satu permukaan yang gepeng, terletak dari sekitar cekungan kecil pada folikel dan zona radiata, yakni mikrofil. Fenomena yang pertama kali terlihat berkenaan dengan pematangan oosit akhir adalah perpindahan gelembung germinal menjadi mudah terlihat di bawah mikroskop. Membran gelembung germinal kemudian dipecah dan isinya bercampur dengan sitoplasma sekelilingnya. Selain perubahan-perubahan dalam Nekleus ini, juga terjadi beberapa proses sitoplasmik selama pematangan oosit. Perubahan ini meliputi penggabungan butiran kecil lipida dan globula kuning telur, pembesaran oosit yang berlangsung cepat akibat hidrasi serta peningkatan kejernihan oosit. Akibat aksi hormon gonadotropin maupun steroid, initi (GV=germinal vesicle) yang mulainya ada ditengah kemudian menuju ke tepi dekat mikropil, dan sesaat sebelum ovulasi terjadi, inti tadi melebur yang disebut germinal vesicle breakdown (GVBD) (Epler, 1981; waynorvich dan Horvat, 1980; 1982). Degani dan Boker (1992) juga menggambarkan mekanisme hormon gonadotropin dan steroid dalam proses pematangan oosit sampai pada ovulasi pada gambar 20. Dengan adanya sekresi gonadotropin (GTH) dari hifprofise akan menginduksi ovarium untuk mengsekresikan 17á, 198 20â-dehidroprogesteron (17á-20â-P) yang berperan dalam proses pematangan oosit sampai ovulasi. Ada 5 tingkat perkembangan testis ikan lele, Clarias batrachus secara anatomi yang ditemukan oleh Chinabut et al. (1991). Tingkat I (Spermatogonia) : Sel-sel germinal aktif membentuk spermatogonia hampir diseluruh tubulus. Kebanyakan sel spermatogonias mempunyai sebuah nukleus, yang bentuknya tidak beraturan dengan membran kista yang tidak jelas kelihatan. Nukleus mengandung gernula-gernula berwarna terang dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi, serta mempunyai sebuah nukleolus. Tingkat II (Spermatosit Primer) : Proses akhir spermatogonia akan tumbuh dan menjadi spermatosit primer. Membran kista spermatosit primer terliaht dengan jelas dan setiap kista mengandung banyak sel spermatosit primer. Spermatosit primer mempunyai nukleus berbentuk bola dan mengandung granula-granula berwarna gelap. Tingat III (Spermatosit Sekunder) : Spermatosit primer akan membelah secara mitosis dan membentuk spermatosit sekunder (James dalam Chinabut et al. 1991). Ukuran spermatosit sekunder lebih kecil dari pada spermatosit primer dan nukleusnya mengandung kromatin yang tebal. Tingkat IV (Spermatid) : Kista-kista yang berisi spermatosit sekunder akhirnya berkembang dan melepaskan sel-selnya ke dalam lumen tubulus, kemudian matang sempuran menjadi spermatid (Cooper dalam Chinabut et al.,1991). Tingkat V (Spermatozoa) : Spermatis mengalami perubahan bentuk menjadi spermatozoa yang dilengkapi dengan kepala dan ekor, sehingga bisa bergerak aktif ke dalam lumen tubulus. 199 Nikolsky dalam Effendie (1978), menguraikan tingkat kematangan ovari ikan secara umum, yaitu: Tingkat I, Tahap muda ( immature ), individu-individu muda belum mempunyai keinginan reproduksi dan ukuran ovari sangat kecil. Tingkat II, Tahap istirahat (resting stage), ovari belum mulai berkembang dan ukurannya masih sangat kecil . Tingkat III, Proses pemasakan (maturration), Bertambahnya gonad sangat cepat, ovari berubah dari transparan berwarna pucat. Telur dapat dibedakan dengan mata. Tingkat IV, Masak (maturity), produk seksual sudah mencapai berat maksimum, tetapi tidak dapat keluar pada saat perutnya ditekan perlahan. Tinkat V, Tahap reproduksi (reproduction), produk sexsual akan keluar bila perutnya ditekan perlahan lahan, berat gonad turun drastis mulai dari awal pemijahan sampai selesai. Tinkat VI, Kondisi salin (spent condition), produk sexual telah dikeluarkan, lubang genitalia meredang kemerah merahan, gonad telah mengempis dan ovari berisi beberapa telur sisa. Tingkat istirahat (rasting stage), Produk sexsual telah dikeluarkan, lubang genitalia tidak kemerah merahan lagi dan ukuran ovari sangat kecil. TKG gonad jantan (testes) ikan Green Sunfish secara histologi (Kaya dan Hasler. 1972) (1) Testes Regresi (akhir musim panas sampai pertengahan musim dingin). Dinding gonad dilapisi oleh spermatogonia awal dan sekunder,sperma sisa mungkin masih ada. (2) Perkembangan Spermatogonia. Sama dengan TKG 1, hanya proporsi spermatogonia sekunder bertambah. Sperma sisa kadang-kadang masih terlihat. 