< Previous110 Hormon yang secara klinis sebagai hormon hipofisa posterior disintesis oleh hipothalamus. Hormon tersebut disimpan dan disekresikan oleh hipofisa posterior ke dalam pembuluh darah. Hormon – hormon hopofisa posterior adalah : a. Oksitosin Oksitosin adalah hormon golongan peptida dengan 9 asam amino. Oksitosin bekerja pada stimulasi kontraksi uterus pada saat kelahiran dan stimulasi pelepasan susu ketika foetus mulai menyusui. b. Vasopresin (Antidiuretic hormon:ADH) c. Hormon ini tidak berperan dalam proses reproduksi namun bekerja untuk stimulasi retensi air atau peningkatan tekanan darah melalui kontraksi arteriole. d. Hormon yang dihasilkan oleh gonad (ovarium dan testis) a) Hormon yang dihasilkan oleh ovarium Pada beberapa tahun lalu, telah dilakukan penelitian bahwa ovarium mensekresikan hormon steroid yakni estradiol 17β dan pregesteron. Estradiol 17β pertama kali diekstraksi dari cairan folikel babi. Selain itu ovarium juga mensintesis substansi non-steroid dengan aksi hormonal seperti pengaruh fungsi sel – sel lain. Struktur kimia beberapa hormon tersebut telah diketahui seperti prostaglandin, relaksin dan oksitoksin. Kehadiran subtansi tersebut diketahui dari aktivitas biologisnya seperti pada peran inhibin. Sebagian hormon – hormon ovarium disekresikan kedalam pembuluh darah melalui vena ovarium atau sistem limfatik, sedangkan yang lain terutama beraksi secara lokal ke dalam ovarium 2) Hormon Estrogen Hormon estrogen merupakan salah satu hormon steroid kelamin, karena mempunyai struktur kimia berintikan steroid yang secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem 111 produksi hewan betina. Hewan jantan juga memproduksi estrogen tetapi dalam jumlah jauh lebih sedikit, fungsi utamanya berhubungan erat dengan fungsi alat kelamin primer dan sekunder hewan betina. Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan kuantitas cairan cervix dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma. Fungsi lain dari hormon Estrogen, adalah : - Mempertahankan fungsi otak - Kontraksi uterus pada saat persalinan - Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood. - Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah) - Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh betina yang feminin - Produksi sel pigmen kulit.Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap lentur,menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu menahan air. 3) Hormon Progesterone Progesteron disekresikan oleh sel–sel luteal korpus luteum. Hormon ini juga disekresikan oleh plasenta dan glandula adrenal. Progesteron ditrasportasikan kedalam darah melalui ikatan pada globulin seperti 112 androgen dan estrogen. Regulasi sekresi progesteron terutama distimulasi oleh LH pada hewan domestik. Progesteron berfungsi menjaga kebuntingan dengan cara mempersiapkan uterus untuk implantasi melalui peningkatan glandula sekretori didalam endometrium dan menghambat motilitas miometrium. Progesteron beraksi secara sinergik dengan estrogen untuk menginduksi tingkah laku estrus pada domba dan sapi. Agar progesteron mempunyai efek terhadap suatu jaringan maka jaringan tersebut pertama kali harus dipengaruhi dan diekspos terhadap estrogen. Bersama–sama dengan estrogen, progesteron menginduksi perkembangan sistem lobulo–alveolar mammae, dan hipertrofi endometrium uterus. Level tinggi progesteron akan menghambat estrus dan LH surge ovulatori. Oleh karena itu, hormon progesteron penting dalam regulasi siklus estrus. Pemberian progesteran dapat mencegah terjadinya abortus pada saat kebuntingan karena progesteron yang cukup dalam tubuh. Hal ini disebabkan hormon progesteron akan menjaga kebuntingan. Preparat progesteron juga dapat digunakan dalam penyentakan birahi pada sekelompok hewan. Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi betina, yaitu: - Mengatur siklus haid - Mengembangkan jaringan payudara - Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan 4) Hormon Relaxin Relaxin adalah hormon protein yang mempunyai berat molekul sekitar 10.000. Relaxin terutama disentesa dan dilepaskan ke dalam peredaran darah oleh sel-sel korpus luteum, placenta dan uterus. Placenta dan uterus diduga mensintesa relaxin selama hewan betina 113 bunting. Hormon relaxin menyebabkan relaxasi simfisis pelvis. Relaxasi ini lebih nyata jika sebelumnya hewan telah dijenuhkan dengan estrogen dan progesteron. 