< Previous 188 Penilaian Laporan Observasi: No Aspek Skor 4 3 2 1 1 Sistematika Laporan Sistematika laporan mengandung tujuan, masalah, hipotesis, prosedur, hasil pengamatan dan kesimpulan. Sistematika laporan mengandung tujuan, , masalah, hipotesis prosedur, hasil pengamatan dan kesimpulan Sistematika laporan mengandung tujuan, masalah, prosedur hasil pengamatan Dan kesimpulan Sistematika laporam hanya mengandung tujuan, hasil pengamatan dan kesimpulan 2 Data Pengamatan Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, grafik dan gambar yang disertai dengan bagian-bagian dari gambar yang lengkap Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, gambar yang disertai dengan beberapa bagian-bagian dari gambar Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk table, gambar yang disertai dengan bagian yang tidak lengkap Data pengamatan ditampilkan dalam bentuk gambar yang tidak disertai dengan bagian-bagian dari gambar 3 Analisis dan kesimpulan Analisis dan kesimpulan tepat dan relevan dengan data-data hasil pengamatan Analisis dan kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan Analisis dan kesimpulan dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan tetapi tidak relevan Analisis dan kesimpulan tidak dikembangkan berdasarkan data-data hasil pengamatan 4 Kerapihan Laporan Laporan ditulis sangat rapih, mudah dibaca dan disertai dengan data kelompok Laporan ditulis rapih, mudah dibaca dan tidak disertai dengan data kelompok Laporan ditulis rapih, susah dibaca dan tidak disertai dengan data kelompok Laporan ditulis tidak rapih, sukar dibaca dan disertai dengan data kelompok 189 Kegiatan Pembelajaran 3. Menganalisis pencegahan dan pemadaman kebakaran dengan berbagai tipe kebakaran A. Deskripsi Kegiatan pembelajaran ini berisi tentang konsep, prinsip, prosedur dan metakognitif tentang cara memadamkan kebakaran dengan berbagai tipe kebakaran. B. Kegiatan Pembelajaran 1. Tujuan Pembelajaran a. Siswa memahami proses terjadinya kebakaran. b. Siswa mampu melaksanakan prosedur pencegahan kebakaran di kapal. c. Siswa mengetahui jenis-jenis alat pemadam kebakaran. d. Siswa mampu memadamkan kebakaran skala kecil. 2. Uraian Materi a. Latar Belakang Api yang kecil karena karena tidak terkendalikan akan menjadi besar dan melalap apa saja yang ada disekitarnya yang disebut sebagai kebakaran. Untuk kepentingan atau kegiatan tertentu api yang kecil sengaja diperbesar namun tetap di bawah kendali seperti pada kegiatan pembakaran biji besi, pembakaran genteng/batu bara dan lain sebagainya. Jadi kebakaran itu adalah nyala api yang tidak dapat dikendalikan yang akan membahayakan keselamatan jiwa dan harta benda. 190 Bisa dicoba dicari tentang materi seperti yang ada di bawah ini. Tabel 8. Pembagian Tugas Kelompok: Pemadaman Kebakaran NAMA KELOMPOK MATERI KELOMPOK 1 Tentang teori segitiga api dan tetrahedron KELOMPOK 2 Tentang jenis APAR KELOMPOK 3 Tentang klasifikasi kebakaran KELOMPOK 4 Tentang pakaian dan peralatan personal pemadam kebakaran KELOMPOK 5 Tentang jenis sistem pemercik api ruangan KELOMPOK 6 Tentang prosedur memadamkan api dengan APAR Sudahkah tiap-tiap kelompok mencari materi seperti tabel di atas? Kalau sudah mari kita lanjutkan kegiatan bertanya, yaitu kegiatan untuk mencari tahu tentang fakta dan menganalisis mengapa harus dilakukan seperti itu!. Kegiatan mengamati . 1. Buatlah teman-teman sekelas menjadi beberapa kelompok! 2. Tiap-tiap kelompok mencari informasi seperti yang tercantum pada tabel di bawah ini! (Dari internet, wawancara dengan pihak industri, dari bahan ajar lain) 191 Setelah masing-masing kelompok mencari data dan mendiskusikan tentang informasi yang didapat, maka sekarang bandingkanlah dengan data yang ada di buku ini! Kegiatan mengumpulkan data/informasi. Kumpulkanlah data dan hasil dari diskusi kelompok anda dengan membandingkan dari data di buku ini! Kegiatan menanya. Diskusikanlah informasi yang didapat dengan teman sekolompok anda! Ingat…kegiatan diskusi dibiasakan diawali dengan doa, harus tertib, semua siswa aktif, tanggungjawab dan kerjasama 192 1) Nyala Api Selama ini, api pada umumnya selalu identik dengan nyala api, sesungguhnya ini adalah salah satu dari bentuk api. Nyala api sesungguhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan oleh gas hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan lainnya atau liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga, kuning, atau putih, tergantung dari temperaturnya. a) Titik nyala merupakan suhu terendah dimana suatu zat / bahan cukup mengeluarkan uap dan menyala, bila ditemui sumber panas yang cukup. b) Suhu penyalaan sendiri merupakan suhu temperatur dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa adanya sumber panas dari luar. c) Pengembangan api merupakan suatu penyalaan serentak dalam ruangan ketika uap bahan bakar mencapai titik penyalaannya dimana oksigen mencukupi dan temperatur / panas tinggi. d) Penyalaan hebat setelah api mengecil merupakan suatu ledakan yang terjadi ketika oksigen tiba-tiba masuk pada api yang sudah mengecil dalam ruangan tertutup yang sangat panas. 