200 (3) Awal aktif spermatogenesis. Cyste spermatocit timbul dan kemudian semakin bertambah. Cyste spermatocid dan spermatozoa juga mulai keluar. (4) Spermatogenesis aktif. Semua tingkat spermatonesis ada dalam jumlah yang banyak. Spermatozoa bebas mulai terlihat dalam rongga seminifereus. (5) Testes masak. Lumen penuh dengan spermatozoa. Pada dinding lobule penuh dengan cyste bermacam-macam tingkat. (6) Testes regresi. Rongga seminifereus masih berisi spermatozoa. Dinding lobule penuh dengan spermatogonia yang tidak aktif. Ukuran testes mengkerut karena sperma dikeluarkan. TKG menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968) (1) Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa. (2) Dara berkembang. Testes dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat dilihat dengan kaca pembesar. (3) Perkembangan I. Testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat dilihat seperti serbuk putih. (4) Perkembangan II. Testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira dua pertiga ruang bawah. (5) Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa ada yang jernih dan masak. 201 (6) Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal didalam ovarium. (7) Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur. (8) Salin. Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada dalam keadaan dihisap kembali. (9) Pulih salin. Testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah. TKG menurut Nikolsky (Bagenal dan Braum, 1968) (1) Tidak masak. Individu masih belum berhasrat mengadakan reproduksi. Ukuran gonad kecil. (2) Masa istirahat. Produk seksual belum berkembang. Gonad berukuran kecil. Telur tidak dapat dibedakan oleh mata telanjang. (3) Hampir masak. Telur dapat dibedakan oleh mata telanjang. Testes berubah dari transparan menjadi warna ros. (4) Masak. Produk seksual masak. Produk seksual mencapai berat maksimum, tetapi produk tersebut belum keluar bila perut diberi sedikit tekanan. (5) Reproduksi. Bila perut diberi sedikit tekanan, produk seksualnya akan menonjol keluar dari lubang pelepasan. Berat gonad dengan cepat menurun sejak permulaan berpijah sampai pemijahan selesai. (6) Keadaan salin. Produk seksual telah dikeluarkan. Lubang genital berwarna kemerahan. Gonad mengempis. Ovarium berisi beberapa telur sisa. Testes juga berisi sperma sisa. (7) Masa istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan. Warna kemerah-merahan pada lubang genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum kelihatan oleh mata 202 Tingkat Kematangan Gonad untuk bivalva mussel (kerang) : TKG 1 (fase non aktif) : Merupakan fase dorman seksual, secara visual mantel tampak mulai berwarna krem atau orange yang berbentuk seperti kelenjar pada sisi dorsoventral lateral, belum ada produk genital. Secara histologi pada gonad belum ditemukan folikel beserta sel-sel gametnya TKG 2 (fase berkembang) : Gonad telah berkembang, didominasi oleh oogoniumdengan rongga lamella yang masih kecil dan telah terisi oleh sel-sel gamet baik yang telah masak (sel telur/ spermatozoa) maupun sel-sel gamet yang belum masak dalam jumlah berimbang. Antarfolikeladajaringanvascular, mantel mulai menebal. Pembentukan sel-sel gamet ini terus berlangsung namun rongga kadang telah terisi sel-sel gamet yang telah masak TKG 3 (fase matang) : Pada fase matang jaringan semakin jelas, secara visual warna mantel berbeda antar kelamin, pada betina berwarna orange kemerahan, dan pada jantan krem kekuningan; ova dan sperma masih immature. Secara histologi seluruh rongga lamella terisi oleh sel telur yang bentuknya polygonal atau spermatozoa dengan ekornya Dinding folikeltipis, rongga membesar, jaringan vascular hampir tidak ada. TKG 4 (fase memijah) : Pada fase ini tampak sebagian atau separuh rongga lamella (betina) atau Lobulus (jantan) telah mulai kosong karena gamet telah dikeluarkan seluruhnya atau sebagian. Folikel tidak ada hanya ada sisa jaringan vascular atau kadang-kadang ditemukan sisa folikel dengan dinding yang pecah, sebagian gamet yang matang ditengah folikel dikeluarkan. Jika telah kosong mantel menjadi kemerahan dan translusen. Next >