< Previous 333 Organ indera lain yang juga sangat penting adalah pembau dan pengecap. Kedua organ ini merupakan reseptor kimia. Sinyal kimia (allomon dan feromon) digunakan sebagai alat komunikasi yang selanjutnya mempengaruhi pola tingkah laku dan reproduksi ikan. Bahan-bahan kimia penting lainnya yang mempengaruhi nafsu makan pada ikan antara lain: asam amino dan nukleotida . Sistem sensori pada ikan berupa sel-sel reseptor perifer dan gabungan neuron di otak yang memberi gambaran lingkungan secara biologis. Barisan elemen reseptor berupa sel tunggal, missal taktil korpuskel, atau kompleks retina mata. Sebagian besar ikan, organ olfaktori (pencium) berupa sepasang lubang bergaris dengan lipatan berupa epitel sensori. Organ olfaktori pada Dipnoi serupa dengan vertebrata tinggi mempunyai saluran nasal yang terbuka yaitu choanae masuk ke dalam farink, saluran nasal ini terbuka pada bagian internal maupun eksternalnya dilapisi epitel olfaktori berupa lipatan epitel yang berlekuk-lekuk (Sukiya, 2005). Beberapa ikan mempunyai mata spesifik dari hasil adaptasi. Banyak mata yang dikenal, satu contoh ikan yang sangat terkenal di Amerika Selatan “four-eyed fish” (Anablep). Habitat ikan ini pada air tenang, saat mengapung di permukaan menggunakan separuh mata atas, saat melihat ke udara dank ke dalam air terkadang lensa matanya tampak terbagi dua, setiap bagian tersebut jaraknya dengan retina tidak sama. Ikan bermata empat yang lain adalah blennie Galapagos (Dialommus fuscus), peloncat batu yang gesit sangat cepat sekali keluar dari air. Tidak seperti Anableb, mata blenny tidak tampak terbagi di bagian dalam tetapi lebih ke arah kornea. e. Sistem saraf otonomi Sistem saraf otonomi merupakan salah satu bagian sistem saraf ikan yang kurang diketahui. Masih ada beberapa pertanyaan penting mengenai otonominya atau bahkan mengenai keberadaannya untuk beberapa organ, 334 sehingga menyulitkan pembahasan fungsi sistem ini. Pada manusia, sistem saraf otonomi terdiri dari dua bagian simpatik (berhubungan dengan saraf punggung dada (thoraciv spinal) dan saraf punggung pinggang (lubang spinal) dan parasimpatik (dari saraf punggung tengkorak (crahial spinal) dan sacral spinal nerve. Sistem saraf simpatik menghasilkan katekolamin (bersifat adrenergis) pada ujung sarafnya, sedangkan saraf parasimpatik menghasilkan astilkolamin (bersifat kolinergis). Pada ikan bertulang sejati, system saraf otonomi tidak memiliki pembagian anatomidan fungsional yang jelas seperti ini, namun ada saraf-saraf adrenergis maupun kolinergis. Campbell, seorang diantara sedikit ahli yang secara konsisten meneliti saraf otonomi, mengenai komponen-komponen sistem otonomi ikan yang meliputi komponen-komponen cranial, spinal atas dan spinal tengah. Bagian yang paling anterior system otonomi pada ikan terdiri dari serabut-serabut penggerak (motor fiber) yang berasal dari saraf cranial okulomotorb (III) yang mensekresi asteikolamin (Ach) dan menyebabkan penyempitan iris mata. Bagian paling besar dan paling dikenal system otonomi teleostei berasal dari beberapa cabang visceral (organ dalam tubuh). Organ-organ yang mungkin dirangsang olehnya meliputi insang (penyempitan pembuluh darah), mungkin juga lambung, jantung (sarah adrenergis mempercepat jantung, saraf kolinergis melambatkannya) dan gelembung renang (pengaturan aliran darah dan membran masing-masing pada satu atau beberapa lokasi). Bagian spinal system otonomi yang lebih tinggi mengatur lambung dan usus (ujung-ujung kolinergis meningkatkan gerak peristalsis, saraf adrenergis melambatkan atau menghentikannya) dan salaruan urogenital. Bagian spinal tengah mengendalikan