< Previous 293 Telur-telur teleostei laut yang menetas di perairan tawar, memiliki kemampuan untuk mentoleransi pada salinitas yang tinggi mulai segera setelah kuning telur diserap. Peningkatan kemampuan untuk bertahan hidup menghadapi migrasinya kelaut terjadi pada umur 6 bulan dari fase juvenilnya. Larva ikan oncorhynclus gorbucha yang masih memiliki kuning telur menunjukan preferensi air tawar, tetapi setelah kuning telur diserap berubah menjadi preferensi air laut, ini menunjukan bahwa banyak spesies ikan memiliki kemampuan untuk pengaturan dan bertahan hidup pada wilayah yang tidak terekploitasi dialam. Ketahanan hidup terhadap kondisi salinitas berdasarkan kombinasi toleransi jaringan dan pengaturan. ikan Oncorttschawytscha dapat bertahan lebih lama di air laut daripada O.kisutch dan O.nerka, oleh karena kelebihan dari tolen ringan yang tinggi, tetapi O gorbuscha dan O.keta bertahan lama karena kemampuannya untuk mengatur konsentrasi dan chlorida yang lebih tinggi, serta tekanan osmotic dan. Pada kelompok teleostei, konsentrasi total ion-ion tambah mencapai 232% dari konsentrasi ion air laut. Ion Na+ menyusun dari kation-kation plasma, dan K+ kurang dari 1%, semen mencapai 87% dari anion. Hanya ion-ion HCO3- dan fosfat terkonsentrasi di dalam plasma darahnya berada di atas konsentrasinya di air laut, sementara Na+ plasma dan Mg2+ masing- masing 38% dan 4% dari konsentrasinya di air laut. Berdasarkan tekanan osmotic secara umum, ikan teleostei air tawar memiliki cairan tubuh dengan osmolalitas berkisar antara 260-330 mOsm/kg-1, ikan teleostei laut sekitar 400 mOsm/kg-1, dan ikan elasmobranchii laut mencapai 1000 mOSm/kg-1 294 c) Pembelanjaan Energi Untuk Osmoregulasi Energi yang dibutuhkan untuk proses osmoregulasi pada kondisi isoosmotik adalah nol sedangkan ikan yang dipelihara pada media yang tingkat salinitasnya mendekati konsentrasi ion darahnya, maka energi untuk proses osmoregulasi akan cukup kecil, dan akan lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan. Salinitas merupakan salah satu factor fisiologis yang mempengaruhi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikana. Anakan ikan Cyprinodon macularis yang habitatnya di air laut menunjukan pemanfaatan pakan yang berbeda pada salinitas yang berbeda. Anakan ikan tersebut menunjukan pemanfaatan maksimum pada salinitas 35%0. Pehitungan teoritis biaya energetic osmoregulasi pada kelompok ikan salmoid di usulkan dapat di abaikan, yaitu dibawah 1% dari laju metabolisme istirahat. Sebaliknya dari pengukuran konsumsi oksigen pada ikan trouth (Salmogaidnery) menunjukan adanya penurunan laju metabolisme standar (20-80%) pada medium dan bersalinitas isoosmotis relative terhadap medium air tawar dan laut. Laju konsumsi oksigen telah digunakan sebagai ukuran metabolisme, dan karena tingkat salinitas berpengaruh terhadap tingkat konsumsi oksigen, maka dapat diperhitungkan energi yang digunakan untuk proses osmoregulasi. Pada pengamatan konsumsi oksigen larva jambal siam, mendapatkan bahwa pada kondisi metabolisme aktif, tingkat Konsusmsi oksigen minimum dicapai pada salinitas 3%0 dan tingkat konsumsi oksigen metabolisme standar pada salinitas 3%0 menunjukkan tingkat minimal. Tingkat konsumsi oksigen metabolisme aktif menunjukkan aktivitas maksimum pemanfaatan pakan untuk mendukung pertumbuhan. Sedangkan konsumsi oksigen metabolisme standar menunjukkan penggunaan energi untuk proses osmoregulasi 295 yang minimum pada salinitas tersebut. Diduga bahwa salinitas 3%0 merupakan medium soosmetik untuk larva nambal siam. Tingkat penggunaan energi untuk proses osmotik pada salinitas 3%0 yang cukup kecil didukung