2) Bara Api Bara api memiliki ciri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan tetapi adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara. 193 Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan temperaturnya. b. Teori Segitiga Api Dari bahasan sebelumnya kita telah tahu bahwa api adalah suatu reaksi oksidasi, jadi harus ada oksidator / pengoksidasi dan reduktor / pereduksi atau bahan yang dioksidasi. Dari sini kita telah mendapatkan dua komponen peristiwa atau reaksi pembakaran, yaitu oksidator yaitu oksigen dan reduktor di sini adalah bahan bakar. Lalu selain itu apa lagi ? Dalam kehidupan sehari-hari kita mengetahui bahwa suatu benda yang dapat terbakar (bahan bakar) dalam kondisi normal tidaklah terbakar, baru apabila kita panaskan untuk beerapa lama dia akan dapat terbakar. Ini juga berarti kita telah mendapatkan satu lagi komponen pembakaran atau api, dari apa yang sudah umum kita ketahui. Dalam ilmu kebakaran ketiga komponen tersebut dikenal dengan segitiga api, yaitu sebuah bangun dua dimensi berbentuk segitiga sama sisi. Dimana masing-masing sisi mewakili satu komponen pembakaran atau api, yaitu: Oksigen, Panas dan Bahan bakar. SUMBER OKSIGEN SUMBER PANAS Sekitar 16% Diperlukan. Udara normal mengandung 21% oksigen, beberapa bahan bakar mengandung oksigen yang cukup dalam riasan mereka untuk mendukung pembakaran. Untuk mencapai suhu penyalaan. Api terbuka - matahari permukaan yang panas percikan dan busur gesekan - tindakan kimia tenaga listrik kompresi gas. 194 KEADAAN FISIK BENDA GAS BENDA CAIR BENDA PADAT gas alam propana butana hidrogen asetilen karbon monoksida lain-lain. bensin minyak tanah parafin terpenten alkohol cod liver oil cat pernis pernis minyak zaitun lain-lain. batu bara kayu kertas kain lilin lemak kulit plastik gula gandum jerami gabus lain-lain. Gambar 93. Segitiga api Lalu mengapa segitiga sama sisi? Jawabannya adalah bahwa suatu peristiwa/reaksi pembakaran akan dapat terjadi apabila ketiga komponen tersebut berada dalam keadaan keseimbangannya. Keseimbangan dimaksud di sini bukanlah sama dalam jumlah atau banyaknya, akan tetapi suatu bahan akan dapat terbakar apabila kondisi di mana terjadi/akan terjadinya pembakaran memiliki perbandingan tertentu antara bahan yang dimaksud dan oksigen harus tersedia. Selain itu kondisi temperatur bahan dan atau lingkungan reaksi memiliki temperatur (yang menggambarkan tingkat kepanasan suatu benda) tertentu juga. 195 1) Oksigen Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas yang tidak dapat terbakar (non-flameable gas) dan juga merupakan satu kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan laut, atmosfir kita memiliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%. Sedang untuk terjadinya pembakaran atau api membutuhkan oksigen minimal 16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung proses pembakaran. 2) Panas Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda/bahan bakar sampai ke titik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan. a) Sumber-sumber Panas Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat disebutkan disini adalah: Arus listrik: Panas akibat arus listrik dapat terjadi akibat adanya hambatan terhadap aliran arus, kelebihan beban muatan, hubungan pendek, dan lain-lain. Kerja mekanik: Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua benda atau gas yang diberi tekanan tinggi. Reaksi kimia: Pada reaksi kimia, hubungan dengan panas, terdapat dua macam reaksi yaitu reaksi endotermis dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi yang membutuhkan panas untuk dapat berjalan, sedang rekasi eksotermis adalah kebalikannya yaitu menghasilkan panas dan reaksi inilah yang 196 merupakan sumber panas. Reaksi kimia disini tidak hanya terbatas pada reaksi perubahan atau pembentukan senyawa baru, akan tetapi dapat juga dalam bentuk proses pencampuran dan atau pelarutan. Reaksi nuklir: Reaksi nuklir yang menghasilkan panas dapat berupa fusi atau fisi. Radiasi matahari: Sinar matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat menyebabkan kebakaran apabila intensitasnya cukup besar, atau diterfokuskan oleh suatu alat optik. b) Cara Perpindahan Panas Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini harus mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan kebakaran lain. Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi. Dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga yang disinyulutkan langsung. Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas berpindah di dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk. Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau bahan yang dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas berpindah dengan 197 berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan pembawa panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya. Radiasi adalah perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan penghantar seperti pada dua perpindahan panas sebelumnya. Pada radiasi panas berpindah secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas matahari dapat sampai ke bumi. c) Bahan Bakar Sisi yang lain (ketiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum disebut sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya dengan ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau material yang dapat terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita perhatikan, maka akan kita dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena itu adalah sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman bahaya kebakaran. Next >