kromatofora kulit sampai derajat khas. Pada kebanyakan bintang, kromatofora berespon pada daerah yang luas, tetapi terutama pada ikan sebelah sistem otonomi mengendalikan mereka didalam daerah-daerah yang cukup sempit untuk memungkinkan ikan sebelah menyamakan dirinya dengan tekstur dan 335 warna latar belakang (misal, pasir atau kerikil kecil vs, kerikil besar ). Jadi sistem otonomi pada ikan di ketahui mengendalikan ikan banyak fungsi tubuh yang bersifat vegetatif (fungsi lambat, rutin dan otomatis). Sejumalah fungsi lainnya diduga bekerja di bawah kendali sistem otonomi, tetapi pengendalian seperti ini belum di buktikan pada ikan. Fungsi-fungsi ini mencakup kontraksi kandung empedu dan kandung kemih, perangsangan sekresi usus dan pancreas dan kontraksi limfa. Sistem otonomi pada ikan cucut dan pari mirip seperti pada ikan bertulang sejati, kecuali bahwa pada elasmobranchii sistem otonomi juga berhubungan dengan saraf-saraf cranial tambahan. 336 3. Tugas Mengeksplorasi/Eksperimen 11 Judul : Sistem Saraf Biota Air Tujuan : Setelah menyelesaikan lembar kerja ini peserta didik mampu memahami respon biota air terhadap variabel suhu Alat dan bahan : 1. Modul 2. Buku 3. Internet 4. Sampel hewan uji (ikan, krustacea, kerang) 5. Aerator 6. Es batu 7. Heather/air panas 8. Timbangan digital 9. Thermometer 10. Stopwatch 11. Akuarium/wadah pemeliharaan 12. Aerasi 13. Alat tulis menulis Langkah kerja : 1. Diskusikan bersama teman kelompok tentang sistem saraf pada berbagai biota air untuk mendapatkan pemahaman yang sama ! 2. Lakukan penyiapan 8 buah wadah perlakuan ! 3. Lakukan persiapan es batu dan air panas untuk masing-masing perlakuan ! 4. Lakukan penimbangan bobot awal hewan uji ! 5. Lakukan pemasangan thermometer dan pengisian wadah perlakuan sebanyak 10 liter dengan berbagai tingkat suhu yang berbeda yakni kontrol (suhu awal), suhu panas (30oC, 35oC, 40oC), suhu dingin (20oC, 10oC, 5oC) dan gradual (dari 27-30-33-36-39-42 oC setiap 10 menit) ! Upayakan suhu media selalu stabil sesuai perlakuan. 6. Berikan aerasi pada masing-masing wadah perlakuan dan masukkan 5 – 10 ekor hewan uji pada masing-masing wadah perlakuan ! 7. Lakukan pengamatan tingkah laku hewan uji tiap 10, 30, 60 dan seterusnya ! selanjutnya catatlah jumlah hewan yang mati selama pengamatan ! 8. Lakukan penimbangan bobot akhir hewan uji tiap akuarium ! 337 9. Lakukan analisis terhadap hasil pengamatan respon biota air pada variabel salinitas terutama tentang ; Lama bertahan hewan uji pada media perlakuan suhu yang berbeda Tingkah laku hewan uji selama percobaan Survival rate hewan uji selama perlakuan suhu yang mematikan (Lethal) Hubungan sistem saraf dengan respon biota air pada variabel suhu 10. Buatlah laporan hasil pengamatan respon sistem saraf biota air pada variabel suhu ! 338 Mengkomunikasikan Presentasikan hasil kerja kelompok Anda di depan teman-teman. Apakah ada tanggapan / masukan / sanggahan dari hasil kerja kelompok Anda. Mengasosiasikan/ Mengolah Informasi Kesimpulan hasil eksplorasi : 1. Fungsi otak biota air : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Konsep proyeksi input indra : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Fungsi-fungsi cerebrum dan cerebelum dan organ lainnya dalam sistem saraf : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Guru Mata Pelajaran Kelompok …. (……………………………………) (……………………………………….) 