dengan laju pertumbuhan yang paling besar dan tingkat retisi protein, karbohidrat, dan lemak tertinggi. Pada kondisi medium isoosmetrik juga memungkinkan larva mampu memaksimalkan konsumsi pakan dan mengifisiensikan pemanfaatan pakan. Pengaruh salinitas media pemeliharaan terhadap vitalitas larva udang windu (penaeus monodon) menunjukkan tingkat isoosmetik cairan tubuh udang windu berada pada rentang 32,19-32,73 %0, dan pada media yang memiliki salinitas mendekati rentang isoosmetik tersebut kelangsungan hidup, laju konsumsi, efesiensi pemanfaatan pakan, serta pertumbuhan menujukkan tingkat yang optimal. Salinitas medium untuk mendapatkan kelangsungan hidup larva maksimal yaitu pada salinitas 31,42%0, sedangkan untuk pertumbuhan, laju konsumsi dan efisiensi pakan optimal pada media dengan salinitas 32%0. Oleh karena itu dianjurkan penggunaan media 30,55 – 31,80%0 untuk pemeliharaan larva udang windu. 296 3. Tugas Mengeksplorasi/Eksperimen 9 Judul : Sistem Osmoregulasi Tujuan : Setelah menyelesaikan lembar kerja ini peserta didik mampu memahami respon biota air terhadap variabel salinitas Alat dan bahan : 1. Modul 2. Buku 3. Internet 4. Sampel hewan uji (ikan, krustacea, kerang) 5. Aerator 6. Timbangan digital 7. Garam/ air laut 8. Stopwatch 9. Akuarium/wadah pemeliharaan 10. Aerasi 11. Alat tulis menulis Langkah kerja : 1. Diskusikan bersama teman kelompok tentang sistem sistem adaptasi dan osmoregulasi berbagai biota air untuk mendapatkan pemahaman yang sama ! 2. Lakukan penyiapan 5 buah wadah perlakuan ! 3. Lakukan persiapan garam atau air laut untuk masing-masing perlakuan ! 4. Lakukan penimbangan bobot awal hewan uji ! 5. Lakukan pengisian wadah perlakuan dengan berbagai tingkat salinitas yang berbeda yakni kontrol (salinitas awal), 10 ppt, 20 ppt, 30 ppt dan gradual (dari 0-3-6-9-12-15 ppt setiap 10 menit). Bila hewan uji ikan laut, perlakuan sebaliknya dari salinitas tinggi ke salinitas rendah menggunakan media air tawar 6. Berikan aerasi pada masing-masing wadah perlakuan dan masukkan 5 – 10 ekor hewan uji pada masing-masing wadah perlakuan ! 7. Lakukan pengamatan tingkah laku hewan uji tiap 10, 30, 60 dan seterusnya ! selanjutnya catatlah jumlah hewan yang mati selama pengamatan ! 8. Lakukan penimbangan bobot akhir hewan uji tiap akuarium ! 297 9. Lakukan analisis terhadap hasil pengamatan respon biota air pada variabel salinitas terutama tentang ; Lama bertahan hewan uji pada media perlakuan salinitas yang berbeda Tingkah laku hewan uji selama percobaan Survival rate hewan uji selama perlakuan Salinitas yang mematikan (Lethal) 10. Buatlah laporan hasil pengamatan respon biota air pada variabel salinitas ! 298 Mengkomunikasikan Presentasikan hasil kerja kelompok Anda di depan teman-teman. Apakah ada tanggapan / masukan / sanggahan dari hasil kerja kelompok Anda. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi Kesimpulan hasil eksplorasi : 1. Proses dan respon adaptasi biota air : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Sistem osmoregulasi pada biota air : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Organ yang berperan dalam osmoregulasi biota air : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 4. Kemampuan homeostasi biota air ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Guru Mata Pelajaran Kelompok …. (……………………………………) (……………………………………….) 299 4. Tes Formatif 1) Dalam beradaptasi, hewan memiliki toleransi dan resistensi pada kisaran ekstrim dari variabel lingkungan yang menyebabkan kematian bagi organisme disebut …. a. Zona Lethal. b. Zona Organisme. c. Zona toleransi. d. Zona adaptasi. 