5) Prostaglandin (PGF2α) Hormon progresteron merangsang munculnya hormon prostaglandin. Hormon prostaglandin adalah hormon pencetus kontraksi.Dampaknya, berkurangnya kadar hormon ini dalam tubuh betina dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu. Prostaglandin pertama kali diketemukan dari cairan semen manusia pada sekitar tahun 1930 oleh Ulf von Euler dari Swedia. Oleh karena diduga berasal dari kelenjar prostat, sang penemu memberinya nama prostaglandin. Prostaglandin, seperti hormon, berfungsi layaknya senyawa sinyal tetapi hanya bekerja di dalam sel tempat mereka tersintesis. Rumus bangun prostaglandin adalah asam alkanoat tak jenuh yang terdiri dari 20 atom karbon yang membentuk 5 cincin. Prostaglandin tersintesis dari asam lemak dan asam arakidonat. Prostaglandin dihasilkan oleh membran pada janin. Prostaglandin berfungsi untuk meningkatkan intensitas kontraksi uterus. a) Hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon Androgen Androgen yang terdapat dalam tubuh ada 4 macam, yaitu testosteron, aetiocholoanolon, androsteron dan dehydro-epi-androsteron. Androgen telah ditemukan dari testes, ovarium, adrenal cortex dan kemungkinan besar juga dariplacenta. Sedangkan sumber produksi terbesar adalah testes. Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Testis merupakan sumber utama yang memproduksi hormon 114 testosteron pada ternak jantan, sedangkan pada ternak betina testosteron juga dihasilkan tetapi dalam jumlah yang sedikit oleh folikel pada ovarium betina. Baik bagi jantan atau betina, Testosteron memiliki peranan penting pada kesehatan. Fungsinya adalah meningkatkan libido,fungsi imun,energidan perlindungan dari osteoporosis.Namun pengaruh testosteron lebih besar bagi hewan jantan. Bagi hewan jantan,testosteron merupakan hormon seks yang punya peran penting dalam fungsi seksual,produksi sperma,pembentukan otot. Rendahnya kadar hormon ini menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis,gangguan mortalitas.Riset membuktikan bahwa hormon testosteron dalam jumlah yang normal sangat penting untuk mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskular/peredaran darah pada hewan carnivora. b) Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja hormon pada target organ adalah : Kecepatan sintesis dan sekresi hormon Sistem transpor hormon dalam plasma Kecepatan degradasi hormon Kecepatan perubahan hormon (inaktif è aktif) Perbedaan letak reseptor spesifik c) Mekanisme kerja hormon dalam mengatur fungsi reproduksi Secara umum hormon reproduksi dihasilkan oleh tiga bagian utama yakni Hipotalamus, Hipofisa, dan Gonadotropin. Ketiga bagian inilah yang memegang peranan penting dalam mensintesis ataupun mensekresikan hormon reproduksi. 115 Hipotalamus. Kelenjar ini menghasilkan hormon Gn-RH (Gonadotropin Releasing Hormone), dimana Gn-RH berfungsi untuk merangsang atau menstimulasi hipofisa anterior untuk mensintesis hormon gonadotropin yakni FSH dan LH, ICSH pada jantan. Hipofisa. Setelah hipotalamus menstimulasi hipofisa anterior, maka hipofisa anterior akan mensintesis dan melepaskan hormon-hormon gonadotropin yakni FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) pada betina dan ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) pada jantan. Gonadotropin. Hormon gonadotropin (FSH, LH, dan ICSH) berperan dalam merangsang perkembangan pada organ reproduksi baik jantan maupun betina. FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel di dalam ovarium dalam menghasilkan hormon estrogen tepatnya pada folikel yang terdapat di dalamnya, sedangkan LH akan menstimulasi ovarium dalam menghasilkan hormon progesteron tepatnya pada corpus luteum.Pada jantan, FSH akan menstimulasi testis dalam menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma serta proses spermatogenesis tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Sedangkan LH akan menstimulasi testis dalam mensintesis hormon testosteron yang tepatnya berlangsung di dalam sel leydig atau sel interstitial. Mekanisme kerja hormon reproduksi pada ternak betina Telah diketahui bahwa hipotalamus merupakan kelenjar sumber hormon reproduksi. Dimana hipotalamus dalam kerjanya menghasilkan hormon Gn-RH yang kemudian Gn-RH akan menstimulasi hipofisa anterior dalam mengatur 116 pelepasan hormon FSH dan hormon LH. Hormon FSH akan menstimulasi pertumbuhan folikel dalam ovarium dan menghasilkan hormon estrogen, sedangkan hormon LH akan menstimulasi corpus luteum dalam ovarium untuk menghasilkan hormon progesteron. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar estrogen yang dihasilkan oleh folikel akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam menghambat folikel dalam menghasilkan hormon estrogen melalui feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior). Mekanisme kerja hormon reproduksi pada ternak jantan Tidak jauh beda dengan penjelasan diatas, hal yang membedakan adalah pada hewan jantan yang berperan sebagai alat reproduksi primer adalah testis. Di dalam testis terdiri dari tubulus seminiferus dan sel leydig. Tubulus seminiferus akan menghasilkan dan mengatur perkembangan sperma dalam proses spermatogenesis, sedangkan sel leydig berperan dalam mensintesis hormon testosteron. Proses spermatogenesis yang terjadi di dalam tubulus seminiferus distimulasi oleh FSH sedangkan pelepasan hormon testosteron oleh sel leydig distimulasi oleh ICSH. Apabila terlampau banyak FSH yang dilepaskan oleh HA (hipofisa anterior) maka kadar spermatozoa yang dihasilkan oleh tubulus seminiferus akan semakin meningkat, disinilah peranan enzim inhibin dalam menghambat tubulus seminiferus dalam menghasilkan spermatozoa melalui feedback negatif terhadap HA (hipofisa anterior). 117 Kegiatan-2 Menanya Berdasarkan hasil mengamati (membaca lembar informasi) yang telah anda lakukan, dan untuk meningkatkan pemahaman anda tentang Mengidentifikasi hormon reproduksi dan kelenjar yang memproduksinya, lakukan diskusi kelompok dan jawablah pertanyaan – pertanyaan berikut ini: Coba diskusikan dengan kelompok anda 1. Mengapa hormon reproduksi perlu bagi kehidupan ternak dan manusia? 2. Apa yang Anda ketahui tentang kelenjar endokrin? 3. Dimana hormon-hormon reproduksi diproduksi ? 4. Jelaskan macam-macam hormon dan peranannya ! 5. Jelaskan macam-macam hormon reproduksi dan peranannya dalam proses reproduksi ! Jika dalam pelaksanaan diskusi kelompok atau selama mempelajari materi ini ada permasalahan atau ada materi yang belum Anda pahami, silahkan anda ungkapkan dalam bentuk pertanyaan secara lisan dan tuangkan dalam bentuk pertanyaan tertulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pertanyaan dibuat per individu sesuai dengan permasalahan atau materi yang belum dipahami. Pertanyaan dituangkan dalam format berikut ini”. 118 FORMAT PERTANYAAN PESERTA DIDIK NAMA KELOMPOK TOPIK : SUB TOPIK : NO PERTANYAAN 119 Kegiatan-3 Mengolah Informasi/Eksperimen/mencoba (Pilihlah salah satu kedua kegiatan dibawah ini, disesuaikan dengan kondisi sekolah) 1. Tugas proyek Buatlah kelompok dalam kelasmu, kemudian buatlah poster tentang jenis-jenis kelenjar endokrin, jenis-jenis hormon reproduksi yang dihasilkan serta jenis organ/jaringan/sel yang menjadi target !, dan apa fungsi/peranannya ? 2. Melakukan percobaan untuk membuktikan keikutsertaan hormon dalam proses-proses reproduksi Lakukan percobaan sederhana untuk membuktikan bahwa hormon ikut berperan aktif dalam proses reproduksi, bagaimana untuk membuktikannya ? Lakukan langkah-langkah berikut ini! a. Siapkan bahan-bahan yang digunakan seperti : 1) Preparat hormon PGF2α 2) Ternak sapi betina yang sedang tidak berahi 3) Jarum suntik b. Cara kerja 1) Lakukan penyuntikan hormon PGF2α secara intramuskular dengan dosis 2 ml/ekor dengan target organ CL 2) Penyuntikan hormon PGF2α ini dilakukan dua kali penyuntikan dengan selang waktu 11 hari 3) penyuntikan hormon yang pertama (1) diharapkan dapat melisiskan Corpus Luteum, dan pada pada penyuntikan kedua (2) diharapkan akan terjadi perkembangan folikuler baru yang dapat menimbulkan gejala birahi, dan terjadi ovulasi pada induk sapi. Satu Next >