< Previous29Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1 •Ikuti petunjuk dari profesi pelayan kesehatan (saat makan atau saat perut kosong) Gambar 1.14 : Minum obat saat makan Gambar 1.15 : Minum obat sebelum makan Gambar 1.16 : Minum obat setelah makan •Obat untuk kerja diperlama (long acting) harus ditelan seluruhnya. Tidak boleh dipecah atau dikunyahGambar 1.17 : keja obat long acting •Sediaan cair, gunakan sendok obat atau alat lain yang telah diberi ukuran untuk ketepatan dosis. Jangan gunakan sendok rumah tangga.Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 130 •Jika penderita sulit menelan sediaan obat yang dianjurkan oleh dokter minta pilihan bentuk sediaan lain.b. Petunjuk Pemakaian obat oral untuk bayi/anak balita : •Sediaan cair untuk bayi dan balita harus jelas dosisnya, gunakan sendok takar dalam kemasan obatnya. •Segera berikan minuman yang disukai anak setelah pemberian obat yang terasa tidak enak/pahit.c. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Mata •Ujung alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah digunakan. •Untuk glaukoma atau inflamasi, petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti dengan benar. •Cara penggunaan adalah cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, obat diteteskan pada kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip. •Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit •Cuci tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan Gambar 1.18 : Petunjuk pemkaian obat tetes mata31Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1d. Petunjuk Pemakaian Obat Salep Mata •Ujung tube salep jangan tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata). •Cuci tangan, kepala ditengadahkan, dengan jari telunjuk kelopak mata bagian bawah ditarik ke bawah untuk membuka kantung konjungtiva, tube salep mata ditekan hingga salep masuk dalam kantung konjungtiva dan mata ditutup selama 1-2 menit. Mata digerakkan ke kiri-kanan, atas-bawah. •Setelah digunakan, ujung kemasan salep diusap dengan tissue bersih (jangan dicuci dengan air hangat) dan wadah salep ditutup rapat. •Cuci tangan untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan.e. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung •Hidung dibersihkan dan kepala ditengadahkan bila penggunaan obat dilakukan sambil berdiri dan duduk atau penderita cukup berbaring saja. •Kemudian teteskan obat pada lubang hidung dan biarkan selama beberapa menit agar obat dapat tersebar di dalam hidung Gambar 1.19 a : Petunjuk Pemakaian Obat Tetes HidungDirektorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 132 •Untuk posisi duduk, kepala ditarik dan ditempatkan diantara dua paha Gambar 1.19 b : Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Hidung •Setelah digunakan, alat penetes dibersihkan dengan air panas dan keringkan dengan tissue bersih.f. Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telinga •Ujung alat penetes jangan menyentuh benda apapun termasuk telinga •Cuci tangan sebelum menggunakan obat tetes telinga •Bersihkan bagian luar telinga dengan ”cotton bud” •Jika sediaan berupa suspensi, sediaan harus dikocok terlebih dahulu •Cara penggunaan adalah penderita berbaring miring dengan telinga yang akan ditetesi obat menghadap ke atas. Untuk membuat lubang telinga lurus sehingga mudah ditetesi maka bagi penderita dewasa telinga ditarik ke atas dan ke belakang, sedangkan bagi anak-anak telinga ditarik ke bawah dan ke belakang. Kemudian obat diteteskan dan biarkan selama 5 menit •Bersihkan ujung penetes dengan tissue bersih. 33Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1 Gambar 1.20 : Petunjuk Pemakaian Obat Tetes Telingag. Petunjuk Pemakaian Obat Supositoria •Cuci tangan, suppositoria dikeluarkan dari kemasan, suppositoria dibasahi dengan air. Gambar 1.20 a : Petunjuk pemakaian obat suppositoria (Jangan Ditelan ) •Penderita berbaring dengan posisi miring dan suppositoria dimasukkan ke dalam rektum Gambar 1.20 b : langkah ke 2 pemakaian suppositoriaDirektorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 134 •Masukan supositoria dengan cara bagian ujung supositoria didorong dengan ujung jari sampai melewati otot sfingter rektal; kira-kira ½ - 1 inchi pada bayi dan 1 inchi pada dewasa. •Jika suppositoria terlalu lembek untuk dapat dimasukkan, maka sebelum digunakan sediaan ditempatkan dalam lemari pendingin selama 30 menit kemudian tempatkan pada air mengalir sebelum kemasan dibuka •Setelah penggunaan suppositoria, tangan penderita dicuci bersih.h. Petunjuk Pemakaian Obat Krim /Salep rektal •Bersihkan dan keringkan daerah rektal, kemudian masukkan salep atau krim secara perlahan ke dalam rektal. •Cara lain adalah dengan menggunakan aplikator. Caranya adalah aplikator dihubungkan dengan wadah salep/krim yang sudah dibuka, kemudian Jangan Ditelan dimasukkan ke dalam rektum dan sediaan ditekan sehingga salep/krim keluar. •Buka aplikator dan cuci bersih dengan air hangat dan sabun. Gambar 1.21 : Petunjuk pemakaian obat salep rektal •Setelah penggunaan, tangan penderita dicuci bersihi. Petunjuk Pemakaian Obat Vagina •Cuci tangan sebelum menggunakan obat dan gunakan aplikator sesuai dengan petunjuk penggunaan dari industri penghasil sediaan. •Jika penderita hamil, maka sebelum menggunakan obat sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan profesional perawatan kesehatan. •Penderita berbaring dengan kedua kaki direnggangkan dan dengan menggunakan aplikator obat dimasukkan ke dalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan dan biarkan selama beberapa waktu. 35Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1 Gambar 1.22 : Petunjuk pemakaian obat vagina •Setelah penggunaan, aplikator dan tangan penderita dicuci bersih dengan sabun dan air hangat.C. RangkumanPerkembangan ilmu farmakologi dibagi menjadi dua periode yaitu periode kuno (sebelumtahun 1700) dan periode modern pada abad 18-19. Periode ini ditandai dengan observasi empiric oleh manusia terhadap penggunaan obat. Bukit atau pencatatannya dapat dilihat di Materia Medika yang disusun oleh Dioscorides (Pedanius). Padaperiode modern mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang nasib obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan.Sampai saat ini telah terdapat berbagai cabang ilmu farmakologi yang lebih spesifik yaitu : Farmakognosi, Biofarmasi, Farmakokinetika, Farmakodinamika, Toksikologi, Farmakoterapi, Farmakogenetik / Farmakogenomik, Farmakovigilans (Pharmacovigilance).Bentuk - bentuk sediaan obat saat ini juga telah berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi farmasi sehingga lebih menguntungkan bagi pengguna obat-obatan baik dari segi khasiat dan cara penggunaan. Beberapa bentuk sediaan obat yang beredarantaralain : Kapsul, Tablet, Pil, Krim, Emulsi, Imunoserum, Implan atau pellet, Inhalasi, Injeksi, suppositoria, dan lain-lain. Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 136Rute – rute pemberian obat juga terus berkembang untuk mencapai efek terapeutis yang terbaik. Rute – rute pemberian obat untuk mencapai efek sistemis antara lain : Oral, Oromukosal, Injeksi, Implantasi, Rektal dan Transdermal. Sedangkan rute untuk mendapatkan efek local / setempat adalah : Kulit (percutan), Inhalasi, Mukosa Mata dan telinga, Intra vaginal dan intra nasal.D. TugasDiskusikan dengan kelompok ( setiap kelompok 5 orang ) membuat jurnal yang berkaitan dengan macam – macam bentuk sediaan obat dan membawa contoh – contoh bentuk sediaan obat yang berada di pasaran, lalu diskusikan dengan teman.E. Tes FormatifDalam farmakologi, terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui sebagai dasar untuk memahaminya. Isilah pengertian yang benar untuk istilah dalam farmakologi pada table berikut (Gunakanlah literature dan sumber yang