< Previous 35 f) Catat hasil pengamatan. g) Buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman-teman Saudara. 2) Kelapa a) Bagi kelapa menjadi 2 bagian. b) Parut satu bagian kelapa dengan ukuran parut biasa/kecil, dan satu bagian dengan ukuran parut besar. c) Timbang masing-masing dengan berat yang sama. d) beri air sebanyak 100 mL, kemudian peras santannya, masukkan ke dalam gelas kimia 250 mL. e) Diamkan selama 1 jam, kemudian ukur santan kentalnya. f) Catat hasil pengamatan. g) Buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman-teman Saudara. 3) Bawang Putih a) Ambil 3 siung bawang putih dan kupas kulitnya. b) Ambil satu siung bawang putih dan belah menbjadi 2 bagian. c) Bawang putih kedua diiris dengan ukuran 2 mm. d) Bawang putih ketiga dicincang. e) Amati aroma ketiga kelompok bawang putih tersebut. f) Catat hasil pengamatan. g) Buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman-teman Saudara. 4) Gula Pasir a) Timbang 10 gram gula pasir kasar dan 10 gram gula pasir halus. b) Masing-masing masukkan ke dalam gelas. c) Tambahkan 50 mL air, kemudian aduk sampai gula larut. d) Hitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk masing-masing gula tersebut melarut. e) Catat hasil pengamatan. f) Buat kesimpulan dan diskusikan dengan teman-teman Saudara. Commented [RH33]: maksudnya ketiga 36 b. Pencampuran Pencampuran adalah penyebaran satu partikel ke partikel yang lain dengan tujuan untuk mendapatkan penyebaran partikel-partikel yang merata antara partikel satu dengan lainnya. Proses pencampuran ini umum dijumpai sebagai salah satu unit pengolahan hasil-hasil pertanian. Untuk keberhasilan suatu proses pencampuran ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: 1) Viskositas Semakin tinggi viskositas bahan campuran, makin sulit dilakukan pencampuran sehingga membutuhkan tenaga yang lebih besar 2) Perbedaan berat jenis Partikel-partikel yang mempunyai berat jenis yang tinggi cenderung untuk ke dasar atau ke bawah, sedangkan partikel-partikel yang mempunyai berat jenis yang rendah cenderung ke atas. Jika dalam proses pencampuran bahan-bahan yang digunakan bervariasi berat jenisnya, maka proses pencampuran semakin sulit. Kecenderungan ini dapat dilawan dengan mengangkat bahan-bahan ke tengah-tengah campuran atau dibantu dengan emulsifier 3) Tidak ada sudut yang mati Dalam proses pencampuran diusahakan sudut-sudut yang mati dapat terangkut/terbawa ke sana kemari dalam proses pencampuran sehingga akan terjadi proses pencampuran secara maksimal. Dalam pengolahan hasil pertanian, campuran adalah suatu kombinasi dari beberapa bahan dasar dan bahan tambahan yang menyebar secara acak dan merata. Campuran yang rata dinamakan campuran homogen. Pencampuran dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk yang utuh (berupa campuran) dari beberapa bahan. Commented [RH34]: kurang huruf m 37 Pencampuran dapat digolongkan menjadi 3 macam berdasarkan sifat fisik bahannya yaitu pencampuran kering, basah dan semi basah. Pencampuran bahan pangan kering umumnya terjadi pada bahan pangan yang berbentuk tepung-tepungan (powder) atau granula. Proses pencampuran pada bahan pangan kering bertujuan untuk membuat suatu bentuk yang seragam dari beberapa bahan pangan kering. Pada pencampuran basah dan semi basah, bahan yang dicampur bisa berbentuk cair dengan padat, cair dengan cair, bahkan cair dengan gas. Proses pencampuran banyak dilakukan pada industri pangan, salah satu contoh dalam industri pembuatan roti proses pencampuran terjadi dalam bentuk kering yaitu tepung terigu, gula dan susu bubuk. Pencampuran semi basah yaitu pencampuran antara bahan kering dengan air atau telur dan sebagainya. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan penyebaran dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat berbeda. Derajat pencampuran dapat dicirikan dari waktu yang dibutuhkan; keadaan produk, atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran. Keseragaman pencampuran dapat diukur dari sampel yang diambil selama pencampuran. Jika komponen yang dicampur telah terdistribusi secara acak maka dapat dikatakan proses pencampuran telah berlangsung baik. Kegiatan ini memerlukan berbagai jenis alat pencampur atau mixer untuk menghasilkan campuran yang homogen. Peralatan pencampur atau mixer dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Berdasarkan jenis bahan yang dicampur, yaitu alat pencampur cairan, alat pencampur granula atau tepung, dan alat pencampur pasta. 2) Berdasarkan jenis pengaduk, yaitu double cone mixers, ribbon blender, planetary mixers, dan propeller mixers. 38 1) Alat Pencampur a) Jenis-jenis Alat Pencampur Bahan Kering (1) Ribbon blender Granula dan atau tepung dapat dicampur menggunakan alat ribbon blender dan double cone mixers. Ribbon blender terdiri dari silinder horisontal yang didalamnya dilengkapi dengan ulir yang berputar. Apabila ulir berputar maka bahan-bahan tersebut akan tercampur dan bergerak bolak-balik dari satu sisi ke sisi lainnya. Dengan demikian, bahan-bahan tersebut akan tercampur selama ulir bergerak. Gambar 18. Ribbon blender (Lily, 2012) (2) Double cone mixer Double cone mixer adalah alat yang terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya. Jika kerucut berputar, maka bahan yang ada di dalamnya akan teraduk atau tercampur. Commented [RH35]: sebaiknya tambahkan gambar Commented [RH36]: sebaiknya tambahkan gambar 39 Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu harus diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur produk. Alat ini cocok digunakan untuk mencampur bahan yang ber-bentuk biji-bijian atau granula. (3) Twin-shell blender Twin-shell blender merupakan alat pencampur yang memiliki 2 pintu pemasukan bahan pangan kering (a dan b) yang kemudian menyatu pada suatu bagian atau muara (c). Diantara dua tabung dan muara, terdapat poros rotasi yang dapat memutarkan alat secara vertikal. Ketika proses perputaran terjadi, bahan yang terkumpul di bagian muara (c) akan terbagi kembali menjadi dua bagian di masing-masing tabung (a dan b). Proses pembagian dan pengumpulan bahan yang berulang-ulang akan mengakibatkan proses pencampuran antara dua bahan yang berbeda tersebut. Gambar 19. Double cone mixer (Lily, 2012) Gambar 20. Twin-shell blender Keterangan: a & b : tempat pemasukan bahan kering c : tempat pencampuran 40 (4) Drum miring Proses pencampuran yang terjadi di dalam alat drum miring adalah bergesernya tempat penumpukan bahan sehingga bahan akan teraduk dengan sendirinya. Drum memiliki poros rotasi yang berputar secara vertikal, namun drum tersebut ditempatkan dengan posisi yang tidak simetris terhadap sumbu horisontal atau as (poros rotasi). Pencampuran bahan terjadi ketika bahan tersebut mengalami perpindahan posisi akibat drum yang berputar. Bahan yang berada dibawah akan ikut terbawa keatas oleh perputaran drum, namun kembali jatuh secara perlahan yang mengakibatkan bahan dapat tercampur. Putaran drum yang berulang-ulang menyebabkan bahan-bahan tercampur dengan merata. Gambar 21. Drum miring (Lily, 2012) (5) Mixer Pada alat ini terdapat dua corong pemasukan bahan (a dan b) yang dilengkapi dengan pintu pengatur pemasukan bahan. Alat ini juga dilengkapi dengan piringan yang berputar dibagian tengahnya (c). Dua bahan yang berbeda dimasukkan bersama-sama melalui kedua pintu pemasukan. 