339 4. Tes Formatif 1) Semua inpuls saraf pada dasarnya sama kecuali frekuensinya maka satu-satunya cara bagi otak untuk mengetahui apakah inpuls berhubungan dengan penglihatan atau pendengaran atau rasa adalah a. Mengetahui sambungan saraf di dalam otak b. Memberikan informasi pada hormon tertentu c. Mengirim reflek balik pada indra sasaran d. Menafsirkan hasil informasi yang diperoleh 2) Fungsi utama otak kecuali … a. Menerima dan menafsirkan informasi dari semua alat indra, internal maupun ekternal b. Mengirim peringatan terkoordinir ke semua bagian tubuh, dapat sebagai sinpul saraf atau hormone c. Perpaduan dari reflek sederhana sampai hampir otomatis seperti reflek pengaturan laju jantung dan pernafasan d. Mengatur sel sasarannya selalu melalui peredaran darah sehingga dapat tersebar keseluruh tubuh 3) Salah satu kemampuan ikan untuk merespon perubahan/gangguan lingkungan adalah … a. Meloncat ke permukaan air b. Nafsu makan yang tinggi c. Tingkah laku berenang ikan d. Selalu berenang vertikal 4) Tingkah laku atau respon ikan yang diberi perlakuan suhu dingin adalah a. Menambrakkan dirinya di dinding akuarium b. Menggosok-gosokkan tubuhnya pada wadah pemeliharaan c. Berenang dipermukaan air dengan posisi terbalik d. Banyak berdiam diri di dasar akuarium 340 5) Respon yang paling mudah di identifikasi sebagai aktifitas listrik di dalam lobus otak ikan adalah ... a. Penglihatan, pendengaran dan penciuman b. Perubahan suhu, salinitas dan pH c. Seleksi pasangan, Pemijahan dan ovulasi, d. Pencernaan, metabolisme dan ekskresi 341 Kegiatan Belajar 9. Sistem hormon 1. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat : a. Memahami pengaruh hormon terhadap petumbuhan baik yang langsung maupun tidak langsung, b. Mengklasifikasi dan menggolongkan hormon. c. Memahami mekanisme kerja hormon. d. Memahami efek difisiensi dan kelebihan hormon. 2. Uraian Materi Hormon adalah zat organik yang di produksi oleh sel-sel khusus dalam badan. Dirembeskan kedalam peredaran darah, dengan jumlah sangat kecil yang dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi. Zat yang dihasilkan oleh kelenjer endokrin disebut hormon, yang berasal dari kata hormao, yang mempunyai sifat-sifat atau ke khususannya. Kekhususannya yang dikaitkan dengan hormon misalnya efektifitas yang tinggi meskipun hanya di beri dalam jumlah yang sangat sedikit, hormon haruslah di hasilkan oleh sel hidup dan juga sehat. Hormon di hasilkan oleh kelenjer endokrin dan setelah di sekresikan langsung masuk kedalam pembuluh darah. Dalam membahas hormon-hormon ini, sebagian besar mengacuh pada hormon mamalia dan sebagian kecil perkembangan penelitian hormon pada ikan. Dengan anggapan tidaklah jauh berbeda diantaranya keduanya. 342 Setelah anda mendapatkan informasi, lakukan diskusi antar kelompok dengan cara setiap kelompok bertukar informasi atau bertanya tentang sistem hormon biota air ! Mengamati 1) Bentuklah kelompok peserta didik dalam jumlah 4 – 5 orang 2) Lakukan kegiatan mencari informasi dari buku atau bahan ajar, internet, video dan lain-lain sehingga anda bisa memahami sistem hormon biota air. 3) Adapun informasi yang harus anda cari adalah : a. Pengaruh hormon terhadap petumbuhan baik yang langsung maupun tidak langsung, b. Klasifikasi dan menggolongkan hormon c. Mekanisme kerja hormon d. Efek difisiensi dan kelebihan hormon Menanya 1) Bandingkan informasi yang anda peroleh dengan informasi kelompok lain, dapat dimulai dengan proses pertanyaan sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh hormon terhadap petumbuhan baik yang langsung maupun tidak langsung, b. Bagaimana mengklasifikasikan dan menggolongkan hormon c. Bagaimana mekanisme kerja hormon d. Bagaimana efek difisiensi dan kelebihan hormon 2) Adakah perbedaan informasi dari yang anda peroleh ? Jika ada, sebutkan ! 3) Tuliskan kesimpulan anda sistem hormon biota air dan diserahkan pada guru ! Next >