relevan).Istilah dalam farmakologiPengertianIndikasiEfek sampingKontraindikasiPerhatian/ PeringatanInteraksi obatToksisitasDosisDosis maksimumDosis lazimOnsetDurasiWaktu paruh37Direktorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1Istilah dalam farmakologiPengertianIndeks terapiProfilaksisKuratifLokalSistemikF. Kunci Jawaban1. Kata “indikasi” dalam kedokteran memiliki dua definisi yang berbeda: pertanda atau alasan. Dalam definisi yang pertama, orang dengan kondisi tertentu menampilkan indikasi atau tanda-tanda bahwa mereka harus diperlakukan dengan cara tertentu, baik dengan diberi pengobatan atau menjalani terapi tertentu seperti operasi. Gejala juga bisa menjadi indikasi penyakit dan dokter dapat menggunakan gejala sebagai metode untuk mendiagnosis penyakit.2. Efek samping adalah suatu dampak atau pengaruh yang merugikan dan tidak diinginkan, yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan atau intervensi lain seperti pembedahan atau efek yang tidak diinginkan dari pengobatan seperti rambut rontok disebabkan oleh kemoterapi dan kelelahan yang disebabkan oleh terapi radiasi, dll.3. kontraindikasi berarti kontra-indikasi, yaitu melawan sesuatu yang diindikasikan (dianjurkan atau diperlukan). Kontraindikasi adalah situasi di mana aplikasi obat atau terapi tertentu tidak dianjurkan, karena dapat meningkatkan risiko terhadap pasien. Misalnya, ketika seseorang memiliki alergi terhadap penisilin, dia dianggap kontraindikasi untuk pemberian penisilin, karena akan memicu reaksi alergi. Kontraindikasi adalah salah satu dari fakta medis utama yang dipertimbangkan ketika memulai rencana perawatan untuk pasien. Kontraindikasi bisa bersifat absolut atau relatif.4. Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas,berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih ada 6 tanda peringatan di antaranya :P No 1Awas ! Obat KerasBacalah aturan memakainyaDirektorat Pembinaan SMK (2013)Dasar-Dasar Farmakologi 1385. Interaksi obat adalah situasi di mana suatu obat mempengaruhi aktivitas obat lain yang digunakan secara bersamaan, yaitu meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak diinginkan atau direncanakan6. Toksisitas adalah tingkat merusaknya suatu zat jika dipaparkan terhadap organisme. Toksisitas dapat mengacu pada dampak terhadap seluruh organisme, seperti hewan, bakteri, atau tumbuhan, dan efek terhadap substruktur organisme, seperti sel (sitotoksisitas) atau organ tubuh seperti hati (hepatotoksisitas).7. Dosis adalah takaran obat yang menimbulkan efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman bila dikonsumsi oleh pasien.8. Dosis maksimum adalah takaran dosis tertinggi yang masih boleh diberikan kepada pasien dan tidak menimbulkan keracunan.9. Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum pengobatan yang biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya tidak mengikat, selagi ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis minimum obat.10. Onset adalah waktu dari saat obat diberikan hingga mencapai kadar yang optimal dalam plasma dalam tubuh dan menghasilkan efek terapi. Onset sangat tergantung pada rute pemberian dan farmakokinetik obat11. Durasi, Durasi kerja adalah lama obat menghasilkan suatu efek terapi12. Waktu paruh adalah rentang waktu dimana kadar obat dalam plasma pada fase eliminasi menurun sampai setengahnya..13. Indeks terapi yaitu perbandingan antara ED50 dan LD50 yaitu dosis yang menghasilkan efek pada 50% dari jumlah binatang dan dosis yang mematikan 50% dari jumlah binatang, Indeks terapi merupakan ukuran keamanan untuk menentukan dosis obat14. profilaksis adalah pencegahan atau perlindungan sebelum terjadinya suatu penyakit15. Kuratif (curative) : Usaha atau daya menyembuhkan suatu penyakit atau suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.16. Sistemik adalah penyakit atau gejala yang mempengaruhi tubuh secara umum.Next >