41 Bahan-bahan tersebut akan turun dan menyentuh piringan yang berputar tersebut, sehingga bahan-bahan tersebut saling ter-pelanting, pada saat itulah mulai terjadi pencampuran. Proses pencampuran ber-lanjut ketika bahan-bahan turun melewati saluran yang memutar (d). Bahan-bahan menggelinding dan saling bertukar tempat membentuk suatu campuran. Selanjut-nya bahan yang tercampur tersebut keluar melalui corong pengeluaran. Jika campuran yang dihasilkan belum rata, pengadukan/pencampuran dapat diulangi lagi dengan cara memasukkan kembali campuran yang belum rata tersebut melalui corong pemasukan bahan. Pengulangan pencampuran dapat dilakukan beberapa kali sampai diperoleh campuran yang homogen. (6) Sekop Sekop merupakan salah satu contoh alat pencampur bahan pangan kering secara manual. Sekop ini digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan pencampuran bahan pangan kering dengan cara quartering. Bahan pangan kering yang akan dicampur dijadikan satu terlebih dahulu kemudian diratakan lalu dibagi atau dipotong menjadi empat bagian (quarter). Gambar 22. Mixer (Lily, 2012) 42 Bagian pertama diambil dan dibuat tumpukan baru. Kemudian diambil bagian kedua yang letaknya bersilangan dengan bagian pertama dan ditumpukkan di atas tumpukan pertama. Selanjutnya diikuti dengan bagian ketiga dan keempat. Pembagian dan penumpukan dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh campuran yang rata. b) Jenis-jenis Alat Pencampur Bahan Basah dan Semi Basah (1) Tangki dengan Pengaduk (Agitator) Tangki pengaduk biasanya digunakan untuk mencampur bahan yang terlarut, baik cair-cair maupun padat-cair. Bahan cair, yang biasanya berjumlah lebih banyak, dimasukkan terlebih dulu kedalam tangki kemudian pengaduk dijalankan. Setelah bahan cair tadi berputar atau teraduk, baru dimasukkan bahan yang akan dicampurkan. Pengadukan diteruskan sampai semua bahan tercampur rata / larut sempurna. Untuk mencampur cairan, propeller mixers adalah jenis alat yang paling umum digunakan dan paling baik hasilnya. Alat ini terdiri dari tangki silinder yang dilengkapi dengan propeller/ blades beserta motor pemutar. Bentuk pengaduk didesain sedemikian rupa sehingga proses pencampuran dapat berlangsung cepat dan menghasilkan campuran yang rata. Pada jenis alat pencampur ini diusahakan untuk menghindari aliran monoton yang berputar melingkari dinding tangki karena dapat memperlambat proses pencampuran. Untuk itu kadang-kadang letak pengaduk harus diputar sedikit sehingga tidak persis simetri terhadap dinding tangki. Penambahan sekat-sekat (baffles) pada dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan, namun menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya. 43 Pemilihan jenis pengaduk didasarkan pada tingkat kekentalan cairan. Jenis-jenis pengaduk/agitator dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 23. Jenis-jenis alat pengaduk (agitator) (Lily, 2012) Gambar 24. Posisi agitator dalam tangki dan arah aliran cairan (Lily, 2012) 44 (2) Hand Mixer Digunakan untuk mencampur bahan cair dengan bahan padat yang dapat larut atau yang tidak dapat larut. Padatan yang dicampur dapat berbentuk tepung atau butiran-butiran yang halus. Prinsip pencampurannya adalah penghancuran, pendis-persian, dan pengadukan. Mula-mula bahan cair diaduk dengan hand mixer didalam suatu wadah kemudian padatan (tepung) ditambahkan. Pengaduk yang bentuknya pipih akan mnghancurkan gumpalan-gumpalan tepung, kemudian dengan putarannya yang cepat tepung tersebut disebarkan kedalam cairan. Hand Mixer juga dapat digunakan untuk mencampur minyak dengan air, misalnya pada pembuatan mayonaise. (3) Homogenizer Homogenizer biasanya digunakan untuk mencampur bahan cair dengan cair yang tidak saling melarutkan, misalnya minyak dengan air. Homogenizer menghancurkan bagian yang tidak terlarut (minyak) menjadi partikel-partikel yang sangat halus dan kemudian mendispersikannya dengan kecepatan tinggi ke seluruh bagian cairan yang lain (air). Jumlah minyak/lemak biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan air. Misalnya pada pembuatan salad dressing, es krim, homogenisasi susu, dan lain-lain. Gambar 25. Hand Mixer (Lily, 2012) Next >