2) Yang dimaksud aklimasi berlawanan adalah… a. laju fungsi fisiologis meningkat ketika intensitas rangsangan faktor lingkungan menurun dan sebaliknya. b. laju fungsi fisiologis tidak dipengaruhi perubahan faktor lingkungan. c. laju fungsi fisiologis bervariasi langsung dengan faktor lingkungan. d. laju fungsi fisiologis menurun dengan menurunnya intensitas perubahan lingkungan dan meningkat dengan meningkatnya intensitas. 3) Dua macam kompensasi fisiologis untuk dapat berhasil hidup dalam lingkungan yang berubah-ubah yaitu … a. Poikilothermic dan Poikiloosmotik. b. Hiperosmotik dan ammonotelik. c. Conformer dan osmotic. d. Homeostasi dan osmoregulasi. 300 4) Strategi dalam menangani komposisi cairan ekstraselular dalam tubuh ikan kecuali yakni ... a. Keseimbangan cairan tubuhnya dapat terjadi dengan cara meminum sedikit air atau bahkan tidak minum sama sekali. b. Kelebihan air dalam tubuhnya dapat dikurangi dengan membuangnya dalam bentuk urin. c. air mengalir secara osmose dari dalam tubuhnya melalui ginjal, insang dan kulit ke lingkungan, sedangkan ion-ion masuk ke dalam tubuhnya secara difusi. d. Apabila salinitas semakin tinggi, ikan berupaya terus agar kondisi homeostasi dalam tubuhnya tercapai. 5) Proses osmoregulasi diperlukan karena ... a. Untuk mencegah kelebihan air atau kekurangan air di dalam tubuh ikan. b. Agar proses-proses fisiologis berjalan normal sesuai perubahan lingkungan. c. Adanya persamaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. d. Adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. 6) Sehubungan dengan mekanisme regulasi, maka ikan dapat dibedakan menjadi tiga pola regulasi, yaitu … a. Regulasi hipertonik atau hiperosmotik. b. Regulasi hipotonik atau hipoosmotik. c. Regulasi isotonik atau isoosmotik. d. Regulasi osmolaritas atau osmotic. 301 7) Respon/tanggapan terhadap perubahan osmotik lingkungan eksternalnya, hewan melakukan pengaturan tekanan osmotiknya dengan cara …. a. Melakukan pengambilan garam secara selektif. b. Menambah gradient osmotic antara cairan tubuh dengan lingkungannya. c. Menambah permeabilitas air dan garam. d. Mengatur pengambilan air tawar dan air laut serentak. 8) Konsep dasar tentang Osmoregulasi adalah… a. Daya tahan hidup organisme dipengaruhi oleh keseimbangan osmotik antara cairan tubuh dengan air (media) lingkungan hidupnya b. Pengaturan osmotic itu dilakukan tidak melalui mekanisme osmoregulasi. c. Pengaturan keseimbangan total konsentrasi ion yang terlarut dalam air media hidup organisme. d. Merangsang peningkatan kepadatan sel chloride dan berhubungan erat dengan perubahan mekanisme adaptasi. 9) Organisme air yang secara osmotic labil dan mengubah-ubah tekanan osmotic cairan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan tekanan osmotic air media hidupnya disebut …. a. Osmoregulator b. Oksidasi c. Osmosis d. Osmokonformer 302 10) Ikan teleostei air tawar mempunyai cairan yang bersifat hiperosmetik terhadap lingkungnnya, sehingga air cenderung masuk kedalam tubuh secara diffuse melalui permukaan tubuh yang semi permiabel. Bila hal ini tidak dikembalikan atau diimbangi, maka akan menyebabkan …. a. cairan dari badan malphigi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. b. hilangnya garam-garam tubuh dan mengencernya cairan tubuh, sehingga cairan tubuh tidak dapat menyokong fungsi-fungsi fisiologik secara normal. c. air seni mengandung sedikit garam, keluarnya air yang melimpah menyebabkan jumlah kehilangan garam akan cukup berarti, garam-garam juga hilang karena difusi dari tubuh. d. mempertahankan keseimbangan dengan cara melakukan ekskresi secara selektif, terutama terhadap ion-ion monovalen, yaitu Na+dan CT. Next >